Anda di halaman 1dari 31

ASPEK LEGAL, ETIK DAN BUDAYA

TERAPI KOMPLEMENTER

VS
Umi Setyoningrum
Saat ini jenis pengobatan non konvensional yang sangat

besar penggunaannya dimasyarakat adalah pengobatan

komplementer-alternatif Digunakan oleh 40% penduduk

Indonesia (Data SUSENAS)


DASAR HUKUM
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2002) mendefinisikan terapi kompelementer
adalah praktek kesehatan dengan pendekatan pengetahuan dan keyakinan tentang
pengelolaan tanaman, hewan, mineral, dan spritual yang dikombinasi untuk
mempertahakn kesejahteraan dan mencegah penyakit.

Undang-Undang Keperawatan No. 38 tahun 2014 tentang Praktik Keperawatan


pasal 30 ayat (2) huruf m yang berbunyi “dalam menjalankan tugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat
berwenang melakukan penatalaksanaan keperawatan kompelementer dan
alternatif”.

pasal 30 ayat (2) huruf m tersebut adalah melakukan pnatalaksanaan


keperawatan komplementer dan alternatif merupakan bagian dari
penyelenggaraan praktik keperawatan dengan memasukan/mengintegrasikan
terapi komplementer dan alternatif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Terapi moderen yang dianggap sebagai ilmu kedokteran barat (western medicine) memang
sejak lama memproklamirkan dirinya sebagai ilmu kedokteran dengan dasar rasional.

Misalnya orang yang mengalami keganasan (kanker) payudara akan dianggap selesai
segalanya jika kanker yang ada di payudara dihilangkan / dioperasi. Namun dalam
kenyataannya banyak pasien setelah dilakukan operasi kanker payudara masih saja
merasa murung dan tidak berdaya? 

Pengobatan timur yang menganggap bahwa there is something behind something.


Artinya ketika seseorang dinyatakan menderita penyakit tertentu, pasti ada sesuatu di
balik penyakit yang sedang dideritanya.

Tidak hanya sekedar menghilangkan kanker, namun harus juga dipertimbangkan hal
lain yang melatarbelakangi kanker tersebut. Karenanya dalam pendekatan pemecahan
masalah kesehatan, kedokteran timur cenderung lebih alamiah dan lebih aman dari sisi
efek samping
Apakah terapi komplementer lebih alami dan bebas dari

masalah? Bagaimana membuktikan kehandalannya bila

dibandingkan pengobatan modern? Bagaimana dengan

safety? Bagaimana dengan isu etik?


Perbedaannya Terapi komplementer dan Terapi alternatif
1. Terapi komplementer
• merupakan terapi tambahan di luar terapi utama (medis) dan berfungsi sebagai terapi
pendukung untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi
terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
• Guna meningkatkan evidens terapi komplementer, diperlukan uji klinik dengan
metode yang baik. National Center for Complementary and Alternative Medicine
(NCCAM)
. Terapi alternatif
• merupakan terapi pengganti dari terapi utama/medis dan pasien tidak menjalani terapi medis.
• Umumnya, berbagai terapi alternatif tidak memiliki bukti ilmiah dan kerapkali menjanjikan
kesembuhan. Informasi mengenai terapi alternatif ini umumnya berasal dari sumber yang
kurang dapat dipercaya seperti testimonial.
• Terapi alternatif menjanjikan penyembuhan dengan metode pengobatan sederhana
dengan cara minum ramuan, dipijat, ditotok, ataupun dengan metode yang tak dapat dicerna
oleh akal sehat seperti penyakitnya dipindahkan ke binatang, mengkonsumsi racun ular,
disengat lebah bahkan ada yang mengkonsumsi urin sendiri
• ika terapi alternatif tersebut gagal, pemberi jasa pengobatan alternatif memakai alasan tidak
berjodoh atau tidak cocok.
Silva & Ludwick (2005) mengidentifikasi paling tidak ada tiga

