Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HERBAL AND DIETERY SUPPLEMENT THERAPY


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmakologi keperawatan

Dosen Pengampun
Ns. Ervina Lili Neri, M.Kep

Disusun oleh :
Zulfa Nurjannah
I1031211017
REG A1

PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
Daftar isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
Pendahuluan.............................................................................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................................................4
Tujuan..................................................................................................................................................5
Manfaat................................................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................................6
Tinjauan Teori..........................................................................................................................................6
2.1. Herbal............................................................................................................................................7
2.2. Dietary Supplement Therapy........................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................8
Pembahasan.............................................................................................................................................8
3.1. Sistem Saraf (stroke dan meningitis)............................................................................................8
3.2. Sistem Pernapasan ( PPOK DAN TB paru ).................................................................................9
3.3 Sistem Kardiovaskuler ( Hipertensi dan PJK )............................................................................10
3.4. Sistem Pencernaan (Gastroenteritis dan Gastritis)......................................................................11
3.5. Sistem Endokrin (DM dan Gangguan Tiroid)............................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................................13
Penutup..................................................................................................................................................13
4.1. Kesimpulan.................................................................................................................................13
4.2. Saran...........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan akhirnya saya bisa menyelesaikan makalah
analisis jurnal ini. Adapun Makala yang berjudul “ HERBAL AND DIETERY SUPPLEMENT
THERAPY ” dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Farmakologi yang
diberikan oleh Ns. Ervina Lili Neri, M.Kep. Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu,
karena diadakannya tugas ini telah menambah wawasan saya mengenai kesehatan reproduksi
dan juga cara menganalisis jurnal yang baik dan benar.

Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian, saya membuka kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Wassalamualaikum wr.wb

Pontianak,

Zulfa Nurjannah
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang

Obat herbal adalah bagian dari pengobatan tradisional yang memiliki sejarah panjang.
Menurut World Health Organization, pengobatan tradisional terbentuk dari pengetahuan,
keterampilan, dan praktik berdasarkan teori, keyakinan, serta pengalaman dari budaya
yang berbeda-beda. Pengobatan tradisional terkadang memiliki penjelasan ilmiah, tetapi
ada pula yang tidak punya bukti ilmiah apa pun. Obat alami ini dapat digunakan untuk
menjaga kesehatan, pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan penyakit fisik ataupun
mental.
Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau sediaan
yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat
bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang
telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih.
(WHO, 2005; 2000). Sediaan herbal diproduksi melalui proses ekstraksi, fraksinasi,
purifikasi, pemekatan atau proses fisika lainnya; atau diproduksi melalui proses biologi.
Sediaan herbal dapat dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan baku
produk herbal. Produk herbal dapat berisi eksipien atau bahan inert sebagai tambahan
bahan aktif. Obat herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan di negara
maju.
Menurut WHO, hingga 65 % dari penduduk negara maju dan 80 % penduduk negara
berkembang telah menggunakan obat herbal. Faktor pendorong terjadinya peningkatan
penggunaan obat herbal di negara maju adalah : meningkatnya usia harapan hidup
pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat
modern untuk penyakit tertentu seperti kanker, serta semakin meluasnya akses
informasi obat herbal di seluruh dunia (1). Di Indonesia, praktek pengobatan tradisional
telah muncul sejak nenek moyang, saat nama Nusantara belum berubah menjadi
Indonesia (Nasir, 2019). Nasir (2019) menjelaskan bahwa masyarakat Nusantara yang
beragama Islam telah mengenal beberapa ilmu pengobatan tardisional dengan
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan. Di dalam kitab-kitab pengobatan tersebut, ramuan
herbal campuran tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah beserta madu, atau sekarang
dikenal dengan istilah jamu, digunakan untuk menyembuhkan dan menangkal berbagai
macam penyakit, seperti flu, sakit pinggang, perut kembung, sakit kepala, batuk, radang
tenggorokan, dan lain sebagainya. elain tumbuh-tumbuhan, obat atau suplemen herbal
juga dapat diporeleh dari ekstrak hewan, seperti ikan gabus. Suplemen dan obat herbal
digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai pengganti regimen terapi spesifik yang
biasanya diperankan oleh obat-obatan sintetik

Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pengobatan Herbal.


