KOMPLEMENTER BIOLOGICAL
DALAM KEBIDANAN
DISUSUN OLEH
1
Kata Pengantar
Kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penyusun,
kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
2
Daftar Isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apa saja Jenis-jenis Komplementer Biological Kebidanan?
Bagaimana Rasional Penerapan Komplementer Biological dalam
Kebidanan?
Bagaimana Kewenangan Bidan dalam Memberikan Komplementer Biological
Kebidanan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui Jenis-jenis Komplementer Biological Kebidanan (Definisi,
Bahan,dan Alat, Metode Pembuatan, Efek Samping, Indikasi dan Kontra
Indikasi)
Untuk mengetahui Rasional Penerapan Komplementer Biological dalam
Kebidanan
Untuk mengetahui Kewenangan Bidan dalam Memberikan Komplementer
Biological Kebidanan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Akupunktur:
Definisi: Penggunaan jarum tipis yang dimasukkan ke dalam titik-titik tertentu
pada tubuh untuk merangsang energi vital dan memperbaiki keseimbangan.
Bahan dan Alat: Jarum akupunktur steril.
5
Metoda Pembuatan: Penggunaan jarum akupunktur dengan teknik yang
tepat oleh praktisi terlatih.
Efek Samping: Jarum akupunktur yang tidak steril dapat menyebabkan
infeksi. Perlu menggunakan jarum steril dan mengunjungi praktisi terpercaya.
Indikasi: Meredakan nyeri punggung, mual dan muntah, sengal-sengal
kehamilan, meningkatkan keseimbangan energi tubuh, dll.
Kontraindikasi: Beberapa kondisi medis tertentu, seperti penggunaan obat
pengencer darah, dapat menjadi kontraindikasi. Diskusikan dengan praktisi
akupunktur dan konsultasikan dengan tenaga medis sebelum menggunakan.
6
Terapi komplementer mengadopsi dari kearifan budaya suatu bangsa yang
berarti terapi yang didapatkan melalui proses sosial yang bukan merupakan sistem
yang baku dalam pelayanan kesehatan namun cukup kuat untuk menentukan
kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya. Sehingga dalam
penerapannya dapat dimodifikasi oleh terapis sesuai dengan kemampuannya, tetapi
hasil akhirnya adalah tindakan tersebut berefek positif bagi kesehatan pasien. Dalam
hal ini kemampuan terapis secara kognitif, afektif dan psikomotor sangat
menentukan keberhasilan terapi. Ruang lingkup tindakan komplementer yang
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik dan ditetapkan oleh MENKES adalah :
(1) Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi: Hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga.
(3) Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut
(5) Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet makro nutrient,
mikro nutrient
(6) Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon, hiperbarik.
a. Terapi biologis, yaitu dengan terapi natural dan praktik biologis serta hasilnya
seperti herbal, jamu, gurah, vitamin.
7
yoga, terapi music, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi dan
hypnotherapy.
d. Terapi manipulatif serta sistem tubuh, yaitu terapi yang didasari oleh manipulasi
serta pergerakan bagian anggota tubuh misalnya pijat, terapi cahaya dan warna,
serta hidroterapi.
e. Terapi energi, yaitu terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) maupun
memperoleh energi dari luar tubuh (sentuhan terapeutik). Terapi ini merupakan
kombinasi antara energi dengan bioelektromagnetik (Rufaida, Wardini and Sari,
2018)
1. Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan, rempah
yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya);
8
muntah,dan lemas akan dirasakan pada wanita yang hamil muda. Akan tetapi pada
kehamilan trimester ketiga terjadinyapembesaran perut, perubahan anatomis dan
perubahan hormonal, hal tersebut menimbulkan berbagai keluhan pada wanita
hamil. Selain terjadi perubahan fisik, wanita hamil juga mengalami perubahan emosi
diantaranya seperti perasaan takut, sedih dan senang meskipun hanya dalam
beberapa menit, cenderung sensitif, mudah cemburu, minta perhatian lebih,
perasaan ambivalen dan insomnia.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
10