Anda di halaman 1dari 7

Role Play Komunikasi Terapeutik

Pada pasien marah-marah

Pasien :

Keluarga :

Perawat 1 :

Perawat 2 :

Dokter :

Di sebuah RS ARS terdapat pasien bernama Nn. Sinta berusia 15 tahun yang dijaga oleh
ibunya. Pasien dirawat diruang Mawar selama 3 hari dengan diagnosa Diare. Selama dirawat
diruangan nya, keluarga pasien selalu menghidupkan AC terlalu dingin dengan temperatur 180C
sehingga membuat pasien mengalami sesak nafas dikarenakan pesien memiliki riwayat penyakit
dahulu yaitu Asma.

Pasien : (Mengalami sesak)

Keluarga : Kamu kenapa dek?

Pasien : (Meringis kesakitan sambil memegang dada) aku ngerasa sakit dada bu

Keluarga : Aduh gimana ini dek, SUS...SUSTER tolong anak saya kenapa ini (sambil
memencet bel)

Pasien terus mengalami sesak dan perawat pun tak kunjung datang ke ruangan untuk
melihat keadaan pasien.
Keluarga : Dimana susternya ini!!! kenapa gak datang-datang, gak tau anak saya mau
mati...(sambil memanggil perawat dengan nada keras)

Pasien : Ibu... ibu... tolong dadaku sakit, aku gak bisa napas, bu..bu tolong bu... rasanya
sakit...

Beberapa saat kemudian keluarga pasien keluar dari ruangan dan memanggil perawat ke
ners station, setibanya disana ternyata perawat sedang berbincang-bincang bersama perawat
lainnya dan tidak menghiraukan suara bel dari ruangan pasien.

Keluarga : Hei suster gimana sih, saya sudah pijit bel berkali-kali tidak ada yang dengar?
Anak saya sudah mau mati kalian enak-enakkan ngerumpi. Gimana tanggung
jawab kalian sebagai perawat.

Perawat S : (Terkejut dan kebingungan mendengar ocehan dari keluarga pasien) Tenang ibu,
apa yang terjadi bu?

Keluarga : Tenang gimana!!! Anak saya sudah kehabisan nafas diruangan dan kalian enak-
enakkan bergosib di sini.

Perawat S : Maaf ya bu, ibu sabar sebentar saya akan melihat kondisi anak ibu.

Setelah sampai keruangan perawat S memberikan tindakan mandiri yaitu memberikan


posisi semifowler terhadap pasien agar sesaknya berkurang.

Perawat S : Adek tahan ya, rileks aja jangan panik karna jika kamu panik maka kamu akan
semakin sulit untuk bernafas.

Pasien : Ibu sakit... tolong suster saya tidak kuat lagi (sambil memegang dada dan terus
mengalami sesak)
Perawat S : Sabar ya dek saya akan memasang oksigen agar sesaknya berkurang (sambil
memasang selang oksigen kepada pasien)

Perawat S : Gimana dek, apakah sudah enakkan?

Pasien : (Hanya terdiam sambil meringis kesakitan)

Sembari perawat S mengecek keadaan pasien perawat D menelpon dokter dan


menanyakan apa tindakan yang akan dilakukan kepada pasien

Perawat D : Hallo dok, selamat sore. Benar dengan dokter x

Dokter : Iya benar

Perawat D : Saya suster Dwi yang berdinas diruangan mawar ingin memberitahukan bahwa
pasien kita yang bernama Nn. Sinta mengalami sesak karna memiliki Riwayat
penyakit dahulu yaitu asma. Lalu tindakan apa yang harus kita berikan dok?

Dokter : Oh begitu, berikan saja terapi nebulizer.

Perawat D : Baik dok, saya akan segera melakukan tindakan kepada pasien.

Setelah menutup telepon perawat D mempersiapkan alat dan langsung keruangan


pasien.

Perawat D : Selamat pagi bu, dek. Perkenalkan nama saya suster Dwi saya akan melakukan
pemberian nebunizer kepada adek tujuannya untuk mengurangi sesak nafas adek ,
apakah adek bersedia?

Pasien : Iya (dengan nada kesal)

Perawat D : (Memasang nebulizer)


keluarga : Hati-hati lah sus, gimana ini, lihat cairannya pada tumpah, gimana anak saya
bisa sembuh.

Perawat D : Iya bu, dek, maaf ya. Saya akan memperbaikinya. (dengan muka terenyum)

Pasien : (Terdiam dan memberikan muka tidak suka)

Perawat D : Udah selesai ya dek, bagaimana perasaan adek sekarang apakah sudah enakkan?

