Anda di halaman 1dari 9

Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol x No.

x Tahun x

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT HERBAL UNTUK


PENGOBATAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT
DI DESA KEPANDEAN KECAMATAN DUKUHTURI
KABUPATEN TEGAL

Wardah Anillah1, Meliyana Perwita Sari2, Rizki Febriyanti3


Politeknik Harapan Bersama, Kota Tegal, Jawa tengah 52122
Program Studi Diploma III Farmasi Politeknik Harapan
Bersama Tegal, Indonesia
e-mail: wardahanillah22@gmail.com

Article Info Abstrak


Article history:
Submission April 2021 Penggunaan obat herbal merupakan bagian dari budaya masyarakat dan
Accepted April 2021 banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu upaya untuk
Publish April 2021 menanggulangi masalah kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran penggunaan obat herbal untuk penyakit hipertensi oleh
masyarakat di Desa Kepandean Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan ini menggunakan data
primer yaitu kuesioner yang diberikan kepada masyarakat di Desa Kepandean
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal yang menderita hipertensi dengan
jumlah sampel 84 responden.
Berdasarkan analisis data masyarakat penderita hipertensi di Desa
Kepandean Kabupaten Tegal menggunakan beberapa tanaman herbal untuk
pengobatan, diantaranya yaitu seledri sebanyak 34 responden, mengkudu
sebanyak 18 responden, belimbing wuluh sebanyak 10 responden, dan salam
sebanyak 6 responden. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi dengan cara
direbus, dijus, dan juga dikonsumsi langsung dalam keadaan segar, dengan
frekuensi penggunaan 2 kali sehari. Adapun alasan masyarakat menggunakan
obat herbal karena obat herbal lebih murah, mudah diperoleh, dan mudah untuk
disajikan.

Kata kunci: Obat Herbal, Terapi Herbal, Penyakit Hipertensi

Ucapan terima kasih: Abstract


1. Bapak Nizar Suhendra, Natural herbs has been widely used for years among Indonesian society.
S.E, M.P.P. selaku This is choosen as one of ways to maintain their own health. This study was to
Direktur Politeknik
get furtner description of the use of natural herbs as the treatment for patients
Harapan Bersama. with hypertension in Kepandean Village, Tegal.
2. Ibu apt. Sari By applying descriptive quantitative approach, the current research
Prabandari, S.Farm., proposed a quantitative as primary data. The questions were addressed to 89
M.M., selaku Ketua respondents in order to find out natural herbs used by the respondents with
Program Studi
hypertension.
Diploma III Farmasi The results found that an respondents in the village used nature herb for
Politeknik Harapanthe treatment. The herbs included celery (34 respondents), noni fruit (18
Bersama. respondents), Bilimbi (10 respondents) and bay leaf (16 respondents). The
herbs were mostly consumed twice a day in the form of juice, boilde, or
3. Ibu apt. Meliyana sometimes they were eaten raw. In addition, most respondents decided to use
Perwita Sari, M.Farm the herbs for certain reasons such as cheaper, easy to get and serve.
selaku Dosen
1
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
Pembimbing I. Keywords : Natural Herbs, Herbal Medicines, Hypertension.
4. Ibu apt. Rizki
Febriyanti, M.Farm
selaku Dosen
Pembimbing II.

DOI …. ©2020Politeknik Harapan Bersama


Tegal

Alamat korespondensi:
Prodi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Gedung A Lt.3. Kampus 1
Jl. Mataram No.09 Kota Tegal, Kodepos 52122
Telp. (0283) 352000 p-ISSN: 2089-5313
E-mail: parapemikir_poltek@yahoo.com e-ISSN: 2549-5062

