Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU MASYARAKAT PADA PENGOBATAN TRADISIONAL

SANGKAL PUTUNG H. ATMO SAIDI DI DESA SROYO KECAMATAN


JATEN KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Kasus pada Masyarakat
Pemakai dan Bukan Pemakai Pengobatan Tradisional Sangkal Putung)
Wayah Langit Sumirat, Slamet Subagya dan Siti Rochani
Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
wayahlangits@gmail.com

ABSTRACT
This research is aimed to know the SURFHVV RI SHRSOH¶V GHFLVLRQ PDNLQJ LQ
traditional medical treatment Sangkal Putung H. Atmo Saidi. This research used a
qualitative descriptive method and belonged to a single case study. The resource of
the data got from primary data and secondary data. The result of this research
showed that the process of decision making in traditional medical treatment started
from the people who knew the sangkal putung traditional medical treatment through
³JHWRN WXODU´ DQG WKHQ WKH\ JDYH WKHLU UHDFWLRQ SRVLWLYHO\ DQG negatively and the
people considered and gathered the information to set their decision. After that, the
people decided the choice, and the last process was giving the confirmation from the
implementation which had done.

Key Words: Diffusion of Innovation, Behavior, Society, Sangkal Putung Traditional


Medical Treatment.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan
masyarakat pada pengobatan tradisional sangkal putung H. Atmo Saidi. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Jenis penelitian adalah studi kasus
tunggal. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil penelitian
menunjukan bahwa proses pengambilan keputusan masyarakat pada pengobatan
tradisional sangkal putung diawali dari masyarakat mengenal pengobatan tradisional
sangkal putung melalui ³getok tular´, kemudian masyarakat memberikan reaksinya
secara positif atau negatif dan masyarakat melakukan pertimbangan serta
mengumpulan informasi untuk memantapkan keputusannya. Selanjutnya masyarakat
melaksanakan keputusan yang telah dipilih, sampai pada proses terakhir masyarakat
memberikan konfirmasi dari pelaksanaan yang telah dilakukan.