2. Mengetahui Sejarah Pengobatan Herbal.
3. Mengetahui Manfaat dan Efek Samping dari Pengobatan Herbal.
4. Mengetahui Macam-macam Pengobatan Herbal.
5. Mengetahui Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/Keperawatan.

Manfaat

1. Bagi Penulis

Memberikan gambaran mengenai obat herbal, obat tradisional, dan suplemen herbal
secara umum maupun terperinci, meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
mengaplikasikan cara perawatan obat herbal, obat tradisional, dan suplemen herbal.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya dengan
judul konsep obat herbal, obat tradisional, dan suplemen herbal.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan bacaan dan sebagai sumber informasi pengetahuan mengenai obat
herbal, obat tradisional, dan suplemen herbal beserta penggunannya.
BAB II
Tinjauan Teori
2.1. Herbal

Obat herbal atau herbal medicine didefinisikan sebagai bahan baku atau sediaan
yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang bermanfaat
bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan mentah atau bahan yang
telah mengalami proses lebih lanjut yang berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih.
(WHO, 2005; 2000). Kandungan senyawa di dalam obat tradisional dapat memberikan efek
komplementer (saling melengkapi) atau efek sinergisme (memiliki efek serupa/sama). Seperti
yang kita ketahui, satu tanaman obat mengandung lebih dari satu senyawa kimia. Artinya,
dalam suatu obat tradisional yang umumnya terdiri dari berbagai jenis tanaman obat
terkandung beragam senyawa kimia yang dapat memberikan efek saling mendukung untuk
mencapai tujuan pengobatan (Katno, 2008).

Selain itu, penggunaan obat tradisional juga dapat dilakukan dengan beragam cara
yang disesuaikan dengan bahan obat yang terkandung di dalamnya. Ada obat tradisional yang
diseduh, ada yang dapat dibuat menjadi teh, ada juga yang dapat dicampurkan dengan
makanan, dan sebagainya (Sam, 2019). Di samping berbagai kelebihan, obat tradisional juga
memiliki kekurangan dibandingkan dengan obat modern. Obat tradisional memiliki efek
farmakologis yang lemah dan lambat. Hal ini dikarenakan rendahnya kadar suatu senyawa
dan juga kompleksnya senyawa kimia yang terkandung di dalam tanaman obat sebagai bahan
dasar obat tradisional. Keberagaman kandungan senyawa di dalamnya membuat obat
tradisional harus melewati proses standarisasi yang kompleks. Penanganan pasca panen yang
tepat dan benar juga diperlukan, khususnya untuk bahan baku dengan sifat higroskopis dan
mudah terkontaminasi oleh mikroba (Katno, 2008).

2.2. Dietary Supplement Therapy

Menurut DSHEA (Dietary Supplement Health and Education Act), herbal and dietary
supplement adalah sebuah produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih bahan
makanan antara lain vitamin, mineral, herbal, asam amino, dan zat lainnya (U.S. Food And
Drug, 2015). Penggunaan herbal dan produk alami lainnya telah menjadi bagian dari budaya
manusia selama ribuan tahun yang digunakan untuk mengobati penyakit atau meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan hingga saat ini (Hurlbutt et al., 2011). Popularitas penggunaan
herbal and dietary supplement meningkat di negara maju dan sudah diterima secara luas di
negara berkembang (Hidayat, 2006 ; Mehralian et al., 2014). Beberapa alasan dalam
menggunakan herbal and dietary supplement ini antara lain dikarenakan harganya yang
terjangkau, dapat bebas dibeli tanpa menggunakan resep dokter, dan promosi yang sering
menyebutkan bahwa herbal and dietary supplement ini lebih aman untuk dikonsumsi
daripada menggunakan obat konvensional yang berasal dari senyawa sintetik (King et al.,
2009). Suplemen merupakan nutrasetikal yang diartikan sebagai bahan alam dalam keadaan
murni atau pekat, atau senyawa kimia bioaktif yang mempunyai efek meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit (Karyadi, 1997 ; Sukandar, 2006). Suplemen
adalah produk kesehatan yang memiliki 2 sifat yaitu suplemen nutrisi yang mengandung
vitamin mineral dan suplemen obat yang berasal dari tanaman herbal (Olivia et al., 2006).
BAB III
Pembahasan
3.1. Sistem Saraf (stroke dan meningitis)

