Anda di halaman 1dari 40

FARMAKOTERAPI TIROID

RAHMI MULYANI
2018.01.00.02.052
DEFINISI
GANGGUAN TIROID
Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang
mempegaruhi produksi atau sekresi hormon tiroid se-
hingga menyebabkan perubahan stabilitas metabolik.

Hipertiroid dan hipotiroid adalah sindroma klinik dan


biokimia yang muncul dari peningkatan dan penurunan
produksi hormon tiroid.
(Dipiro 2014)
Gangguan tiroid berdasarkan ke-
lainan fungsinya:

Hipertiroid : Hipotiroid :
Eutiroid :
disebut juga tirotoksiko- kumpulan manifestasi
Keadaan tiroid yang
sis, merupakan kumpu- klinis akibat berkurang
berbentuk tidak normal
lan menifestasi klinis ak- atau berhentinya pro-
tapi fungsinya normal.
ibat kelebihan hormone duksi hormone tiroid
tiroid
Patofisiologi Gangguan Tiroid (Dipiro 2015)

 kadar T4 dan T3, keduanya yang berlebihan.


 TSH-mensekresikan tumor hipofisis mengeluarkan hormon aktif secara biologis
yang tidak responsif untuk kontrol umpan balik normal.
 Tumor dapat mengekskresikan prolaktin atau pertumbuhan hormon. Oleh karena
itu, pasien mengalami amenore, galaktorea, atau tanda-tanda akromegali.
 Pada penyakit Graves, hipertiroidisme terjadi akibat aksi tiroid-stimulating antibodi
(TSAb) ditujukan terhadap reseptor thyrotropin pada permukaan tiroid sel.
 Nodul tiroid otonom (adenoma toksik) adalah massa tiroid yang fungsinya tidak
tergantung pada kontrol hipofisis. Hipertiroidisme biasanya terjadi dengan nodul
lebih besar Berdiameter 3 cm.
 Pada gondok multinodular, folikel dengan fungsi otonom bekerja dengan normal atau bahkan
folikel tidak berfungsi. Tirotoksikosis terjadi saat folikel otonom menghasilkan lebih banyak
hormon tiroid daripada yang dibutuhkan.

 Tiroiditis subakut (granulomatosa atau de Quervain) sering terjadi karena sindrom virus,
namun jarang memiliki virus spesifik yang telah diidentifikasi pada tiroid parenkim.

 Tiroiditis tanpa rasa sakit (silent, lymphocytic, atau postpartum) adalah penyebab umum
tirotoksikosis; etiologinya tidak sepenuhnya dipahami; autoimun dapat mendasari
kebanyakan kasus.
1. Umur F 1. Riwayat penyakit tiroid
2. Jenis Kelamin A 2. Riwayat keluarga dengan
F 3. Kinetik K penyakit tiroid
A 4. Merokok T 3. Diagnosa penyakit au-
K 5. Stres O toimmune
T H
6. Riwayat Penyakit Kelu- R I 4. Riwayat radiasi leher
O H
arga yang berhubungan P 5. Terapi obat seperti lithium
R I
P dengan autoimun R O
dan amiodaron
T
E 7. Zat Kontras yang Men- E I 6. Perempuan di atas usia 50
R R
gandung Iodium S R tahun
E T
I 8. Obat-obatan yang I O 7. Pasien lanjut usia
S R menyebabkan penyakit K I
8. Perempuan post pasrtum 6
I D
O tiroid O minggu sampai 6 bulan
K I
9. Lingkungan
D
O
M
A gugup, emosi labil, mudah pingsan, tidak tahan terhadap panas, turunnya berat bersamaan dengan pen-
N ingkatan nafsu makan, peningkatan frekeuensi pergerakan intestinal, palpitasi, kelemahan pada otot
proksimal, menstruasi tidak teratur
I
F
E Tanda fisik tirotoksikosis bisa termasuk rasa hangat, kulit lembab, kondisi rambut yang tidak
T bagus,lepasnya ujung kuku tangan (onycholysis), retraksi (tertarik) kelopak mata dan kelopak mata
atas masuk ke dalam rongga jika memandang ke bawah (lid lag), takikardi sewaktu istirahat; tekanan
A pulsa yang melebar, dan murmur (suara pelan, bisikan) dari ejeksi sistolikgetaran pada lidah yang ter-
S julur dan tangan yang direntangkan; dan reflek tendon dalam yang hiperaktif
I
Pada grave berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos
K ( gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy
L
I
Pada tiroiditis subakut, keluhan pasien akan sakit yang parah pada area tiroid, seringkali menyebar ke
N telinga di sisi yang sama. Demam ringan umum terjadi, dan terlihat tanda sistemik serta simtom tiro-
I toksikosis. Kelenjar tiroid terasa padat lunak pada pemeriksaan fisik.
S
Pengukuran TSH yang ada dalam tubuh penderita

