KELOMPOK 2
KELOMPOK 2 :
Muhamad Raju Kurnia 88213033 Anggi Regina Umardi 88212012
M. Ferdiansyah 88213040 Lia Lestari 88212018
Shakila Cahya Lestari 88213034 Laili Farhani Triani 88213026
Marsa Shafiyah Santosa 88211012 Rihla Aidil Fitria 88212021
Devina Febriana 88214047 Annisa Ratna L 88214082
Sifha Nurlingga 88211020 Siti Narsih 88213045
Umi Syahidah Al madani 88213030 Gabriel Magdalena J 88212011
Isti Auminingsih 88213047 Juniawati Isnaeni 88214037
Alika Aropa Romadan 88213039 Rika Helvina Nada 88214042
Riska Dwi Juliarti 88211015 Wina Lugina 88211021
Irma Nur Farida 88214070 julya putri 88211014
Sinta Rahayu yulianti 88212015
Valiza Andriani 88213031
Dwi Khoirun Nisa 88211017
PENGERTIAN
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) Hormon Tiroid
adalah keadaan dikarenakan oleh Hormon yang terdiri dari asam amino yang
kelenjar tiroid bekerja secara mengawal kadar metabolisme Penyakit
berlebihan sehingga menghasilkan Grave, penyebab tersering
hipertiroidisme, adalah suatu penyakit
hormon tiroid yang berlebihan di
otoimun yang biasanya ditandai oleh
dalam darah.
produksi otoantibodi yang memiliki kerja
mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar
IgG ini, yang disebut immunooglobulin
endokrin yang terletak di bagian
perangsang tiroid (thyroid-stimulating
bawah depan leher yang immunoglobulin), meningkatkan
memproduksi hormon tiroid dan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami
hormon calcitonin. umpan balik negatif dari kadar HT yang
tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena
keduanya berespons terhadap
peningkatan kadar HT.
KLASIFIKASI
Dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya Klasifikasi strumaPembesaran kelenjar
terbagi menjadi 2,yaitu : tiroid (kecuali keganasan) menurut
American society for Study of Goiter
Hipertiroid Primer : Terjadinya hipertiroid
membagi :
karena berasal dari kelenjar tiroid itusendiri,
1.Struma Non Toxic Diffusa
contohnya :
Penyakit grave 2.Struma Non Toxic Nodusa
Functioning adenoma 3.Stuma Toxic Diffusa
Toxic multinodular goiter 4.Struma Toxic Nodus
Tiroiditis
Hipertiroid Sekunder : Jika penyebab Struma toksik dapat dibedakan atas dua
hipertiroid berasal dari luar kelenjar yaitu struma diffusa toksik dan struma
tiroid,contohnya :
nodusa toksik.
Tumor hipofisis
Struma non toksik sama halnya dengan
Pemberian hormone tiroid dalam jumlah
struma toksik yang dibagi menjadi struma
besar
Pemasukan iodium berlebihan. diffusa nontoksik dan struma nodusa non
toksik.
ETIOLOGI
Hipertiroid dapat terjadi akibat Beberapa penyakit yang
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, menyebabkan hipertiroid yaitu :
atau hipotalamus. Peningkatan 1. Penyebab utama
a. Penyakit Grave
TSH akibat malfungsi kelenjar
b. Toxic Nodular Goiter
tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik 2. Penyebab Lain
negatif TH terhadap pelepasan a. Minum Obat Hormon Tiroid
keduanya (Amin, Hardi, 2013). Berlebihan
b. Produksi TSH AbnormalProduksi
TSH kelenjar hipofisis dapat
Hipertiroid akibat malfungsi memproduksi TSH
berlebihan,sehingga merangsang
hipotalamus akan memperlihatkan
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang
HT yang tinggi disertai TSH dan banyak.
TRH yang berlebihan (Amin,Hardi, c. Tiroiditis (Radang Kelenjar Tiroid)
2013) d. Konsumsi Yodium Berlebihan
MANIFESTASI KLINIS
A. Gejala Umum :
D. Manifestasi Intigumen :
- Kulit lembab dan hangat
- Gatal-gatal atau ruam kulit
- Kerontokan rambut atau rambut tipis
-Peningkatan keringat pada telapak tangan dan kaki
- Telapak tangan kemerahan
1.Tes Darah
Tujuannya untuk mengamati dan mengevaluasi fungsi kelenjar tiroid. Tes ini bisa
membantu mengukur kadar hormon tiroid dan TSH (thyroid-stimulating
hormone).
2.Pemindaian
Pemindaian jug bisa dilakukan, yaitu melalui USG tiroid atau nuklir tiroid.
3.Biopsi
Biopsi dilakukan jika penyakit tiroid yang muncul dicurigai sebagai kanker tiroid.
4.Kadar Hormon Tiroid
5.Deteksi Antibodi
6.Pemeriksaan Scintigraphy
pemeriksaan Laboratorium :
1. Peningkatan T3, T4, FT4, kadar TSH menurun
2. Lekositosis dengan shift to the left
3. Tes fungsi hati menunjukkan kelainan yang tidak khas seperti : peningkatan
alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), alkaline
phosphatase, dan serum bilirubin.
penatalaksanaan :
a. Obat Antitiroid
Obat antitiroid yang digunakan adalah propylthiouracil, carbimazole, dan methimazole. Mekanisme kerja
golongan obat ini adalah menghambat oksidasi dan organifikasi iodine melalui inhibisi enzim tiroid
peroksidase dan menghambat proses coupling iodotirosin menjadi T4 dan T3.
c. Tiroidektomi
Tiroidektomi yaitu dengan mengangkat seluruh atau Sebagian kelenjar tiroid merupakan terapi paling
sukses dalam mengobati hipertiroid akibat Grave’s disease dan toksik nodular goitre.
d. Glukokortikoid
Glukokortikoid mampu menghambat konversi T4 ke T3 di jaringan perifer. Glukokortikoid dapat digunakan
pada kasus hipertiroid yang berat atau badai tiroid (thyroid storm).
KOMPLIKASI
PENGKAJIAN
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI
JURNAL KEPERAWATAN
Kasus
Seorang perempuan Ny.Z usia 47 tahun datang ke RSAM dengan keluhan utama jantung berdebar-debar. Keluhan ini
dirasakan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit dan hilang timbul tanpa dipengaruhi aktivitas. Keluhan ini disertai dengan
sesak napas yang sering kambuh. Sesak tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai dengan bunyi ngik (mengi) dan dirasakan
memberat dengan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak napas dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan ini tanpa disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit kepala berdenyut. Bila
serangan timbul, pasien merasa mual, dan bahkan muntah setiap kali makan. Muntah berisi makanan yang dimakan pasien.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan sering berkeringat walaupun tidak sedang berada dibawah matahari ataupun saat
beraktivitas berat. Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan pasien sering
merasa lapar. Pasien mengalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 55 kg dalam waktu 6 bulan terakhir. Namun sejak
akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga merasa lemas dan sedikit
gemetar didaerah jari kedua tangan.
Pasien juga merasakan sangat mudah lelah walaupun hanya melakukan aktivitas yang sangat sederhana dan ringan. Pasien
mengeluhkan mata melotot yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini diawali dengan mata kanan dan disusul dengan
mata kiri. Pasien juga merasa pandangan menjadi sedikit kabur dan kadang merasa berkunang-kunang. Sebelum keluhan yang
terjadi dalam 1 tahun terakhir ini, pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama. Pasien memiliki riwayat penyakit maag.
Sedangkan riwayat hipertensi, diabetes melitus dan asma disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
tampak sakit sedang, tekanan darah 140/70 mmHg, nadi 120 x/menit, pernapasan 24 x/menit, dan suhu 36,7 0 C, mata
eksoftalus, pemeriksaan leher didapatkan pembesaran kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar TSH
0,006 uIU/ml, T3 5,56 mg/dl, T4 18,2 mg/dl. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu pasien diberikan PTU 3x200 mg sehari dan
propanolol 3x20 mg.
PENGKAJIAN
D. PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan umum
a.Tingkat kesadaran: compos mentis (GCS 15)
A. IDENTITAS b.Antropometri
BB : 55 Kg
Nama pasien : Ny.Z
c.Observasi TTV
Usia: 47 tahun TD : 140/70mmHg
B. KELUHAN UTAMA HR :120x/menit
Yang dirasakan pasien pada saat di kaji adalah jantung berdebar. RR :24x/menit
S : 36,7
C. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
2. Pemeriksaan Fisik
1)Riwayat penyakit sekarang : Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), Auskultasi (Mendengar), Palpasi
Keluhan ini dirasakan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit dan hilang timbul (Meraba), Perkusi (Mengetuk) mulai dari :
tanpa dipengaruhi aktivitas. Keluhan ini disertai dengan sesak napas yang sering a) Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
luka atau lesi.
kambuh. Sesak tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai dengan bunyi ngik (mengi)
b) Rambut : berwarna hitam dan sedikit beruban
dan dirasakan memberat dengan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak c) Wajah : bersih, tidak ada lesi, tidak ada edema, dan tidak
napas dirasakan memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini pucat, sianosis tidak adanya kemerahan.
tanpa disertai dengan nyeri dada. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala d) Mata : Konjungtiva anemis dan sclera tidak ikterik, tidak ada
kelainan, serta tidak adanya bengkak kemerahan.Mata melotot (Eksofthalmus)
berdenyut. Bila serangan timbul, pasien merasa mual, dan bahkan muntah setiap
e) Mulut dan gigi : Bersih, warna bibir pink pucat, tidak ada stomatitis,
kali makan. Selain itu, pasien juga mengeluhkan sering berkeringat walaupun tidak gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah. Tidak
sedang berada dibawah matahari ataupun saat beraktivitas berat.. Pasien terdapat lesi pada bagian bibir akibat infeksi
mengeluhkan mata melotot yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu.
(f) Leher : terdapat pembesaran kelenjar tiroid
2)Riwayat penyakit dahulu :
(g) Thorak : Irama cepat, suara jantung normal, tidak ada
Pasien memiliki riwayat penyakit maag. Sedangkan riwayat hipertensi, diabetes bunyi tambahan nafas. Tidak ada masa/ benjolan,tidak ada
melitus dan asma disangkal.. nyeri tekan.
3)Riwayat penyakit keluarga : f) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak distensi abdomen,
g) Genetalia : bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
Tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
h) Rectum : Bersih, tidak ada edema,
i) Ekstrimitas : tidak ada edema, tidak ada varises, tidak sianosis, CRT
kembali normal.
PENGKAJIAN