Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
ARS UNIVERSITY
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Makalah Asuhan Keperawatan Katarak”. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen mata kuliah Sistem
Informasi Keperawatan II. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang mengenai penyakit Katarak bagi para pembaca dan bagi penulis.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dan
serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan ASKEP Katarak. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erna Irawan, M.Kep dan Bapak Bahrul yang
telah memberikan tugas ini. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Dan kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh anggota yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini akan berisikan tentang Anemia mulai dari definisi, etiologi, manifestasi
klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, pengobatan, penatalaksanaan,
pengkajian, masalah keperawatan, intervensi, implementasi,dan evaluasi.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna
karena pengalaman dan pengetahuan kami yang masih terbatas. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi untuk masa mendatang. Semoga makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2 ANALISA DATA ............................................................................................. 31
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................. 35
4.4 PERENCANAAN KEPARAWATAN ........................................................ 36
4.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI.......................................................... 46
4.6 CATATAN PERKEMBANGAN................................................................. 58
BAB V......................................................................................................................... 64
PENUTUP ................................................................................................................... 64
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 64
5.2 SARAN ........................................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 65
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Berkaitan dengan peran pemberi asuhan keperawatan dalam hal ini perawat
sebagai salah satu kompetensi yang harus diemban, maka dirasa perlu untuk
mengadakan praktek keperawatan klinik khususnya pada Asuhan Keperawatan
Pada Tn. S Dengan Katarak di Bangsal Seruni, guna mendapat pengalaman
3
1.3 TUJUAN
1. Memahami karakteristik katarak pada pasien secara menyeluruh.
2. Mengidentifikasi faktor risiko yang dapat mempengaruhi perkembangan
katarak.
3. Memahami proses perjalanan penyakit katarak dari awal hingga pengobatan.
4. Mengetahui dampak fisik, psikologis, dan sosial dari katarak pada pasien.
5. Menetapkan tujuan yang jelas untuk memberikan asuhan keperawatan yang
optimal kepada pasien katarak.
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 PENGERTIAN
Katarak merupakan kalimat dari bahasa Yunani yaitu
“kataarrhakies” yang memiliki arti air terjun. Didalam bahasa Indonesia
sendiri katarak disebut dengan bular, dimana penglihatan nampak tertutup air
terjun akibat lensa yang menjadi keruhan. Katarak merupakan keadaan dimana
lensa yang mengalami kekeruhan yang bisa terjadi karena hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein atau bahkan akibat dari
kedua hal tersebut.
Katarak adalah suatu kondisi dimana lensa mata manusia mengalami
kekeruhan. Biasanya katarak akan terjadi seiring bertambahnya usia yang tidak
dapat dihindari. Tingkat keparahan pada katarak beragam dan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain kelainan bawaan, cidera, dan obat - obatan tertentu.
Kurang lebih sebanyak 90% penyebab kasus katarak yaitu faktor usia, penyebab
lainnya antara lain traumatis dan kelainan bawaan (Astari, 2018).
2.2 ETIOLOGI
Pada banyak kasus katarak penyebabnya sendiri tidak diketahui, tetapi
katarak biasanya terjadi pada usia lanjut dan keturunan yang dipercepat oleh
faktor lingkungan. Ada beberapa faktor penyebab pada katarak antara lain :
a. Umur
Katarak sering terjadi karena proses penuaan Katarak umumnya terjadi pada
penderita berusia diatas 50 tahun. Dalam keadaan ini menjadikan lensa mata
mengeras dan mengalami kekeruhan.
4
5
b. Trauma Mata
Katarak akibat dari trauma mata dapat terjadi pada semua usia. Trauma
atau cidera pada mata dapat mengakibatkan mata mengalami erosi epitel
pada lensa, hal ini dapat menjadikan hidrasi korteks hingga lensa
mencembung dan mengkeruh.
c. Hipertensi
Hipertensi sangat mempengaruhi perkembangan katarak karena
hipertensi dapat menyebabkan konformasi struktur perubahan protein
dalam kapsul lensa, sehingga hal tersebut memicu pembentukan katarak
d. Diabetes Melitus
e. Genetika
Faktor genetik atau keturunan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
katarak, beberapa kelainan genetic yang diturunkan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang dapat meningkatkan resiko katarak, seperti hal nya
kelainan kromosom dapat mempengaruhi kualitas lensa mata sehingga
memicu katarak.
f. Alkohol
g. Merokok
Merokok secara langsung memiliki resiko tinggi terhadap katarak, karena hal
ini dapat merubah sel pada mata melalui oksidasi, selain itu merokok juga
mengakibatkan akumulasi logam berat seperti cadium pada lensa dan dapat
menimbulkan katarak.
