KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
OLEH:
NI NYOMAN TRIA SUNITA
P07120214020
P07120214032
P07120214039
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kewirausahaan untuk
proses pembelajaran di Politeknik Kesehatan Denpasar yang membahas tentang
Mekanisme Biofisiologis Keperawatan Komplementer tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini berkat bantuan dan motivasi berbagai pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penelitian dan pengumpulan data.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1
Latar Belakang..................................................................................................................
1.2
Tujuan Penulisan...............................................................................................................
2.2
2.3
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2
Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi
untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun
temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan
sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan
Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. Salah satu terapi komplementer
yang kini populer dimasyarakat adalah terapi akupresur. Terapi akupresur adalah
perkembangan terapi pijat yang berlangsung seiring dengan perkembangan ilmu akupuntur
karena tekhnik pijat akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi
ini menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang
sama seperti yang digunakan pada terapi akupuntur. Ada beberapa jenis klasifikasi, cara,
indikasi serta kontraindikasi dari terapi akupresur yang akan dijabarkan lebih jelas didalam
makalah.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,
terdapat 75 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan nonkonvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk
pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan iklan
terapi non konvensional di berbagai media. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik
untuk menyusun makalah tentang mekanisme biofisiologi terapi komplementer.
2
Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keperawatan Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di
luar pengobatan medis yang konvensional.
Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang digunakan
sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan
pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009).
Terapi komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional (WHO).
NCCAM (National Center for Complementary and Alternative Medicine) mengenai
definisi CAM, yakni sebuah kelompok sistem kesehatan dan medis, praktik medis, dan
produk-produk yang tidak masuk dalam kategori kedokteran konvensional.
2.2 Jenis Terapi Komplementer
NCCAM mengategorikan CAM menjadi 5 jenis yakni:
1. Alternative Medical Systems
Yakni, suatu sistem kedokteran yang dibangun dari teori-teori dan praktik medis lokal,
contoh kedokteran yang berasal dari kultur Barat:
a. Ayurveda
System pengobatan tradisional Hindu yang memkombinasikan obat herbal, obat
pencahar dan minyak gosok.
b. Pengobatan Homeopatic
System mengobatan medis yang didasari pada teori bahwa penyakit tertentu dapat
diobati dengan memberikan dosis kecil substansi yang ada pada individu sehat akan
menghasilkan gejala seperti penyakit.
c. Pengobatan Naturopatik
System pengobatan didasari pada makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan air
segar, olah raga teratur dan menghindari pengobatan, mengenali kemampuan
mnyembuhkan tubuh alami.
d. Pengobatan Tradisional Cina
Kumpulan tehnik dan metode sistematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal,
pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar),
qigong (menyeimbangkan aliran energi melalui gerakan tubuh).
2. Mind-Body Interventions
Menggunakan berbagai tehnik yng dibuat untuk meningkatkan kapasitas pikiran guna
mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh.
a. Terapi Dansa
Sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena merupakan ekspresi langsung
dari pikiran dan tubuh.
b. Terapi Pernafasan
Menggunakan segala jenis pola pernafasan untuk merelaxasi, memperkuat atau
membuka jalur emosional.
c. Imajinasi Terbimbing
Tehnik terapiutik untuk mengobati kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada
imajinasi atau serangkaian gambar.
d. Meditasi
Praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi tubuh dan menenangkan pikiran
menggunakan ritme pernafasan yang berfokus.
e. Terapi Musik
Menggunakan music untuk menunjukkan kebutuhan fisik, psikologis, kogniti dan
sosial individu yang menderita cacat dan peny.
f. Usaha Pemulihan (doa)
Berbagai tehnik yang menggunakan dalam banyak budaya yang menggabungkan
pelayanan, kesabaran, cinta atau empati dengan target doa.
g. Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan tehnik psikologi
h. Yoga
4
Teknik yang befokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernafasan dan kesadaran
tubuh.
3. Biologacally Based Therapies
Merupakan terapi yang menggunakan substansi alami seperti bahan herbal, makanan, dan
vitamin tertentu untuk terapi nyeri, penyakit, atau keadaan ketidakseimbangan lainnya.
a. Zona
Progam diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat dan lemak dengan
perbandingan 30:40:30. Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormone lain
untuk kesehatan yang optimal.
b. Diet Mikrobiotik
Diutamakan diet vegetarian.
c. Pengobatan Ortomolekuler
Meningkatkan nutrisi seperti vitamin c dan bertakoren
4. Manipulative and Body-Based Methods
Metode ini menggunakan manipulasi dan/atau gerakan tubuh atau anggota tubuh.