2
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
A. Pendahuluan Berbagai tanaman obat yang ada di Indonesia
Penyakit yang sering mengganggu sudah sering dimanfaatkan masyarakat untuk
kesehatan manusia salah satunya adalah pengobatan berbagai jenis penyakit, baik
hipertensi. Hipertensi merupakan diagnosis penyakit akut maupun penyakit kronik. Salah
primer paling sering ditemukan dengan satu penyakit kronik yang paling banyak
prevalensi yang semakin meningkat, serta memanfaatkan tanaman obat adalah hipertensi.
cenderung menyurung pada usia lebih muda. Selain kaya manfaat tanaman obat juga mudah
Komplikasi hipertensi adalah gangguan didapat oleh masyarakat karena banyak
peredaran darah otak (stroke), gangguan ditemukan sebagai tanaman hias dan pohon-
penyakit jantung dan gagal ginjal yang banyak pohonan yang berada dipekarangan.
menyebabkan kematian. Penatalaksanaan Penggunaan obat tradisional sebagai
hipertensi dilakukan jangka panjang, sehingga bagian dari pengobatan hipertensi semakin
penderita perlu minum obat jangka panjang, meningkat dalam dekade terakhir. Hal ini
Penggunaan obat hipertensi jangka panjang disebabkan adanya beberapa faktor, terutama
sering menimbulkan efek samping obat (Triyono harga obat tradisional yang dianggap lebih
dan Fajar, 2015). Penyebab penyakit hipertensi murah dengan efek samping yang dianggap lebih
secara umum diantaranya aterosklerosis sedikit (Hussana et al, 2016). Berdasarkan hal
(penebalan dinding arteri yang meyebabkan tersebut diatas, maka penelitian ini bermaksud
hilangnya elastisitas pembuluh darah), untuk mengetahui pola penggunaan obat
keturunan, bertambahnya jumlah darah yang tradisional di masyarakat
dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar Penelitian ini dilakukan di Desa
adrenal dan sistem saraf simpatis, obesitas, Kepandean RT 01,02,03 RW 02 Kecamatan
tekanan psikologis, stress, dan ketegangan bisa Dukuhturi Kabupaten Tegal, karena pada survei
menyebabkan hipertensi (Sudewa dkk., 2014). awal banyak masyarakat yang menderita
Salah satu faktor pemicu hipertensi yang hipertensi dan di desa masih terdapat banyak
dapat dikontrol adalah stress. Pola hidup tidak tanaman yang berkhasiat. Berdasarkan latar
sehat dan tingginya tingkat stress akan belakang dan masalah yang telah dijelaskan
memperberat resiko komplikasi hipertensi diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian
(Universitas Sumatra Utara, 2008). Stress tentang Gambaran Penggunaan Obat Herbal Di
psikososial yang berkepanjangan berhubungan Desa Kepandean Kecamatan Dukuhturi
erat dengan timbulnya hipertensi primer. Usia Kabupaten Tegal.
pertengaha merupakan kelompok masyarakat
yang memiliki faktor resiko hipertensi dari segi B. Metode
usia sekaligus dari faktor stress psikosisial Penelitian ini termasuk peneltian
(Santrock, 2002, Sigarlaki, 2006; Nasution, deskriptif dengan pendekatan kunatitatif.
2010). Penelitian kuantitatif adalah suatu rangkaian
Salah satu upaya untuk mengendalikan kegiatan penelitian yang mencakup data yang
tekanan darah dapat dilakukan baik dengan dikumpulkan untuk menjawab masalah
terapi modern maupun tradisional salah satunya penelitian (Supardi dan Surahman, 2014). Dalam
menggunakan obat herbal. Obat herbal dapat penelitian survei deskriptif, penelitian diarahkan
digunakan untuk terapi komplementer di fasilitas untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu
kesehatan dan dijadikan pilihan masyarakat jika keadaan di dalam suatu komunitas atau
mereka menginginkan untuk mengonsumsi jamu masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Desain
