RAHMI MULYANI
2018.01.00.02.052
DEFINISI
GANGGUAN TIROID
Gangguan tiroid adalah kondisi penyakit yang
mempegaruhi produksi atau sekresi hormon tiroid se-
hingga menyebabkan perubahan stabilitas metabolik.
Hipertiroid : Hipotiroid :
Eutiroid :
disebut juga tirotoksiko- kumpulan manifestasi
Keadaan tiroid yang
sis, merupakan kumpu- klinis akibat berkurang
berbentuk tidak normal
lan menifestasi klinis ak- atau berhentinya pro-
tapi fungsinya normal.
ibat kelebihan hormone duksi hormone tiroid
tiroid
Patofisiologi Gangguan Tiroid (Dipiro 2015)
Tiroiditis subakut (granulomatosa atau de Quervain) sering terjadi karena sindrom virus,
namun jarang memiliki virus spesifik yang telah diidentifikasi pada tiroid parenkim.
Tiroiditis tanpa rasa sakit (silent, lymphocytic, atau postpartum) adalah penyebab umum
tirotoksikosis; etiologinya tidak sepenuhnya dipahami; autoimun dapat mendasari
kebanyakan kasus.
1. Umur F 1. Riwayat penyakit tiroid
2. Jenis Kelamin A 2. Riwayat keluarga dengan
F 3. Kinetik K penyakit tiroid
A 4. Merokok T 3. Diagnosa penyakit au-
K 5. Stres O toimmune
T H
6. Riwayat Penyakit Kelu- R I 4. Riwayat radiasi leher
O H
arga yang berhubungan P 5. Terapi obat seperti lithium
R I
P dengan autoimun R O
dan amiodaron
T
E 7. Zat Kontras yang Men- E I 6. Perempuan di atas usia 50
R R
gandung Iodium S R tahun
E T
I 8. Obat-obatan yang I O 7. Pasien lanjut usia
S R menyebabkan penyakit K I
8. Perempuan post pasrtum 6
I D
O tiroid O minggu sampai 6 bulan
K I
9. Lingkungan
D
O
M
A gugup, emosi labil, mudah pingsan, tidak tahan terhadap panas, turunnya berat bersamaan dengan pen-
N ingkatan nafsu makan, peningkatan frekeuensi pergerakan intestinal, palpitasi, kelemahan pada otot
proksimal, menstruasi tidak teratur
I
F
E Tanda fisik tirotoksikosis bisa termasuk rasa hangat, kulit lembab, kondisi rambut yang tidak
T bagus,lepasnya ujung kuku tangan (onycholysis), retraksi (tertarik) kelopak mata dan kelopak mata
atas masuk ke dalam rongga jika memandang ke bawah (lid lag), takikardi sewaktu istirahat; tekanan
A pulsa yang melebar, dan murmur (suara pelan, bisikan) dari ejeksi sistolikgetaran pada lidah yang ter-
S julur dan tangan yang direntangkan; dan reflek tendon dalam yang hiperaktif
I
Pada grave berupa hipertiroid, pembesaran difus tiroid, dan temuan ekstratiroidal exophthalmos
K ( gerakan bola mata abnormal), pretibial myxedema, dan thyriod acropachy
L
I
Pada tiroiditis subakut, keluhan pasien akan sakit yang parah pada area tiroid, seringkali menyebar ke
N telinga di sisi yang sama. Demam ringan umum terjadi, dan terlihat tanda sistemik serta simtom tiro-
I toksikosis. Kelenjar tiroid terasa padat lunak pada pemeriksaan fisik.
S
Pengukuran TSH yang ada dalam tubuh penderita
Sub Klinik
T3 Toxicosis Hypertiroid
Pengecekan Ada
Pemantauan
Penyakit Grave’s
Selama 6-12
Ya Tidak Minggu
( Dipiro 2014 )
PENYAKIT GOITER / GONDOK
Pada goiter (gondok) multinodular (penyakit
Plummer), folikel dengan fungsi otonom tinggi berada
diantara folikel normal atau bahkan folikel yang tidak
berfungsi. Tirotoksikosis terjadi ketika folikel otonom
menghasilkan hormon tiroid lebih banyak dari yang
dibutuhkan.( DIPIRO 2014 )
Penyakit Gondok adalah istilah umum untuk pembe-
saran kelenjar tiroid pada tenggorokan. Kelenjar tiroid
yang membesar bisa berupa benjolan biasa yang bersi-
fat setempat hingga terjadi pembengkakan pada kedua
sisi kelenjar tiroid. Berat kelenjar tiroid adalah sekitar
30 gram, berbentuk dasi kupu-kupu. Kelenjar ini
berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh,
mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan anak ke-
lenjarnya (paratiroid) berfungsi dalam mengontrol
kadar kalsium dalam darah.
