Anda di halaman 1dari 20

TOPIK KAJIAN

HERBAL MEDICINE

Dosen Pengampu : Apt. Safaruddin, S.Si.,M.Si

YANG DISUSUN OLEH :

NAMA : AYU SUKMA TRI PUTRI


NIM :A1A221 025
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan modul yang
berjudul “HERBAL MEDICINE”. Penyusunan modul ini untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah HERBAL MEDICINE. saya berharap dapat menambah
wawasan dan pengetahuan. Serta pembaca dapat mengetahui tentang
bagaimana dan apa saja manfaat Herbal Medicine pada diri kesehatan manusia.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan modul ini. Karena itu,


saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari modul ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan modul ini.

Makassar, 24 Agustus 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………...i
Daftar Isi …………………………………………………………………….ii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………6
1.3 Tujuan………………………………………………………….6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan perkembangan obat herbal........................8
2.2 Ketepatan penggunaan obat herbal...................................10
2.3 Klasifikasi obat herbal........................................................12
2.4 Kelebihan obat herbal........................................................13
2.5 Kelemahan obat herbal............……………………………..16
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN……….
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Akhir-akhir ini pengobatan alternative atau ramuan tradisional mulai naik daun.
Dimana-mana mulai banyak bermunculan klinik-klinik pengobatan tradisional
yang sangat diminati oleh masyarakat luas.bahkan juga masyarakat sering
mengupayakan terapi kesembuhan dengan cara yang terkadang tidak masuk
akal. Jika selama ini untuk kesembuhan suatu penyakit hanya bergantung pada
dokter dan kata-kata dokter seperti sebuah “aturan yang tak terbantahkan dan
mutlak harus dituruti’’, namun kini lain ceritanya, masyarakat mulai menyadari
ternyata obat tardisional tidak kalah hebat dengan obat modern. Adapula
sebagian golongan masyarakat yang bersifat lebih bijak dan realitis yaitu dengan
tetap melakukan diagnosa medis dan ingin tahu proses perkembangan
penyakitnya tetap menggunakan jasa dokter, namun proses pengobatannya
menggunakan obat tradisional/herbal. Selain itu, bukti-bukti empiris dan
dukungan ilmiah yang semakin banyak terhadap khasiat herbal menyebabkan
herbal semakin populer dikalangan masyarakat Indonesia. Saat ini herbal dalam
bentuk jamu banyak digunakan oleh masyarakat untuk pencegahan dan
pengobatan berbagai penyakit, termasuk penyakit-penyakit berat seperti kanker,
diabetes mellitus, jantung, hipertensi, stroke, hepatitis dan AIDS.

Di indonesia masyarakat dapat menggunakan herbal secara bebas tanpa harus


berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis lainnya. Kecenderungan yang
ada adalah masyarakat telah bertindak menjadi “ dokter “ untuk dirinya sendiri
dalam penggunaaan herbal, bahkan tidak jarang mereka mengonsumsinya
bersamaan dengan obat konvensional. Dosis dan waktu yang tepat dalam
mengonsumsi herbal dan jamu sering kali diabaikan. Masyarakat sering kali “
bereksperimen “ dalam penggunaan herbal dan jamu untuk mengobati
penyakitnya. Hal ini terjadi karena mayoritas dari mereka yang menganggap
herbal adalah aman untuk dikonsumsi karena berasal dari alam dan sudah
digunakan secara turun temurun.

Fenomena ini tentu sangat mengkhawatirkan karena paradigma “ alami berarti


aman “ serta herbal dan jamu pasti aman dan merupakan hal yang tidak salah.
Faktanya adalah walaupun herbal bersifat alami, namun kenyataannya banyak
jenis herbal yang dalam penggunaannya perlu pengawasan ketat dari tenaga
medis professional karena cukup berbahaya, bahkan ada beberapa jenis herbal
yang sudah dillarang penggunaannya oleh POM karena dapat merugikan
kesehatan yang serius. Selain itu, penggunaan herbal sering kali memiliki
interaksi negative bila dikonsumsi bersamaan dengan obat konvensional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dan Bagaimana Perkembangan Obat Herbal?
2. Bagaimana Penggunaan Obat Herbal Yang Tepat?
3. Apa Saja Klasifikasi Obat Herbal?
4. Apa Saja Kelebihan Obat Herbal?
5. Apa Saja Kelemahan Obat Herbal?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Dan Perkembangan Obat Herbal.
2. Mengetahui Penggunaan Obat Herbal Yang Tepat.
3. Mengetahu Klasifikasi Obat Herbal.
4. Mengetahui Kelebihan Obat Herbal.
5. Mengetahui Kelemahan Obat Herbal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Perkembangan Obat Herbal

Didalam UU NO.23 Tahun 1992, Tentang kesehatan dijelaskan bahwa obat


herbal atau herbal medicine atau jamu atau obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan berupa tumbuhan, hewan, mineral, sari, atau campuran yang
secara turun temurun telah dipergunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.