saja sebagai subyek dalam upaya preventif, penelitian yang digunakan adalah cross sectoinal,
promotif, kuratif, rehabilitatif dan palatif yaitu peneliti melakukan pengukuran atau
(Aditama, 2014). Terapi komplementer adalah penelitian dalam satu waktu. Penelitian ini
terapi pelengkap dari terapi konvensional untuk menggambarkan penggunaan obat herbal untuk
penyembuhan (Martin dan Ponia, 2016). penyakit hipertensi di Desa Kepandean,
Penggolongan jenis obat initidak hanya Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.
obat yang berbasis kimia modern, tetapi terdapat
juga obat yang berasal dari alam dikenal sebagai C. Hasil dan Pembahasan
obat tradisional atau obat herbal, Obat herbal Responden dalam penelitian ini berjumlah 84
yang dimaksud disini aadalah obat herbal yang responden yang berdomisili di Desa Kepandean
berasal dari tumbuhan. Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Data yang
Indonesia kaya akan tanaman obat. diperoleh dari penyebaran kuisioner kemudian
3
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
ditabulasi dan dianalisis secara frekuensi. Hasil Berdasarkan tabel 2 dapat
penelitian akan diperoleh data mengenal gambaran diketahui bahwa dari ke 84 orang
penggunaan obat herbal untuk penyakit hipertensi responden perempuan memiliki
oleh Masyarakat di Desa Kepandean RT 01,02,03 presentase yang lebih besar dari
RW 02 Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal.
responden laki-laki, yaitu sebesar 58,3%
1. Gambaran Karakteristik Responden sedangkan responden laki-laki memiliki
Gambaran karakteristik responden
presentase sebesar 41,7%.
dapat dijelaskan berdasarkan data dibawah ini
b. Karakteristik Pendidikan Terakhir
yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan
Responden
terakhir, pekerjaan dan lamanya menderita
Distribusi responden berdasarkan
hipertensi.
pendidikan terakhir di Desa Kepandean
a. Karakteristik Umur Responden Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal
Distribusi responden berdasarkan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
kelompok umur di Desa Kepandean
tabel dibawah ini.
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal
Tabel 3. Karakteristik Pendidikan Terakhir
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
responden
tabel dibawah ini.
Pendidikan Jumlah Persentase
Tabel 1. Karakteristik Umur Responden
Umur Jumlah Persentase Tidak sekolah 18 21,4%
SD 31 36,9%
20 – 30 tahun 10 11,9%
SMP 10 11,9%
31 – 40 tahun 15 17,9%
SMA 15 17,9%
41 - 50 tahun 10 11,9%
Perguruan tinggi 10 11,9%
51 - 60 tahun 31 36,9%
Total 84 100%
61 - 70 tahun 10 11,9%
Sumber : Data primer yang sudah diolah
71 - 80 tahun 8 9,5%
Berdasarkan tabel 3, dapat
Total 84 100% diketahui bahwa dari 84 responden,
Sumber : Data primer yang sudah diolah persentase pendidikan yang paling besar
Berdasarkan Tabel 1., dapat yaitu responden yang berpendidikan
diketahui bahwa dari 84 orang responden terakhir SD sebesar 36,9%, selanjutnya
usia 51 tahun keatas memiliki presentasi adalah tidak sekolah atau tidak tamat SD
paling besar, yaitu 36,9%. Menurut sebesar 21,4%, Tamat SMA sebesar
Junaedi dkk (2013), hipertensi paling 17,9%, Perguruan Tinggi sebesar 11,9%,
sering menyerang orang dewasa yang dan yang terakhir tamat SMP sebesar
berusia dari mulai 40 tahun dan hipertensi 11,9%.
banyak dijumpai pada wanita yang c. Karakteristik Pekerjaan Responden
berumur 50 tahun keatas ketika sebagian Karakteristik responden
wanita mengalami menopause. berdasarkan pekerjaan di Desa
Karakteristik Jenis Kelamin Kepandean Kecamatan Dukuhturi