PENYAKIT TIROTOKSIKOSIS
Hipertiroid adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika fungsi kelen-
jar tiroid menjadi tidak normal sehingga menyebabkan produksi dan
pelepasan hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan hipertiroid dapat
menyebabkan thyrotoxicosis.
Etiologi
Antitiroid Memblok sintesis hormon tiroid dengan in- -PTU ( 300-600 mg/hari, 3-4 dosis terbagi) Efek samping Minor ( sakit pada
hibisi sistem enzim peroksidase dari kelenjar persendian, demam, lukopenia) reaks
tiroid -MMI ( 30-60 mg/hari, 3 dosis terbagi ) antat obat terjadi 50% pada pasien
Dosis harian penjagaan
Efek samping mayor ( agranulositosis
( PTU 50-300mg dan MMI 5-30mg) anemia aplastik,) jika pasien telah
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari) merasakan efek mayor, maka sebaiknya
tidak beralih ke obat lain karena reaks
sensitifitas antar obaIt
Inhibitor anion Menghalangi pelepasan hormon tiroid den- -KI (SSKI) 38mg iodida/tetes, Efek samping termasuk hypersensitivi
Iodida gan menhalangi penggunaan iodida in- -Lar.Lugol 6,3mg iodida/tetes, tas, iodisme, pembengkakan kelenjar lu
tratiroid, dan menurunkan ukuran & vasku- Dosis awal tipikal SSKI 3-10 tetes tiap hari dah .
laritas kelenjar (120-400mg)
Beta Blocker Mengurangi simpom tirotoksik seperti palpi- -Propanolol dosis awal ( 20-40mg/hari), do- Beta bloker dikontraindikasikan pada
tasi, cemas, tremor dan tidak tahan panas sis kondisi toksik ( 240-480mg/hari) pasien dengan gagal jantung kongestif
dan pada pasien yang mengembangkan
cardiomyopati
Radioaktif Iodine Natrium Iodida adalah cairan oral yang Jika diberikan sebaiknya diberikan setelah 3- Hipotiroid umum terjadi setelah RAI
terkumpul di tiroid dan menganggu sintesis 7 hari setelah RAI, efek samping akut, jangka pendek, ter
hormon tiroid & tiroglobulin Dosis tunggal 4000-8000 rad, dengan target masuk pelunakan tiroidal ringan dan
terapi menghancurkan sel tiroid yang hiper- dysphagia
aktif
Antitiroid Thioureas (Thion-
amides)
: Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid, yaitu tiourasil dan imidazol.
Tiourasil dipasarkan dengan nama propiltiourasil (PTU) dan imidazol dipasarkan dengan nama meti -
mazol dan karbimazol.(4) Obat golongan tionamid lain yang baru beredar ialah tiamazol yang isinya
sama dengan metimazol.. propylthiourasil (PTU), carbimazole, tiamazole, methimazole
Dosis awal :
PTU : 300-600mg/hari (3-4 kali sehari)
Methimazole : 30–60 mg/hari (3 kali sehari)
Carbimazole : 20-60 mg/hari (3 kali sehari)
Dosis pemeliharaan :
PTU 50-300 mg/hari, Methimazole 5-30 mg/hari, Carbimazole 5-15mg/hari
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi.
Jika terjadi serangan ulang à terapi alternatif dengan radioactive iodine (RAI) karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi.
KI: pasien dg goiter besar, pasien dg gangguan ginjal dpt diberikan dosis yg sangat rendah
Efek samping: mual, sakit kepla, reaksi alergi (rash), hipotiroid, hepatotoksisitas, penekakan sumsum
tulang
Katzung’s Basic and Clinical Pharmacology, 12 th
Inhibitor Anion
Iodium, Iodida (bekerja sangat cepat untuk tirotoksikosis dan krisis tirotok-
sikosis tapi tidak dapat digunakan untuk terapi hipertiroidisme jangka pan-
jang karena efek anitiroidnya cenderung menghilang), Perklorat kalium
(sudah tidak digunakan lagi karena resiko anemia aplastic)
Indikasi
Mengurangi simptom tirotoksik seperti palpitasi, cemas,
tremor dan tidak tahan panas.