Dengan berpedoman pada bukti klinis (evidence-based medicine) obat herbal


telah diterima secara luas dihampir seluruh negara didunia.

Menurut WHO, negara-negara diafrika dan amerika latin menggunakan obat


herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan
diafrika, Sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk
pengobatan primer ( WHO,2003 ).

Faktor pendorong terjadinya peningkatan pengguinaan obat herbal dinegara


maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi
penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk
penyakit tertentu diantaranya kanker semakin luas diakses informasi mengenai
obat herbal diseluruh dunia (sukandar EY,2006).

WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam


pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegah dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degenaratif dan kanker, WHO juga
mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat
tradisional ( WHO,2003 ). Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih
aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relative lebih sedikit dari pada obat
moderen.
Banyak faktor yang berperang, kenapa pemanfaatan pengobatan tradisional
masih tinggi diindonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah
sebagai berikut:

1. Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.


2. Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya
masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.
3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.
4. Keterbatasan dan kegagalan pengobatan moderen dalam mengatasi
beberapa peyakit tertentu.
5. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan
(obat) yang berasal dari alam (back to nature).
6. Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan
tradisional.
7. Meningkatnya moderenisasi pengobatan tradisional.
8. Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.
9. Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.
10. Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tradisional.
2.2 Ketepatan penggunaan obat herbal
Efek samping obat tradisional relatif kecuali jika digunakan secara tepat yang
meliputi :
1. kebenaran bahan
Tanaman obat di Indonesia terdapat dari beragam spesies yang kadangkala sulit
untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai
atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.

2. Ketepatan dosis

Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi
sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi seperti halnya resep dokter.
Hal ini menepis anggapan bahwa obat tradisional tak memiliki efek samping.
Anggapan bila obat tradisional aman dikonsumsi walaupun gejala sakit sudah
hilang adalah keliru. Sampai batas-batas tertentu mungkin benar. Akan tetapi
bila sudah melampaui batas justru membahayakan. Takaran yang tepat dalam
penggunaan obat tradisional memang belum banyak didukung oleh data hasil
penelitian. Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput,
segenggam ataupun seruas yang sulit ditentukan ketepatannya. Penggunaan
takaran yang lebih pasti dalam satuan gram dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya efek yang tidak diharapkan karena batas antara racun dan obat dalam
bahan tradisional amatlah tipis. Dosis yang tepat membuat tanaman obat bias
menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi racun.

3. Ketepatan Waktu Pengguna

Ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau


tidaknya efek yang diharapkan.

4. Ketepatan Cara Penggunaan

Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat didalamnya.
Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang
berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh adalah daun kecubung jika
dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan digunakan sebagai obat asma.
Tetapi jika diseduh dan diminum dapat menyebabkan keracunan /mabuk
(Patterson S, dan O'hagan D.,2002)

5. Ketepatan telaah Informasi

Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi


yang mudah untuk diakses. Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan
dasar yang memadai dan telah atau kajian yang cukup sering kali mendatangkan
hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional
berbalik menjadi bahan membahayakan.

6. Tanpa Penyalahgunaan

Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena
tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan
manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut.

7. Ketepatan Pemilihan Obat Untuk Indikasi Tertentu

Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat
dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul
harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan
digunakan dalam terapi.
2.3 Klasifikasi Obat Herbal

Pengolahan obat tradisional pada awalnya menggunakan cara-cara dan


peralatan yang masih manual. Dengan berjalannya waktu, pengolahan
kesediaan obat ini dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan diuji secara
klinis. Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka.

Dengan semakin berkembangnya teknologi yang membantu proses produksi


sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu dalam
bentuk ekstrak. Untuk saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis berdasarkan basis kimia modern yaitu jamu, obat ekstrak alam dan
fitofarmaka.

1. Jamu ( Empirical Based Herbal Medicine )

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan Pil dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada
umumnya jamu ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang
disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar
antara 5 - 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti iempiris. Jamu yang telah
digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung
untuk tujuan kesehatan tertentu. Contoh: Diapet, Minyak kayu putih, Darsi dan
Kapsida.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific Based Herbal Medicine)

Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyaringan bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun
mineral.

Proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan mahal, ditambah
dengan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan maupun keterampilan
pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada
umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian
pra-klinis seperti standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan
ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis dan uji
toksisitas akut maupun kronis. Contoh: Tolak angin, Albibet dan Albimor.

3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)

Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada manusia.
Dengan uji klinis akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong
untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian
secara klinis dan empiris.Contoh: stimuno, nodiar dan Fitocasol.
2.4 Kelebihan Obat Herbal

Adapun yang menjadi kelebihan herbal medicine dalam pengobatan di Indonesia


diantaranya:

1. Tidak ada efek samping obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di
alam dan benar-benar bebas dari semua jenis efek samping. Orang Indonesia
telah berabad-abad meminum berbagai macam jamu tradisional dalam bentuk
dan pernah tercatat dalam kasus efek samping yang mematikan.Namun anda
tetap perlu berhati-hati karena beberapa jenis jamu tradisional diproduksi tidak
secara higienis dan bahkan dicampur zat-zat kimia sehingga berbahaya bagi
tubuh. dalam hal ini yang berbahaya bukan jamunya, namun kontaminasi jamur
dan tambahannya

2. Bebas toksin obat herbal bebas racun sehingga aman dikonsumsi siapapun
bahkan seringkali memberikan efek menghancurkan racun dalam tubuh
detoksifikasi. mudah diproduksi obat herbal adalah hasil pengolahan yang
sederhana atas akar umbi buah bunga. Kulit kayu dan bagian tanaman lainnya.
Kesederhanaan prosesnya membuat pengolahan

3. obat herbal tidak memerlukan teknologi canggih dan modal riset yang besar.
Banyak obat herbal yang diproduksi oleh usaha rumah tangga yang dipasarkan
dari pintu ke pintu terkait internet, kini obat herbal semakin mudah dan
mendunia.

4. Menghilangkan akar penyebab penyakit obat herbal tidak hanya berkhasiat


Menyembuhkan gejala penyakit, tetapi juga menghilangkannya hingga ke akar
penyebabnya. Hal ini karena efek obat herbal bersifat holistik menyeluruh
sehingga tidak hanya berfokus pada penghilangan penyakit tapi juga pada
peningkatan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit.

5. Bisa dibeli siapa saja dan dimana saja siapapun boleh membeli obat herbal di
manapun. anda tidak perlu resep dokter atau pergi ke apotek untuk membeli nya.
Namun, sebaiknya konsumen berkonsultasi dengan dokter bila mengkonsumsi
obat herbal bersamaan dengan obat masih dikhawatirkan terjadi interaksi obat.
6. Murah dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, obat herbal relatif lebih
murah. Hal ini dikarenakan obat herbal tidak perlu membayar biaya paten atau
dana riset yang besar.di masa mendatang, harga obat-obatan herbal pakan
dapat jauh lebih murah bila skala produksinya lebih efisien

7. Multikhasiat obat herbal dapat digunakan untuk pengobatan lebih dari satu
penyakit.
2.5 Kelemahan obat herbal

Adapun yang menjadi kekurangan kelemahan herbal medicine dalam


pengobatan di Indonesia di diantaranya:

1. Efek samping langsung atau terakumulasi hal ini terjadi karena obat modern
terdiri dari bahan kimia yang murni baik tunggal maupun campuran.bahan kimia
bersifat tidak organis dan murni sehingga bersifat tajam dan reaktif mudah
bereaksi sedangkan tubuh kita bersifat organis dan kompleks, sehingga bahan
kimia bukan merupakan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh.
Penggunaan bahan kimia untuk tubuh terpaksa dilakukan dengan berbagai
batasan dan dalam tingkat masih dapat diterima atau ditolak oleh tubuh.

Sering kurang efektif untuk penyakit tertentu hal ini dapat kita lihat banyak
penyakit belum ditemukan obatnya, sehingga obat yang digunakan lebih banyak
bersifat simtomatis dan digunakan terus-menerus sesuai gejalanya. Beberapa
penyakit bahkan belum diketahui sebabnya. pasien sering harus berulang-ulang
ke klinik dan tidak mengalami banyak kemajuan atau bahkan memburuk
keadaannya.