Responden Kabupaten Tegal dalam penelitian ini
Distribusi responden berdasarkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
jenis kelamin di Desa Kepandean Tabel 4. Karakteristik Pekerjaan Responden
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Pekerjaan Jumlah Persentase
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Ibu rumah tangga 39 46,4%
tabel dibawah ini.
Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin PNS 10 11,9%
Responden Buruh 10 11,9%
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Wiraswasta 25 29,8%
Laki-laki 35 41,7% Swasta 0 0%
Perempuan 49 58,3% Total 84 100%
Total 84 100% Sumber : Data primer yang sudah diolah
Sumber : Data primer yang sudah diolah Berdasarkan Tabel 4, dapat
diketahui bahwa dari 84 responden,
4
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
pekerjaan responden yang paling banyak menggunakan obat kimia terlebih dahulu
yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu dalam pengobatan hipertensinya.
sebesar 46,4%, dan yang paling sedikit 2. Gambaran Penggunaan Obat Herbal
yaitu responden yang bekerja sebagai Mengobati Hipertensi menggunakan
Pegawai Negri Sipil (PNS) dan obat herbal banyak pilihannya. Selain untuk
Wiraswasta sebanyak 11,9%. menurunkan tekanan darah tinggi, pengobatan
d. Karakteristik Lamanya Responden herbal bertujuan juga memperkecil risiko
Menderita Hipertensi terjadinya komplikasi, seperti stroke,
Karakteristik responden kerusakan pada ginjal, atau peningkatan gula
berdasarkan lamanya menderita hipertensi darah (Diabetes).
di Desa Kepandean Kecamatan Dukuhturi a. Pemilihan Tanaman
Kabupaten Tegal dalam penelitian ini Menurut Junaedi dkk (2013),
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. terdapat sembilan jenis tanaman yang
Tabel 5 Karakteristik Lamanya Responden berkhasiat sebagai antihipertensi
Menderita Hipertensi (Andika, AS diantaranya seledri, belimbing wuluh,
Sukmawati, 2019) mengkudu, salam, pule pandak, kunyit,
Lama menderita brotowali, bawang putih, sambiloto.
Jumlah Persentase
hipertensi Masyarakat di Desa Kepandean Kecamatan
< 1 tahun 35 41,7% Dukuhturi Kabupaten Tegal menggunakan
tanaman herbal untuk menurunkan tekanan
> 1 tahun 49 58,3% darah tinggi dapat dilihat pada tabel
Total 84 100% dibawah ini.
Sumber : Data primer yang sudah diolah Tabel 7. Pemilihan Tanaman Untuk Mengobati
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat Hipertensi
bahwa sebagian besar responden Tanaman yang Persentase
menderita lebih dari satu tahun, yaitu Jumlah
digunakan
sebesar 58,3%. Sedangkan responden Seledri 34 40,5%
yang menderita hipertensi kurang dari 11,9%
satu tahun sebesar 41,7%. Karakteristik Belimbing wuluh 10
Lamanya Responden Mengkomsumsi Mengkudu 18 21,4%
Obat Herbal Salam 6 7,1%
Karakteristik responden Pule pandak 2 2,4%
berdasarkan lamanya mengkonsumsi 4,8%
Obat Herbal di Desa Kepandean Kunyit 4
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal Brotowali 4 4,8%
dalam penelitian dapat dilihat pada tabel Bawang putih 4 4,8%
dibawah ini. Sambiloto 2 2,4%
Tabel 6. Karakteristik Lamanya Responden
Total 84 100%
Mengkonsumsi Obat Herbal
Lama Sumber : Data primer yang sudah diolah
mengkonsumsi obat Jumlah Persentase Berdasarkan Tabel 7 dapat kita
herbal ketahui bahwa dari 84 responden yang
diteliti, terdapat 40,5% responden yang
< 1 tahun 35 41,7%
menggunakan seledri, hal ini dikarenakan
> 1 tahun 49 58,3% seledri mudah didapatkan dan harganya
Total 84 100% ekonomis.
Sumber : Data primer yang sudah diolah b. Pemilihan Bentuk Sediaan
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat Menurut Pujilestari dkk (2016),
