Anda di halaman 1dari 28

TERAPI KOMPLEMENTER

LATAR BELAKANG
• Konvensional/modern/barat:
▫ Perkembangan teknologi  industri zat
kimia sintetis;
▫ Canggih  mahal, penyakit membandel,
beragam;
▫ Malpraktik;
▫ Antibiotik berkembang  kuman jadi
ganas dan bandel;
▫ Putus asa terhadap pengobatan kanker;
▫ Arah lebih pada menghilangkan gejala, efek
samping berbahaya
Next.....

• Pengobatan alternatif:
▫ tidak dipakai karena takut ditertawakan,
pakar selanjutnya terbukti melihat hasil
bukan cara, masyarakat tertarik, terbukti
mempunyai potensi, biaya lebih rasional.
PENGERTIAN
• Alternatif: pilihan cara pengobatan yang
dapat digunakan untuk pengobatan
penyakit tertentu selain pengobatan barat
• Modern: prinsip paliatif (menghilangkan
gejala) didasari oleh penelitian ilmiah yang
akurat.
• Tradisional: mengandalkan prinsip alopati
(menyembuhkan)
Next......
• Holistik: pendekatan dalam terapi
tradisional karena pendekatan sinergi
antara tubuh, pikiran, dan jiwa
• Komplementer: penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern.
Ada yang sudah integrasi contoh: diet,
herbal dan akupunktur. Herbal ada yang
telah lulus uji klinis disamakan dengan obat
modern.
JENIS PELAYANAN - TERAPI
KOMPLEMENTER
Berdasarkan Permenkes RI, Nomor : 1109/
Menkes/Per/2007 adalah :
Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body
interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa, dan yoga

Sistem pelayanan pengobatan alternatif :


akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda
Next........
Cara penyembuhan manual : healing touch,
shiatsu, osteopati, pijat urut
Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu,
herbal, gurah
Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan
pengobatan : diet makro nutrient, mikro
nutrient
Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan:
terapi ozon, hiperbarik
Hambatan Perkembangan Terapi
Komplementer
• Belum menjadi program prioritas
• Belum memadainya regulasi yang mendukung
pelayanan kesehatan komplementer tradisional -
alternatif
• Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan
• Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam
melakukan bimbingan
• Terbatasnya pengembangan program Pelayanan
Kesehatan Komplementer Tradisional Alternatif
• Terbatasnya anggaran
PENGOBATAN TRADISIONAL

• UU Kesehatan no 23 thn 1992 pasal 42, tentang


pengobatan tradisional adalah:
▫ Salah satu upaya pengobatan dan atau perawatan
cara lain diluar ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan (pasal 1)

▫ Sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 perlu dibina &


diawasi untuk diarahkan agar menjadi pengobat atau
perawatan cara lain yg dapat dipertanggungjawabkan
manfaat keamanannya
Next.....
• Keputusan Menkes RI No. 1076 / MenKes / SK / VII / 2003
ttg “pengobatan tradisional”:
▫ Pengobatan/perawatan yang mengacu pada
pengalaman, keterampilan, turun temurun, sesuai dg
norma yg berlaku di masyarakat (pasal 1)
▫ Obat tradisional ad/ bahan atau ramuan bahan berupa
tumbuhan, bahan hewan, mineral, sediaan galenik
atau campuran, turun temurun telah digunakan
pengobatan
Jenis pengobatan tradisional

• KepmenKes RI No. 1076 / MenKes / SK / VII / 2003


pasal 3 ayat 2
• Pengobatan tradisional
▫ Keterampilan: pijat urut, patah tulang, refleksi,
akupuntur
▫ Pengobat ramuan: jamu. Gurah, tabib, dll
▫ Pendekatan agama: islam, kristen, dll
Diperlukan Riset
• Mengetahui unsur/zat-zat & senyawa
• Menemukan bahan baku alternatif
• Efek farmakologi
• Temukan bahan aktif untuk pengobatan
• Temukan senyawa, efek farmakologinya
• Rekayasa gen untuk bahan obat
Ramuan Tradisional
• Indonesia memiliki lebih kurang 30.000
spesies tumbuhan dan 940 spesies di
antaranya termasuk tumbuhan berkhasiat
(180 spesies telah dimanfaatkan oleh
industri jamu tradisional).
• Indonesia dikenal sebagai negara nomor 2
dengan tanaman obat tradisional setelah
Brazilia
Lanjutan……..
• Penggunaan bahan alam sbg obat tradisional di
Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita
sejak berabad-abad yang lalu
• Bukti:
▫ adanya naskah lama pada daun lontar Husodo
(Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi
Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat
Racikan Boreh Wulang nDalem dan relief candi
Borobudur yang menggambarkan orang sedang
meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai
bahan bakunya.
Lanjutan……..
• Menurut WHO: 65% pddk negara maju dan 80 %
pddk negara berkembang telah menggunakan
obat herbal.
• Faktor pendorong terjadinya peningkatan
penggunaan obat herbal adalah :
▫ usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat
prevalensi penyakit kronik meningkat
▫ adanya kegagalan penggunaan obat modern
untuk penyakit tertentu diantaranya kanker
▫ Semakin luas akses informasi mengenai obat
herbal di seluruh dunia.
Lanjutan……..
• WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional
termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengobatan
penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit
degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukkan
dukungan WHO untuk back to nature.
KETEPATAN PENGGUNAAN
OBAT TRADISIONAL
Efek samping obat tradisional relatif kecil jika
digunakan secara tepat, yang meliputi :
1. Kebenaran bahan
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam
spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu
dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan
tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan
Lanjutan……..
2. Ketepatan dosis
• Tanaman obat, seperti obat modern tak bisa
dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang
harus dipatuhi, seperti: resep dokter.
• Contoh:
▫ Buah mahkota dewa hanya boleh dikonsumsi
dgn perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air.
▫ Daun mindi baru berkhasiat jika direbus sebanyak
7 lembar dalam takaran air tertentu (Suarni,
2005).
Lanjutan……..
• Hal ini menepis anggapan bahwa obat tradisional
tak memiliki efek samping.