Herbal : Menurut Ratnawati, G dkk thn 2020, Pemanfaatan jamu untuk pengobatan penyakit
telah menjadi metode pilihan selain pengobatan secara konvensional menggunakan obat
modern termasuk oleh survivor stroke. Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus merupakan
rumah riset milik B2P2TOOT yang melakukan penelitian berbasis pelayanan. RRJ Hortus
Medicus mengembangkan ramuan jamu untuk perawatan pasca stroke yang diantaranya
mengandung seledri (Apium graveolens L.), pegagan (Centella asiatica L.), dan sembung
(Blumea balsamifera L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas jamu tersebut.
Sebanyak 106 pasien pasca stroke tercatat melakukan pengobatan berulang menggunakan
ramuan jamu RRJ Hortus medicus terhitung sejak sebelum tahun 2013 sampai 2018.

Suplemen : Omega-3 asam lemak: Suplemen omega-3, seperti minyak ikan, telah dikaitkan
dengan manfaat kesehatan jantung dan sirkulasi darah. Vitamin B kompleks: Vitamin B
kompleks, termasuk vitamin B6, B9 (asam folat), dan B12, penting untuk fungsi saraf dan
produksi sel darah merah. Vitamin D: Tingkat vitamin D yang rendah telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko stroke dan penurunan fungsi kognitif. Coenzyme Q10: Coenzyme Q10
adalah antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif.
Vitamin C dan E: Vitamin C dan E juga memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu
melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif.

Herbal : Echinacea: Echinacea dikenal memiliki efek imunomodulator dan dapat membantu
meningkatkan respons kekebalan tubuh. Garlic (bawang putih): Bawang putih memiliki sifat
antimikroba dan antiinflamasi alami. Ini dapat membantu dalam meredakan peradangan dan
mendukung sistem kekebalan tubuh. Namun, bawang putih tidak dapat menggantikan
pengobatan medis yang direkomendasikan untuk meningitis. Ginger (jahe): Jahe memiliki
sifat antiinflamasi dan dapat membantu meredakan gejala peradangan. Ini juga dapat
membantu dalam meredakan mual atau muntah yang dapat terjadi sebagai akibat meningitis.
Tetapi, penggunaan jahe sebagai pengobatan meningitis tetap harus berkonsultasi dengan
dokter.

Suplemen : Vitamin C: Vitamin C memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu


memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ini dapat ditemukan dalam makanan seperti jeruk,
stroberi, kiwi, dan paprika merah. Namun, suplemen vitamin C juga tersedia dan dapat
digunakan untuk memastikan asupan yang adekuat. Vitamin D: Vitamin D juga memiliki
peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh. Paparan sinar matahari adalah sumber alami
vitamin D, tetapi dalam beberapa kasus, suplemen vitamin D dapat diperlukan untuk
memastikan kadar yang cukup, terutama jika seseorang memiliki risiko kekurangan vitamin
D. Probiotik: Probiotik adalah bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan
mikroflora usus dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Mereka dapat ditemukan dalam
makanan seperti yoghurt, kefir, dan suplemen probiotik yang khusus. Zinc: Zinc adalah
mineral yang penting untuk fungsi kekebalan tubuh. Ini dapat ditemukan dalam makanan
seperti daging, kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu. Jika terdapat kekurangan zinc,
dokter dapat merekomendasikan suplemen zinc untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

