Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Dosen Pembimbing: Neli Karlinah, SST, M.Keb

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Aminah Hidayanti 21101029 6. Sri Wahyuni 21101028


2. Febby Adha Firdausia 21101036 7. Syafrilawati 21101030
3. Salsabilla 21101060 8. Umira Revariana 21101063
4. Anisa Khoiriah 21101065
5. Hasnisar Anugra 21101027

PROGRAM STUDI S1 KBIDANAN


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN PELAJARAN: 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesayaikan dengan berjudul Tantangan Komunikasi Dalam Memecahkan Isu Dan
Berita.

Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 2 Jurusan
SarjanaTerapan Kebidanan dari Ibu Neli Karlinah, SST, M.Keb. Selain itu, penyusunan
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang pentingnya
komunikasi dan tantangan dalam memecahkan isu dan berita

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Neli Karlinah, SST, M.Keb.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik
yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini

Pekanbaru, 3 juni 2022

Tim
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….……….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 konsep Dasar Terapi Komplementer………………………………………3

2.2 Dasar Hukum Terapi Komplementar………………………………….…..4

2.3 Kelebihan dan kekurangan kebidanan komplementer……………….……5

2.4 Rasional penerapan terapi kebidanan komplementer……….…………….5

2.5 Kendala Terapi Komplementer……………………………………………5

2.6 Mengenal Terapi Komplenter, Pengobatan Tambahan untuk Bantu Menyembuhkan


Penyakit……………………………………………………………………………6-8

2.7 Risiko efek samping dari terapi komplementer……………………………9

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN……………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….….11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma pelayanan kebidaan saat ini telah mengalami pergeseran Selama satu decade
ini, asuhan kebidanan dilaksanakan dengan mengkombinasikan pelayanan kebidanan
konvesional dan komplomenter, serta telah menjadi bagian penting dari praktik kebidanan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari system pelayanan Kesehatan yang di
berikan oleh bidan yang telah terdaftar, dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas bayi baru lahir, bayi dan anak, serta Wanita
usia reproduksi dan usia lanjut. (Kepmenkes RI No.369/MENKES/III/2007) walaupun di
indonesia belum ada undang-undang yang mengantur khusus tentang pelaksanaan pelayanan
kebidanan komplementer, namun peyelenggaraan pengobatan komplementer secara umum
telah diatur dalam keputusan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
pengobatan komplementer-alternatif.

Pelayanan kebidanan komplementer menggambarkan bentuk pelayanan kebidanan yang


terpisah dan berbeda dari pelayanan kebidanan konvesional, namun diterapkan sebagai
Langkah dalam mendukung keadaan normal klien atau sebagai pilihan alternatif dalam
mengatasi penyulit ataupun komplikasi. Bagi banyak bidan dan Wanita, pelayanan kebidanan
komplementer adalah pilihan unruk mengurangi intervensi medis saat hamil dan melahirkan,
dan berdasarkan pengalaman hal tersebut.

Cukup membantu. Namun, Sebagian terapi besar ini tidak dianggap bermakna dalam
pengobatan konvesional. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan dalam hal bukti klinis dan
informasi yang di terbitkan sehubungan dengan efektivitas pelayanan kebidanan
komplementer pada kehamilan, persalinan dan nifas. Meskipun demikian, seperti yang telah
disebutkan dalam paragraph pertama bahwa telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah
dan berbagai informasi mengenai terapi komplementer dalam kebidanan selama satu decade
terakhir.
Dari sekian jenis pelayan terapi komlementer yang tercantum dalam keputusn Menteri
Kesehatan No.1109/Menkes/Per/IX/2007, beberapa diantaranya yang saat ini sudah
diterapkan oleh bidan-bidan dan Wanita di Indonesia, yaitu: hipnotrapi, peyembuhan spiritual
dan doa, yoga, akupresur, pijat urut, aromaterapi, healingdan jamu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa konsep dasar terapi komplementer


2. Bagaimana aspek legal terapi komplementer

1.3 Tujuan

1. Untuk mengentahui konsep dasar komplementer


2. Untuk mengentahui aspek legal terapi komplementer
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 konsep Dasar Terapi Komplementer

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi merupakan usaha untuk
memulihkan Kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
Komlementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnkan. Menurut WHO (World
Health organization), pengobatan komplementer adaalah pengobatan komplementer di
Negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jaamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dari turun temurun pada suatu negara. Terapi komplementer adalah cara
penanggulan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada
pengobatan medis konvesional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis
yang konvesional.

Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer


tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM (Complementary Alternative
Medicine) adalah pengobatan non-konvesional yang ditunjukkan untuk meningkatkan derajat
kesehataan masyarakat, meliputi upaya, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang diperoleh
melalui Pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Artiny pengobatan yang tidak dilakukan oleh
paramedis/docter pada umumnya, tetapi oleh para ahli atau praktisi yang menguasai
keahlinya tersebut melalui Pendidikan yang lain atau non-medis.