• Anggapan obat tradisional aman dikonsumsi ad/


keliru. Sampai batas-batas tertentu, mungkin
benar. Akan tetapi bila sudah melampaui batas,
justru membahayakan.

• Takaran yang tepat dalam penggunaan obat


tradisional memang belum banyak didukung oleh
data hasil penelitian.
Lanjutan……..
• Peracikan scr tradisional menggunakan takaran
sejumput, segenggam atau pun seruas yang sulit
ditentukan ketepatannya.
• Penggunaan takaran yang lebih pasti dalam satuan
gram dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
efek yang tidak diharapkan karena batas antara
racun dan obat dalam bahan tradisional amatlah
tipis.
• Dosis yang tepat membuat tanaman obat bisa
menjadi obat, sedangkan jika berlebih bisa menjadi
racun
Lanjutan……..
3. Ketepatan waktu penggunaan
• Contoh:
▫ Kunyit bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid
dan sudah turun-temurun dikonsumsi dalam
ramuan jamu kunir asam yang sangat baik
dikonsumsi saat datang bulan (Sastroamidjojo S,
2001).

▫ Akan tetapi jika diminum pada awal masa


kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal
ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu
penggunaan obat tradisional menentukan tercapai
atau tidaknya efek yang diharapkan.
Lanjutan……..
4. Ketepatan cara penggunaan
• Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif
yang ber-khasiat di dalamnya.
• Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan
membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam
penggunaannya.
• Contoh: daun Kecubung jika dihisap seperti rokok
bersifat bron-kodilator dan digunakan sebagai obat
asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat
menyebabkan keracunan/mabuk (Patterson S, dan
O’Hagan D., 2002).
Lanjutan……..
5. Ketepatan telaah informasi
• Perkembangan teknologi informasi saat ini
mendorong derasnya arus informasi yang mudah
untuk diakses.
• Informasi yang tidak didukung oleh pengetahuan
dasar yang memadai dan telaah atau kajian yang
cukup seringkali mendatangkan hal yang
menyesatkan.
• Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional
berbalik menjadi bahan membahaya-kan.
Lanjutan……..
• Contoh:
▫ Informasi di media massa meyebutkan bahwa biji
jarak (Ricinus communis L) mengandung risin
yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai
antikanker (Wang WX, et al., 1998).

Risin sendiri bersifat toksik/racun sehingga jika


biji jarak dikonsumsi secara langsung dapat
menyebabkan keracunan dan diare ((Audi J, et
al., 2005), (Sastroamidjoj, 2001)).
Lanjutan……..
6. Tanpa penyalahgunaan
• Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah
untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep
dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan
manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional
tersebut.
• Contoh :
▫ Jamu peluntur untuk terlambat bulan sering
disalahgunakan untuk pengguguran kandungan.
Resiko yang terjadi adalah bayi lahir cacat, ibu
menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan
kematian.
Lanjutan……..
7. Ketepatan pemilihan obat untuk indikasi
tertentu
• Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan
beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam terapi.
• Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping
yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam
pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan
dalam terapi.
Lanjutan……..
• Contoh:
▫ Daun Tapak dara mengandung alkaloid yang
bermanfaat untuk pengobatan diabetes. Akan
tetapi daun Tapak dara juga mengandung
vincristin dan vinblastin yang dapat
menyebabkan penurunan leukosit (sel-sel darah
putih) hingga ± 30%  akibatnya penderita
menjadi rentan terhadap penyakit infeksi
Padahal pengobatan diabetes membutuhkan
waktu yang lama sehingga daun Tapak dara tidak
tepat digunakan sebagai antidiabetes melainkan
lebih tepat digunakan untuk pengobatan
leukemia.
THE END

Anda mungkin juga menyukai