3.2. Sistem Pernapasan ( PPOK DAN TB paru )

Herbal : Menurut Lorensia, A., dkk thn 2022, Jahe merah infus (Zingiber officinale var.
rubrum) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan mengetahui perbaikan gejala PPOK dengan kuesioner CAT (COPD Assesment
Test) dari terapi jahe merah. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-post design pada
bulan Mei-September 2021. Responden adalah pasien PPOK dewasa yang berdomisili di
Kota Mojokerto. Penelitian dilakukan dengan mengukur gejala PPOK dengan kuesioner
CAT. Selanjutnya, terapi seduhan jahe merah dosis 250 gram selama 4 bulan diaplikasikan
pada pasien. Analisis data untuk menguji efektifitas perbaikan gejala PPOK pada infusa jahe
merah menggunakan uji-t. Responden penelitian sebanyak 21 orang. Rata-rata usia responden
adalah 53,24 tahun. sebagian responden mengalami peningkatan nilai CAT setelah terapi jahe
merah sebanyak 66,67%. Berdasarkan uji beda, menunjukkan nilai P=0,028 (P<0,05), yang
membuktikan ada perbedaan signifikan antara nilai CAT sebelum dan setelah terapi jahe
merah selama 4 minggu. Rebusan jahe merah selama 4 minggu efektif memperbaiki gejala
harian PPOK dibandingkan sebelum terapi. Oleh karena itu, terapi jahe merah perlu
mendapatkan perhatian karena mungkin dalam membantu terapi penyakit PPOK.

Suplemen : Omega-3 asam lemak: Suplemen omega-3, seperti minyak ikan, telah dikaitkan
dengan manfaat antiinflamasi dan dapat membantu mengurangi peradangan di saluran
pernapasan. Vitamin D: Vitamin D penting untuk kesehatan paru-paru dan sistem kekebalan
tubuh. Vitamin C: Vitamin C memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu mengurangi
peradangan di saluran pernapasan. N-acetylcysteine (NAC): NAC adalah nutrisi yang
membantu menghasilkan glutathione, antioksidan yang melindungi sel-sel paru-paru dari
kerusakan oksidatif. Coenzyme Q10: Coenzyme Q10 adalah antioksidan yang dapat
membantu melindungi sel-sel paru-paru dari kerusakan oksidatif. Probiotik: Suplemen
probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus dan sistem kekebalan
tubuh yang sehat.

Herbal : Menurut Mursyaf, N dkk thn 2018, meminum daun-daunan (Miana) yang dicampur
dengan telur dan madu, dimana fungsinya meredakan batuk. Informan percaya bahwa
pengobatan tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya, tetapi jika belum ada perubahan,
pengobatan selanjutnya ke Fasilitas Kesehatan.

Suplemen : Vitamin D: Vitamin D memiliki peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh
dan pertahanan terhadap infeksi. Zinc: Zinc adalah mineral yang penting untuk fungsi
kekebalan tubuh. Suplemen zinc dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh dan
pemulihan pasien TB.Vitamin C: Vitamin C memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Probiotik: Suplemen probiotik dapat membantu
menjaga keseimbangan mikroflora usus dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. N-
acetylcysteine (NAC): NAC adalah nutrisi yang membantu menghasilkan glutathione,
antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.

3.3 Sistem Kardiovaskuler ( Hipertensi dan PJK )

Herbal : Menurut Nurpratiwi, N dkk hasil penelitian ini menyarankan kepada bagi
masyarakat diharapkan penderita hipertensi dapat memanfaatkan terapi rendam kaki air
hangat jahe sebagai terapi alternatif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi dan dapat melakukan terapi air hangat jahe secara rutin dan disiplin, terapi rendam
kaki air hangat jahe dapat dilakukan di rumah agar lebih mudah untuk mempersiapkan alat-
alatnya. Bagi profesi keperawatan penelitian ini diharapakan mampu menjadi alternatif yang
lain dalam memberikan masukan kepada penderita hipertensi tentang pemilihan terapi
rendam kaki air hangat jahe sebagai alternatif dalam menurunkan tekanan darah, dan juga
mampu menambahkan pengetahuan perawat dalam bidang komplementer. Bagi peneliti
selanjutnya sebaiknya penelitian selanjutnya bisa membahas pengalaman efek samping yang
khusus dalam terapi rendam kaki air hangat jahe dikarenakan didalam penelitian ini peneliti
belum menemukan efek samping yang dirasakan oleh partisipan pada saat penelitian.
Menurut Parrela, R dkk thn 2021, Bahan alami lain yang dapat dijadikan sebagai obat herbal
untuk tekanan darah tinggi adalah seledri. Tanaman hijau ini mengandung zat kimia alami
yang disebut dengan phthalide.Kandungan magnesium dan kalium di dalam seledri juga
dapat membantu menjaga tekanan darah normal. Oleh karena itu, konsumsi seledri dalam
pengobatan hipertensi atau darah tinggi sebagai obat herbal untuk menurunkan darah tinggi
secara alami. Bisa membuatnya menjadi jus lalu ditambahkan dengan madu agar lebih nikmat
atau ditambahkan dengan cuka yang diyakini dapat meredakan pusing, sakit kepala, dan nyeri
bahu yang terkait dengan gejala hipertensi.

Suplemen : Coenzyme Q10: Coenzyme Q10 adalah antioksidan yang terlibat dalam produksi
energi seluler dan dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah. Omega-3 asam
lemak: Suplemen omega-3, seperti minyak ikan, telah dikaitkan dengan penurunan tekanan
darah dan peradangan. Vitamin D: Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan risiko
hipertensi. Garlic (Bawang putih): Suplemen bawang putih dapat membantu menurunkan
tekanan darah pada beberapa orang dengan hipertensi. L-arginin: L-arginin adalah asam
amino yang membantu dalam produksi oksida nitrat, yang membantu melonggarkan
pembuluh darah.

Herbal : Hawthorn (Crataegus): Hawthorn telah digunakan dalam pengobatan tradisional


untuk mendukung kesehatan jantung. Garlic (bawang putih): Bawang putih telah dikaitkan
dengan manfaat kesehatan jantung, termasuk pengurangan tekanan darah dan kolesterol.
Omega-3: Suplemen minyak ikan atau konsumsi makanan kaya omega-3 seperti ikan salmon,
sarden, atau biji chia dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung. Coenzyme Q10
(CoQ10): CoQ10 adalah nutrisi yang diproduksi secara alami oleh tubuh dan berperan
penting dalam produksi energi seluler.

Suplemen : Omega-3 asam lemak: Suplemen omega-3, seperti minyak ikan, telah dikaitkan
dengan manfaat kesehatan jantung. Coenzyme Q10: Coenzyme Q10 adalah antioksidan yang
penting untuk fungsi jantung yang sehat. Vitamin D: Vitamin D memiliki peran dalam
kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh. Vitamin B kompleks: Vitamin B kompleks,
termasuk vitamin B6, B9 (asam folat), dan B12, penting untuk kesehatan jantung dan
pembentukan sel darah merah. Vitamin C dan E: Vitamin C dan E adalah antioksidan yang
dapat melindungi sel-sel jantung dari kerusakan oksidatif. L-arginin: L-arginin adalah asam
amino yang dapat membantu meningkatkan fungsi pembuluh darah dengan meningkatkan
produksi oksida nitrat, yang membantu melonggarkan pembuluh darah.