Kata Kunci: Difusi Inovasi, Perilaku, Msyarakat, Pengobatan Tradisional Sangkal


Putung
PENDAHULUAN (28,1%) menggunakan pengobatan
Pengobatan modern telah berkembang tradisional. Prosentase penduduk Indonesia
pesat di masa sekarang ini dan telah yang menggunakan obat tradisional dalam
menyentuh hampir semua lapisan upaya pengobatan sendiri meningkat dari
masyarakat seiring dengan majunya ilmu tahun 2000 (15,59%) sampai tahun 2001
pengetahuan, teknologi, kedokteran, (30,24%) dan tahun 2002 mengalami
farmasi, dan sebagainya. Dalam penurunan (29,73%). Pada tahun 2003-2006
kenyataannya pada saat ini, perkembangan pengguna pengobatan tradisional dalam
praktik-praktik pengobatan medis modern pengobatan sendiri terus meningkat yaitu
baik yang dikelola oleh lembaga pemerintah tahun 2003 (30,67%), 2004 (32,87%), 2005
maupun swasta selalu diiringi dengan (35,52%) dan 20006 (38,30%). Berdasarkan
perkembangan praktik-praktik pengobatan riset diatas menunjukan bahwa pengobatan
tradisional. Hal tersebut ditunjukkan dengan tradisional masih banyak mendapat tempat
adanya pengobatan tradisional yang masih disamping pengobatan modern dan masih
tetap hidup dan menjadi model pengobatan digunakan oleh masyarakat Indonesia.
alternatif dalam masyarakat. Kondisi yang Hasil observasi peneliti pada
demikian menunjukkan bahwa health care pengobatan tradisional sangkal putung H.
merupakan salah satu fenomena sosial Atmo Saidi menunjukan bahwa pengobatan
budaya yang kompleks yang melibatkan tradisional masih diterima masyarakat
banyak faktor didalam kehidupan sebagai terobosan selain pada pengobatan
masyarakat secara umum dan khusus medis. Masih banyak masyarakat yang
(Kasniyah, dalam Sudardi, 2002:14) memakai pengobatan tradisional sangkal
Berdasarkan hasil Susenas (Suvei putung dan datang berobat pada pengobatan
Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2007 tersebut. Observasi yang dilakukan peneliti
(dalam Supardi dan Andi, 2010), menunjukan cukup banyak masyarakat yang
menunjukan penduduk Indonesia yang datang untuk berobat pada pengobatan
mengeluh sakit dalam kurun waktu sebulan tradisional sangkal putung (Observasi
sebelum survei yaitu 299.463 orang peneliti 5/02/2017).
(30,8%). Penduduk yang mengeluh sakit Di Indonesia khususnya wilayah Jawa
sebesar 195.123 orang (65,02%) memilih pengobatan tradisional masih banyak yang
pengobatan sendiri, dan 54.904 orang hidup dikalangan masyarakat, salah satunya
di Kabupaten Banjarnegara ada pengobatan menyehatkan masyarakat secara maksimal,
tradisional Gigi Omprong, pengobatan gigi bahkan pihak swasta telah ikut dilibatkan.
Omprong adalah nama yang dikenal oleh Rumah sakit dengan peralatan yang cukup
masyarakat yang biasanya untuk pengobatan canggih telah disediakan, baik itu yang
gigi berlubang dan gusi bengkak pada berada di tingkat pusat, daerah tingkat satu
masyarakat Banjarnegara menyebutkan, maupun tingkat dua. Sebagian besar pada
pengobatan gigi omprong ini masih tersebar tingkat kecamatan juga telah di sediakan
di kalangan masyarakat Banjarnegara Puskesmas yang berfungsi sebagai rumah
(Agustino, 2015). Pengobatan tradisional sakit pembantu (Umiati,dkk, 1990:2).
juga ada di daerah Tangerang, yaitu Didukung dari data Profil Kesehatan
pengobatan tradisional Gigitan Ular Indonesia Tahun 2015 menunjukan bahwa
(Baharudin Erwan, 2013). Selain itu ada sudah banyak berdiri fasilitas kesehatan
pengobatan tradisional air doa di Kabupaten seperti puskesmas dan rumah sakit di
Wonosobo, Pengobatan air doa ini Indonesia. Data tersebut menunjukan telah
berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai terjadi peningkatan jumlah puskesmas dan
macam penyakit medis maupun penyakit rumah sakit disetiap tahunnya dari tahun
non medis. Pengobatan tradisional air doa 2011-2015, ini menunjukan bahwa
masih ada dan tersebar pada masyarakat sebenarnya fasilitas kesehatan sudah cukup
Wonosobo dengan media promotornya yaitu memadai.
melalui mulut-kemulut (Fitriani, 2014). Perkembangan kesehatan medis yang
Pengobatan tradisional tidak hanya semakin canggih memberikan berbagai cara
diminati di Indonesia, sejumlah total 121 untuk menyembuhkan penyakit. Idealnya
obat-obatan tradisional Pakistan dengan banyak dan meningkatnya jumlah
diidentifikasi, rata-rata jumlah dikutip Obat rumah sakit di Indonesia, masyarakat lebih
Tradisional Pakistan adalah 18 (N=16). sadar akan kesehatan dan menimbang serta
Ternyata banyak pengobatan tradisional memikirkan terlebih dahulu manfaat dan
berkembang di berbagai daerah dan Negara. resiko yang akan terjadi ketika memutuskan
Data di atas menunjukan bahwa ada menggunakan sesuatu. Tetapi realitanya
berbagai macam pengobatan tradisional masyarakat masih banyak yang mencari
yang masih diminati oleh masyarakat. inovasi baru salah satunya untuk menangani
Sebenarnya, pemerintah telah berusaha
penyakit atau cidera terutama pada sakit inovasi adanya pengobatan tradisional
tulangnya. sangkal putung. Inovasi disini bukan berarti
Penelitian ini memfokuskan pada sesuatu yang benar-benar baru, tetapi lebih
salah satu pengobatan tradisional yang kepada suatu ide atau gagasan dan trobosan
masih digunakan oleh masyarakat yaitu yang digunakan oleh masyarakat
pengobatan tradisional sangkal putung. (Rogers,1983).
Ternyata alasan masyarakat untuk datang Penelitian ini berangkat dari
pada suatu pengobatan bukan hanya ketertarikan peneliti untuk melihat mengenai
persoalan medis tetapi ada persoalan sosial pengobatan tradisional yang masih
budaya yang melingkupi perilaku seseorang berkembang di kalangan masyarakat, yang
pada saat mereka mencari pengobatan, perlu di garis bawahi yaitu penelitian ini
antara lain faktor sosial budaya yaitu bukan terfokus dari pengobatan
mengenai kecocokan dan kepercayaan tradisionalnya tetapi dari perilaku sosial
pasien (sugesti) serta dari segi ekonomi masyarakat dalam menyikapi adanya
mengenai mahalnya biaya pengobatan pengobatan tradisional. Objek penelitian
medis. Hal itu yang membuat semakin yaitu pengobatan tradisional sangkal putung.
menjamurnya praktik pengobatan tradisional Bagaimana suatu pengobatan tradisional
diberbagai daerah didukung dengan minat sangkal putung itu bisa masuk ke dalam
masyarakat yang masih tinggi terhadap masyarakat dan dijadikan inovasi bagi
pengobatan tradisional. dirinya untuk menangani cidera tulangnya.
Melihat berbagai data yang telah di Bagaimana sebenarnya proses masyarakat
sajikan di atas, banyak pengobatan dalam mengambilan keputusan pada
tradisional semakin menyebar melalui cara pengobatan tradisional sangkal putung
dan saluran komunikasi yang berbeda. Hal sehingga ada yang menolak dan
itu tergantung dari nilai-nilai yang terdapat menerimnya. Berdasarkan latar belakang
dalam masyarakat dan latar belakang permasalahan, peneliti tertarik untuk
masyarakat penerima inovasi pengobatan mengetahui bagaimana proses pengambilan
tradisional sangkal putung. Proses ini yakni keputusan masyarakat pada pengobatan
penyebaran suatu inovasi pada individu atau tradisional sangkal putung H. Atmo Saidi.
masyarakat yang disebut sebagai difusi
inovasi. Inovasi dalam penelitian ini yaitu
METODE PENELITIAN 2008:62). Teknik pengumpulan subjek