bahwa lamanya responden mengkonsumsi pengeringan pada tanaman berpengaruh
obat herbal dibagi menjadi dua bagian terhadap jumlah senyawa yang terkandung
yaitu kurang dari satu tahun sebanyak didalam tanaman tersebut. Pada kondisi
41,7% dan lebih dari satu tahun sebanyak tanaman segar jumlah senyawa yang
58,3%. Hal ini dapat memungkinkan terdeteksi lebih banyak dibandingkan
bahwa sebagian kecil responden kondisi tanaman kering, hal ini disebabkan
dalam pengeringan terjadi penguapan air
5
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
dan senyawa yang mudah menguap serta Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui
pelepasan senyawa yang terjadi terikat bahwa dari 84 responden yang diteliti terdapat
menjadi bebas. 57,14% pengolahan tanaman dengan cara
Tabel 8. Pemilihan Bentuk Sediaan direbus. Untuk Seledri terdapat 40,48%
Tanaman yang Bentuk sediaan responden mengkonsumsi dengan cara
digunakan direbus dan dijus dalam keadaan segar.
Segar Kering
Responden mengolah seledri dengan
Seledri 34 - cara direbus dan dijus dalam keadaan segar.
Belimbing wuluh 10 - Seledri mengandung senyawa apigenin yang
Mengkudu 18 - termasuk kedalam golongan flavonoid,
dimana sifat dari flavonoid yaitu tahan
Salam 6 - terhadap panas, sehingga seledri bisa diolah
Pule pandak 2 - dengan cara direbus maupun diseduh.
Kunyit 4 - Sedangkan menurut Latief (2014) seledri
Brotowali 0 4 diolah dengan diperas dengan air dimasak
kemusian disaring dan diminum airnya.
Bawang putih 4 - Responden mengolah mengkudu
Sambiloto 2 - dengan cara direbus. Mengkudu mengandung
Total 80 4 senyawa scapoletin yang berkhasiat
Sumber : Data yang sudah diolah menurunkan tekanan darah. Scapoletin
Berdasarkan Tabel 8 dapat bersifat tahan terhadap panas, sehingga
diketahui bahwa dari 84 responden yang mengkudu bisa diolah dengan cara direbus
diteliti banyak responden menggunakan maupun diseduh. Sedangkan menurut Latief
tanaman segar untuk pengobatan yaitu (2004) mengolah mengkudu dengan cara
sebanyak 95,2% dan sisanya menggunakan diperas dan diambil airnya kemudian campur
tanaman kering sebanyak 4,8%. dengan madu.
3. Cara Pengolahan Tanaman Herbal Responden mengolah Belimbing
Ada beberapa cara penggunaan wuluh dengan cara dikonsumsi langsung dan
tanaman obat secara turun temurun oleh dijus. Belimbing wuluh mengandung senyawa
masyarakat yaitu dengan dimakan langsung flavonoid dan kalium sitrat yang berfungsi
(dilalap), direbus, dibuat teh, di jus, diseduh, sebagai antihipertensi.
diparut dll. Tanaman obat yang diolah dengan Responden mengolah salam dengan
direbus (Jamu godok) telah banyak digunakan cara direbus. Salam dengan cara direbus dan
untuk pengobatan karena manfaatnya sudah diseduh. Salam mengandung senyawa
dirasakan dan efek samping yang ringan, serta flavonoid berkhasiat untuk menurunkan
mudah didapatlan (Hadi, 2015). tekanan darah. Flavonoid bersifat tahan
Tabel 9 Cara Pengobatan Obat Herbal terhadap panas, sehingga salam bisa diolah
Pengolahan
Tanaman yang digunakan Dikonsumsi
Direbus Diseduh Diperas Dijus Diparut
langsung
Seledri 16 18
Belimbing wuluh 5 5
Mengkudu 18
Salam 6
Pule pandak 2
Kunyit 4
Brotowali 4
Bawang putih 4
Sambiloto 2
Total 9 48 23 4
Sumber : Data primer yang sudah diolah
6
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
dengan cara direbus maupun diseduh dengan diracik sendiri
air panas. Sedangkan menurut Latief (2014) Khasiat obat
salam diolah dengan cara direbus. herbal sama
4. Frekuensi Penggunaan Obat Herbal 32,1% 34,6% 33,3%
dengan obat
Berdasarkan penelitian sebelumnya kimia