TSH rendah, kadar T4 TSH rendah, kadar T4 TSH Normal, Kadar


Tinggi Normal TSH dan T4 Normal
T4 tinggi

Tyrotositosis Primer Kadar T3 Sindrom Resistensi Tidak Ada Penyakit


Hormon Tiroid Tiroktositosis/Hiper-
tiroid
Tinggi Normal

Sub Klinik
T3 Toxicosis Hypertiroid
Pengecekan Ada
Pemantauan
Penyakit Grave’s
Selama 6-12
Ya Tidak Minggu

Gondok Multinodular/ Adenoma


Penyakit Grave’s Ya Tidak
Beracun
Ya Tidak

Hypertiroid Nodular Be- Radionuklida Serapan Menyingkirkan Penyebab


Merusak Tyroiditis/ Lainnya Termasuk Stimu-
racun Rendah Kelebihan Yodium/ lansia oleh Chorionic Go-
Kelebihan Hormon Ty- nadotropin
roid
FUNGSI HORMON TIROID
Pada anak kecil, hormon
tiroid sangat penting untuk Pada orang dewasa, peran
pertumbuhan dan utama hormon tiroid adalah
perkembangan normal menjaga stabilitas metabo-
lik

Tiroksin meningkatkan penggu-


naan O2 hampir pada semua
jaringan yang aktif dalam
metabolisme (jantung, oto rangka,
hati & ginjal). Juga berperan pent-
ing dalam thermogenesis (pengatu-
ran suhu badan), yaitu pada suhu
dingin sekresi tiroksin bertambah,
pembentukan kalori bertambah, ter-
jadi vasodilatasi perifer & curah
jantung bertambah. DIPIRO 2014
PENYAKIT GRAVE Penyakit Graves adalah sindrom autoimun yang biasanya
mencakup hipertiroidisme, pembesaran tiroid difus, exoph-
thalmos, dan, yang kurang umum, myibedema pretibial dan
tiroid tiroid. Penyakit Graves adalah penyebab paling umum
hipertiroidisme.

Penyakit Grave manifestasinya berupa hipertiroid, pembe-


saran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos (=
gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan
thyriod acropachy. Kelenjar tiroid biasanya membesar secara
difus, dengan permukaan halus dan konsistensi dari lunak
sampai keras. Pada penyakit yang parah, bisa dirasakan
getaran melalui stetoskop pada kelenjar.

Pada penyakit Grave, hipertiroid muncul dari aksi thyroid-


stimulating antibodies (TSAb) terhadap reseptor tirotropin
pada permukaan sel tiroid. Antibodi Imunoglobulin G (IgG)
ini terikat ke reseptor dan mengaktifkan enzim adenilat sik-
lase dengan cara yang sama dengan TSH.

