Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI


AGEN PENINGKATAN IMUNITAS PADA MASYARAKAT DESA
PULO SECARA SWAMEDIKASI

Disusun Oleh:

Aulia Rifatunnisa (231030790773)


Dwi Nur Istiqomah (231030790760)
Fika Cahya Rahardjo (231030790770)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG

2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Obat tradisional adalah ramuan atau campuran berupa sediaan herbal,
hewani, mineral, dan galenik yang secara tradisional telah dimanfaatkan untuk
pengobatan pengalaman. Menurut, Peraturan Menteri Kesehatan no.
246/Menkes/Per/V/1990, tentang izin industri obat tradisional dan registrasi
obat tradisional.
Obat tradisional yang sering digunakan di Indonesia adalah obat herbal.
Menurut Prof. Dr. Selo Soemardja Agoes dan Jacob (1992), obat herbal
mencakup semua bahan alami yang telah diolah atau diracik dengan cara
tradisional untuk menguatkan tubuh manusia, mencegah penyakit atau
menyembuhkan orang yang menderita suatu penyakit.
Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang tercipta dari kekayaan
dan keanekaragaman bahan alam warisan nenek moyang bangsa Indonesia
ribuan tahun yang lalu. Diwariskan dari generasi ke generasi, ramuan ini
digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit, menjaga dan memulihkan
kesehatan, serta untuk kebugaran dan kecantikan. Menurut, Dipojono dalam
Agoes dan Jacob (1992), Jamu banyak digunakan oleh dukun yang mempunyai
status tinggi di masyarakat.
Sistem imun merupakan sistem yang sangat kompleks yang memiliki
banyak fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem

2
endokrin, sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk mengatur
keseimbangan, menggunakan semua komponen yang beredar di tubuh Anda
untuk mencapai tujuan yang jauh dari pusat. Untuk menjalankan fungsi
kekebalan tubuh, tubuh memiliki sistem yang disebut sistem limforetikuler.
Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel-sel di seluruh tubuh, seperti
sumsum tulang, kelenjar getah bening, limpa, timus, sistem pernafasan, saluran
pencernaan dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri dari sel-sel berbeda
yang dapat merespon rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya (Roitt dkk.,
1993; Kresno, 1991).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan obat tradisional sebagai peningkatan imunitas?
2. Mengapa obat tradisional mampu meningkatkan imunitas?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan obat tradisional sebagai peningkatan imunitas

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggunaan Tanaman Obat Tradisional


Biasanya digunakan pengobatan tradisional di kalangan responden itu masih
dilakukan metode pengukuran tradisional dan pemrosesan. Ukuran dosis obat
tradisional masih menggunakan sistem portabel, ruas jari atau jumlah daun / buah-
buahan Jumlah bahan yang digunakan dalam setiap obat tradisional setiap orang
berbeda responden. Banyak responden menggunakan prinsip kuantitas bahan bernomor
ganjil. Menurut responden, gunakan ukuran dengan bilangan ganjil hanya karena
memang demikian sering dilakukan secara turun temurun dan merupakan pengalaman
agar orang mempercayainya ukuran ini. Namun, memang demikian, Begitu pula
dengan orang yang tidak melakukannya menggunakan sistem penghitungan Menurut
(Grenvilco, dkk., 2023).
Pengobatan tradisional dibandingkan pengobatan modern. Menurut Katno
(2008), kelebihan penggunaan jamu dan obat tradisional adalah efek samping yang
relatif sedikit bila digunakan dengan benar, ramuan dari satu bahan mempunyai efek
yang saling mendukung, satu ramuan mempunyai banyak efek farmakologis, dan lebih
cocok untuk metabolisme degeneratif penyakit. Kelemahan penggunaannya adalah
efek farmakologisnya lemah, bahan bakunya tidak terstandar, bersifat higroskopis dan
kental, belum dilakukan uji klinis, dan mudah terkontaminasi oleh berbagai
jenis mikroorganisme.

4
Pemanfaatan obat tradisional sebagai pengobatan mandiri (swamedikasi) harus
dikembangkan ditingkatkan sehingga kini semakin banyak orang yang tertarik.
Keuntungan lain merupakan obat tradisional dengan efek samping yang relatif sedikit
bahan dengan bahan yang berbeda. Sisi negatifnya adalah efeknya Farmakologinya
sebagian besar lemah, bahan bakunya belum terstandar dan masih belum terstandar.
Serangkaian tes telah dilakukan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya
(Katno 2008). Sedangkan menurut Zein (2005), kelebihan obat tradisional adalah:
mudah diperoleh, bahan baku dapat ditanam di lingkungan sekitar, murah dan semua
orang bisa ikut campur. WHO juga menyatakan bahwa sekitar 80% Populasi dunia
masih bergantung pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat-obatan yang
berasal dari tumbuhan untuk kepentingannya (Radji 2005). Mengapa masyarakat
dilibatkan? penggunaan obat tradisional melalui pengobatan sendiri. Self-healing atau
penyembuhan diri merupakan salah satu bentuk upaya pengobatan yang dilakukan
sendiri. Perawatan diri biasanya diurus Mengatasi berbagai penyakit dan penyakit
ringan yang banyak dialami seperti demam, pusing, nyeri, batuk, sakit maag, diare,
penyakit kulit dan dan seterusnya (Kementerian Kesehatan 2010).

5
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
melakukan survei menggunaan kuesioner yang memuat beberapa pertanyaan bentuk
semi terbuka yaitu berupa multiple choice yang bisa dipilih oleh responden sesuai
dengan keinginan.
3.2. Alat dan Bahan
1. Pulpen
2. Kamera
3. Kuesioner
4. Dan peralatan tulis lainnya

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh Masyarakat di Desa Pulo Kecamatan Bandar Dua


Kabupaten Pidie Jaya yang pernah melakukan swamedikasi dengan obat tradisional.
Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Pulo
kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya sebesar 140 responden dari jumlah
penduduk 699 orang. Menurut Arikunto (2006) jika subjeknya lebih dari 100 dapat
diambil 10%-15%, 20%-30%, atau lebih. Sehingga jumlah sampel yang di ambil
20%, maka jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 140 orang, dengan tehnik
pengambilan sampel secara kuota sampling, dengan kriteria inklusi:

6
1. Masyarakat dewasa yang berumur 20 tahun ke atas
2. Masyarakat yang pernah mengkonsumsi obat tradisional
3. Masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan baik
4. Masyarakat yang bersedia untuk di wawancari

3.4. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pulo, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie


Jaya. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 15 – 21 Juni 2020 di Desa Pulo
Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J.W. 2016. Research Design, Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif,


dan campuran. 4th ed. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Euis, Utami, Asmaliyah. 2016. Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Suku
Mang.
Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan yang dimanfaatkan oleh
Masyarakat sekitar Hutan Tabo-tabo. Jurnal hutan dan Masyarakat.
Abbas, A.K. dan Lichtman, A.H. 2007. Cellular and Molecular
WB Saunders Company Saunders. Immunology. 6th ed., Philadelphia.
Baratawidjaja, K.G., Rengganis I. 2010. Imunologi Dasar ed. 9. Jakarta. BP.FKUI.
Anggraeni Dina Amaliyah, dkk ; 2021. Analisis kualitatif Obat Tradisional
Sebagai Agen Peningkatan Imunitas Tubuh. UMJ. Malang.

8
9

Anda mungkin juga menyukai