2.3 KLASIFIKASI
b. Katarak trauma: katarak yang terjadi karena trauma pada lensa HUSA mata
akibat benda tanjam ataupun tumpul atau bahkan paparan raidasi sinar radioaktif.
a. Katarak kongenital: katarak yang diderita pada bayi saat lahir, katarak ini
biasanya sudah terdeteksi pada usia dibawah 1 tahun
b. Katarak juvenile katarak yang terjadi pada penderita berusia sesudah 1 tahun
dan dibawah 40 tahun
7
d. Katarak senilis katarak ini terjadi dengan penderita rentang usia 40 tahun
keatas Jenis katarak ini merupakan proses degenerated atau kemunduran dan
katarak jenis ini yang paling sering ditemukan.
a. Katarak insipen katarak stadium awal dimana kekeruhan mata masih sangat
minimaldan tidak dapat terlihat apabila tidak memakai alat penunjang.
Kekeruhan lensa pada tahap ini memiliki bentuk bercak tidak beraturan.
Seseorang yang mengalami katarak pada stadium ini sering tidak merasakan
keluhan atau gangguan penglihatan hal ini menyebabkan penderitanya abai
penglihan
b. Katarak immatur: keadaan dimana lensa mata masih ada bagian yang jernih
c. Katarak matur dalam stadium ini kekruhan lensa berlanjut dan bahkan sampai
ke seluruh lensamengakibatkan hal yang dialami penderita katarak tahap ini yaitu
penglihatan kabur sulit saat membacadan menjalankan aktifitas keseharian.
2.4 PATOFISIOLOGI
Lensa mata yang normal merupakan struktur posterior iris yang jernih,
transparan memiliki bentuk seperti kancing baju dan memiliki kekuatan refraksi
yang besar. Lensa memiliki kandungan tiga komponen anatomis. Dalam zona
sentral ada nukleus, dan diperifer terdapat korteks, keduanya dikelilingi oleh
kapsul anterior dan posterior. Karena menambahnya uisa seseorang,
mengakibatkan nukleus menjadi berubah warna coklat kekuningan. Fisik yang
berubah dan juga kimia didalam lersa akan menghilangkan transparasi. Serabut
8
halus multipel (zunula) memanjang dari silier hingga kedaerah luar lensa yang
berubah dapat menyebabkan penglihatan menjadi distorsi. Kimia dalam protein
lensa yang berubah juga bisa mengakibatkan koagulasi, jadi hal tersebut akan
membuat hambatan proses cahaya ke retina dan menjadikan pandangan berkabut.
Protein lensa normal yang terputus dan menjadikan influksi air ke dalam lensa.
Hal ini akan mematahkan serabut lensa yang menegang dan mengganggu
jalannya cahaya. Teori lainnya juga menyatakan jika sebuah enzim memiliki
fungsi untuk melindungi lensa dari perubahan. kandungan enzim akan berkurang
karena usia seseorang yang meningkat, pada banyaknya penderita katarak
disebabkan karena hal tersebut.
PATHWAY KATARAK
KELOMPOK 2
HILANGNYA
DEFISIT TRANSPARANSI
PENGETAHUAN LENSA
PERUBAHAN KIMIA
TIDAK MENGENAL DALAM PROTEIN
SUMBER LENSA
INFORMASI
KOAGULASI
KURANG TERPAPAR
INFORMASI
GANGGUAN MENGABURKAN TENTANG
PENERIMAAN PANDANGAN PROSEDUR
SENSORI TINDAKAN
PEMBEDAHAN
TERPUTUS PROTEIN LENSA
MENURUNYA DISERTAI INFLUKS AIR
KETAJAMAN ANSIETAS
KEDALAM LENSA
PENGLIHATAN
USIA
MENINGKAT
GANGGUAN
PRESEPSI PENURUNAN
RESIKO
SENSORI ENZIM MENURUN
JATUH
DEGENERASI PADA
LENSA
KATARAK
10
2.5 KOMPLIKASI
Menurut Maria (2017) komplikasi yang dapat terjadi pada penderita katarak
adalah:
a. Glaucoma
b. Uveitis
d. Sumbatan pupil
f. Endoftalmitis
h. Pelepasan koroid
i. Bleeding
a. Penglihatan pada suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram.
