SALAH OBAT KOMPLEMENTER Penggunaan terapi alternatif berupa preparat herbal, terapi komplementer, dan terapi fisik nonmedis merupakan hal yang umum dijumpai. Beberapa pihak mengklaim bahwa penggunaan obat tradisional seringkali berhasil ketika dunia kedokteran telah angkat tangan. Beberapa yang lain mengklaim bahwa penggunaan obat tradisional adalah bebas dari efek samping yang merugikan pasien. Penggunaan obatobat herbal merupakan bagian dari tradisi pengobatan yang turun-temurun di berbagai kultur. Pengobatan tradisional Cina dan jamu merupakan hal yang umum dijumpai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 lalu, sebanyak 55,3% orang Indonesia mengkonsumsi jamu untuk menjaga kesehatan (Jonosewojo, 2013). Penggunaan terapi alternatif berupa preparat herbal, terapi komplementer, dan terapi fisik nonmedis merupakan hal yang umum dijumpai. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa penggunaan obat herbal meningkat dari 3% pada tahun 1990 menjadi 12% pada tahun 1997, dan 19% pada tahun 2002 (Pinzon, 2007). Jurnal 1
ETHNONURSING PENGGUNAAN TERAPI KOMPLEMENTER
PADA SUKU USING BANYUWANGI (Ethnonursing for Utilizing Complementary Therapy at Using Tribes in Banyuwangi)
Jurnal: ners vol 9 no 1 hal 133-137
Penulis : Hanny Rasny*, Tantut Susanto*, Erti Ikhtiarini Dewi* Suku Using di Banyuwangi sampai saat ini masih mempertahankan tradisi pemanfaatan sumber daya alam sekitar sebagai pengobatan atau perawatan tradisional. Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran arti dan makna pengalaman Suku Using menggunakan terapi komplementer dalam praktik penyembuhan pengobatan tradisional. Metode: Metode kualitatif fenomenologi dengan model ethnonursing digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian ini. Sejumlah 13 responden diperoleh dengan teknik purposive sampling dari 3 komunitas Suku Using di Kecamatan Glagah, Rogojampi, dan Banyuwangi Kota. Data didapatkan dengan melakukan wawancara mendalam pada responden dan juga observasi lapangan, serta pengamatan saat wawancara. Analisa dilaksanakan dengan memilah dan memilih kata atau kalimat yang memiliki arti dan makna sesuai tujuan dengan dikelompokkan menjadi tema-subtema dan kategori Hasil: Hasil yang didapatkan adalah Suku Using memiliki karakteristik keeratan sosial, apresiasi seni, melakukan aktifitas sehari-hari di sungai, mengkonsumsi makanan dari sumber pangan hewani dan nabati, kurang dekat dengan pelayanan kesehatan, faktor mitos merupakan faktor yang kental dalam perilaku kesehatan dan perilaku pemeliharaan fisik, perilaku penanganan masalah kesehatan fisik dan psikis pada Suku Using adalah dengan penggunaan herbal dan pergi ke dukun Keperawatan sebagai bagian dari sistem medis modern dapat mengidentifikasi keberagaman masyarakat tradisional dalam memandang penyakit dan mencari pertolongan melalui penggunaan terapi alternatif dapat diidentifikasi melalui kajian ethnonursing (Omeri & Mcfarland, 2008). Studi ethnonursing dalam terapi komplementer mencoba memahami dan membantu kelompok budaya berbeda dan anggota-anggotanya dengan kebutuhan asuhan keperawatan dan kesehatan (Giger & Davidhizar, 2004). Cara cara memfasilitasi suatu budaya masyarakat dalam penggunaan terapi alternatif atau komplemeter dalam asuhan keperawatan perlu ditekankan pada tindakan keperawatan terkait dengan transcultural nursing model (Leininger, 1978; dalam Omeri & Mc.Farland, 2008), yaitu: cultural preservation, cultural care accomodation, dan cultural care repattering. Cultural preservation mencoba membantu budaya tertentu untuk mempertahankan nilai care yang berhubungan, sehingga sehat. Cultural accommodation membantu budaya tertentu untuk bernegosiasi untuk manfaat dan sehat yang memuaskan bersama tim kesehatan. Cultural repattering membantu budaya tertentu untuk berubah, memodifikasi gaya hidup