yang dilakukan oleh Syaifuddin (2013) bahwa Obat herbal
frekuensi konsumsi tanaman herbal yang mengandung
dilakukan oleh informan dalam pengobatan berbagai 51.2% 25% 23,8%
hipertensi adalah seledri dikonsumsi 2 kali senyawa aktif
sehari dan mengkudu 1-2 kali sehari. yang berkhasiat
Tabel 10. Frekuensi Penggunaan Obat Herbal Obat herbaltidak
Tanaman Jumlah Responden memiliki efek
yang 72,6% 14,3% 13,1%
1x 2x 3x kadang- samping yang
digunakan Sehari Sehari Sehari kadang merugikan
Seledri 7 17 10 Tidak sembuh
Belimbing dengan obat 53,6% 10,7% 35,7%
wuluh 1 7 2 kimia
Obat herbal
Mengkudu 2 14 2
aman
Salam 2 4 57,1% 27,4% 15,5%
dikonsumsi
Pule pandak 2 kapan saja
Kunyit 2 2 Sumber : Data primer yang sudah diolah
Berdasarkan Tabel 11 yang terdiri dari
Brotowali 2 2
delapan pertanyaan alasan menggunakan obat
Bawang
herbal rata;rata responden setuju dengan
putih 2 2
alasan tersebut. Untuk pernyataan pertama
Sambiloto 2 harga obat herbal lebih murah jika
Total 20 48 16 dibandingkan dengan obat kimia 85,7%
Sumber : Data primer yang sudah diolah responden setuju karena sebagian obat herbal
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahkan ada yang tidak perlu dibeli karena bisa
bahwa dari 84 responden yang diteliti, ditanam sendiri.
terdapat 57,1% responden yang
mengkonsumsi obat herbal 2x sehari. Seledri D. Simpulan Kesimpulan
dikonsumsi 2x sehari sebanyak 20,23%,1x
sehari sebanyak 8,3%. Frekuensi penggunaan Berdasarkan hasil Penelitian yang telah
obat herbal dua kali sehari lebih cenderung dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
untuk menjaga tekanan darah supaya normal masyarakat penderita hipertensi di Desa
bagi penderita hipertensi. Kepandean khusunya di RT 01,02,03 RW 02
Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal
5. Alasan Menggunakan Obat Herbal beberapa tanaman herbal sebagai
Tabel 11. Alasan Menggunakan Obat Herbal pengobatannya. Yang paling banyak yaitu
Seledri sebanyak 40,5%% dengan cara
Tidak pengolahan direbus dan dijus dalam keadaan
Alasan Setuju Netral
Setuju segar dengan frekuensi penggunaan 2 kali
Harga obat sehari, kemudian mengkudu sebanyak 21,4%%
herbal lebih 85,7% 6% 8,3% dengan cara pengolahan direbus dalam keadaan
murah segar dan dikonsumsi 2 kali sehari, Belimbing
Obat herbal wuluh sebanyak 11,9% yang dikonsumsi
mudah didapat langsung dalam keadaan segar dan juga
81% 8,3% 10,7% sebagian dengan cara dijus dengan frekuensi
atau ditanam
sendiri penggunaan 2 kali sehari, salam sebanyak 7,1%
Obat herbal dengan cara pengolahan direbus dan
mudah 70,2% 11,9% 17,9% dikonsumsi sebanyak 2 kali sehari. Masyarakat
disiapkan atau menggunakan obat herbal dengan alasan harga
7
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
obat herbal lebih murah dengan prosentase Belimbing Wuluh dan Belimbing
(85,7%), Obat herbal mudah didapat atau Manis Terhadap Perubahan Tekanan
ditanamn sendiri sebanyak (81%), Obat herbal Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
mudah disiapkan atau diracik sendiri (70,2%). di Puskesmas Pembantu Desa
Teguhan Kecamatan Jiwan. Jurnal
E. Pustaka STIKES Bhakti Husada Mulia.
I Kadek Agus Andika, 2014. Pengaruh
Abdul Ghofur Anshori, 2009, lembaga Pemberian Bunga Rosella Terhadap
kenotariatam Indonesia, Perspektif Perubahan Tekanan Darah Penderita
Hukum dan Etika, Yogyakarta, UII Hipertensi Dengan Terapi Captopril di
Press. Desa Kamiwangi Kecamatan Toili
Aditama. 2014). Jamu & Kesehatan. Barat Kabupaten Luwuk Banggai.
Jakarta: Badan Peneltian dan Jurnal Keperawatan 2 (2).
Pengembangan Kesehatan Junaedi, E. Dan Yulianti, S. Dkk. 2013.