Mekanisme kerja
Propanolol atau Atenolol mengurangi denyut jantung
dan secara parsial menghambat konversi T4 menjadi T3
(mengurangi gejala simpatis dari hipertiroidisme)
tidak iya
Levothyroxine 25 – 50
Jika terindikasi jantung iskemik? mcg perhari
cek
cek ke
ke spesialis endokrin pingsan,
pingsan, perubahan
perubahan kondisi mental, Dinaikkan
Dinaikkan dosis 25
25 mcg
mcg setiap
setiap 33
hipotermia?
hipotermia? sampai
sampai 4 minggu, sampai nilai TSH
normal
normal
tidak iya
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per Kemungkinan
Kemungkinan koma myxedema,
Levothyroxin 1,6 mcg kg/BB per hari
hari memerlukan
memerlukan perawatan intensif dari
Ulangi pengujian TSH pada 6-8 spesialis
spesialis endokrin
endokrin
minggu
minggu
TSH > 5 mlU per liter Kadar TSH < 0,35 mlU per liter
TSH dalam keadaan normal
normal
Cek kepatuhan pasien.
Cek kadar TSH setiap tahun (lihat tabel 5) Turunkan dosisnya menjadi 25mcg perhari
Tenggorokan kering. Detak jantung melambat. Berat badan turun tanpa alasan yang Pada penderita diabetes,
jelas. hipertiroidisme bisa menyebabkan
rasa haus dan sangat lelah.
Wajah membengkak. Nyeri, kaku, dan Hiperaktif. Penderita menjadi tidak Pembesaran kelenjar tiroid yang
pembengkakan pada sendi. akan bisa diam dan dipenuhi perasaan menyebabkan terjadinya
cemas. pembengkakan pada leher.
Kulit kering. Lemah otot. Mudah marah dan emosional. Palpitasi atau denyut jantung yang
cepat dan/atau tidak beraturan.
Insomnia atau kesulitan untuk tidur Kulit yang hangat dan lembap.
Berat badan meningkat tanpa Kadar kolesterol dalam darah pada malam hari.
penyebab yang jelas. meningkat.
Konsentrasi menurun. Kedutan otot.
Lelah dan letih. Rambut rontok. Berkeringat secara berlebihan dan Tremor atau gemetaran.
sensitif terhadap suhu panas.
a.Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diagnosa grave (gejala, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan darah)
b.Jelaskan Apa pilihan terapi obat pada pasien diatas
c.Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
d.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk aturan pakainya
bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
e.Perlukan diberikan propranolol pada pasien ini? Jelaskan
Dari kasus diatas jelaskan factor apa saja yang diperlukan untuk penegakan diag-
nosa grave (gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah)
DIAGNOSA KASUS
1. GEJALA
Dari keluhan Nn C dirasakan sejak 2 bulan yang lalu yaitu sering berkeringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
tremor, jantung berdebar-debar dan kelemahan otot yang semakin parah, yang membatasi kemampuannya untuk menaiki
tangga terjadi kelemahan pada otot proksimal merupakan gejala penyakit Graves tirotoksik
TD 180/90 mmHg, denyut nadi 110 denyut / menit ( TAKIKARDI ) hiperfleksia kelopak mata, dan kelenjar tiroid yang membesar
menunjukan gejala penyakit Graves tirotoksik
Hasil tes laboratorium pada penyakit Graves tirotoksik mencakup peningkatan tingkat produksi hormon secara keseluruhan dengan pen-
ingkatan T3 yang tidak proporsional terhadap T4
Ya
Lakukan pemeriksaan RAI, apakah Tidak Jika uptake RAI rendah atau normal, Tidak Jika kadar tiroglobulin rendah,
uptake RAI tinggi ? ukur tiroglobulin. Terjadi curigai hipertiroidisme eksogen
penigkatan ?
Ya
Ya
• Thioamide
Contoh : Propanolol
2. Surgical
Radioaktif iodine
Tirodektomi
B. PILIHAN PENGOBATAN
Penatalaksanaan Penggunaan OAT :
• golongan tionamid, yaitu tiourasil (PTU) : dimulai dengan 3×100-200 mg/hari
• imidazol (metimazol & karbimazol) dimulai dengan 20-40 mg/hari dosis terbagi un-
tuk 3-6 minggu pertama.
• Diberikan selama 18-24 bulan.
• Dosis tergantung beratnya tampilan klinis.
• Obat Beta bloker yaitu Propranolol Hidroklorida untuk mengendalikan manifestasi
klinis hyperadrenergic state (palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas melalui
blokadenya pada reseptor adrenergik). Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80
mg/hari
B. PILIHAN PENGOBATAN(2)
Indikasi tiroidektomi subtotal pada penyakit Graves : bila struma besar
hingga menyebabkan pendesakan, respons terhadap OAT kurang
memadai, atau terdapat efek samping obat.
