CEPHALGIA
DEFINISI
Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang mata serta
perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit kepala
adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya
adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (neurologi atau
penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala
tegang) atau kombinasi respon tersebut (Smeltzer & Bare 2002).
Cephalgia (nyeri kepala) adalah nyeri yang berlokasi di atas garis orbitomeatal. Nyeri
kepala biasanya merupakan suatu gejala dari penyakit dan dapat terjadi dengan atau
tanpa adanya gangguan organik. (Lionel, 2007)
ETIOLOGI
Menurut Papdi (2012) sakit kepala sering berkembang dari sejumlah factor
resiko yang umum yaitu:
Penggunaan obat yang
berlebihan
Kafein
Stress
Alkohol
Masalah tidur
Kegiatan berlebihan
Rokok
MANIFESTASI KLINIS
Migren
Adalah gejala kompleks yg mempunyai karakteristik pd waktu
tertentu dan serangan sakit kepala berat yg terjadi berulangulang. Dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer.
Migren dapat dibagi menjadi 3 fase:
Fase aura
Fase sakit kepala
Fase pemulihan
Cluster headache
Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau
berkelompok, dengan nyeri yang menyiksa didaerah mata
dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti
mata berair dan sumbatan hidung.
Tension headache
Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan
pada dahi, pelipis, atau belakang leher.
PATOFISIOLOGIS
Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan diwilayah
kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka
nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan
periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial
yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang
mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari
jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.
KOMPLIKASI
Cidera serebrovaskuler/stroke
Infeksi intracranial
Trauma kranioserebral
Cemas
Gangguan tidur
Depresi
Masalah fisik dan psikologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen kepala
Elektroensefalografi
Rontgen sinus
Angeografi serebral
Pemeriksaan visual
CT scan Otak
Sinus
MRI
Ekoensefalografi
HSD
Laju sedimentasi
Elektrolit
Pungsi lumbal
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
5. Umur
: 20 thn
2. Jenis kelamin : Pr
6. Pekerjaan : Mahasiswa
3. Pendidikan
: PT
7. Alamat
4. Agama
: Islam
: Montasik
2. Status neurologis
a. kesadaran: CM
b. N: 83 x/m
b. GCS: E4M6V5
c. T: 36,8 C
c. Pupil: Isokor
d. RR: 21 x/m
d. kekuatan otot:
5555
5555
5555
5555
3. Kebutuhan Fisiologis
a. kebutuhan oksigenasi dan ambulasi
Irama napas regular
Suara napas vesikuler
BJ1 > BJ2
CRT
< detik
c. Kebutuhan Nutrisi
Antropometri
TB: 147 cm, BB: 48 kg
Pasien mengatakan terkadang merasa mual dan tidak nafsu makan ketika nyeri kepalanya
meningkat.
d. Kebutuhan mobilitas dan aktifitas
Pergerakan sendi bebas
Kulit lembab
Turgor baik
Aktifitas dibantu
Skala ketergantungan :1
g. Kebutuhan Psikososial/Spiritual
Persepsi klien terhadap penyakitnya: ujian dari Allah
Ekspresi klien terhadap penyakitnya: tenang
Reaksi saat interaksi: kooperatif
DATA PENUNJANG
No.
Pemeriksaan
Hasil
ket
1.
Hemoglobin
11.1 g/dl
Hematokrit
35.0 %
MCV
79.5 fL
MCH
25.2 pg
MCHC
31.7 g/dl
Limfosit
45.2 %
Monosit
10.3%
PDW
14.1 fL
MPV
11.6 fL
10
P-LCR
39.1 %
ANALISA DATA
No. Problem
Etiologi
Symptom
1.
Nyeri kronis
Proses penyakit
S: ps mengatakan
mengalami sakit kepala
sejak 2-3 thn yg lalu,
pasien mengeluh sakit
kepala dan area sekitar
mata, nyeri hilang
timbul.
O: skala nyeri 4, ps
tampak lemah
2.
Ansietas
S: ps mengatakan
merasa takut utk
melakukan CT Scan
O: wajah tampak tegang
dan gelisah
INTERVENSI KEPERAWATAN
DX1: NYERI KRONIS
Tujuan dan Kriteria hasil
Setelah rawatan 2x24 jam
diharapkan nyeri berkurang
atau hilang dengan kriteria
hasil:
1. Ps mengungkapkan nyeri
berkurang
2. TTV dalam batas normal
3. Ps tampak nyaman
4. Skala nyeri (1-3)
5. Ps dpt mendemostrasikan
teknik relaksasi nyeri
Intervensi
1. Kaji keadaan umum dan
TTV ps
2. Kaji karakteristik nyeri
3. Berikan posisi yg nyaman
sesuai dngn kondisi ps
4. Ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
5. Kolabari dengan tim medis
dalam pemberian analgetik
Rasional
1. Untuk mengetahui kondisi
klien
2. Untuk mengetahui tingkat
keparahan nyeri
3. Mengurangi penekanan
otot pada area nyeri
4. Mengurangi nyeri dengan
relaksasi
5. Mengurangi nyeri dengan
farmakologis.
IMPLEMENTASI
DX1:NYERI KRONIS
1. Mengkaji keadaan umum dan TTV ps
2. Mengkaji karakteristik nyeri
3. Mengatur posisi yg nyaman sesuai dngn kondisi ps
4. mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
5. Melakukan pemberian obat2an sesuai dengan anjuran dokter
EVALUASI
18 oktober 2016
19 oktober 2016
EVALUASI
DX2: ANSIETAS
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
rasional
IMPLEMENTASI
1. menkaji tingkat ansietas
2. mendorong ps utk menyatakan perasaannya
3. memberikan informasi yang akurat dan nyata terkait tindakan yg akan
dilakukan
4. menciptakan lingkungan yg tenang
5. menganjurkan ps istirahat yg cukup
EVALUASI
18 oktober 2016
EVALUASI