( Dipiro 2014 )
PENYAKIT GOITER / GONDOK
Pada goiter (gondok) multinodular (penyakit
Plummer), folikel dengan fungsi otonom tinggi berada
diantara folikel normal atau bahkan folikel yang tidak
berfungsi. Tirotoksikosis terjadi ketika folikel otonom
menghasilkan hormon tiroid lebih banyak dari yang
dibutuhkan.( DIPIRO 2014 )
Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk pembe-
saran kelenjar tiroid pada tenggorokan. Kelenjar tiroid
yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang bersi-
fat setempat hingga terjadi pembengkakan pada kedua
sisi kelenjar tiroid. Berat kelenjar tiroid adalah sekitar
30 gram, berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini
berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh,
mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak ke-
lenjarnya (paratiroid) berfungsi dalam mengontrol
kadar kalsium dalam darah.
PENYAKIT TIROTOKSIKOSIS
Hipertiroid adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika fungsi kelen-
jar tiroid menjadi tidak normal sehingga menyebabkan produksi dan
pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan hipertiroid dapat
menyebabkan thyrotoxicosis.

Thyrotoxicosis didefinisikan sebagai keadaan saat kelebihan hor-


mon tiroid. Meskipun demikian, thyrotoxicosis bisa saja terjadi pada
kondisi disfungsi tiroid yang tidak menyebabkan hipertiroid. Con-
tohnya adalah pada kondisi tiroiditis. Pada saat terjadi tiroiditis,
yang terjadi adalah bukan peningkatan produksi hormone tiroid
yang berlebihan, melainkan sel tiroid yang rusak atau mengalami in-
flamasi akan melepaskan hormon tiroid berlebihan secara langsung
PENYAKIT HASHIMOTO’S THYROIDITIS

Tiroiditis Hashimoto adalah penyakit autoimun,


gangguan sistem imun yang melawan jaringan tubuh
sehat itu sendiri, dan dalam hal ini, yang diserang
adalah organ tiroid (gondok). Pada orang dengan
Hashimoto, sistem imun menyerang tiroid dan akan
menyebabkan kondisi hipotiroidisme, yaitu kondisi
ketika tiroid tidak mampu memproduksi hormon
tiroksin yang cukup untuk kebutuhan tubuh.
HIPERTIROID
Hipertiroidisme adalah suatu keadaan akibat dari produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid sehingga menyebabkan kadar hormon
tiroid didalam darah berlebihan ,keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
Definisi bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan di dalam darah , Peningkatan kadar T4, T3, atau keduanya yang
berlebih. ( dipiro 2014 )

Etiologi

Nayak dan Burman, 2006


TERAPI PENGOBATAN HIPERTIROID
( DIPIRO 2014)
Golongan Obat Mekanisme Kerja Obat dan Dosis Peringatan oat

Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid dengan in- -PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi) Efek samping Minor ( sakit pada
hibisi sistem enzim peroksidase dari kelenjar persendian, demam, lukopenia) reaks
tiroid -MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi ) antat obat terjadi 50% pada pasien
Dosis harian penjagaan
Efek samping mayor ( agranulositosis
( PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg) anemia aplastik,) jika pasien telah
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari) merasakan efek mayor, maka sebaiknya
tidak beralih ke obat lain karena reaks
sensitifitas antar obaIt

Inhibitor anion Menghalangi pelepasan hormon tiroid den- -KI (SSKI) 38mg iodida/tetes, Efek samping termasuk hypersensitivi
Iodida gan menhalangi penggunaan iodida in- -Lar.Lugol 6,3mg iodida/tetes, tas, iodisme, pembengkakan kelenjar lu
tratiroid, dan menurunkan ukuran & vasku- Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari dah .
laritas kelenjar (120-400mg)

Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti palpi- -Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), do- Beta bloker dikontraindikasikan pada
tasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas sis kondisi toksik ( 240-480mg/hari) pasien dengan gagal jantung kongestif
dan pada pasien yang mengembangkan
cardiomyopati

Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral yang Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3- Hipotiroid umum terjadi setelah RAI
terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis 7 hari setelah RAI, efek samping akut, jangka pendek, ter
hormon tiroid & tiroglobulin Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target masuk pelunakan tiroidal ringan dan
terapi menghancurkan sel tiroid yang hiper- dysphagia
aktif
Antitiroid Thioureas (Thion-
amides)
: Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol.
Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama meti -
mazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang isinya
sama dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), carbimazole, tiamazole, methimazole

Obat pilihan pertama untuk hipertiroid


Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim
tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat konversi T4 ke T3

Dosis awal :
PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari)
Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)

Dosis pemeliharaan :
PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi.
Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi.

KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat rendah
Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas, penekakan sumsum
tulang
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12 th
Inhibitor Anion
Iodium, Iodida (bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis dan krisis tirotok-
sikosis tapi tidak dapat digunakan untuk terapi hipertiroidisme jangka pan-
jang karena efek anitiroidnya cenderung menghilang), Perklorat kalium
(sudah tidak digunakan lagi karena resiko anemia aplastic)

Mekanisme kerja : Menghambat sintesis hormone, Menghambat


pelepasan hormon ke aliran darah, Mengurangi ukuran dan vaskularisasi
kelenjar hiperplastik à tampak setelah 10-14 hari pengobatan (persiapan
pasien untuk tiroidektomi)

Indikasi: tirotoksikosis, persiapan sebelum operasi

Kontra Indikasi: ibu menyusui, krn dapat menyebabkan goiter pd bayinya


Dosis:
Iodine (larutan potassium iodine) :
– dosis : 3-10 tetes (120-400mg) oral tiap 6 jam
– tiap tetes mengandung 38 mg Iodida atau 6,3 mg Iodida dalam larutan
Lugol
– Diberikan 1 jam setelah pemberian obat anti-tiroid
– Diberikan selama 7-14 hari pre operasi

Efek samping : reaksi hipersensitivitas, ‘iodisme’ (rasa logam, mulut dan


tenggorokan terbakar, nyeri pada gigi dan gusi, terkadang gangguan perut
dan diare), ginekomastia
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12 th
Radioaktif Iodine
Natrium Iodida adalah cairan oral yang terkumpul di tiroid
dan menganggu sintesis hormon tiroid & tiroglobulin
Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3-7 hari setelah
RAI,

Tujuan terapi: untuk menghancurkan sel –sel tiroid yang


sangat reaktif.
RAI adalah senyawa pilihan untuk penyakit Grave, nodul
autonom toksik, dan gondok multinodular toksik.
Kehamilan merupakan kontraindikasi absolut untuk peng-
gunaan RAI.

Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target


terapi menghancurkan sel tiroid yang hiper-
aktif

Hipotiroid umum terjadi setelah RAI, efek


samping akut, jangka pendek, termasuk
pelunakan tiroidal ringan dan dysphagia
Beta Blocker

Indikasi
Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi, cemas,
tremor dan tidak tahan panas.

Mekanisme kerja
Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut jantung
dan secara parsial menghambat konversi T4 menjadi T3
(mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme)

Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), dosis kondisi


toksik ( 240-480mg/hari)