Penelitian ini menggunakan metode penelitian menggunakan purposive sampling

kualitatif deskriptif karena bertujuan dengan informan Bapak Maksum sebagai

mendeskripsikan atau memperoleh pemilik sekaligus juru sembuh, pasien

informasi atau data mengenai keadaan saat Sangkal Putung sebagai pemakai

ini atau fenomena yang dialami oleh subjek pengobatan tradisional yang, keluarga

penelitian misalnya perilaku, persepsi, pasien, dan masyarakat Karanganyar

motivasi, tindakan dan lain-lain secara terutama masyarakat yang tidak memakai
pengobatan tradisional sangkal putung. Dan
mendalam. Pendekatan yang digunakan
yaitu studi kasus tunggal. Sutopo teknik Snowball Sampling, yaitu peneliti

menyatakan bahwa studi penelitian disebut memilih responden secara berantai. Teknik

sebagai studi kasus tunggal bilamana pengumpulan data menggunakan observasi,

penelitian tersebut terarah pada satu wawancara mendalam, dan dokumentasi. Uji

karakteristik. Artinya penelitian hanya validitas data menggunakan triangulasi

dilakukan pada satu sasaran (lokasi, atau sumber dan triangulasi metode. Analisis data

satu objek) (2002:112-113). Pada penelitian menggunakan analisis model interaktif dari
Miles dan Huberman (1994: 16) yaitu dari
ini memilih pendekatan studi kasus tunggal
karena aspek yang akan diteliti berupa kasus pengumpulan data, reduksi data, sajian data,

tunggal dimana hanya memiliki satu dan penarikan kesimpulan.