Bayangan benda yang terlihat seperti semu atau berasap
f. Sering mengganti kaca mata atau kontak lensa karena merasa tidak nyaman
menggunakannya.
g. Warna cahaya yang terlihat menjadi memudar dan cenderung berubah warna
saat melihat.
h. Jika melihat hanya dengan saru matabayangan benda atau cahaya yang terlihat
menjadi ganda.
b. Lapang pandang
c. Pengukuran tonografi
d. Pengukuran gonioskopi
e. Oftalmoskopi
f. Tes provokatif
g. Tes glukosa
2.8 PENATALAKSANAAN
a. Indikasi Medis
Adapun beberapa keadaan katarak yang perlu dioperasi segara, dan juga jika
perkembangan penglihatan menjadi kurang baik:
1) Katarak Hipermatur
2) Uveitis sekunder
3) Glukoma sekunder
5) Ablasio retina
13
6) Retinopati diebetika
b. Indikasi Optik
Indikasi optik dimana indikasi ini yang paling banyak terindikasi dalam
pembedahan katarak. Apabila penurunan ketajaman penglihatan pasien menurun
sampai mengganggu keseharian penderita, maka operasi katarak dapat dilakukan.
c. Indikasi Kosmetik
a. Phacoemulsifikasi
Bentuk dari ECCE baru dimana metode ini memakai getaran ultrasonic guna
menghancurkan nucleus dan menjadikan material nucleus dan kortek bisa
diaspirasi dengan insisi ± 3mm. Bius yang digunakan dalam operasi ini hanya
bisu lokal atau bahkan hanya dengan obat tetes mata anti nyeri.
Operasi ini terdiri atas dua jenis standar yaitu standar ECCE atau planned ECCE.
Teknik ini dilakukan dengan membuka kapsul lensa secara lalu mengeluarkan
lensa dengan cara manual. Proses kesembuhan lebih lama karena prosedure
pembedahan ini dubutuhkan sayatan yang lebar.
Operasi ini mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun
1960 hanya teknik operasi ini yang tersedia.
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
1) Pengkajian umum
a. Usia Pasien
b. Gejala sistematik seperti hipotiroid, diabetes melitus.
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit
Trauma pada mata, penyakit diabetes, penggunaan obat kortikosteroid,
galukoma, uveitis, hipotiroid.
b. Riwayat keluhan gangguan
Riwayat keluhan seperti stadium katarak
c. Psikososial
Pada pengkajian psikossosial yang perlu dikaji antara lain, kemampuan
aktivitas, gangguan membaca, risiko jatuh, berkendara.
3) Pengkajian khusus mata
Pengkajian khusus untuk mata antara lain:
a. Dalam pemeriksaan pelebaran pupil, pada penderita katarak pada lensa
penderita ditemukan kekeruhan lensa (bercak putih).
b. Ditemukan keluhan adanya diplopia, yaitu pandangan berkabut.
15
16
Pada penulisan karya ilmiah ini penulis hanya berfokus pada satu
perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan Gangguan Persepsi
Sensori pada Pasien Katarak. Perencanaan keperawatan yang diberikan penulis
mengacu berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dari PPNI (2016) sebagai
berikut:
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
19
Kolaborasi
4) Planing
Planing adalah rencana keperawatan yang telah dilakukan akan dilanjutkan
atau dihentikan atau bahkan bertambah sesuai keadaan kesehatan klein.