mereka untuk kesehatan yang memuaskan daripada sebelumnya. Gambaran mengenai pengalaman Suku Using dalam pemeliharaan atau penanganan masalah kesehatan yang didapatkan dari hasil analisa data penelitian tersebut, menunjukkan bahwa banyak perilaku yang sesuai dan dapat digunakan dalam adaptasi perilaku kesehatan modern. Seperti pengobatan herbal pada saat ini banyak dianjurkan oleh pengobatan kesehatan modern dikarenakan adanya obatobat herbal yang minim efek samping, contoh adanya pelayanan kesehatan modern dengan mengadopsi dari cara tradisional adalah pemijatan.. Pelayanan pemijatan (khusunya pada bayi-anak) saat ini berkembang menjadi satu jasa pelayanan di rumah sakit atau klinik kesehatan modern, atau pengenalanpengenalan oleh tenaga kesehatan kepada keluarga-keluarga saat ini untuk menggunakan obat-obat herbal sebagai tindakan awal dalam penanganan masalah kesehatan, seperti meminum jeruk nipis untuk menangani batuk, meminum jamu Kunyit, Temulawak, Beras Kencur, atau mengkonsumsi Bawang Putih. Interaksi sosial yang erat pada Suku Using merupakan salah satu potensi yang menjadi sistem pendukung untuk keberdayaan masyarakat yang dapat menjadi landasan untuk terwujudnya masyarakat sehat dengan tentunya individu-individu yang ada pada masyarakat akan memiliki status sehat kesimpulan Suku Using memiliki karakteristik: interaksi sosial yang erat, memberikan apresiasi tinggi pada kesenian, menyukai makanan olahan dari sumber hewani dan nabati, memiliki perilaku konsumtif, tetapi juga masyarakat yang berjarak dengan pelayanan kesehatan, dan kegiatan seharihari masih banyak dilakukan di sungai. Suku Using memiliki mitos, persepsi, pengalaman sejarah, keadaan alam, keterikatan sosial, tingkat pendidikan, jarak dengan pelayanan, jenis pelayanan kesehatan dan tarif pelayanan menjadi penentu untuk pilihan pelayanan kesehatan. Suku Using memiliki perilaku perawatan kesehatan, perilaku pencegahan masalah kesehatan dan perilaku penanganan masalah kesehatan secara fisik dan psikis yang sudah lama ada pada masyarakat yang cenderung mulai memudar. Secara umum, pengalaman Suku Using dalam perilaku kesehatan banyak yang berkesesuaian dengan ilmu kesehatan modern dan perlu adanya penguatan potensi dari yang pernah dimiliki masyarakat, sehingga tidak hilang dari masyarakat dan justru dapat digunakan sebagai penyelesaian masalah yang ada pada saat ini. Jurnal 2
KAJIAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI
KOMPLEMENTER DALAM PENGOBATAN HIPERTENSI DI UNIVERSITAS SURABAYA
Hipertensi merupakan penyakit gangguan kardiovaskuler, di Indonesia prevalensi hipertensi sebesar 26,5%. Tujuan utama terapi hipertensi adalah mengurangi resiko terjadinya komplikasi dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang menunjukkan pengurangan resiko. Namun saat ini minat masyarakat berobat ke pengobatan tradisional sangat meningkat, adanya rasa kecocokan dengan obat tradisional yang digunakan, belum sembuhnya pengobatan konvensional yang di jalani dan motivasi ingin cepat sembuh yang tinggi pada pasien hipertensi mendorong pasien hipertensi berobat dan menggunakan pengobatan tradisional. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui subyek penelitian pada penggunaan obat tradisional sebagai pengobatan komplementer terkait pengetahuan (Indikasi, Cara penggunaan, Efek Samping Obat, Interaksi Obat), Tingkat pemakaian obat, Kenyamanan, Efektivitas. Penelitian dilakukan pada pasien hipertensi di Institusi Universitas Surabaya yang mendapatkan terapi oba t antihipertensi konvensional dan obat tradisional. Penelitian ini menggunakan metode survey/observasi dan dilanjutkan dengan mereview penggunaan obat pasien Survey yang dilakukan oleh National Health Interview Survey (NHIS) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 38% populasi dewasa di Amerika menggunakan