karakteristik yaitu pada individu atau


HASIL PENELITIAN
masyarakat yang menggunakan dan tidak
Sangkal Putung H. Atmo Saidi secara
menggunakan pengobatan tradisional
administratif tepatnya berada di Desa Sroyo
sangkal putng H. Atmo Saidi. Sumber data
RT 06 RW 09. Desa Sroyo sendiri
meliputi sumber data primer dan sumber
merupakan desa yang terletak di Kecamatan
data sekunder. Sumber data primer diperoleh
Jaten Kabupaten Karanganyar. Situasi di
melalui teknik wawancara mendalam dan
Sangkal Putung H. Atmo Saidi bisa
observasi atau pengamatan. Sedangkan
dikatakan tidak terlalu ramai lalu lalang
sumber data sekunder merupakan sumber
kendaraan bermotor. Keadaan tersebut
yang tidak langsung memberikan data
sekiranya membuat masyarakat nyaman
kepada pengumpul data, misalnya lewat
berobat karena situasi yang tenang. Untuk
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono,
lokasinya Sangkal Putung H. Atmo Saidi tradisional sangkal putung umumnya
tidak jauh dari jalan utama Solo-Sragen memiliki tingkat pendidikan menengah atau
sehingga memudahkan masyarakat untuk rendah. Beberapa informan yang telah di
menemukan lokasi pengobatan. Untuk wawancarai menunjukan bahwa tingkat
menuju lokasi sangkal putung dari pusat pendidikan informan masih rendah, dengan
kota Kabupaten Karanganyar ±12 km rata-rata yang datang pada pengobataan
dengan waktu ±25 menit. Sedangkan dari sangkal putung memiliki tingkat pendidikan
arah Solo bisa ditempuh dengan waktu ±25 SD dan SMP.
menit menggunakan sepeda motor atau
Sangkal Putung dikenal oleh Mayarakat
kendaraan pribadi, untuk kendaraan atau
Masyarakat mengetahui sangkal
angkutan umum yang menuju ke wilayah ini
putung sebagai suatu terobosan atau
masih jarang ditemukan sehingga
alternatif baru selain pengobatan medis yang
kebanyakan pengunjung memakai
menangani patah tulang atau cidera tulang.
kendaraan pribadi (Observasi
Sangkal Putung sendiri banyak digunakan
peneliti/5/02/2017).
masyarakat sebagai pengobatan alternatif
Karakteristik Masyarakat yang Datang patah tulang. Pengenalan masyarakat pada
pada Pengobatan Tradisional Sangkal pengobatan tradisional sangkal putung
Putung melalui media mulut ke mulut atau biasa
Masyarakat yang datang berobat ke PDV\DUDNDW VHEXW ³getok tular´ antara lain
Sangkal Putung H. Atmo Saidi berasal dari melalui: a) keluarga, b) teman, c) tetangga
berbagai daerah, tidak hanya berasal dari dan lingkungan sekitar. Sumber informasi
Karanganyar tetapi dari luar Karanganyar ³getok tular´ GDODP PDV\DUDNDW MXWUX VDQJDW
juga banyak yang datang untuk berobat. cepat menyebarkan informasi dalam
Berdasarkan observasi dan wawancara yang lingkungan masyarakat.
peneliti lakukan pada masyarakat yang
Respon Masyarakat yang Menerima
memakai sangkal putung dan keluarga yang
Pengobatan Tradisional Sangkal Putung
mengantar, umumnya masyarakat yang
1. Sikap Masyarakat dalam Memilih
datang pada pengobatan ini berasal dari
Pengobatan Tradisional Sangkal Putung
keluarga dengan tingkat ekonomi menengah
ditengah Adanya Pengobatan Medis
ke bawah. Sedangkan tingkat pendidikan Sebelum individu memakai pengobatan
masyarakat yang datang pada pengobatan tradisional sangkal putung, masyarakat
menimbang berbagai kemungkinan dan karena dianggap menguntungkan bagi
faktor lain yang mempengaruhi dirinya dirinya, tanpa melalui berbagai
apakah akan menguntungkan atau pertimbangan dan perbandingan.
merugikan bagi dirinya. Suatu informasi
Respon Masyarakat yang Menolak
yang masuk dalam diri seseorang tentu tidak
Pengobatan Tradisional Sangkal Putung
secara langsung diterima begitu saja untuk
1. Sikap Masyarakat dalam Memilih
kemudian digunakan, begitu pula
Pengobatan Tradisional Sangkal Putung
pengobatan tradisional sangkal putung yang
ditengah Adanya Pengobatan Medis
dalam hal ini di jadikan sebagai inovasi dari
Sama halnya dengan masyarakat yang akan
pengobatan cidera tulang. Sebagian
memakai pengobatan tradisional sangkal
masyarakat memberikan sikapnya dengan
putung, masyarakat yang tidak memakai
membandingkan untuk lebih meyakinkan
pengobatan tradisional sangkal putung juga
atas apa yang dipilihnya mengenai suatu
ada sebagian merespon dengan
pengobatan.
membandingkan terlebih dahulu mengenai
2. Masyarakat Menerima Pengobatan
pengobatan medis dan pengobatan
Sangkal Putung
tradisional sangkal putung untuk lebih
Sebagian masyarakat setelah mereka
meyakinkan pilihannya dalam menangani
mengenal inovasi dalam hal ini inovasi
cidera tulang yang dialaminya sebelum
pengobatan tradisional sangkal putung,
memutuskan menerima pengobatan
respon yang diberikan yaitu langsung
tradisional sangkal putung
menerima karena dianggap menguntungkan
2. Mencari Informasi Melalui Media
bagi dirinya dan bermanfaat untuk
Elektronik
digunakan dikemudian hari. Pengobatan
Media elektronik seperti internet dan
tradisional sangkal putung memang
youtube dimanfaatkan oleh masyarakat
dijadikan masyarakat sebagai alternatif
untuk mencari berbagai informasi salah
untuk mengobati cidera tulang selain ke
satunya pengobatan tradisional sangkal
pengobatan medis atau dokter. Mereka yang
putung setelah masyarakat mengenal dan
mengenal pengobatan sangkal putung
mengetahui adanya pengobatan baru
kemudian merespon dengan menerima
tersebut. Hal ini dilakukan karena sebagian
pengobatan tradisional sangkal putung dan
masyarakat belum puas dengan informasi
ada sebagian yang langsung memakainya
yang di dapatnya.
3. Masyarakat Menolak Pengobatan yang dianggap sebagai terobosan baru pada
Tradisional Sangkal Putung pengobatan tulang.
Tidak semua masyarakat menerima setiap 3. Biaya Pengobatan Murah
inovasi yang masuk dalam dirinya, sebagian Pengobatan tradisional Sangkal Putung H.
masyarakat setelah mengenal pengobatan Atmo Saidi yang tidak pernah mematok
tradisional sangkal putung memutuskan harga/ tarif dalam biaya pengobatan yang
untuk menolak, mereka lebih mempercayai diberikan oleh juru sembuh menjadi alasan
pengobatan yang diyakininnya dalam hal ini masyarakat maemakai pengobatan sangkal
pengobatan medis, untuk kemudian putung.
melaksanakan keputusannya datang pada 4. Rasa Takut Terhadap Pengobatan Medis
pengobatan tersebut. Banyak hal yang sering masyarakat
pertimbangkan dalam memilih cara untuk
Alasan Masyarakat Menerima dan
menyembuhkan sakit tulang yang
Memakai Pengobatan Tradisional Sangkal
dideritanya atau yang sedang diderita
Putung
1. Kepercayaan dan Sugesti anggota keluarganya. Adanya pengobatan