Herbal tidak mungkin tanpa kekurangan secara tiba-tiba, penyakit serius, obat
utama masih menjadi pilihan herbalis tidak dapat mengobati trauma serius
seperti patah kaki, tidak juga menyembuhkan radang usus buntu atau serangan
jantung seefektif dokter yang menggunakan pengujian diagnosis modern,
operasi, dan obat-obatan ilmu kedokteran modern mengobati penyakit tiba-tiba
dan kecelakaan lebih efektif dibanding herbal atau pengobatan alternatif lainnya.
Kelemahan yang lain adalah resiko nyata apabila melakukan pengobatan herbal
sendiri karena ketidaktahuan dosis sementara pihak lain dapat beragumentasi
bahwa hal yang sama dapat terjadi pada obat-obatan, seperti kecelakaan
overdosis obat flu banyak herbal yang tidak memiliki intruksi atau sisipan paket.
Ada resiko yang sangat nyata pada FR dosis. Permanen herbal di alam liar berisi
cocomo jika tidak nekat, beberapa orang mencoba mengidentifikasikan
mengambil herbal liar. Mereka menjalankan risiko besar untuk meracuni tubuh
mereka sendiri jika mereka tidak mengidentifikasi herbal secara benar. Atau jika
mereka menggunakan bagian tanaman yang salah pengobatan herbal dapat
berinteraksi dengan obat. Hampir semua herbal memiliki peringatan yang sama
dan banyak seperti tumbuhan yang digunakan untuk chatting seperti Vallen
tarian dan estetik Johan‘s Dapat interaksi dengan resep obat seperti antidepresi
yang sangat penting untuk mendiskusikan dengan dokter anda mengenai herbal
dan obat lainnya. Karena produk herbal tidak diatur secara ketat, konsumen juga
beresiko karena membeli herbal dengan kualitas rendah kualitas produk herbal
dapat berbeda antara merek atau produk. Hal ini mempersulit mengatur dosis
herbal jadi gunakan obat herbal sesuai dengan anjuran dokter.
Bab 3

A. Penutup

Kesimpulan

1.obat herbal atau herbal medicine atau jamu atau obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan berupa tumbuhan atau hewan mineral Sari atau campuran
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman Ketepatan penggunaan obat herbal.

2. kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan


cara penggunaan, ketepatan telah informasi, tanpa penyalahgunaan dan
ketepatan penggunaan obat.

3. Klasifikasi obat herbal meliputi: jamu obat herbal terstandar dan fitofarmaka,

4. Kelebihan obat herbal tidak ada efek samping bebas toksin mudah diproduksi,
menghilangkan akar penyebab penyakit, bisa diberi siapa saja dan dimana saja
murah dan multi khasiat.

5. kekurangan obat herbal meliputi: adanya efek samping langsung atau


terakumulasi dan sering kurang efektif untuk penyakit tertentu.
B. Saran.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat kami berikan kepada
pihak-pihak terkait yakni : Bagi subjek mengenai herbal medicine, diharapkan untuk
dapat meningkatkan kemampuan dalam pengolahan tumbuhan menjadi obat herbal.
Agar ketika pasien meminum obat herbal tersebut tidak ada hal yang berdampak
buruk, kemudian Bagi peneliti selanjutnya,dapat melakukan pengambilan data
secara langsung dan menggunakan kuesioner dalam bentuk fisik jika penelitian
dilakukan tidak dalam kondisi pandemi, sehingga pelaksanaan pengambilan data
dapat dikontrol dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ministry of Health. e) Omodamiro O. D and Jimoh MA. 2015. Phytochemical


Content And Anti-Inflammatory and Diuretic Activities Of Ethanol Extract Of
Amaranthus hybridus In Experimental Animal Model. Pyrex Journal of Medicine
and Medical Sciences January Vol 2(1), p 023-030.

Hariana, Arief. 2015. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar
Swadaya. b) Heyne K. 1989. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV. Bogor: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>
<b:Sources
xmlns:b="http://schemas.openxmlformats.org/officeDocument/2015/bibliog
raphy"
xmlns="http://schemas.openxmlformats.org/officeDocument/2015/bibliogra
phy">
<b:Source>
<b:SourceType>Journal Article</b:SourceType>
<b:Title>DAFTAR PUSTAKA</b:Title>
<b:Author>
<b:Author>
<b:NameList>
</b:NameList>
</b:Author>
<b:Editor>
<b:NameList>
</b:NameList>
</b:Editor>
</b:Author>
<b:Tag>daftar-pustaka</b:Tag>
</b:Source>
</b:Sources>

Anda mungkin juga menyukai