• Terapi Iodium radioaktif = terapi pilihan pada pasien yang mengalami
kekambuhan setelah terapi OAT jangka panjang dengan problem car-
diac, atau pasien Graves berat karena diperkirakan akan sulit mencapai
remisi dengan OAT
• Pada oftalmopati berat : Glukokortikoid (Prednison 40- 80 mg/hari,
dosis diturunkan bertahap, paling tidak selama 3 bulan)
C. Jika pasien diberikan PTU, jelaskan dosis, aturan pakai, lama penggunaan obat tersebut
Propylthiouracil (PTU) mem-block sintesis hormon tiroid dengan inhibisi sistem enzim peroksidase
dari kelenjar tiroid, sehingga mencegah oksidasi iodida dan berkutnya penyertaan membentuk
iodotirosin dan akhirnya iodotironin (‘organifikasi’), dan dengan inhibisi penggabungan MIT dan DIT
membentuk T4 dan T3. PTU juga meng-inhibit perubahan perifer dari T 4 menjadi T3.
DOSIS PTU (Propylthiouracil ) 300-600 mg sehari (biasanya dalam tiga sampai empat dosis terbagi)
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal.
Perbaikan pada simtom dan abnormalitas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, se-
waktu dosis bisa diturunkan menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bu-
lan karena T4 endogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah
PTU 50-300 mg.
Terapi obat antitiroid sebaiknya dilanjutkan sampai 12-24 bulan untuk memicu remisi jangka panjang.
Pasien sebaiknya diawasi tiap 6-12 bulan setelah remisi. Jika terjadi serangan ulang, terapi alternatif
dengan radioactive iodine (RAI) disukai sebagai rangkaian obat antitiroid kedua, karena terapi lanjutan
biasanya jarang memicu remisi. ( DIPIRO 2014 )
D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk atu-
ran pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
Untuk penggunaan methimazole harus diwaspadai karena pasien adalah wanita maka
perlu ditanyakan apakah hamil / tidak , karena penggunaan methimazole dikon-
traindikasikan untuk ibu hamil
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Dosis awal MMI 30-60 mg sehari dalam tiga dosis terbagi. Terdapat bukti bahwa kedua
obat bisa diberikan dalam dosis harian tunggal. Perbaikan pada simtom dan abnormali-
tas laboratorium semestinya muncul dalam 4-8 minggu, sewaktu dosis bisa diturunkan
menjadi dosis penjagaan. Perubahan dosis sebaiknya dilakukan tiap bulan karena T 4 en-
dogen akan mencapai kondisi tunak dalam interval ini. Dosis penjagaan harian adalah
MMI 5-30 mg. (dipiro 2014 )
D.Berikan pendapat saudara tentang penggunaan methimazole pada pasien diatas! Untuk atu-
ran pakainya bolehkah pemberian methimazole diberikan dalam bentuk single dose ?
1.Pengurangan produksi keringat, suka gerah (tidak tahan dengan udara panas),
2.Pengurangan tremor
β blocker telah digunakan secara luas untuk mengurangi tirotoksik seperti palpitasi, cemas, tremor, dan tidak tahan panas. Agen ini tidak mempunyai efek
pada tirotoksikosis perifer dan metabolisme protein dan tidak mengurangi TSAb atau mencegah tiroid. Propanolol secara parsial menghalangi perubahan T 4
menjadi T3, tapi kontribusinya kecil terhadap terapi keseluruhan. Β blocker biasanya digunakan sebagai terapi tambahan dengan obat antitiroid, RAI, atau
idodida dalam penanganan penyakit Grave , β blocker adalah terapi primer hanya untuk tiroiditis dan hipertiroid yang diinduksi iodin.
Dosis propanolol yang dibutuhkan untuk mengurangi simtom adrenergik bervariasi, tapi dosis awal 20-40 mg empat kali sehari efektif untuk kebanyakan
pasien (denyut jantun <90 denyutan per menit). Pasien lebih muda atau dalam kondisi lebih toksik bisa membutuhkan sampai 240-480 mg/hari). β blocker
dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, kecuali kelainan itu hanya karena takikardi (curah tinggi), dan pada pasien yang
mengembangkan cardiomyopati dan gagal jantung. Efek samping lain termasuk mual, muntah, cemas, insomnia, lightheadedness, bradikardi, dan gangguan
hematologi. ( dipiro 2014 )
Thank you