Faktor kepercayaan atau sugesti dalam hal tradisional sangkal putung ini merupakan
suatu inovasi bagi masyarakat yang takut
ini dapat mempengaruhi seseorang untuk
memilih pengobatan tradisional sangkal dengan berbagai pengobatan medis sehingga

putung. Adanya kepercayaan yang kuat pada sangkal putung di jadikan inovasi untuk

diri seseorang dan sugesti dari pihak luar dipakai karena tidak malalui proses operasi.

meyakinkan pandangannya dan anggapan Alasan Masyarakat Mereject dan Tidak


yang positif serta menambah keyakinannya Memakai Pengobatan Tradisional Sangkal
terhadap pengobatan tradisional sangkal Putung
putung sehingga mempengaruhi seseorang 1. Kepercayaan dan Keyakinan (Sugesti)
untuk memakai pengobatan sangkal putung. dengan Pengobatan Medis
2. Tingkat Kesembuhan Beberapa orang menyatakan bahwa dirinya
Keberhasilan atau tingkah kesembuhan lebih percaya pada pengobatan medis dan
yang cepat pada pengobatan tradisional memilih datang pada pengobatan medis
sangkal putung menjadi alasan masyarakat bukan pada pengobatan sangkal putung.
untuk memilih pengobatan sangkal putung Kepercayaan memang timbul dari diri
sendiri dan sugesti dari orang lain,
pengetahuan dari diri seseorang tentang kecelakaan menjadi alasan masyarakat untuk
bahaya pengobatan tradisional san sugesti memilih suatu pengobatan.
dari teman atau lingkungan sekitar akan
PEMBAHASAN
mensugesti seseorang untuk tidak memakai
Di era modern sekarang ini banyak
pengobatan tersebut.
sekali inovasi atau terobosan baru mengenai
2. Pemanfaatan Fasilitas BPJS dan Asuransi
pengobatan yang ada pada masyarakat.
Kesehatan (Biaya)
Salah satunya adanya difusi inovasi atau
Masyarakat sebagian menolak dengan
terobosan baru mengenai pengobatan khusus
pengobatan alternatif sangkal putung yang
menangani cidera tulang yaitu pengobatan
dijadikan sebagai inovasi untuk pengobatan
sangkal putung. Dalam memilih suatu
cidera tulang. Mereka lebih memanfaatkan
pengobatan, seseorang melalui beberapa
fasilitas kesehatan yang telah diberikan
proses hingga akhirnya memutuskan datang
pemerintah dengan dibuatnya beberapa kartu
dan memakai pengobatan tersebut. Dari
diantaranya BPJS, Kartu Indonesia Sehat
hasil temuan data penelitian, pengambilan
(KIS) dan lain sebagainya yang dapat
keputusan masyarakat dalam memakai
digunakan oleh masyarakat untuk berobat
pengobatan sangkal putung melalui
dengan biaya yang lebih murah atau bahkan
beberapa proses mulai dari proses tahu
dicover total oleh pemerintah dengan BPJS
terhadap pengobatan sangkal putung,
yang artinya masyarakat tidak perlu
keuntungan, kerugian dan sebagainya.
membayar biaya pengobatan.
Kemudian masyarakat memberikan. Setelah
3. Tingkat Kesembuhan
memberikan responnya masyarakat akan
Tingkat kesembuhan pada pengobatan medis
memilih untuk memakai atupun tidak
yang lebih terjamin dan melalui pengawasan
memakai pengobatan Untuk mengkaji lebih
dokter yang membuat masyarakat menolak
lanjut mengenai data temuan penelitian,
pengobatan tradisional sangkal putung
peneliti menggunakan teori Difusi Inovasi
walupun dari segi kesmbuhan lebih cepat
Everett M. Rogers dibawah ini.
tetapi resiko yang ditimbulkan akan lebih
besar bila terjadi kesalahan penanganan. Tahap Pengetahuan (Knowledge)
4. Lokasi Pengobatan Dalam proses putusan terhadap adanya
Dekatnya fasilitas kesehatan dengan rumah, inovasi yang pertama adalah tahap
tempat tinggal atau lokasi terjadinya pengetahuan. Menurut Roger (1983), tahap
keputusan inovasi dimulai dari tahap mamakainya. Pengetahuan masyarakat
pengetahuan yang terjadi ketika seorang mengenai pengobatan tradisional sangkal
individu mengenal pengobatan tradisional putung yaitu mengenai teknik pengobatan
sangkal putung dan keuntungan serta yang kasar dan pijat urut yang diseuaikan
beberapa pemahaman tentang bagaimana dengan kemampuan juru sembuh sangkal