BAB IV
Identitas
A. Identitas Pasien
Nama lengkap : Tn. S
Tempat/tgl lahir : 6 April 1948 Umur : 75 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan :Menikah
Pendidikan :SR/SD
Suku/bangsa : Indonesia
Alamat : Leduk Rt 2 Rw 1
Tanggal masuk RS : 25 April 2017, pukul 10.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 25 April 2017, pukul 14.30 WIB
Golongan darah :B
Diagnosa Medis : Katarak
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama lengkap : Tn. T
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
21
22
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Penggilingan padi
Alamat : Leduk Rt 2 Rw 1
Hub. Dengan Klien : Menantu
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh adanya gangguan melihat pada mata kanannya. Penglihatan terlihat
kabur, silau dan berkabut
Keluarga pasien tidak ada yang pernah menderita sakit serupa dengan penyakit
pasien saat ini. Keluarga pasien juga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kesehatan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis GCS : 15 E4M6V5
3. Vital Sign : TD : 140/ 90 mmHg Nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 18 x/m Suhu : 36.9o Celcius
B. Pemeriksaan Fisik Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk mesochepal, rambut bersih beruban
Palpasi : Tidak teraba masa benjolan, tidak ada hematoma
b. Mata
Kanan Kiri
Inspeksi : Inspeksi :
• Pupil : isokhorik, 3 mm • Pupil : isokhorik, 3 mm
• Sclera : anikterik • Sclera : anikterik
• Konjungtiva : tidak anemis • Konjungtiva : tidak anemis
• Lensa : terdapat bercak putih pada • Lensa : terdapat bercak putih pada
seluruh bagian lensa sebagian lensa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan
tidak terdapat sinusitis tidak terdapat sinusitis
Visus mata : Visus mata :
• Snellen test : tidak dapat melihat • Snellen test : tidak dapat melihat
sama sekali sama sekali
24
c. Telinga
Inspeksi : Simetris tidak ada kelainan, bersih tidak ada serumen.
Pendengaran : Kemampuan mendengar menurun
d. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat secret
e. Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi : Mulut bersih, tidak ada pembesaran tonsil.
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada peningkatan Jugular Venous Pressure (JVP)
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid
g. Dada
Inspeksi : Pengembangan dada simetris, tidak ada penarikan otot intercosta.
Palpasi : Tidak teraba masa atau benjolan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Tidak ada wheezing atau ronchi.
h. Jantung
Inspeksi : Tidak terlihat pulsasi iktus cordis
Palpasi : Tidak teraba iktus cordis
Perkusi : Redup
Auskultasi : Lup Dub, S1>S2 , irama teratur, tidak ada murmur gallop
i. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut supel
Palpasi : Tidak teraba massa benjolan, tidak ada distensi abdomen
25
2. ELIMINASI
1. BAB
- Frekuensi
- 1 x sehari - 1 x sehari
- Penggunaan pencahar
- Tidak - Tidak
- Waktu
- Pagi hari - Pagi hari
- Warna
- Coklat - Coklat
- Bau, darah, lender
- Tidak ada - Tidak ada
- Konsistensi
- Padat - Padat
- Kolostomi
- Tidak - Tidak
- Obstipasi
- Tidak - Tidak
- Diare
- Tidak - Tidak
- Cara /proses
- Sendiri - Sendiri
mengeluarkan
(sendiri/dibantu)
2. BAK
- Frekuensi - 5 x sehari - 5 x sehari
mengeluarkan
(sendiri/dibantu
27
4. KEBERSIHAN DIRI
5. AKTIVITAS /LATIHAN
STATUS PSIKOLOGIS
5. Konsep diri :
STATUS SOSIAL
a. Komunikasi
b. Kehidupan keluarga/masyarakat
3. Peran klien dalam keluarga dan masyarakat : Sebagai kakek dan ayah
STATUS SPIRITUAL
4. Keyakinan terhadap sakit : Yakin bahwa penyakit yang di deritanya adalah ujian dari
Allah SWT
30
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan labolatorium pada tanggal : 25 April 2017
TERAPI
a. Asam mefenamat 500 mg : 2 x 1
b. Ciprofloksasin 500 mg : 2 x 1
c. Dexsametasone 0,5 mg : 2 x 1
d. Optiflox tetes mata : 3 x od
e. Nelydex tetes mata : 4 x od
terdapat bercak ↓
seluruh bagian
mata.