Beta bloker dikontraindikasikan pada pasien dengan


gagal jantung kongestif, dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati
OPERASI TERAPI TIROID
Terapi berikut sebaiknya segera dilakukan: supresi pem-
bentukan dan sekresi hormon tiroid, terapi antiadrener-
gik, pemberian glukokortikoid, dan perawatan komp-
likasi terkait.
 Pengangkatan kelenjar tiroid adalah perawatan pilihan untuk
cold nodule yang sudah ada, goiter yang sangat besar, dan PTU dosis besar adalah thionamide pilihan karena
pasien yang dikontraindikasikan untuk thionamide (yaitu,
alergi atau efek samping) dan RAI (yaitu, kehamilan).
mengganggu produksi hormon tiroid dan menghalangi
perubahan T4 menjadi T3 di perifer.
 Jika direncanakan tiroidektomi, PTU atau methimazole biasanya
diberikan sampai pasien euthyroid secara biokimia (biasanya 6-8 Iodida, yang dengan cepat menghalangi pelepasan pre-
minggu), diikuti penambahan iodida (500 mg.hari selama 10-14
hari) sebelum operasi untuk menurunkan vaskularitas kelenjar. formed hormon tiroid, sebaiknya diberikan setelah ter-
Levothyroxine bisa ditambahkan untuk menjaga kondisi eu- api PTU dimulai untuk menginhibit penggunaan iodine
thyroid sementara thidinamide dilanjutkan. oleh kelenjar yang hiperaktif.
 Propanolol telah digunakan selama beberapa minggu sebelum
operasi dan 7-10 hari setelah operasi untuk menjaga denyut <90 Terapi pendukung, termasuk asetaminofen sebagai an-
denyut per menit. Kombinasi pretreatment dengan propanolol tipiretik (aspirin dan NSAID lain bisa menggantikan
dan 10-40 hari kalium iodida juga telah diajukan. hormon tiroid yang terikat), penggantian cairan dan
 Komplikasi termasuk serangan ulang hipertiroid atau hipertiroid
elektrolit, sedatif, digitalis, antiaritmia, insulin, dan
yang bertahan (0,6-0,8%), hipotiroid (sampai 49%), hipopar- antibiotik sebaiknya diberikan sesuai indikasi. Plasma-
atiroid (sampai 4%), dan gangguan pita suara (sampai 5%). pheresis (= pemindahan plama dari darah) dan dialisis
Serangan hipotiroid yang sering membutuhkan terapi lanjutan. peritoneal telah digunakan untuk mengeluarkan hor-
mon berlebih pada pasie yang tidak merespon terapi
konservatif.
Nilai Normal
•fT4 : 0,7-1,9 ng/dL
•TSH: 0,4-4 μU/mL
•RAIU: 5%-35%
Hipotiroid
ALOGARITMA
Pasien dewasa < 50 tahun : lihat tabel 3
HIPOTIROID Anak-anak atau remaja
Berdasarkan berat badan ≥50 sampai 60 tahun?
pasien

tidak iya
Levothyroxine 25 – 50
Jika terindikasi jantung iskemik? mcg perhari

iya tidak iya


Dinaikkan dosis levothyroxine
Ibu hamil, dosis levothyroxine Levothyroxine
Levothyroxine 25
25 – 50
50 mcg
mcg
sembilan dosis perminggu
sebelumnya
sebelumnya stabil? perhari
tidak

cek
cek ke
ke spesialis endokrin pingsan,
pingsan, perubahan
perubahan kondisi mental, Dinaikkan
Dinaikkan dosis 25
25 mcg
mcg setiap
setiap 33
hipotermia?
hipotermia? sampai
sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
normal
tidak iya
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per Kemungkinan
Kemungkinan koma myxedema,
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari
hari memerlukan
memerlukan perawatan intensif dari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8 spesialis
spesialis endokrin
endokrin
minggu
minggu

TSH > 5 mlU per liter Kadar TSH < 0,35 mlU per liter
TSH dalam keadaan normal
normal
Cek kepatuhan pasien.
Cek kadar TSH setiap tahun (lihat tabel 5) Turunkan dosisnya menjadi 25mcg perhari

Pasien patuh : dosis dinaikkan dari 12,5-25 mcg perhari

Jika tidak ada perubahan setelah 2-3 kali


kenaikan dosis, periksa ke spesialis endokrin
TERAPI PENGOBATAN HIPOTIROID
OBAT MEKANISME KERJA DOSIS EFEK SAMPING

Levotiroksin Pengganti hormon tiroid yang di produksi


oleh tubuh
Dewasa Awal 50-100 mcg/hari, lalu ditambah
50 mcg dengan interval 3-4 minggu, sampai
Takikardi, aritmia, palpitasi, nyeri angina,
kram otot rangka, kelemahan otot, berk-
diperoleh metabolisme normal. Bila perlu eringat, sakit kepala, gugup, eksitabilitas, in-
dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 100- somnia, sensasi panas & kemerahan pada
200 mcg/hari. wajah, diare, penurunan berat badan secara
berlebihan.