fungsinya. Proses penyebaran sebuah putung.
inovasi ditengah masyarakat dimulai
Tahap Persuasi (Persuasion)
pertama kali dari tahap pengetahuan dari
Terjadi ketika seorang individu
mana seseorang sadar dan mengetahui
membentuk sikap yang menguntungkan atau
adanya sebuah inovasi. Pada tahap
tidak menguntungkan dengan adanya
pengetahuan, masyarakat mengetahui dan
inovasi (Roger,1983). Tahap persuasi terjadi
mengenal adanya inovasi, inovasi dalam hal
ketika individu memiliki sikap positif atau
ini yaitu inovasi mengenai pengobatan
negatif terhadap inovasi. Rogers
tradisional sangkal putung.
menyatakan bahwa knowledge stage lebih
bersifat kognitif (tentang pengetahuan),
sedangkan persuasion stage bersifat afektif
karena menyangkut perasaan individu atau
sikap. Berarti sikap merupakan reaksi
seseorang setelah mengenal inovasi
Gambar 4.8 Saluran Komunikasi Inovasi
pengobatan tradisional, tetapi belum masuk
Dari hasil penelitian, masyarakat dalam tindakan hanya berupa suka atau tidak
mengenal pengobatan tradisional sangkal suka dengan adanya pengobatan tradisional
putung melalui berbagai saluran komunikasi sangkal putung.
mulut kemulut atau yang biasa masyarakat
Tahap Pengambilan Keputusan
sebut sebagai ³JHWRN WXODU´ baik masyarakat
(Decision)
pengadopsi maupun masyarakat yang
Tahap keputusan dalam proses difusi
mereject mengenal pengobatan tradisional
inovasi terjadi ketika individu terlibat dalam
sangkal putung melalui saluran komunikasi
kegiatan yang menyebabkan pilihan untuk
keluarga, tetangga, teman dan masyarakat
mengadopsi atau menolak inovasi (Roger,
sekitar yang lebih dulu mengetahui
1983). Adopsi adalah keputusan untuk
keberadaan inovasi dan pengalaman
memanfaatkan penuh inovasi sebagai
tindakan yang terbaik. Penolakan adalah No Menerima Menolak
keputusan untuk tidak mengadopsi suatu 1 Keluarga Keluarga
inovasi. Dalam tahap pengambilan 2 Teman Teman
keputusan ini seseorang memutuskan dirinya 3 Tetangga Tetangga
menerima (mengadopsi) atau menolak
Tahap Pelaksanaan(Implementation)
inovasi. Dari 14 informan yang
Tahap ini mempekerjakan individu
diwawancarai, 7 informan mengadopsi
untuk inovasi yang berbeda-beda tergantung
keberadaan inovasi dengan memanfaatkan
pada situasi. Tahap pelaksanaan terjadi
penuh inovasi sebagai tindakan yang terbaik
ketika seorang individu menempatkan suatu
bagi dirinya dan 7 lainnya mereject atau
inovasi mulai digunakan (Roger, 1983:174).
menolak keberadaan inovasi dengan
Pada tahap implementasi, inovasi
melaksanakan keputusannya datang pada
pengobatan tradisional sangkal putung coba
pengobatan medis.
dipraktekan. Praktik merupakan tindakan
Tabel 4.2 Pertimbangan masyarakat sebelum
nyata dari adanya respon atau pengambilan
memutuskan mengadopasi dan
keputusan (Notoatmodjo, 2012). Tahap
mereject.
pelaksanaan berarti sebuah keputusan yang
No Pertimbangan Pertimbangan
masyarakat menerima masyarakat menolak dibuat oleh seseorang yang selanjutnya
inovasi pengobatan inovasi pengobatan
tradisional sangkal tradisional sangkal dilaksanakan dalam bentuk tindakan.
putung putung
1. Masyarakat Masyarakat Tabel 4.5 Alasan Masyarakat Memakai dan
membandingkan antara membandingkan antara
pengobatan sangkal putung pengobatan sangkal putung
dengan pengobatan lain dengan pengobatan lain Menolak Inovasi Pengobatan
(medis) (medis)
Tingkat Tradisional Sangkal Putung
Biaya Tingkat kesembuhan
kesembuhan Jaminan
Alasan masyarakat mengadopsi/ mereject
Teknik kesehatan Teknik
pengobatan pengobatan inovasi pengobatan tradisional sangkal putung
2. Masyarakat langsung Mencari informasi melalui
menerima inovasi media elektronik (internet) Mengadopsi Mereject Inovasi
pengobatan tradisional
sangkal putung Inovasi
3. - Masyarakat menolak
inovasi pengobatan 1) Kepercayaan dan 1) Kepercayaan dan