Obat-obat komplementer yang dipergunakan adalah obat yang bersifat natural yaitu
mengambil bahan dari bahan alam. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah obat yang
bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam
pengobatan komplementer sebelumnya harus dikaji dan diteliti keefektivitasannya dan
keamananya. Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari system tubuh,
terutama system kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya
sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri sendiri, asalkan kita mau mendengarkan dan memberikan
respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.

2.2 Dasar Hukum Terapi Komplementar

Dasar hukum pelayaanan pengobatan komplementer-alternatif antara lain:

Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

1. Pasal I butir 16 pelayanan Kesehatan tradisonal adalah pengobatan atau


perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
2. Pasal 48 pelayanan Kesehatan tradisonal
3. Bab VI bag III pasal 59 s/d 61 tentang pelayanan Kesehatan tradisonal
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No:1076/Menkes /SK/2003 tentang
pengobtan tradisoanl.
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No: 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif difasilitas pelayanan
Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang
standar pelayanan hiperbarik.
7. Keputusan direktur jenderal bina pelayanan medik, No. HK.03.05/I/199/2010
tentang pedoman kriteria penetapan metode pengobatan komplementer-
alternatif yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan Kesehatan.

Jenis-jenis terapi komplementer sesuai PERMENKES No: 1109/Menkes/Per/IX/2007

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi:


Hipnoterapi mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. System pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur, akupresur,
naturopi, homeopati, aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi unutk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro
nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnose dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik,
EECP.

2.3 Kelebihan dan kekurangan kebidanan komplementer

a. Kelebihan
Pelayanan kebidanan komplementer adalah pilihan untuk mengurangi intervensi
medis saat hamil dan melahirkan.
b. Kekurangan
Sebagian besar terapi komplementer tidak dianggap bermakna dalam pengobatan
konvensional. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan dalam hal bukti klinis dan
informasi yang diterbitkan sehubungan dengan efektivitas pelayanan kebidanan
komplementer pada kehamilan, persalinan dan nifas.

2.4 Rasional penerapan terapi kebidanan komplementer

Bentuk tindakan intervensi kebidanan yang digunakan dalam system pelayanan


kebidanan konvensional yang telah disepakati oleh kelompok keilmuwan tertentu dan
dijadikan pokok dalam penanganan pasien yang didukung oleh penggunaan standar dalam
tindakan kebidanan yang didasarkan pada hasil kajian sistematik dan evidance base tertentu.
Bidan pada dasarnya adalah profesi yang memberikan pelayanan secara holistik, sehingga
pengggunanaan therapy komplementer dan alternatif merupakan salah satu cara untuk
membantu pasien secara fisik, mental, sosial dan emosional. Terapi Komplementer
merupakan metode penyembuhan yang mempunyai cara berbeda dari pengobatan
konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi
komplementer mirip dengan tindakan perawatan seperti teknik sentuhan, massage, dan
manajemen stres.

2.5 Kendala Terapi Komplementer

1. Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan


2. Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan bimbingan
3. Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pelayanankesehatan komplementer
4. Belum memadainya regulasi yang mendukung pelayanan Kesehatan komplementer
5. Terapi komplementer belum menjadi program prioritas dalam penyelenggaraan
pembangunan Kesehatan.

2.6 Mengenal Terapi Komplenter, Pengobatan Tambahan untuk Bantu


Menyembuhkan Penyakit

Pengobatan ini meliputi pengobatan teknik alternatif dan penggunaan obat-obatan herbal.
Berdasarkan situs John Hopkins Medicine, pembagian jenis terapi komplementer meliputi:

1. Pengobatan alternatif tradisional


Bidang pengobatan ini telah dipraktikkan selama ratusan tahun yang lalu di
berbagai penjuru dunia. Jenis pengobatan alternatif tradisional ini, antara lain:
 Akupuntur adalah pengobatan tradisional Tiongkok yang menggunakan
penyisipan jarum tipis ke kulit pada titik-titik tertentu di tubuh.
Pengobatan ini paling sering digunakan untuk mengurangi nyeri karena
menstimulasi penghilang rasa sakit alami yang ada pada tubuh.
Contohnya, nyeri akibat kemoterapi, sakit kepala, nyeri punggung dan
leher, serta nyeri saat menstruasi. Praktisi akan memanaskan ujung jarum
atau mengaliri aliran listrik lingan ke jarum dan memasukkan jarum
akupuntur ke dalam titik-titik tubuh melalui kulit. Prosesnya bisa saja tidak
sakit, tapi juga bisa menimbulkan sensasi nyeri ringan ketika jarum
menusuk ke kulit lebih dalam. Setelah itu, praktisi akan membiarkan jarum
yang menusuk kulit pasien selama 10 hingga 20 menit dan kemudian
mencabutnya.
 Ayurveda adalah konsep pengobatan alami dari India yang dicapai dengan
menjaga keseimbangan tubuh, pikiran, dan lingkungan. Tujuan dari terapi
komplementer ini adalah membantu seseorang mengurangi gejala dan rasa
cemas, meningkatkan keharmonisan dalam hidup, serta meningkatkan
ketahanan seseorang terhadap penyakit. Dalam pengobatan ini, herbal,
rempah, dan ekstrak minyak digunakan secara esktensif.
 Homeopati adalah pengobatan yang pertama kali muncul akhir tahun
1700-an di Jerman, yang konsepnya adalah meningkatkan pemulihan
tubuh secara alami terhadap penyakit. Perawatan homeopati bertujuan
untuk menjaga kesehatan dan membantu pengobatan penyakit jangka
panjang, seperti alergi, eksim, dan rematik. Bisa juga untuk mengatasi
cedera ringan, seperti keseleo atau otot-otot tubuh yang menegang.
Pengobatan komplementer ini tidak cocok sebagai perawatan pendamping
untuk kondisi yang darurat seperti penyakit jantung, kanker, atau infeksi
yang parah.
 Naturopati Menurut American Association of Naturopathic Physicians
(AANP), naturopati adalah sistem perawatan kesehatan yang meliputi
praktik diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit. Konsep pengobatan
ini berkembang di abad ke-19 di Eropa. Teknik pengobatannya
menggunakan metode modern dan tradisional, yang bisa mencakup
perubahan gaya hidup, pengurangan stres, psikoterapi dan konseling,
penggunaan obat herbal dan suplemen, termasuk homeopati.

2. Pengobatan berbasis sentuhan dan teknik tubuh


Selain mengandalkan tumbuhan herbal, sejak lama orang-orang menggunakan
sentuhan (pijatan) dan teknik tubuh sebagai pengobatan. Dasar dari pengobatan ini
adalah gagasan bahwa penyakit atau cecera yang terjadi di satu area tubuh dapat
memengaruhi bagian tubuh lain. Dengan kata lain, meningkatkan kesehatan
bagian tubuh tertentu juga bisa membantu penyembuhan area tubuh yang
bermasalah. Selain pijatan dan gerakan tubuh, biasanya pengobatan juga
mengombinasikan dengan ketenangan pikiran. Contoh pengobatan komplementer
yang berbasis pijatan dan teknik tubuh adalah:
 Chiropractic dan osteopati adalah metode pengobatan untuk gangguan
yang memengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf, serta nyeri
tubuh lewat manipulasi manual dengan tangan. Perawatan chiropractic
dapat membantu meredakan nyeri sendi atau nyeri otot yang mengganggu
aktivitas. Sementara osteopati adalah cabang ilmu kedokteran yang
menangani gangguan medis dengan pemijatan atau manipulasi tulang,
sendi, dan otot. Biasanya, terapi komplementer ini dilakukan untuk
meningkatkan mobilitas, meredakan otot tegang, dan meningkatkan suplai
darah ke jaringan.
 Pijat Pengobatan ini sangat umum di Indonesia, karena penerapannya
sudah ada sejak zaman dahulu. Perawatan ini menggunakan teknik
manipulasi jaringan lunak berupa pijatan tangan untuk mengurangi rasa
sakit dan kecemasan, membantu melancarkan sirlukasi darah, dan
melemaskan otot yang tegang.
 Taichi dan yoga Pengobatan komplementer selanjutnya berupa latihan
fisik, yakni yoga dan taichi. Keduanya cukup populer sebagai perawatan
pendukung untuk masalah kesehatan yang menyerang tulang dan sendi,
seperti osteoartitis dan rematik.

3. Pengobatan berbasis diet dan herbal


Proses pemulihan tubuh dari suatu penyakit bisa dengan memenuhi kebutuhan
nutrisi. Pendekatan inilah yang menjadi fokus utama pada terapi komplementer
ini. Pasien perlu menambahkan jenis makanan tertentu yang kaya vitamin,
mineral, serat, atau minyak sehat. Selain lewat makanan, kebutuhan nutrisi juga
bisa pasien penuhi dengan suplemen. Sementara penggunaan obat herbal,
kemungkinan pasien tempuh karena obat tersebut diyakini memiliki senyawa aktif
antiradang, antioksidan, atau antimikroba yang bisa membantu penyembuhan
penyakit, contohnya jamu.