Pasien : Sudah....

Perawat S : Baik kalo begitu, ibu kami ingin memohon maaf atas ketidaknyaman ibu, karena
tadi kami memang benar-benar tidak mendengar adanya suara bel sepertinya belnya rusak, sekali
lagi kami memohon maaf atas kesalahan teknis ini ya bu.

Keluarga : Jujur saya sangat emosi, rumah sakit sebaik ini memiliki kendala yang kecil
namun berdampak besar

Perawat D : Baik ibu, kami akan langsung melaporkan masalah ini pada staff, agar dapat
segera diatasi ya bu. (keluarga mengangguk, Perawat D menuju pasien)
Adek, apakah adek sudah merasa lebih baik?

Pasien : Iya sus

Perawat S : Baik kalo begitu kami izin pamit, jika ibu atau adek memerlukan sesuatu boleh
hubungi kami di ruang perawat ya ibu, untuk adek selamat beristirahat kembali ya dek

Perawat S & D: Selamat sore (meninggalkan ruangan)

Keesokan harinya kemudian perawat S kembali mengecek keadaan pasien

Perawat S : Selamat pagi dek (sambil tersenyum) gimana keadaan adek sekarang apakah
masih sesak

Pasien : Masih sus, sedikit, tidak seperti kemarin


Perawat S : Oh iya bagus ya dekk (sambil melihat seisi ruangan dan ia merasa suhu ruangan
itu agak terasa dingin) ruangan nya jangan terlalu dingin ya bu

Keluarga : Emang kenapa sus, kami suka suhu yang dingin

Pasien : Iya sus saya kepanasan

Perawat S : Iya dek, bu suhunya bisa dingin tapi jangan terlalu dingin karna akan
menyebabkan asma adek akan kambuh lagi dan adek akan mengalami sesak. Ibu
bisa mengatur suhu ruangnya sekitar 24-260C aja.

Keluarga : Baik lah sus...

Setelah perawat S meninggalkan ruangan pasien dokter pun datang untuk visite.

Dokter : Pagi sus

Perawat D : Iya dok

Dokter : Bagaimana keadaan pasien saya?

Perawat D : Oh iya dok, pasien atas nama Nn. Sinta hari ini sesaknya sudah agak baikan dan
kami sudah memberikan tindakan nebulizer kepada pasien.

Dokter : Oke sus, bisa antarkan saya keruangan pasien.

Perawat : Baik dok mari kira keruangan pasien

Setelah sampai keruang pasien dokter pun mulai memeriksa keadaan pasien.

Dokter : Pagi dik, gimana kabarnya apa sesaknya udah berkurang, bagaimana dengan
BAB nya?

Pasien : Sudah dok. Saya juga gak diare lagi


Dokter : Bagus lah dek, nanti suhu ruangan nya jangan terlalu dingin ya. Adek cepat
sembuh. Nanti saya akan memberikan resep untuk adek.

Keluarga : Baik dok, terimakasih. Oh iya dok anak saya kapan bisa pulang?

Dokter : Nanti adek bisa pulang kok, untuk lebih lanjut perawat akan memberitahukan
lebih jelas tentang kepulangan adek. Saya sarankan adek untuk mengkonsumsi
pisang barangan karena pisang barangan mengandung pektin yang berguna untuk
membuat bentuk tinja menjadi padat dan menambah energi untuk membantu
melewati diare yang anda alami

Pasien : Baik dok terimakasih atas sarannya

Dokter : Apa ada yang ingin ibu atau adek tanyakan?

Pasien&keluarga : Tidak ada dok

Dokter : Baiklah bu, dek saya permisi dulu ya

Dokter pun meninggalkan ruangan sedangkan pasien masih berada diruangan pasien.

Perawat D : Bu nanti klo adeknya pulang jangan lupa mengurus surat kepulangan dan
administrasi ya

Keluarga : Baik sus

Perawat S : Adek jangan sering-sering kena udara dingin yaa, karna akan membuat asma
adek kampuh lagi dan obat yang sudah diresepkan jangan lupa di beli ke apotik
ya. Jangan lupa juga untuk meminum obatnya dengan teratur supaya adek bisa
cepat sembuh. Baik, Saya permisi dulu ya dek, jika ada yang adek perlukan adek
bisa memencet tombol disebelah ini (sambil menunjukkan letak bel)

Pasien : Baik sus, terimakasih sudah merawat saya hingga saya sudah baikan sekarang
ini.

Keluarga : Iya sus, terimakasih banyak ya (sambil tersenyum)


Perawat S & D: Iya bu, dek... permisi.

-SELESAI-

Anda mungkin juga menyukai