3.4. Sistem Pencernaan (Gastroenteritis dan Gastritis)


Herbal : Penelitian yang telah dilakukan bagian tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai obat
diare yaitu bagian rimpang, batang, siung, daun, buah dan biji.Cara penolahan dan
pengggunaan tumbuhan tradisional untuk obat diare di kecamatan terangun ada beberapa cara
yaitu digiling, diminum, dimakan, dimakan mentah, dioles dan diremas. Salah satunya buah
pala dan jambu biji, dari buah pala bagian yang digunakan biji, kulit buah dan daun
sedangkan dari jambu biji bagian yang digunakan daun, kulit batang dan buah. Tumbuhan ini
mengandung minyak atsiri selain itu juga mengandung miristin yang bersifat menenangkan
sehingga orang yang terkena diare akan lebih tenang.

Suplemen : Probiotik: Suplemen probiotik mengandung mikroorganisme hidup yang


bermanfaat bagi kesehatan saluran pencernaan. Elektrolit: Gastroenteritis dapat menyebabkan
dehidrasi dan kehilangan elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan klorida. Suplemen
elektrolit dapat membantu menggantikan elektrolit yang hilang dan mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh. Zinc: Zinc merupakan mineral penting yang berperan dalam
pemulihan dan dukungan sistem kekebalan tubuh. Vitamin C: Vitamin C memiliki sifat
antioksidan dan dapat mendukung sistem kekebalan tubuh.

Herbal : Menurut Kusyati, E.,dkk thn 2018, Tanaman lidah buaya (Aloe Vera) berdasarkan
data uji klinik yang ditetapkan tingkat pembuktiannya (Level of Evidence Grade) oleh
Natural Standard/ Harvard Medical School yang memusatkan informasi berbasis evidence
mengenai keamanan, bahaya, interaksi, dan dosis. Uji klinik untuk manusia yaitu pemberian
jus 1-2 sendok makan (setara 10-30 mg hidroksiantraquinon) bermanfaat pada pasien dengan
konstipasi. Efek laksan Aloe terutama karena kandungan 1, 8-dihydroxyanthracene
glycosides, aloin A dan B (barbaloin). Dosis tunggal 1 kapsul (100 mg ekstrak), malam
(mulai kerja 8 jam). Aloe digunakan untuk periode singkat, maksimal 8-10 hari (Permenkes
No. 6 tahun 2016).

Suplemen : Probiotik: Suplemen probiotik mengandung mikroorganisme hidup yang


bermanfaat bagi kesehatan saluran pencernaan. Probiotik dapat membantu menjaga
keseimbangan mikroflora usus, mengurangi peradangan, dan meningkatkan pencernaan.
Glutamin: Glutamin adalah asam amino yang dapat membantu memperbaiki dan melindungi
lapisan usus. Vitamin B12: Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi pada beberapa kasus
gastritis kronis. Licorice (akar manis): Licorice memiliki sifat antiinflamasi dan pelindung
yang dapat membantu meredakan peradangan pada lambung.
3.5. Sistem Endokrin (DM dan Gangguan Tiroid)

Herbal : Menurut Putri, V. D., dkk thn 2022, pemberian lidah buaya (aloe vera) terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II terbukti efektif.
Penggunaan lidah buaya (aloe vera) tanaman herbal sebagai obat diabetes mellitus tipe II
dalam menurunkan kadar gula darah berhubungan dengan kemapuannya untuk meningkatkan
fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin karena kandungan aloemodin dan kromium yang
terkandung pada lidah buaya (aloe vera) berfungsi sebagai agen hipoglikemik atau penurun
kadar gula darah. Jika semakin rutin dikonsumsi maka kadar gula darah di dalam tubuh akan
stabil. Lidah buaya (aloe vera) bisa diberikan dalam bentuk jus, direbus untuk dikonsumsi
airnya maupun dalam bentuk nata de aloe vera itu sama-sama berpengaruh terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe II dengan p < 0,05.