4. Pengobatan dengan energi eksternal dan indera tubuh


Penggunaan energi eksternal (energi dari luar tubuh) dapat secara langsung
memengaruhi kesehatan. Begitu pula dengan perawatan yang melibatkan
ketajaman indera, mulai dari penglihatan, pendengaran, dan penciuman juga dapat
memberikan pengaruh positif pada kesehatan. Beberapa contoh terapi
komplementer berbasis energi eksternal dan indera, di antaranya: adalah terapi
elektromagnetik dan terapi indera.

5. Pengobatan berbasis pengendalian pikiran


Kondisi emosional dapat berkaitan dengan kesehatan tubuh. Contohnya, orang
dengan penyakit kronis yang mengalami stres, akan mengalami gejala yang lebih
parah. Nah, terapi komplementer berbasis pengendalian pikiran yang bisa
membantu efektivitas pengobatan utama dari dokter, umumnya meliputi:
 Hipnosis: praktik psikologis yang melibatkan sugesti dan induksi untuk
membantu merelaksasikan pikiran.
 Biofeedback: serangkain teknik untuk mengendalikan respons tubuh yang
tidak terkendali dengan bantuan alat pembaca suhu tubuh, pendeteksi
aktivitas gelombang otak, dan pembaca ketegangan otot.
 Meditasi: latihan untuk memfokuskan pikiran sehingga otak jadi lebih
jernih dan pikiran jadi lebih tenang.

2.7 Risiko efek samping dari terapi komplementer

Meski memberikan manfaat untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, pengobatan


alternatif dan herbal ini tetap memiliki efek samping. Contoh orang yang menjalani
akupuntur bisa mengalami efek samping berupa perdarahan atau memar pada kulit.

Sementara pada terapi homeopati, penggunaan obat bisa saja menimbulkan intetaksi
dengan obat lain yang juga diminum pasien. Risiko efek samping tersebut bisa terjadi pada
siapa saja. Akan tetapi, lebih tinggi terjadi pada orang dengan alat pacu jantung, sedang
hamil, memiliki kelainan darah, atau masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perlu
mempertimbangkan manfaat sekaligus keamanan terapi komplementer sebelum mencobanya.
Jadi, Anda boleh saja mengikuti terapi komplementer sebagai pengobatan tambahan. Akan
tetapi, konsultasikan lebih dahulu hal ini dengan dokter yang menangani kondisi Kemudian,
minta juga rekomendasi klinik atau tempat pengobatan pada dokter supaya tidak salah pilih.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari


negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer di negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu
dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun
pada suatu negara. Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
DAFTAR PUSAKA

1. Fontaine, K.L. 2005. Complementary & Alternative Therapies for Nursing. 2th
Edition New Jersey: Pearson Prentice Hall.
2. Kozier & Erb’s. 2012. Fundamentals of Nursing : Consepts, Prosess and Practise,9th
Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.
3. Potter,P.A& Perry, AG 2010 Fundamental of Nursing, 7th Edition.Singapore
4. Elsevier.Snyder, Maria.,& Lindquist, Ruth. 2006. Complementary/Alternative
Therapies in Nursing. New York : Springer Publishing Company, Inc.
5. Ruth Lindquist, Mariah Snyder, Mary Fran Tracy, 2013, Complementary &
Alternative Therapies in Nursing
6. Judith E.Deutsch, Ellen Zambo Anderson, 2008, Complementary Therapies for
Physical Therapy
7. Mardjan, Abrori, 2016, Pengobatan Komplementer Holistik Modern
Pertayaan untuk kelompok 4

1. Astrid Ananta
Apakah terapi komplementer memiliki efek samping bagi pasien nya?
Yang dijawab oleh anisa khoiriah: Meski memberikan manfaat untuk mengatasi
masalah Kesehatan tertentu, pengobatan alternatif dan herbal ini tetap memiliki
efek samping. Contoh orang yang menjalani akupuntur bisa mengalami efek
samping berupa penrdarahan dan memar pada kulit.

2. Fitriani
Apakah terapi komplementer dapat diterapkan bersamaan dengan terapi medis?
Yang dijawab oleh febby adha firdausia: Meskipun sama-sama bertujuan untuk
meringankan gejala suatu penyakit, pengobatan komplementer tidak dapat
digunakan sebagai pengganti pengobatan medis dokter yeng meliputi operasi
pembedahan, kemotrapi, atau perawatan hormonal.

3. Misuharti
Apa saja jenis-jenis dari terapi komplementer?
Yang dijawab oleh sri wahyuni:
1.pengobatan alternatif tradisional. Jenis pengobatan nya
 Akupuntur
 ayurveda
 hemeopaty
2.pengobatan berbasis sentuhan dan teknik tubuh
 pijat
 taichi dan yoga
3.pengobatan berbasis diet dan herbal
4.pengobatan dengan energi eksternal dan Indra tubuh
5.pengobatan berbasis pengendalian pikiran

Anda mungkin juga menyukai