Liotironin Menggantikan T3 (Triidtironin) 100% diabsorpsi, awitan kerja cepat, waktu


paruh = beberapa jam.
Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
Catatan :
Karena waktu paruh pendek, kadar serum
berbeda-beda sesuai pemberian dosis

Tiroksin (T4) Menggantikan kadar serum normal T4 dan T3


(T4 dikonversi menjadi T3 oleh deyoinasi di
Dosis oral 0,2 – 0,4 mg/hari, setelah dimulai
dengan dosis rendah 0,05 – 0,1 mg/hari yg
Tidak ada toksisitas pada kadar penggantian.
Over dosis menyebabkan efek hipertiroid.
perifer). berangsur-angsur dinaikkan; ada kalanya
dicampur dengan 25% liotironin untuk
meniru efek serbuk tiroid. Dosis ekuivalen 0,1
mg tiroksin=50 mg serbuk tiroid=0,02 mg
liotironin

Serbuk tiroid Serbuk organ diperoleh dari tiroid binatang


menyusui, lasimnya domba, karena kadar
Selama resorpsi dari usus yang berlangsung perlahan, T3 & T4 dibebaskan dengan jalan
enzimatis. Berhubung adanya masa latensi, maka efeknya baru nyata setelah 3 – 7 hari.
(thyranon) hormonnya tinggi, yang telah dibebaskan
dari lemak dan jaringan-jaringan pengikatnya
Biasanya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan hingga tercapai efek
sampingan seperti takikardi dan kegelisahan, kemudian dosis ini dikurangi dengan 25 mg dan
dan kemudian dikeringkan. Serbuk ini digunakan untuk pemeliharaan. Dosis oral pemula 12,5 – 50 mg, perlahan-lahan dinaikkan
mengandung T3 dan T4 dalam perbandingan sampai 150 mg/hari. Dosis dapat diberikan sebagai single dosis pada pagi hari, tablet harus di
tak tertentu, yang aktivitasnya berhubungan kunyah atau dilarutkan dalam air
erat dengan kadar-iod dari serbuk
PERBEDAAN GEJALA KLINIS HIPOTYROID DENGAN HIPERTIROID
GEJALA KLINIS HIPOTIROID GEJALA KLINIS HIPERTIROID

Tenggorokan kering. Detak jantung melambat. Berat badan turun tanpa alasan yang Pada penderita diabetes,
jelas. hipertiroidisme bisa menyebabkan
rasa haus dan sangat lelah.
Wajah membengkak. Nyeri, kaku, dan Hiperaktif. Penderita menjadi tidak Pembesaran kelenjar tiroid yang
pembengkakan pada sendi. akan bisa diam dan dipenuhi perasaan menyebabkan terjadinya
cemas. pembengkakan pada leher.

Kulit kering. Lemah otot. Mudah marah dan emosional. Palpitasi atau denyut jantung yang
cepat dan/atau tidak beraturan.

Insomnia atau kesulitan untuk tidur Kulit yang hangat dan lembap.
Berat badan meningkat tanpa Kadar kolesterol dalam darah pada malam hari.
penyebab yang jelas. meningkat.
Konsentrasi menurun. Kedutan otot.

Lelah dan letih. Rambut rontok. Berkeringat secara berlebihan dan Tremor atau gemetaran.
sensitif terhadap suhu panas.

Libido menurun. Munculnya biduran (urtikaria) atau


Lebih sensitif terhadap cuaca Kesemutan dan gejala saraf ruam.
dingin. terjepit.
Otot terasa lemas. Rambut rontok secara tidak merata.
Diare. Telapak tangan berwarna kemerahan.
Gangguan ingatan. Penglihatan kabur.
Kemandulan. Struktur kuku melonggar.
iklus menstruasi menjadi tidak
Depresi. Pendengaran berkurang. teratur, jarang, atau berhenti
sekaligus.
STUDI KASUS
GANGUAN TIROID
Nn C (27 tahun) datang ke RS dengan keluhan sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya un-
tuk menaiki tangga. Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium : TD
180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit, hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar.
Dari hasil pemeriksaan darah yaitu pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.

a.Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diagnosa grave (gejala, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan darah)
b.Jelaskan Apa pilihan terapi obat pada pasien diatas
c.Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
d.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya
bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
e.Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Jelaskan
Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diag-
nosa grave (gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah)
DIAGNOSA KASUS

1. GEJALA

Dari keluhan Nn C dirasakan sejak 2 bulan yang lalu yaitu sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya untuk menaiki
tangga terjadi kelemahan pada otot proksimal merupakan gejala penyakit Graves tirotoksik

2. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium

TD 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit ( TAKIKARDI ) hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar
menunjukan gejala penyakit Graves tirotoksik

3. Dari hasil pemeriksaan darah

Pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.