• Mata kiri klien
terdapat bercak
putih pada
sebagian mata.
TTD :
Nama Perawat :
2. Defisit Pengetahuan b/d Setelah dilakukan tindakan 25 April 2018
Kurangnya Sumber keperawatan selama 1x24 jam
Informasi d.d : Defisit pengetahuan klien Observasi Observasi
DS : dapat teratasi dengan kriteria - Identifikasi kesiapan dan - Untuk mengidentifikasi
- Klien mengatakan hasil : kemampuan menerima dan mengetahui
kurang paham - Klien mulai informasi pada tanggal bagaimana kesiapan
mengenai mengetahui mengenai 25/04/18. klien ketita diberi
perawatan penyakit perawatan penyakit edukasi.
katarak katarak.
39
Edukasi Edukasi
- Ajarkan klien mengenai - Agar klien mulai
materi yang sudah memahami mengenai
disiapkan yaitu mengenai penyakit yang diderita
definisi, penyebab, tanda nya sehingga klien
dan gejala, serta tidak bingung dan
perawatan penyakit mengerti bagaimana
katarak pada tanggal cara melakukan
25/04/18. perawatan dan
mencegah terjadinya
penyakit tersebut.
- Anjurkan bertanya jika - Untuk meminimalisir
terdapat informasi yang terjadinya kesalahan
kurang jelas pada saat informasi yang klien
melakukan pendidikan terima.
kesehatan.
TTD :
Nama Perawat :
42
- Anjurkan Edukasi
mengungkapkan - Beri kesempatan untuk
perasaan yang dialami mengungkapkan
(mis ansietas, marah, perasaan dapat
sedih) pada tanggal membantu stress dan
25/04/18 penyebab perasaan
- Jelaskan tentang jengkel atau hal lainnya
prosedur, waktu dan - Memberikan informasi
lamanya pasca operasi kepada klien mengenai
pada tanggal 25/04/18 prosedur, waktu, dan
Nama perawat : lamanya operasi yang
TTD : aakn dilakukan klien
4. Resiko Jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan 25/4/2018
Penglihatan terganggu keperawatan dalam waktu Observasi :
Observasi
DS : 3x24 jam resiko jatuh klien - Identifikasi risiko jatuh
- Klien mengatakan teratasi, dengan kriteria hasil : setidaknya sekali setiap - Untuk membantu klien
kesulitan - Klien tidak mengalami shift 25/04/2018 dalam kondisi aman
melakukan kesulitan saat - Agar klien dan
aktifitas karena beraktivitas. keluarga paham
44
TTD :
Nama perawat :
46
- Visus mata : tidak Mengkaji ketajaman penglihatan putih pada sebagian mata.
snellen test dari Hasil : Visus mata (pada kedua A : Masalah belum teratasi
hitung jari dari • Snellen test : tidak dapat melihat - Observasi TTV
Nama Perawat :
2. Defisit Pengetahuan b/d - 25/04/18 pada pukul 10:30 WIB S : Klien mengatakan sudah mulai
Kurangnya Sumber mengerti mengenai penyakit katarak dan
50
Informasi ditandai dengan Mengidentifikasi kesiapan dan bagaimana perawatan pda penyakit
: kemampuan klien dalam menerima katarak.
DS : informasi O : Klien mampu menjawab pertanyaan-
- Klien mengatakan Respon : Klien kooperatif pertanyaan terkait katarak dengan benar
kurang paham Hasil : Klien siap dan mampu A : Masalah teratasi
mengenai menerima informasi P : Hentikan intervensi
perawatan penyakit TTD :
katarak Nama Perawat : TTD :
DO : Nama Perawat :
Klien tidak dapat - 25/04/18 pada pukul 10:35 WIB
menjawab pertanyaan Mengidentifikasi gaya belajar klien
tentang definisi, penyebab,
tanda dan gejala, dan Respon : Klien kooperatif
perawatan penyakit Hasil : Gaya belajar klien ialah
katarak
membaca, klien mengatakan suka
membaca buku dirumah.
TTD :
Nama Perawat :
3. Ansietas berhubungan - 25/04/18 pada pukul 10.15 S : klien sudah tidak merasa khawtir
dengan kekhwatiran Memonitor tekanan darah, nadi, akan operasi yang dilakukan dan
mengalami kegagalan pernafasan, suhu tubuh, BB, EKG penyakit yang dideritanya
ditandai dengan merasa Hasil : O : klien tampak tenang tidak gelisah
khawatir akibat dari TD : 130/80 mmHg lagi
Nadi : 85 x/menit A : masalah teratasi
53
4. Resiko Jatuh b.d - 25/4/2018 pada pukul10.00 S : Klien mengatakan aktivitas sehari-
Penglihatan terganggu Mengidentifikasi risiko jatuh hari masih terganggu karena adanya
DS : Hasil : resiko jatuh klien tinggi gangguan penglihatan.
- Klien mengatakan karena visus masih belum teratasi O : klien tampak berhati-hati saat
kesulitan TTD : berjalan, visus mata tidak dapat melihat
melakukan Nama Perawat : snellen test dari jarak 20 kaki, dan hitung
aktifitas karena jari dari jarak 2m. Klien membedakan
pengllihatannya - 25/4/2018 pada pukul 10.05 terang dan gelap, Mata kanan klien
terganggu. Mengidentifikasi faktor terdapat bercak putih pada seluruh
lingkungan yang meningkatkan bagian mata.Mata kiri klien terdapat
DO :
resiko jatuh (mis. lantai licin, bercak putih pada sebagian mata.
- Klien tampak
penerangan kurang.
berhati-hati saat
A : Masalah belum terastasi
berjalan.
55
TTD :
Nama Perawat :
TTD :
Nama Perawat :
- Suhu : 36.8oC
2. Membatasi stimulus(mis. Cahaya, suara, aktivitas)
E : penglihatan klien masih terasa kabur dan silau
R : - Anjurkan klien selalu menggunakan eye shield
- Ajarkan klien perawatan mata pasca operasi secara
mandiri
2. 26/04/18 Risiko jatuh d.d S : Klien mengatakan sudah mengetahui bagaimana cara
penglihatan terganggu mencegah terjadinya resiko jatuh
O : Klien dapat menjawab pertanyaan perawat ketika ditanya
mengenai pencegahan jatuh, klien tidak dapat menyebutkan rupa
dan warna pada jarak > 2m
A : Masalah resiko jatuh teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
I : • mengidentifikasi risiko jatuh
Hasil : risiko jatuh klien tinggi karena visus masih belum teratasi
• mengidentifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan resiko
jatuh (mis. lantai licin, penerangan kurang.
Hasil : Kondisi lingkungan aman, lantai tidak licin dan
penerangan cukup.
60
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
I : 1. Mengobservasi TTV, dengan hasil
- TD : 130/ 80 mmHg
- Nadi : 85 x/ menit
- Respirasi : 20 x/ menit
- Suhu : 37oC
2. Membatasi stimulus(mis. Cahaya, suara, aktivitas)
3. Mengkaji ketajaman penglihatan
- Visus mata :
• Snellen test : dapat melihat sampai baris 3.
• Hitung jari : dapat melihat.
• Rangsang warna : dapat melihat.
4. Mengkolaborasikan pemberian obat yang memperngaruhi
persepsi stimulus
5. Menganjurkan kepada klien untuk selalu menggunakan eye
shield
6. Mengajarkan klien cara melakukan perawatan mata pasca
operasi secara mandiri
62
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Katarak adalah suatu kondisi dimana lensa mata manusia mengalami
kekeruhan. Biasanya katarak akan terjadi seiring bertambahnya usia yang tidak
dapat dihindari.
5.2 SARAN
Bagi penulis, untuk lebih menguasai konsep teori dan konsep asuhan
keperawatan pada pasien katarak agar dapat menyusun intervensi dan
melaksanakan implementasi yang lebih tepat dan rasional, sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan klien.
64
DAFTAR PUSTAKA
Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional Indonesia, 2018 ,Tim Pokja SDKI
DPP PPNI
Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional Indonesia, 2018 ,Tim Pokja SLKI
DPP PPNI
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?p=fstream&fid=135566&bid=31682
diakses pada tanggal 8 mei 2023
65