Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan

Pada Fase Pra


Operasi

Asuhan keperawatan pada fase pra operasi


adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat
dalam rangka mempersiapkan pasien untuk
dilakukan tindakan pembedahan dengan
tujuan untuk menjamin keselamatan pasien
intra operasi (selama operasi).
(Majid, Judha, & Istianah, 2011:
47).

1. Pengkajian
Menurut Doenges (1999), pengkajian pasien praoperasi
meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sirkulasi
Integritas ego
Makanan/Cairan
Pernapasan
Keamanan
Penyuluhan/pembelajaran

Cont
a. Sirkulasi
Gejala: riwayat masalah jantung,
gagal
jantung
koroner,
edema
pulmonal, penyakit vascular perifer,
atau statis vascular (peningkatan
resiko pembentukan thrombus).

b. Integritas ego
Gejala: perasaan cemas, takut,
marah, apatis; factor-faktor yang
menimbulkan
stress,
misalnya
financial, hubungan, gaya hidup.
Tanda: tidak dapat istirahat,
peningkatan ketegangan.

c. Makanan/cairan
Gejala: insufisiensi pancreas (DM), yang
merupakan
predisposisi
terjadinya
hipoglikemia/ketoasidasis;
malnutrisi
(termasuk obesitas); membran mukosa
yang
kering
(pembatasan
pemasukan/periode puasa pra operasi).

d. Pernapasan
Gejala: infeksi, kondisi yang
kronis/batuk, merokok.
e. Keamanan
Gejala: alergi/sensitive terhadap
obat, makanan, plester, dan larutan;
defisiensi system imun (peningkatan
resiko
infeksi
sistemik
dan
penundaan penyembuhan).

f. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: penggunaan antikogulasi,
steroid, antibiotic, antihipertensi,
kardiotonik glikosida, antidisritmia,
bronchodilator, diuretic, dll
Penggunaan alcohol (resiko akan
kerusakan ginjal, dan juga potensial
bagi depresi pasca operasi).

2. Diagnosa keperawatan
Dx 1.
Ansietas berhubungan dengan
ancaman terhadap konsep diri,
ancaman terhadap perubahan status
kesehatan, ancaman terhadap pola
interaksi dengan orang yang berarti,
krisis situasi atau krisis maturasi.

Cont
Dx 2
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
pembedahan, efek samping penanganan,
factor budaya atau spiritual yang
berpengaruh pada perubahan penampilan.
Dx 3
Immobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan rentang gerak, kerusakan
saraf/otot, dan nyeri

3. Intervensi dan
implementasi

Dx 1
Tujuan: ansietas berkurang/terkontrol

Kriteria hasil :
a. pasien mampu merencanakan strategi koping
untuk situasi-situasi yang membuat stress.
b. Pasien mampu mempertahankan penampilan
peran
c. Pasien melaporkan tidak ada gangguan persepsi
sensori

Cont
Intervensi dan implementasi
a. kaji dan dokumentasikan tingkat
kecemasan pasien.
b. kaji mekanisme koping yang
digunakan pasien untuk mengatasi
ansietas di masa lalu.
c. Anjurkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi

Dx 2
Tujuan: pasien memiliki persepsi yang positif
terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
Kriteria hasil
a. Pasien melaporkan kepuasan terhadap
penampilan dan fungsi tubuh.
b. Memiliki keinginan untuk menyentuh bagian
tubuh yang mengalami gangguan.
c. Menggambarkan perubahan actual pada fungsi
tubuh.

Cont
Intervensi dan implementasi
Kaji dan dokumentasikan respon verbal
dan non verbal pasien tentang
tubuhnya
Kaji harapan pasien tentang gambaran
tubuh
Berikan perawatan dengan cara tidak
menghakimi, jaga privasi dan martabat
pasien.

Dx 3
Tujuan: pasien akan menunjukan tingkat
mobilitas optimal.
Kriteria hasil
a. Penampilan yang seimbang
b. Melakukan pergerakan dan perpindahan.
c. Mempertahankan mobilitas optimal yang
dapat di toleransi, dengan karakteristik:
(0,1,2,3,4)

Cont
Intervensi dan implementasi
a. Kaji kebutuhan pelayanan kesehatan dan
kebutuhan akan peralatan.
b. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam
melakukan aktivitas.
c. Ajarkan dan pantau pasien dalam penggunaan
alat bantu.
d. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM
aktif dan pasif
e. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

5. Evaluasi
Untuk mengevaluasi keefektifan dari
intervensi keperawatan, bandingkan
dengan
perilaku
pasien
sesuai
dengan
kriteria
hasil
yang
diharapkan, sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul, seperti:
ansietas,
koping
individu,
dan
pengetahuan)

Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai