Anda di halaman 1dari 4

EFEKTIVITAS PENGOBATAN HERBAL

JAHE DAN KUNYIT TERHADAP IMUNITAS TUBUH

Tugas ini disusun guna memenuhi ujian tengah semester mata kuliah metedeologi
penelitian 1 yang diampu oleh ibu Ns. Nur Eni Lestari, M.Kep., Sp.Kep.An

Oleh :
GALIH WIROTOMO
( 09210000149 )

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
JAKARTA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan tradisional yang kembali
di gunakan sebagai alternatif dari pengobatan konvensional. Dengan semakin
banyaknya penelitian mengenai cara pengobatan ini yang terbukti relative
ampuh dan aman menurut persyaratan pengobatan. Modern, banyak dari cara
pengobatan tradisioal atau komplemen (complement), sehingga berkembang
menjadi CAM (Complomentrary and Alternative Medicine ).
Praktek pengobatan tradisional/herbal sudah menjadi praktek
pengobatan tertua di berbagai negara, seperti China, Australia, dan Jepang
(Hidaka et al., 2017; Jin et al., 2018; H. Y. Liu et al., 2011; Velez-Montoya et
al., 2013; Yang, Zhang, et al., 2020). Pengobatan tradisional tersebut menjadi
sebuah tradisi turun temurun untuk menyembuhkan atau menangkal penyakit
tertentu. Selain itu, pengobatan tradisional juga diyakini ampuh dan tidak
memiliki efek samping dibandingkan dengan obat sintetis yang kini telah
banyak dikembangkan oleh berbagai perusahaan farmasi.
Sebagai contoh, (H. Y. Liu et al., 2011) menjelaskan bahwa 99%
masyarakat China menggunakan cara pengobatan tradisional, yang dikenal
sebagai Traditional Chinese Medicine (TCM), sebagai swamedikasi kanker
menggunakan jahe. (Yang, Zhang, et al., 2020) menambahkan bahwa 98%
masyarakat lebih memilih untuk menggunakan jahe sebagai praktek pengobatan
tradisional dibandingkan dengan cara TCM lainnya seperti dietary therapy,
akupuntur dan moksibusi, tuina, dan qigong. Di Australia, (Jin et al., 2018) dan
(Velez-Montoya et al., 2013) menjelaskan bahwa suku Aborigin telah mengenal
khasiat beberapa tumbuhan sebagai formula pengobatan herbal, seperti jahe
sebagai formula tambahan untuk mengatasi kanker dan penyakit kronis lainnya.
Di Jepang, (Hidaka et al., 2017) menemukan bahwa sebagian besar masyarakat
Jepang menggunakan pengobatan herbal untuk mengatasi trauma, baik post-
traumatic stress disorder (PTSD) atau post-disaster trauma (PDT).
Saat ini penggunaan pengobatan alternatif herbal semakin populer. Data
terkait pengobatan alternatif digunakan lebih banyak ke dokter umum,
sedangkan di Eropa penggunaannya bervariasi dari 23% di Denmark dan 49%
di Prancis. Pravalensi pengobatan tradisional di Taiwan 90% dan di Australia
48,5% dengan pengobatan tradisional Cina dan di Australia sekitar 48,5%
masyarakatnya menggunakan terapi alternatif (Siregar 2010).
Pengobatan tradisional dan obat tradisional telah menyatu dengan
masyarakat indonesia, dan digunakan dalam mengatasi masalah kesehatan.
Hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk
mengobati penyakit atau kelainan yang timbul pada tubuh selama hidupnya,
baik ketika bayi, anak-anak, maupun setelah dewasa (Zein 2005).
Di Indonesia Penggunaan obat bahan alam untuk menjaga imunitas
tubuh juga direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan melalui Surat
Edaran No. HK.02.02/IV.2243/2020 tentang Pemanfaatan Obat Tradisional
untuk Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit dan Perawatan
Kesehatan. Surat edaran tersebut menjelaskan tentang beberapa ramuan
tanaman obat yang bisa dipakai untuk meningkatkan daya tahan tubuh selama
pandemi. Bahan-bahan yang dipakai contohnya jahe, kunyit, kayu manis,
temulawak, dan bawang putih yang diolah dengan berbagai bahan lain
(Kemenkes, 2020).
Salah satu obat herbal adalah tanaman rempah – rempah. Jahe
merupakan salah satu tanaman obat herbal yang digunakan dalam terapi
komplementer. Jahe mempunyai kandungan senyawa aktif yang menyehatkan
bagi tubuh, ditengah keterbatasan suplai produksi vitamin C dan sulit
terjangkaunya bagi masyarakat menengah kebawah rimpang jahe ini sangat
membantu masyarakat menengah kebawah dalam meningkatkan sistem imun
dengan mengkonsumsinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Nurlita dan Setyabudi (2018) disampaikan bahwa ekstrak jahe dapat
memperbanyak sel pembuluh alami natural killer dan menghancurkan dinding
sel virus yang telah menginfeksi inangnya, dalam tubuh manusia.
Beberapa manfaat jahe diantaranya adalah untuk keperluan pembuatan
obat-obatan, khususnya obat herbal seperti obat masuk angin dan sakit perut.
Hal ini terbukti karena jahe memiliki efek famakologis yang berkhasiat sebagai
obat dan mampu memperkuat khasiat obat yang dicampurnya. Sedangkan
kunyit memiliki kandungan senyawa fenolik sebagai antioksidan, bermanfaat
sebagai analgetika, anti-inflamasi, antimikroba, serta pembersih darah.
Senyawa aktif yang terdapat pada kunyit yaitu curcumine (Sina, 2012).
Pada tanaman kunyit memiliki kandungan curcumin yang dapat
meningkatkan sistem imun tubuh pada manusia. Imunitas atau kekebalan tubuh
adalah pertahanan tubuh untuk melawan infeksi mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, dan virus. Fungsi sistem imun itu sendiri untuk melawan infeksi
penyakit, sehingga saat sistem imun lemah, maka tubuh tidak dapat
mempertahankan diri dari berbagai macam masalah kesehatan, penyakit pun
akan lebih mudah menyerang. Imunitas sudah didalam tubuh manusia masing-
masing, akan tetapi sistem imun bisa menurun ketika seseorang telah berusia
lanjut, gaya hidup kurang sehat, kekurang nutrisi, stress, tidak
olahraga/bergerak, kurang istrahat (Gumantan, 2020).
Salah satu upaya untuk menjaga dan meningkatkan daya imun tubuh
yaitu dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat dan obat herbal. Hal
ini sesuai dengan pendapat (Pertiwi, Notriawan, & Wibowo, 2020) bahwa
imunitas tubuh dapat ditingkatkan dengan menerapkan perilaku pola hidup
sehat, terdiri dari pola makan dengan gizi seimbang dan giat melakukan
olahraga. Selain itu, juga dapat dilengkapi dengan nutrisi tambahan yang
diperoleh dari mengonsumsi rempah-rempah pilihan seperti minuman beras
kencur, jahe, minuman jeruk nipis, minuman kunyit asam, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai