Anda di halaman 1dari 11

komunikasi Terapeutik

Diruang ICU
kelompok 4
Muhamad raju kurnia
Irma nur farida
Rika helvina
Fira rahmadianti
Riska dwi juliarti
Wina lugina
Iva Syawaliyah
Neng milah
Nissa nur fitriani
pengertian komunikasi
terapeutik diruang ICU

Intensive Care Unit (ICU) menurut pengertian dari Departemen Kesehatan


Republik Indonesia merupakan unit perawatan khusus yang dikelola untuk
merawatpasien sakit beratdan kritis, cideradengan penyulit yang mengancam
serta melibatkan tenaga kesehatan terlatih, didukung dengan kelengkapan
peralatan khusus. Di sini tenaga medis dituntut bisa memahami kondisi pasien,
karena di ruang ICU sebagian besar pasien adalah pasien koma, tidak sadar
seutuhnya
Fungsi komunikasi dengan pasien
diruang ICU

Mengendalikan Perilaku

karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan klien tidak ada prilaku, jadi
komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali prilaku. Secara
tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring, imobilitas
dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pasien
tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.
perkembangan
motivasi

Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan


kesadaran, tetapi klien masih dapat merasakan rangsangan pada
pendengarannya. Perawat dapat menggunakan kesempatan ini untuk
berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada klien.
Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien
untuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami
pengungkapan emosional

Perawat dapat mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan semua
hal positif yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak
bersikap negatif terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung
terhadap klien.
Informasi

Fungsi ini sangat lekat dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan kita
lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk
menginformasikan pada klien karena itu merupakan hak klien, Pada pasien tidak sadar ini, kita
dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. Pasien
berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat dapat
memberitahu maksud tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika kita tidak
melakukan tindakan tersebut kepadanya.
cara berkomunikasi dengan pasien tidak
sadar

menjelaskan memfokuskan memberikan mempertahankan


informasi ketenagan
Dalam berkomunikasi Memfokuskan berarti perawat dapat memberi
perawat dapat memusatkan informasi informasi kepada klien. Mempertahankan
menjelaskan apa yang pada elemen atau Informasi itu dapat ketengan pada pasien
akan perawat lakukan konsep kunci dari berupa intervensi yang tidak sadar, perawat
terhadap klien. pesan yang dikirimkan. akan dilakukan maupun dapat menujukkan
kemajuan dari status dengan kesabaran
kesehatannya, dalam merawat klien
• berhati-hati melakukan pembicaraan
prinsip-prinsip • ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar
• Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan
berkomunikasi dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang

dengan pasien di sangat efektif pada klien dengan penurunan kesadaran.


• Upayakan mempertahankan lingkungan setenang

ruang ICU mungkin untuk membantu klien fokus terhadap


komunikasi yang perawat lakukan
Fase Prainteraksi Fase Orientasi

Pada fase prainteraksi ini, petugas harus


Fase ini meliputi pengenalan dengan pasien,
mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
persetujuan komunikasi atau kontrak
ketakutan sendiri. Petugas juga perlu
komunikasi dengan pasien, serta penentuan
menganalisa kekuatan kelemahan
program orientasi. Program orientasi tersebut
profesional diri. Selanjutnya mencari data
meliputi penentuan batas hubungan,
tentang klien jika mungkin, dan
pengidentifikasian masalah, mengakaji tingkat
merencanakan pertemuan pertama dengan
kecemasan diri sendiri dan pasien, serta
pasien.
mengkaji apa yang diharapkan dari
komunikasi yang akan dilakukan bersama
antara petugas dan klien
Fase terminasi

Fase kerja / lanjutan Pada fase ini memungkinkan ingatan


pasien pada pengalaman perpisahan
sebelumnya, sehingga pasien merasa sunyi,
menolak dan depresi. Diskusikan perasaan-
Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi perasaan tentang terminasi.
dan mengembangkan faktor fungsional dari komunikasi Pada fase terminasi tugas petugas adalah
terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan interaksi sosial menciptakan realitas perpisahan.
dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama
lain untuk mengatasi kecemasan, atau dengan
menggunakan teknik komunikasi terapeutik sebagai cara
pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja
sama
Terimakasih
APAKAH ADA YANG INGIN
BERTANYA?

Anda mungkin juga menyukai