isu etik sekaitan dengan terapi komplementer yaitu terkait

dengan keamanan, bidang praktik dan perbedaan budaya


Pelayanan komplementer dapat dilakukan secara sinergis,
terintegrasi, dan mandiri difasilitas kesehatan (aman,
bermanfaat, bermutu dan dikaji oleh institusi berwenang sesuai
ketentuan berlaku) Terapi komplementer bertujuan
memperbaiki fungsi sistem tubuh yaitu kekebalan dan
pertahanan tubuh karena tubuh punya sistem alarm yang baik
dalam menyembuhkan dirinya (HOLISTIK)
DITINJAU DARI SEGI ETIK

Klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya,

sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien


Terapi komplementer dan alternatif merupakan bagian dari praktik keperawatan
(asuhan keperawatan) yang harus berdasarkan fakta ilmiah (evidence-based
practice).
Beberapa terapi komplementer yang sudah banyak diteliti memiliki efek bagi
kesehatan manusia  diantaranya adalah akupuntur, bekam, hipnocaring, taichi,  dan
terapi lainya yang bisa dijadikan pilihan intervensi keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien (intervensi dalam asuhan keperawatan).
• Wewenang perawat dalam memberikan terapi komplementer dan
alternatif tidak lepas dari kultur (budaya) dan Sumber Daya Alam (SDM)
Negara Indonesia yang memiliki beragam kepercayaan/normal serta ribuan
tanaman obat yang bisa digunakan dalam pengobatan alternatif
dimasyarakat. Kekayaan alam dan budaya masyarakat Indonesia harus bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya khsusunya dalam bidang kesehatan.
• Keperawatan komplementer dan alternatif sebagai
pengembangan terapi tradisional diintegrasikan kedalam terapi
modern yang berpengaruh pada individu secara keseluruhan yakni
dari aspek biologis, psikologis, sosiologis, kultural, dan spiritual.
Sehingga terapi komplementer dan alternatif dapat diterapkan
dalam pelayanan keperawatan yang memandang individu adalah
holistik (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual).
• Dalam catatan keperawatan Florence Nightingale menyebutkan
pentingnya mengembangkan lingkungan untuk penyembuhan dan
pentingnya terapi seperti musik dalam proses penyembuhan
(Widyatuti, 2008).
Insomnia dapat diatasi dengan terapi relaksasi, menurut Adiyati (2010) aromaterapi
merupakan slah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi
insomnia, hal tersebut dikarenakan aroma wangi dari aromaterapi memberikan efek
rileks.
Akupunktur yang digunakan pada terapi kanker bukan ditujukan untuk mengobati penyakit
kankernya karena penusukan pada lesi merupakan kontraindikasi. Hal ini dilakukan untuk
pengobatan paliatif yaitu mengurangi nyeri kronis, mengurangi efek samping kemoterapi
ataupun radioterapi seperti nyeri, mual, muntah, serta mengurangi dosis obat anti-nyeri
sehingga kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan (Hasanah, 2015)

Keladi tikus, temu mangga, dan benalu juga diindikasikan sebagai tanaman obat antikanker
yang digunakan di Poli RSSA Malang dan RSUD Dr. Soetomo Surabaya Penelitian Iswantini
dkk, memperoleh hasil bahwa ekstrak keladi tikus dalam air demineralisasi menghambat
76,1% enzim tirosin, enzim yang memengaruhi perkembangan sel-sel kanker di tubuh
manusia (Ma’at, 2015).

Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi nyeri haid salah
satunya adalah penggunaan jamu yang dibuat secara sederhana oleh masyarakat. Jenis
jenis jamu yang biasa di gunakan masyarakat untuk mengetasi nyeri haid kunyit asam.
Daun pepaya,
• Informed concent
• Pernyataan persetujuan tentang tindakan yang akan
dilakukan
• Klien berhak mendapatkan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan :
• Tindakan & prosedur
• Tujuan
• Efek samping
• Alternatif tindakan

Anda mungkin juga menyukai