Contohnya:
a. Akupresur
Tehnik terapetik mempergunakan tekanan digital dalam cara tertentu pada titik yang
dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri menghasilkan analgesic atau
mengatur fungsi tubuh.
b. Pengobatan Kiropratik
System terapi yang melibatkan manipulasi kolumna spinalis dan memasukan
fisiotherapy dan terapi cliet.
c. Metode Feldenkrais
Terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik melalui perbaikan
pergerakan tubuh.
d. Tai chi
Terapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan meditasi untuk
membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan darah kehidupan yang penting.
e. Terapi Pijat
Manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau meremas untuk
meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan relaxsi.
5. Energy Therapies
5
Terapi menggunakan medan energi baik itu energi dari alam atau energi elektromagentik,
contohnya:
a. Qi gong: berasal dari Tiongkok, berupa kombinasi gerakan, meditasi, dan pola nafas
untuk mengalirkan qi (suatu energi vital), sehingga melancarkan peredaran darah dan
meningkatkan imunitas.
b. Rei-ki: berasal dari Jepang, merupakan suatu kepercayaan mengenai adanya energi
spiritual yang dapat menyembuhkan tubuh.
c. Terapi
sentuh:
teknik
kuno
dengan
menempelkan
telapak
tangan
dapat
menimbulkan perasaan yang nyaman (euphoria). Reaksi pijat refleksi terhadap tubuh
tersebut akan mengeluarkan neurotransmitter yang terlibat dalam sistem analgesia
khususnya enkafalin dan endorphin yang berperan menghambat impuls nyeri dengan
memblok transmisi impuls ini di dalam system serebral dan medulla spinalis (Guyton
& Hall, 2007; Potter & Perry, 1997).
Rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh di atur oleh dua sistem serabut saraf yaitu
serabut A-Delta bermielin dan cepat dan serabut C tidak bermeilin berukuran sangat
kecil dan lambat mengolah sinyal sebelum dikirim ke sistem saraf pusat atau sistem
serebral. Rangsangan yang masuk ke sistem saraf serabut A-Delta mempunyai efek
menghambat rasa sakit yang menuju ke serabut saraf C, serabut saraf C bekerja untuk
melawan hambatan. Sementara itu, signal dari otak juga mempengaruhi intensitas
rasa sakit yang dihasilkan. Seseorang yang merasa sakit bila rangsangannya yang
datang melebihi ambang rasa sakitnya, secara reflek orang akan mengusap bagian
yang cedera atau organ tubuh manusia yang berkaitan dengan daerah titik tekan
tersebut. Usaha tubuh untuk merangsang serabut saraf A-Delta menghambat jalannya
sinyal rasa sakit yang menuju ke serabut C menuju ke otak, dampaknya rasa sakit
yang diterima otak bisa berkurang bahkan tidak terasa sama sekali (Guyton & Hall,
2007)
Fenomena proyeksi ekterna ini sebenarnya adalah reflek viserokutan, artinya yang
mengalami patologi (gangguan) organ viseral tetapi yang merasakan kutan (kulit)
yang sesegmen. Pemahaman di TCM adalah bila dapat terjadi reflek visero-kutan atau
proyeksi ekterna, seharusnya dapat juga terjadi proyeksi interna atau reflek somatokutano-viseral (Sudirman,2011).
Selain itu mekanisme akupuntur analgesia yang bersifat local berhubungan
dengan perangsangan serabut sensorik tipe AB besar yang berasal dari reseptor taktil
di perifer, yang dapat menekan penjalaran signal nyeri dari daerah tubuh yang
sama,hal ini terutama terjadi pada perangsangan titik local. Mekanisme ini di duga
merupakan akibat dari jenis inhibisi setempat di dalam medulla spenalis. Contoh lain
dari mekanisme ini adalah hilangnya rasa gatal ketika digaruk daerah sekitarnya.
(Guyton,2007). Selain itu pelepasan opioid endogen di perifer juga akan menambah
efek anti inflamatori. Diperkirakan tusukan jarum akupuntur menyebabkan jejas kecil
tetapi
cukup
untuk
menginisiasi
mekanisme
pelepasan
opioid
tersebut
(Wignyomartono,2011).
Salah satu keunggulan akupuntur adalah untuk terapi miofasial. Nyeri miofasial
mempunyai gejala-gejala khas,nyeri yang terbatas tegas (trigger point) yang biasa
disebut ah-si poin serta otot yang mengeras . setelah penjaruman akan dirasakan
kontraksi karena rangsangan pada motor and plate,pengurangan perfusi sementara
yang akan diikutii dengan kenaikan perfusi di lokasi sekitar penjaruman karena
pengaruh substansi P dan calcitonin gene-related peptides. Nampaknya mekanisme
yang mendasarinya adalahrespon reflek area segmental,mempengaruhi pengaturan
perfusi regional dan peran modulor terutama CGRP. Sehingga bisa disimpulkan
mekanisme analgsi oleh akupuntur yang bersumber dari berbagai penelitian adalah
melalui efek local,segmental dan sistemik,sehingga dalam praktek keseharian
menggunakan kombinasi local (dekat) dan titik distal (jauh) (Wignyomartono,2011).