Suplemen : Alpha-lipoic acid (asam alpha-lipoat): Suplemen alpha-lipoic acid memiliki efek
antioksidan dan antiinflamasi. Chromium (kromium): Kromium adalah mineral yang
diperlukan untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Magnesium: Magnesium
adalah mineral penting yang terlibat dalam banyak fungsi tubuh, termasuk metabolisme
glukosa dan sensitivitas insulin. Omega-3: Suplemen omega-3, seperti minyak ikan,
mengandung asam lemak omega-3 yang memiliki efek antiinflamasi dan dapat membantu
meningkatkan profil lipid dan pengendalian gula darah pada pasien diabetes. Vitamin D:
Vitamin D penting untuk kesehatan tulang dan juga memiliki peran dalam regulasi glukosa
darah.

Herbal : Menurut Abeen dkk. (2021), melaporkan bahwa kombinasi obat herbal dari daun
tanaman buah Ashwagandha (Withania somnifera) dan daun Brahmi (Bacopa monnieri)
dapat mengobati hipotiroidisme.

Suplemen : Selenium: Selenium adalah mineral penting yang diperlukan untuk produksi
hormon tiroid dan fungsi tiroid yang sehat. Vitamin D: Vitamin D memiliki peran penting
dalam regulasi sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tiroid. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pasien dengan penyakit tiroid sering mengalami defisiensi vitamin D.
Probiotik: Gangguan tiroid dapat memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus.
Ashwagandha: Ashwagandha adalah tanaman adaptogen yang telah digunakan dalam
pengobatan tradisional untuk membantu mengurangi stres, meningkatkan energi, dan
mengatur fungsi tiroid. Omega-3: Suplemen omega-3, seperti minyak ikan, mengandung
asam lemak omega-3 yang memiliki efek antiinflamasi dan dapat membantu mengurangi
peradangan yang terkait dengan penyakit tiroid.

BAB IV
Penutup
4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab diatas dapat kami simpulkan bahwa pengobatan Herbal
adalah pengobatan tradisional atau pengobatan rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada
pemakaian tumbuhan-tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Bahan herbal adalah tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan.
Obat herbal sendiri merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-
temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional. Pengobatan Herbal telah banyak
digunakan masyarakat maupun medis sebagai terapi pengobatan dalam
kesehatan/keperawatan guna untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati
pasien.

4.2. Saran

Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan rekan-rekan attau pembaca dapat
mengetahui dan memahami tentang Pengobatan herbal. Dimana kita yang berada dibidang
kesehatan dan merawat pasien harus mengetahui pengobatan lain selain pengobatan medis
yang diberikan salah satunya yaitu pengobatan herbal yang menggunakan bahan-bahan alami
yang dapat menunjang dalam pengobatan pasien itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Kusyati, E., & Fauzi’ah, N. M. (2018). Aloe Vera Efektif Sebagai Terapi Pendamping Nyeri Gastritis.
Jurnal SMART Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada
Semarang, 5(1), 11-19.
Lorensia, A., Sukarno, D. A., & Mahmudah, R. L. (2022). Rebusan Jahe Merah (Zingiber officinale
var. rubrum) dalam Memperbaiki Gejala PPOK. Indonesian Journal of Pharmaceutical
Science and Technology, 9(2), 75-84.
Mursyaf, N. A. S., Nurdiyanah, N., & Ibrahim, H. (2018). Keberhasilan pengobatan tuberkulosis (tb)
paru di wilayah kerja Puskesmas Panambungan Kota Makassar. HIGIENE: Jurnal Kesehatan
Lingkungan, 4(1), 32-40.
Nurpratiwi, N., Hidayat, U. R., & Putri, S. B. (2021). Rendam kaki air hangat jahe dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Khatulistiwa Nursing Journal, 3(1).
Parrela, R., Nurhuda, M. A., & Wahyu, I. (2021). DIIT PENYAKIT HIPERTENSI, PENGOBATAN
TRADISIONAL SERTA PENCEGAHAN UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI. Jurnal
Pendidikan Kesehatan, 10(1), 51-54.
Ratnawati, G., Zulkarnain, Z., & Supriyati, N. Efektivitas Jamu Untuk Perawatan Pasca Stroke Di
Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus Tawangmangu.

Anda mungkin juga menyukai