Hasil tes laboratorium pada penyakit Graves tirotoksik mencakup peningkatan tingkat produksi hormon secara keseluruhan dengan pen-
ingkatan T3 yang tidak proporsional terhadap T4

LITERATUR DIPIRO 2014


Diagnosis pemeriksaan kadar TSH serum, T3 bebas, T4 bebas, dan iodine ra-
dioaktif seperti pada gambar
Tidak
Ukur TSH serum, kadar dibawah Tidak Apakah kadar TSH diatas normal (>5 Jika kadar TSH didalam rentang
normal (<0,5 mIU/L) ? mIU/L ?) normal, pertimbangan penyebab lain
dari gejala klinik
Ya
Ya

Ukur kadar T3 dan T4 bebas. Jika tinggi


Ukur T3 dan T4 bebas, Terjadi Tidak Jika kadar T3 dan T4 normal, curigai
rujuk pemeriksaan kelenjar tiroid dengan
Hypertiriodisme subklinik
peningkatan ? MRI untuk memeriksa adanya tumor

Ya

Lakukan pemeriksaan RAI, apakah Tidak Jika uptake RAI rendah atau normal, Tidak Jika kadar tiroglobulin rendah,
uptake RAI tinggi ? ukur tiroglobulin. Terjadi curigai hipertiroidisme eksogen
penigkatan ?

Ya
Ya

Jika pola uptake menyebar Curigai tiroiditis subklinis


(diffuse), curigai Grave Desease.

Jika pola uptake nodular, curigai


Multinodular Goiter Kadar normal TSH adalah 0,5 – 4,5 mg/dL.
Dikatakan hiperitiroid bila kadar TSH kurang dari 0,01 mg/dL.
(Ghandour, 2011)
B. PILIHAN PENGOBATAN
Pilihan pengobatan pada pasien Nn C dilihat dari keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah yaitu
pengecekan level hormon tiroid diketahui pasien mengalami penyakit grave.
1.Penggunaan OAT Obat pilihan pertama untuk hipertiroid Mekanisme kerja: menghambat sintesis hormon
tiroid dengan menghambat secara kompetitif enzim tiroid peroksidase dari kelenjar tiroid; menghambat kon
versi T4 ke T3
2.Pada kasus ini perlu diberikan obat golongan beta blocker untuk menurkan tekanan darah Nn C karen
dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut
menit menunjukan denyut jantung takikardi.
PENATALAKSANAAN PENYAKIT GRAVES
1. Konservatif

a. Obat anti tiroid

• Thioamide

• Methimazole dosis awal 20-30 mg/hari

• Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300-600 mg/hari, maks 200 mg/hari

b. Beta- adrenergic reseptor antagonis

Contoh : Propanolol

2. Surgical

 Radioaktif iodine

 Tirodektomi
B. PILIHAN PENGOBATAN
Penatalaksanaan Penggunaan OAT :
• golongan tionamid, yaitu tiourasil (PTU) : dimulai dengan 3×100-200 mg/hari
• imidazol (metimazol & karbimazol) dimulai dengan 20-40 mg/hari dosis terbagi un-
tuk 3-6 minggu pertama.
• Diberikan selama 18-24 bulan.
• Dosis tergantung beratnya tampilan klinis.
• Obat Beta bloker yaitu Propranolol Hidroklorida untuk mengendalikan manifestasi
klinis hyperadrenergic state (palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui
blokadenya pada reseptor adrenergik). Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80
mg/hari
B. PILIHAN PENGOBATAN(2)
Indikasi tiroidektomi subtotal pada penyakit Graves : bila struma besar
hingga menyebabkan pendesakan, respons terhadap OAT kurang
memadai, atau terdapat efek samping obat.
• Terapi Iodium radioaktif = terapi pilihan pada pasien yang mengalami
kekambuhan setelah terapi OAT jangka panjang dengan problem car-
diac, atau pasien Graves berat karena diperkirakan akan sulit mencapai
remisi dengan OAT
• Pada oftalmopati berat : Glukokortikoid (Prednison 40- 80 mg/hari,
dosis diturunkan bertahap, paling tidak selama 3 bulan)
C. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut

 Propylthiouracil (PTU) mem-block sintesis hormon tiroid dengan inhibisi sistem enzim peroksidase
dari kelenjar tiroid, sehingga mencegah oksidasi iodida dan berkutnya penyertaan membentuk
iodotirosin dan akhirnya iodotironin (‘organifikasi’), dan dengan inhibisi penggabungan MIT dan DIT
membentuk T4 dan T3. PTU juga meng-inhibit perubahan perifer dari T 4 menjadi T3.

 DOSIS PTU (Propylthiouracil ) 300-600 mg sehari (biasanya dalam tiga sampai empat dosis terbagi)
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal.

 Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, se-
waktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bu-
lan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah
PTU 50-300 mg.

 Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.

 Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi. Jika terjadi serangan ulang, terapi alternatif
dengan radioactive iodine (RAI) disukai sebagai rangkaian obat antitiroid kedua, karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi. ( DIPIRO 2014 )
D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk atu-
ran pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?

 Untuk penggunaan methimazole harus diwaspadai karena pasien adalah wanita maka
perlu ditanyakan apakah hamil / tidak , karena penggunaan methimazole dikon-
traindikasikan untuk ibu hamil
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa kedua
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormali-
tas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan
menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T 4 en-
dogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah
MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk atu-
ran pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?

Boleh diberikan methimazole dalam single dose


Berdasrakan jurnal penelitian menunjukkan keefektifan metimazol yang diberikan dalam dosis
harian tunggal. Penggunaan single dose metimazole dapat mengendalikan hipertiroidisme pada
77 persen dari 44 pasien.
(Donald J , 1980 journal of medicine , single daily dose methimazole treatment of hyperthy-
roidism
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa obat methima-
zole bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormalitas labora-
torium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis pen-
jagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T 4 endogen akan mencapai kon-
disi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
E. Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Je-
laskan
Pada kasus ini perlu diberikan propranolol untuk menurkan tekanan darah Nn C karena dari pemeriksaan Tekanan Darah diperoleh hasil yang tinggi
180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit menunjukan denyut jantung takikardi . Propanolol berkhasiat :

1.Pengurangan produksi keringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),

2.Pengurangan tremor

3.Penurunan denyut jantung permenit,

4.Penurunan cardiac output sehingga jantung tidak berdebar-debar ( takikardi )

β blocker telah digunakan secara luas untuk mengurangi tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor, dan tidak tahan panas. Agen ini tidak mempunyai efek
pada tirotoksikosis perifer dan metabolisme protein dan tidak mengurangi TSAb atau mencegah tiroid. Propanolol secara parsial menghalangi perubahan T 4
menjadi T3, tapi kontribusinya kecil terhadap terapi keseluruhan. Β blocker biasanya digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat antitiroid, RAI, atau
idodida dalam penanganan penyakit Grave , β blocker adalah terapi primer hanya untuk tiroiditis dan hipertiroid yang diinduksi iodin.

Dosis propanolol yang dibutuhkan untuk mengurangi simtom adrenergik bervariasi, tapi dosis awal 20-40 mg empat kali sehari efektif untuk kebanyakan
pasien (denyut jantun <90 denyutan per menit). Pasien lebih muda atau dalam kondisi lebih toksik bisa membutuhkan sampai 240-480 mg/hari). β blocker
dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, kecuali kelainan itu hanya karena takikardi (curah tinggi), dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati dan gagal jantung. Efek samping lain termasuk mual, muntah, cemas, insomnia, lightheadedness, bradikardi, dan gangguan
hematologi. ( dipiro 2014 )
Thank you

Anda mungkin juga menyukai