radisional sangkal putung.
Sugesti Sugesti
2) Tingkat 2) Pemanfaatan Asuransi
Tabel 4.3Yang Mempengaruhi Pengambilan Kesembuhan Kesehatan (Biaya)
Keputusan Untuk Mengadopsi 3) Biaya Pengobatan 3) Tingkat Kesembuhan
dan Mereject Inovasi Pengobatan 4) Rasa Takut pada 4) Lokasi Pengobatan
Medis
Tradisional Sangkal Putung
Tahap Konfirmasi(Confirmation) ³getok tular´ .HPXGLDQ PDV\DUDNDW
Tahap ini terjadi ketika seorang memberikan respon positif dan negatif
individu berusaha menguatkan inovasi setelah mengetahui adanya pengobatan
setelah keputusan sudah dibuat (Rogers, tradisional sangkal putung. Setelah itu
1983:184), kemudian mencari pembenaran masyarakat mencari informasi dan
atau dukungan atas keputusan yang telah melakukan berbagai pertimbangan sebelum
dibuat. Tidak menutup kemungkinan akhirnya memutuskan untuk memakai atau
seseorang kemudian mengubah keputusan bahkan menolak pengobatan tradisional
yang awalnya menolak menjadi menerima sangkal putung. Masyarakat yang
inovasi setelah melakukan evaluasi ataupun memutuskan untuk menerima pengobatan
sebaliknya. Pada tahap ini masyarakat akan tradisional sangkal putung akan datang dan
mencari pembenaran atas keputusan yang memakai pengobatan tersebut, sebaliknya
dibuatnya, masyarakat bisa menimbang sebagian masyarakat memutuskan untuk
kelebihan dan kepuasan setelah datang ke tetap datang pada pengobatan medis. Sampai
pengobatan, atau mengkonfirmasi alasan pada proses terakhir masyarakat
penolakannya. memberikan konfirmasi dari pelaksanaan
memakai pengobatan tradisional sangkal
SIMPULAN
putung.
Berdasarkan rumusan masalah yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini, DAFTAR PUSTAKA
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Afifuddin & Saebani, B.A. (2009).
Perilaku masyarakat sekarang ini Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Pustaka Setia.
menunjukan bahwa tidak semua masyarakat Agustino, Awang Syah. (2015). Sistem
memakai inovasi pengobatan tradisional Pengobatan Gigi Tradisional
Omprong di Kalangan Masyarakat
sangkal putung. Proses pengambilan Desa Tlahap Kecamatan
keputusan masyarakat pada pengobatan Pejawaran Kabupaten
Banjarnegara. (Skripsi).
tradisional sangkal putung diawali dari: Universitas Negeri Semarang,
pertama masyarakat mengenal pengobatan Semarang.
tradisional sangkal putung sebagai Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-dasar
pengobatan alternatif untuk menangani Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
cidera tulang, dimana masyarakat
menegatahui pengobatan tersebut dari
Ariyanto, Beny Dwi. (2008). Latar Foster, Goerge M dan Anderson, Barbara
Belakang Masyarakat dalam Gallatin. (1986). Antropologi
Memilih Jasa Pengobatan Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Tradiaional Patah Tulang Sangkal Unversitas Indonesia (UI-Press).
Putung di Dusun Petinggen, Desa
Kalirandu, Kecamatan Petarukan, Gunawan, Ary. H. (2010). Sosiologi
Kabupaten Pemalang Tahun 2008. Pendidikan Suatu Analisis
(Skripsi). Universitas Negeri Sosiologi Tentang Perbagai
Semarang, Semarang. Problem Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aziddin, Yustan. & Syarifuddin, R. (1990).
Pengobatan Tradisional Daerah Hendra, A.W. (2008). Faktor-Faktor yang
Kalimantan. Jakarta: Depdikbud. Mempengaruhi Pengetahuan.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Baharudin, Erwan. (2013). Kepercayaan
Medis Masyarakat Desa Bando Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi
Kecamatan Sukamaju Tanggerang Penelitian Kualitatif untuk Ilmu
Terhadap Sistem Pengobatan Pada sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Kasus Gigitan Ular. Forum Ilmiah,
10 (1), 150-155. Diperoleh pada 3 Kemenkes No. 1076/MENKES/VII/2003
Januari 2017, dari tentang Penyelenggaraan
https://scholar.google.co.id/ Pengobatan Tradisional.