Apriza, 2019. Perbedaan Efektivitas “Hipertensi Kandas Berkat Herbal”,
Rebusan Daun Avocad Terhadap ed I. Jakarta: Fmedia.
Penurunan Tekanan Darah Pada Notoatmodjo, S.2010.Metodologi Penelitian
Lansia Yang Menderita Hipertensi Di Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Kuok Wilayah Kerja Puskesmas Potter & Perry (2005). Buku Ajar
Kuok. Jurnal Ners 3 (2), 60-71. Fundamental Keperawatan Konsep,
Arikunto, S.2013.Prosedur Penelitian Suatu Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume
Pendekatan Produk. Edisi Revisi. 1.EGCC. Jakarta
Jakarta: PT. Rineka Cipta Parida, Yona, 2018. Gambaran Penggunaan
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Obat Herbal Untuk Penyakit
Keperawatan.Edisi 1.EGC. Jakarta. Hipertensi Oleh Masyarakat di Desa
Kertabasuki Kecamatan Wanasari
Asmawati, Nurngaini, 2016. Efektivitas
Kabupaten Brebes.
Rebusan Seledri dalam Menurunkan
Tekanan Darah pada Lansia Penderita Puspitorini (2008). Cara Mudah Mengatasi
Hipertensi di Posyandu Lansia Darah Tinggi. Yogyakarta:
Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Image.press
Way Tenong Lampung Barat. Jurnal Puspitorini (2008). Cara Mudah Mengatasi
Kesehatan 6 (2). Darah Tinggi. Yogyakarta: Image
Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Press.
dan Prosedur Rekam Medis Rumah Rahma Ningrum Dinar, 2020. Efektivitas
Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes Pemberian Daun Seledri untuk
RI. Menurunkan Tekanan Darah Pada
Fuad, Moch Nuril, 2012. Pengaruh Meditasi Lansia Penderita Hipertensi Di
Garuda Terhadap Tekanan Darah Dan Posyandu. Jurnal STIKES Bhakti
Gejala Hipertensi Pada Pasien Husada Mulia Madiun.
Hipertensi Usia Pertengahan di desa Renatasari, D., A. 2009 Evaluasi
Balung Lor Kecamatan Balung Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Kabupaten Jember. Penderita Hipertensi dengan Diabetes
FX Defri Tri Andika, Anastasia Suci Melitus di Instalasi Rawat Inap
Sukmawati, 2019. Hubungan Rumah Sakit Umum Daerah DR. M.
Lamanya Menderita Hipertensi Ashari Pemalan Tahun 2018. Skripsi
Dengan Tingkat Kognitif Pada Lansia Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic
Di Puskesmas Moyudan Sleman Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah
Yogyakarta. Universitas Jenderal Tinggi. Jakarta: PT Intisari Mediatama
Achmad Yani.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001, “Buku
Hevi Seiyudha Yona, 2018. Efektifitas Jus Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
8
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …
Brumer & Suddarth. Vol. 2. E/8”,
EGC, Jakarta.
Stringer, J.L. 2008. Konsep Dasar
Farmakologi : Panduan untuk
Mahasiswa Edisi 3.Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Pp. 198-9.
Sugiarti, 2018. Perbedaan Efektivitas
Pemberian Seduhan Bawang Putih
dan Teh Rosella (Hibiscus Sabdarifa
Linn) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Posyandu Lansia. Jurnal Kebidanan 7
(1).
Supardi, Sudibyo., Surahman., 2014,
Metodologi Penelitian Untuk
Mahasiswa Farmasi, Tambayong, J,
2000 Patofisiologi Untuk
Keperawatan, Alih Bahasa : Monica
Ester, EGC, Jakarta.
Syahbandiah, Nur, 2007. Efektivitas
Kombinasi Daun Dewa (Gynura
segetum (L) Merr) dan Pegangan
(Centella asiativa (L) Urban)
Terhadap Penderita Hipertensi.
Tasya Putri Atma Utami, 2017. Uji
Efektivitas Daun Salam (Sizygium
polyantha) sebagai Antihipertensi
pada Tikus Galur Wistar. Jurnal
Majority 6 (1) 77-81.
Udjianti, W.J . (2011). Keperawatan
Kardiovaskular . Jakarata: Salemba
Medika Jakarta, Trans Indo Media

9
Wardah Anillah, Meliyana Perwita Sari, Rizki Febriyanti. 2021, pages …

Anda mungkin juga menyukai