Disamping itu penurunan rasa nyeri dengan akupuntur bisa juga karena eksitasi
psikogenik,karena secara psikologis, pengalaman dari sensasi penjaruman sangat
berhubungan dengan perbaikan nyeri yang dialami pasien.
2.3.3 Mekanisme Biofisiologi Meditasi
10
transport
antibiotic
aminoglycoside
(gentamycin,
tobramycin,
endothelium
dan
inflamasi.
Sepasang
receptor-counterreceptor
ligond
12
13
arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam, dilatasi kapiler juga dapat
terjadi ditempat yang jauh dari tempat pembekaman.
Reaksi reaksi itu menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh
darah yang memicu timbulnya efek relaksasi ( pelemasan ) otot otot yang kaku serta
akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Fakta
terpenting dari proses pembekaman pada poin istimewa poin istimewa adalah
dilepaskannya corticotrophin releasing factor ( CRF ), serta releasing factor lainnya
oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH,
corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan
peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit akan menstimulasi
kuat syaraf permukaan kulit yang dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis
melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus ke arah thalamus yang
akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan
diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju motor neuro dan menimbulkan
reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan
peningkatan kerja jantung.
Efek pembekaman masih terus berjalan sampai ke system endokrin pada system
sentral melalui hypothalamus dan pituitary. Dua kelenjar penting ini terarngsang
sehingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, dan ADM. Kemudian pada system
perifer langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormone hormone insulin,
thyroxin, adrenalin, corticotrophin, estrogen, progesterone, testosterone. Hormone
hormone inilah yang bekerja di tempat jauh dari pembekaman.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang digunakan
sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan
pelayanan kesehatan individu, NCCAM mengategorikan CAM menjadi 5 jenis yakni :
Alternative Medical Systems, Mind-Body Intervention, Biologacally Based Therapies,
Manipulative and Body-Based Methods, dan Energy Therapies.
Mekanisme biofisiologis tindakan keperawatan komplementer adalah mekanisme dari
tindakan komplementer yang kita berikan pada klien, yang pertama yaitu mekanisme
pemijatan refleksi, terapi pijat refleksi adalah cara pengobatan yang memberikan sentuhan
pijatan pada lokasi dan tempat yang sudah dipetakan sesuai pada zona terapi. Apabila titik
tekan dipijat atau disentuh dan diberi aliran energi maka system cerebral akan menekan
besarnya sinyal nyeri yang masuk kedalam sistem saraf yaitu dengan mengaktifkan sistem
nyeri yang disebut analgesia. Rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh di atur oleh dua sistem
serabut saraf yaitu serabut A-Delta bermielin dan cepat dan serabut C tidak bermeilin
berukuran sangat kecil dan lambat mengolah sinyal sebelum dikirim ke sistem saraf pusat
atau sistem serebral. Rangsangan yang masuk ke sistem saraf serabut A-Delta mempunyai
efek menghambat rasa sakit yang menuju ke serabut saraf C, serabut saraf C bekerja untuk
melawan hambatan. Sementara itu, signal dari otak juga mempengaruhi intensitas rasa sakit
yang dihasilkan. Seseorang yang merasa sakit bila rangsangannya yang datang melebihi
ambang rasa sakitnya, secara reflek orang akan mengusap bagian yang cedera atau organ
tubuh manusia yang berkaitan dengan daerah titik tekan tersebut. Usaha tubuh untuk
merangsang serabut saraf A-Delta menghambat jalannya sinyal rasa sakit yang menuju ke
serabut C menuju ke otak, dampaknya rasa sakit yang diterima otak bisa berkurang bahkan
tidak terasa sama sekali, kemudian berikutya yaitu akupuntur Akupunktur bekerja melalui 4
domain , yaitu (1) reaksi inflamasi lokal, (2) transduksi interseluler meridian , (3) refleks
kutaneosomatoviscera , (4) tranmisi neural ke otak (neuro akupunktur). Pada reflek inflamasi
lokal , akupunktur menyebabkan trauma kecil yang akan mengiritasi sel dan akan
15
16
3.2 Saran
Terapi komplementer merupakan bagian erat dari ilmu keperawatan, dan
tentunyasangat berguna dalam pemberian pelayanan bagi masyarakat, maka dari itu
hendaknya kita sebgai seorang perawat mengetahui sedikit tidaknya tentang
keperawatan komplementer tersebut dan semoga makalah yang kami buat dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk lebih mengetahui tentang mekanisme dari terapi
komplementer.
17
DAFTAR PUSTAKA
Aris.S.2012.
Makalah
Bekam
Kelompok.
dokumen.tips/document/makalah-bekamkelompok.html (Diakses tanggal 15 November 2016 Pukul 20.00 WITA)
Fallabela,
Anna,
Kirsner,
Robert
et
al.2005.Wound
Healing
(Basic
and
Clinical
18