Complementer Alternative Medicine (CAM) sebagai pilihan terapi. Data dari WHO menyebutkan bahwa penggunaan CAM terbanyak terdapat di Negara Afrika disusul oleh Jerman dan Perancis. Sementara di Indonesia CAM digunakan sebanyak 40% populasi. Di Indonesia CAM sudah banyak dilakukan selama lebih dari satu dekade dan dijadikan sebagai penentuan kebijakan lebih lanjut tentang keamanan dan efektivitas pengobatan komplementer alternatif CAM merupakan terapi yang menggunakan bahan-bahan alami. Meskipun demikian, pengobatan tidak hanya terbatas pada tumbuhan herbal, tetapi juga mencakup penggunaan vitamin dan mineral alam lainnya. Selain itu juga terdapat terapi body and mind me dicine, meliputi meditasi, yoga, akupunktur dan manipulative body, meliputi spinal manipulation dan massage therapy (Smith Et Al, 2004). o Pada tahun 2007 NHIS mencatat sebanyak 17,7% populasi di Amerika menggunakan CAM produk alami. Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi dan komplikasi yang dapat terjadi jika hipertensi tidak ditangani dengan tepat, maka penggunaan obat yang rasional pada pasien hipe rtensi merupakan sal ah satu elemen penting dalam tercapainya kualitas kesehatan serta perawatan medis bagi pasien sesuai standar yang diharapkan. Penggunaan obat sec ara tidak tepat dapat menyebabkan timbulnya reaksi obat yang tidak diinginkan, memperparah penyakit, hingga menyebabkan kematian (WHO, 2004). Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif analisis yang dilaksanakan dengan metode cross sectional design (potong lintang). Penelitian ini dilakukan dengan metode survei/observasi dan dilanjutkan dengan mereview penggunaan obat pasien.Variabel-variabel yangdigunakan dalam penelitian ini adalah Pengetahuan (Indikasi, Cara penggunaan,Efek samping obat, Interaksi obat), Tingkat pemakaian, Kenyamanan (Penggunaan obat, harga), Efektivitas Populasi dalam penelitian ini adal ah 61 res ponden yaitu penderita hipertensi dewasa kurang lebih kecil dari 65 thsedang menggunakan obat tradisional selama kurang lebih satu bulan pemakaian, menggunakan obat konvensional dari dokter,dan pasien penyakit hipertensi yang bersedia menjadi responden(Sugiyono,2011). Berdasarkan data usia yang didapat dapat dilihat bahwa penyakit hipertensi banyak diderita oleh kelompok usia 45tahun keatas dengan total pasien sebanyak 52 pasien ini disebabkan karena pada usia middle age merupakan usia dimana fungsi tubuh atau kondisi tubuh mulai menurun dan rentan mengalami penyakit kronis (Hanns Peter, 2009). Penelitian berdasarkan tekanan darah terakhir diperoleh 36 partisipan (59,01%) yang belum mencapai target. Sebagian menemukan bahwa merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Resiko ini terjadi akibat zat kimia beracun, misalnya nikotin dan karbonmonoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanandarah tinggi (Rosta, 2011). Penelitian berdasakan jumlah Obat Anti Hipertensi yang digunakan partisipan , diperoleh 58 subyek penelitian (95,08%) mendapat 1 macam obat anti hipertensi, diperoleh 3 subyek penelitian (4,91%) mendapat kombinasi 2 atau lebih obat anti hipertensi. Pada penelitian ini partisipan yang mendapat 1 macam obat anti hipertensi yang memiliki persentase tertinggi. Dalam penelitian ini dapat dilihat , pada obat tradisional bawang putih terdapat interaksi dengan obat konvensional amlodipin apabila digunakan secara bersamaan. Yaitu dapat menurunkan efek dari obat antihipertensi, serta penggunaan obat tradisional kayu manis dengan obat konvensional metformin juga menimbulkan interaksi yaitu dapat meningkatkan efek sinergisme dari metformin. Selain itu juga terdapat penggunaan jahe merah apabila diberikan bersamaan dengan anti platelet dapat meningkatkan resiko perdarahan. Dengan ini di perlukan monitoring oleh tenaga kesehatan terhadap penggunaan kedua obat tersebut. THANK YOU