Diskominfo. Banyak Rumah Tangga Manuputty, A.H., dkk. (1990). Pengobatan


Memanfaatkan Pengobatan Tradisional Daerah Maluku.
Tradisional dalam Jakarta: Depdikbud.
http://www.karanganyarkab.go.id/2
0140605/banyak-rumah-tangga- Moleong, Lexy.J. (2013). Metode Penelitian
manfaatkan-pelayanan-tradisional/. Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
diakses pada 5 Januari 2017. PT Remaja Rosdakarya.Muhazam,
Fauzi. (2014). Memperkenalkan
Fiskawati. (2015). Pengobatan Tradisional Sosiologi Kesehatan. Jakarta: UI-
(Studi Kasus di Kelurahan Pauwo, Press.
Kecamatan Kabila). (Skripsi). Muhazam, Fauzi. (2014). Memperkenalkan
Universitas Negeri Gorontalo, Sosiologi Kesehatan. Jakarta: UI-
Gorontalo. Press.

Fitriani, Aisyah Nur. (2009). Fenomena Muin, Fatkhul. (2015, 9 Desember). Melihat
Pengobatan Tradisional Air Doa Pengobatan Sangkal Putung Di
(Studi pada praktik pengobatan Jepara, Kabar Seputar Muria.
tradisional H. Evi Abdul Rahman Diperoleh pada 7 Februari 2017,
Shaleh di Dusun Mekarsari, dari
Kecamatan Kertek, Kabupaten http://kabarseputarmuria.com/?p=
Wonosobo). (Skripsi). Universitas 6520
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Norjani. (2014, 22 Agustus). Obat Herbal Rahmat, Pupu Saeful. (2009). Penelitian
Tradisional Dayak Makin Diminati. Kualitatif. Jurnal Equilibrium, 5
Antara News. Diperoleh pada 7 (9), 1-8. Diperoleh pada 3 Januari
Februari 2017, dari 2017, dari
http://www.antaranews.com/berita/ https://scholar.google.co.id/.
449785/obat-herbal-tradisional- Ramzan, Sara., dkk. (2016). Traditional
dayak-makin-diminati. Medicine Among People of
Pakistani Descent in The Capital
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Pendidikan Region of Copenhagen. Journal of
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Ethnopharmacology, 196(2017),
Rineka Cipta. 267-280. Diperoleh pada 17
Februari 2017, dari
. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. ww.elsevier.com/locate/jep.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rogers, Everett, M. (1983). Diffusion of
Notosiswoyo, Mulyono., dkk. (2001). Innovations Third Edition. London:
Review Penelitian Pengobatan The Free Press.
Tradisional Patah Tulang. Jurnal
Media Litbang Kesehatan, XI (4). Riskedas (Riset Kesehatan Dasar) tahun
Diperoleh pada 17 Februari 2017, 2013.
dari https://scholar.google.co.id.
Rupiani, Meilina. (2015). Pengobatan
NS, Umiati.,dkk. (1990). Pola-pola dengan Metode Sangkal Putung.
Pengobatan Tradisional Daerah Diperoleh pada 10 Oktober 2016,
Jawa Timur. Yogyakarta: dari
Depdikbud. Www.http://meilinarupiani.blogspo
t.co.id/2015/06/pengobatan-
Prahartiwi, Y. Indrari. (2014). Faktor-faktor dengan-metode-sangkal-
yang Melatar Belakangi Perilaku putung.html.
Masyarakat dalam Memilih Jasa
Pengobatan Tradisional Sangkal 6DWRUL 'MDP¶DQ .RPDULDK $DQ
Putung (Studi Kasus Pengobatan (2013). Metodologi Penelitian
Sangkal Putung H. Abdul Khamid Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
Desa Tritis Kecamatan Nalumsari Shobdie, Muhamad. (2015). Kepercayaan
Kabupaten Jepara). (Skripsi). Pasien Terhadap Pengobatan
Universitas Negeri Semarang, Tradisional Sangkal Putung Hj.
Semarang. Murni di Kabupaten Semarang
Tahun 2014. (Artikel Ilmiah).
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Universitas Dian Nuswantoro,
Kementrian Kesehatan Republik Semarang.
Indonesia.
UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003.
Rahmadewi, Ida. (2009). Pengobatan
Tradisional Guru Singa. (Skripsi). Sugiharto, Firsta Bagus&Supriyono. (2016).
Universitas Indonesia, Depok. Transfer of Knowlwdge
Ketrampilan Pengobatan Pijat
Sangkal Putung. Jurnal
Pendidikan,1 (9), 1864-1868.
Diperoleh pada 7 Februari 2017,
dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jp
tpp/article/view/6862

Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. (2014). Perilaku


Konsumen Teori dan
Penerapannya dalam Pemasaran
Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit
Ghalia Indonesia.

Supardi, Sudibyo&Andi Leny Susyanty.


(2010). Penggunaan Obat
Tradisional Dalam Upaya
Pengobatan Sendiri di Indonesia
(Analisis Data Susenas Tahun
2007). Bul. Penelit. Kesehat, 38 (2),
80-89. Diperoleh pada 3 Januari
2017, dari
https://scholar.google.co.id/.

Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional)


tahun 2007.

Sutopo, H.B. (2002). Metodologi Penelitian


Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Syah, Muhibbin. (2013). Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

UU RI Nomor 36 Tahun 2009. Tentang


Kesehatan

UU RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang


Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
ayat 11.

WHO. (2000). Health Systems: Improving


Performance.

Anda mungkin juga menyukai