Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL PSIKOLOGI AGAMA

LOCAL MEDICINE PADA MASYARAKAT KAMPUNG


LALANG

Dosen Pengampu :
Dr. Hariansyah M.Si

Oleh :

Fannisa Nur Aliya 12001099


Fitriyeh 12001084

5C/PAI

PRODI STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LOCAL MEDICINE PADA MASYARAKAT KAMPUNG
LALANG

Fannisa Nur Aliya 12001099


Fitriyeh 12001084

Pengobatan Tradisional adalah cara untuk menyembuhkan penyakit dengan


prosedur yang sederhana bermodalkan tanaman-tanaman yang memiliki khasiat
serta kemampuan atau kepercayaan turun-temurun yang diwariskan untuk
kemudian dilestarikan. Penelitian ini berfokus untuk menemukan atau
menggambarkan secara menyeluruh terkait pengobatan kampung yang ada di
Kampung Lalang atau di Jalan Keramat lebih tepatnya, di kecamatan Ngabang
Kabupaten Landak, serta prosedur pengobatannya. Adapun tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas makul Psikologi Agama serta
memperkenalkan langsung warisan yang masih ada dan masih dilestarikan dalam
bentuk pengobatan tradisional dan mengetahui faktor pendorong masyarakat
menggunakan pengobatan tradisional. Penelitian dilakukan berangkat dari
ketertarikan penulis terkait dengan pengobatan yang menggunakan media
tanaman-tanaman berkhasiat juga prosedur Puasa Putih yang masih asing,
sehingga ingin ditelusuri lebih lanjut. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan sumber data Primer yang
didapat dari wawancara terhadap subyek penelitian di Kampung Lalang. Hasil dari
penelitian ini adalah penggambaran secara keseluruhan bagaimana melakukan
prosedur puasa putih dan tanaman yang baik buat kesehatan untuk nantinya
dilakukan dan dibuat secara mandiri.

Kata Kunci: Pengobatan Tradisional, Puasa Putih, Campak, dan Kayap


PENDAHULUAN
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan yang mendasar bagi
keberlangsungan kehidupan manusia di samping kebutuhan lainnya seperti
pangan, tempat tinggal dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat
manusia dapat hidup, tumbuh berkembang, berkarya dan mengaplikasikan ide-
ide yang dimiliki dengan baik.(Mutmainna et al., 2022)
Pengobatan tradisional merupakan fenomena social budaya yang telah
menyatu dalam kehidupan masyarakat dan digunakan untuk berbagai macam
penyakit baik di desa maupun di kota-kota besar. Dengan diundangkanya UU
No. 36 Tahun 2014 yang mengatur tentang Ketenagaan Kesehatan pada pasal
11 ayat 13 jenis mengklasifikasikan tenaga kesehatan tradisional yang terdiri
dari tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional
ketrampilan.Juga diterangkan Pasal 1 ayat 16 UU Kesehatan menetapkan
bahwa pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/ atau perawatan dengan
cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun
secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat. Pengobatan tradisional yang
dipakai pada jaman dahulu dengan beraneka ragam dari tanaman obat, jampe-
jampe atau do’a, primbon dan masih banyak lagi, dan sejak dahulu pengobatan
penduduk Indonesia sudah popular dengan jamu.
Sejalan dengan Hidayat (2005) dalam bukunya Ramuan tradisional ala
12 etnis Indonesia menyatakan bahwa masyarakat indonesia sejak beribu tahun
yang lalu sudah menemukan berbagai macam tanaman yang mengandung
khasiat dalam mengobati berbagai penyekit. (Oktora et al., 2006)
Jadi, pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan
dalam berbagai masyarakat sejak jaman dahulu yang diturunkan dan
dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenarasi berdasarkan tingkat
pemahaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa.
Pengobatan warisan dari nenek moyang ini sampai saat ini tetap masih
banyak diminati masyarakat dan semakin berkembang variasinya Jenis
pengobatan tradisional di Indonesia secara garis besar terdiri dari pengobatan
tradisional dengan ramuan obat, pengobatan tradisional spritual/kebathinan,
pengobatan tradisional dengan memakai peralatan/perangsang dan pengobatan
tradisional yang telah mendapat pengarahan dan pengaturan pemerintah,
sementara itu pengobatan tradisional spritual atau kebathinan terdiri dari
pengobatan tradisional atas dasar kepercayaan, pengobatan tradisional atas
dasar agama, pengobatan dengan dasar getar magnetis.
Tujuan ditulisnya artikel ini adalah untuk mengetahui pengobatan
tradisional yang ada di Kampung Lalang seperti pengobatan tradisional
penyakit mandul yang menggunakan media puasa putih dan pengobatan kayap
serta campak

KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Doni Saputra dengan tajuk "Sistem
Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Nagari Sicukur kecamatan V Koto
Kampung dalam Kab. Padang Pariaman" bahwasannya Di nagari Sikucur
Kecamatan V Koto Kampung Dalam, kepercayaan-kepercayaan terhadap
tahyul-tahyul atau hal-hal yang gaib, sangat erat sekali dengan kehidupan
masyarakatnya, diantaranya adalah masih mempercayai penyakit itu timbul
disebabkan oleh adanya makhluk halus yang marah kepada manusia karena
telah mengusik ketenangan makhluk halus, dan mengkaitkan kepercayaan
tersebut dengan penyakit yang diderita. Adapun cara-cara pengobatan atau
teknik-teknik yang dilakukan dukun.(Saputra, 2012)
Sementara itu, pada penelitian Seni Widianti, Imam Setyobudi, Yuyun
Yuningsih bertajuk "Pengetahuan Dukun dan Praktik Pengobatannya
(Kampung Kadu Nenggang, Desa Pasirhuni, Kabupaten Bandung)" ditemukan
bahwa penelitian ini memiliki fokus untukmenjelaskan pengetahuan dukun
terhadap berbagai klasifikasi jenis dan tipe penyakit sekaligus menjelaskan
tentang cara seorang dukun memperoleh pengetahuannya melalui laku ngelmu.
sistem ngelmusendiri adalah jalan yang ditempuh untuk memperoleh
pengetahuan supranatural. Pengetahuan yang telah digapai dapat menentukan
berbagai jenis penyakit seperti pelet, tenung, dan gangguan roh jahat. Sehingga
pengobatan dilakukan dengan cara komunikasi transedental kepada makhluk
gaib yang dilaksanakan pada suatu ruangan khusus. (Widianti et al., 2021)
Pada penelitian yang dilakukan Husnul Jannah dan Ridwan yang berjudul
"Pengobatan tradisional suku sasak berbasis ilmiah di kabupaten Lombok
barat" menunjukkan bahwa secara umum masyarakat Suku Sasak Kabupaten
Lombok Barat menggunakan sekitar 76 jenis tanaman untuk mengobati
berbagai macam penyakit, namun dari semua jenis tanaman tersebut terdapat
beberapa tanaman yang tidak digunakan secara umum di seluruh wilayah
Kabupaten Lombok Barat tapi khusus digunakan di tempat tertentu saja.
(Jannah & Ridwan, n.d.)
Dari beberapa penelitian sejenis yang telah dipaparkan, memuat sedikit
gambaran terkait dengan penelitian yang kami lakukan. Terkait dengan alasan
mengapa masyarakat memilih pengobatan kampung sebagai alternatif
kesehatan, karena kepercayaan yang sudah turun temurun. Sementara itu,
berdasarkan dari hasil penelitian yang dipapar di atas bahwa pengobatan
kampung umumnya melakukan pengobatan dengan menggunakan tanaman
yang mengandung khasiat sebagai medianya.
Sehingga data diatas sejalan dengan penelitian yang kami lakukan
dengan fokus masalah, puasa putih sebagi media pengobatan mandul yang
dilakukan pada msyarakat kampung lalang, hal ini sejalan dengan kaitkan
kepercayaan yang sudah turun temurun dilakukan. Serta, kaitannya dengan
jenis-jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai media pengobatan kampung
yang akan kami paparkan pada penelitian ini.

METODE
Penelitan kualitatif Menurut Steve Dukeshire & Jennifer Thurlow (2002)
penelitian kualitatif berkaitan dengan data yang bukan angka, akan tetapi
pengumpulan serta penganalisisan data disajikan secara naratif dengam metode
penelitian menggunakan Fokus Group, Interview secara mendalam, dan
observasi, yang menurut Auerbach dan Silverstein (2003) dalam Sugiyono
bertujuan untu mengungkapkan makna dari suatu fenomena.(Sugiyono, 2017)
Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni peneliti merasa
terkait dengan isu pengobatan kampung atau Local Medicine ini termasuk ke
dalam suatu fenomena. Sehingga, perlu dijelaskan secara gamlang berdasarkan
hasil interpretasi teks serta hasil interview yang dilakukan secara mendalam
melalui wawancara, dalam hal ini sampel yang kami gunakan sebagai objek
penelitian adalah Pak Dul.
Lofland (dalam Moleong, 2013: 157) sumber data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif berupa kata-kata, tindakan, selebihnya dokumen dan
lain-lain yang dihasilkan dari observasi, hasil wawancara maupun dokumen
lain.Pada Penelitian ini, sumber data yang digunakan ialah pernyataan Pak Dul
dari hasil wawancara yang sudah kami lakukan, serta dokumentasi yang
dilakukan terhadap media pengobatan Pak Dul berupa tumbuh-tumbuhan yang
berkhasiat.(Fadli, 2021)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian yang kami lakukan tepat di Kampung Lalang atau Jalan
Keramat di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. Orang yang kami jadikan
sebagai subyek penelitian kami adalah Pak Dul, yang merupakan pria yang
dikenal sebagai pengobat di Kampung Lalang, beliau mengetahui berbagai
macam bacaan guna untuk melakukan tradisi ataupun untuk berobat. Sebagaian
besar masyarakat berobat ke rumahnya. Ia tinggal berdua dengan Sang Istri.
Dalam pengobatannya, Pak Dul menggunakan media Tumbuhan-tumbuhan
serta doa-doa yang berasal dari Al-Qur’an, karena beliau yakin bahwa segala
penyakit itu bisa disembuhkan dengan izin Allah SWT.

Faktor yang Melatarbelakangi Masyarakat Kampung Lalang Melakukan


Pengobatan Tradisional
Masyarakat kampung lalang, melakukan pengobatan tradisional karena
sudah menjadi kepercayaan secara turun temurun, walalupun mereka masih
melakukan pengobatan medis, tetapi pengobatan tradisional juga dilakukan
karena mereka berfikir adanya penyebab yang lain anaknya sakit, misalnya
disebabkan dengan kepercayaan mereka pada hal ghaib yang mereka percaya
penyakit tersebut hanya bisa disembuhkan dengan pengobatan kampung atau
tradisional.
Mereka percaya bahwasannya, anak yang sakit biasanya disebabkan
keteguran atau yang dijabarkan sebagai peristiwa dimana sang korban di
sentuh atau dijahili hantu atau setan, sehingga bias menyebabkan mereka sakit
demam. Sementara itu, ketika hujan panas mereka percaya bahwa ada hantu
hujan panas yang bergentayangan dan membuat anak-anak yang mandi di
tengah hujan panas tersebut akan jatuh sakit. Oleh karena itu, berangkat dari
kepercayaan ini masyarakat lebih memilih berobat kampung, tepatnya di rumah
Pak Dul.
Sementara itu,terdapat alasan lain mengapa masyarakat lebih memilih
pengobatan kampung sebagai alternatif, hal ini dikarenakan pengalaman
idnividu. Maksudnya, pada bagian ini alasan masyarakat mengunjungi
pengobatan kampung yang dilakukan oleh Pak Dul adalah adanya faktor mulut
ke mulut. Dimana masyarakat mendapat saran dari kerabat dekat mereka, atau
yang biasa kita kenal rekomendasi.
Dan yang terakhir, faktor biaya. Masyarakat yang berobat kampung
dengan alasan lebih murah dibandingkan dengan ketika mereka melakukan
pengobatan di rumah sakit.

Prosedur Pengobatan Mandul Dengan Puasa Putih


Puasa Putih atau yang dikenal dengan Puasa Mutih adalah puasa yang
dilakukan untuk meminta suatu hajat tertentu. Pak Dul mengatakan
bahwasannya untuk mencapai suatu keinginan, yang mungkin sulit untuk
dikabulkan dengan puasa putih bisa terpenuhi.
Berangkat dari cerita Pak Dul terkait dengan sepasang suami istri yang
datang padanya dan mengeluh tentang keinginan mempunyai anak. Bertahun-
tahun menunggu, mereka juga belum dikaruniai seorang anak. Menurut Pak
Dul, mereka sempat putus asa untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga, takdir
membawa mereka untuk menemui Pak Dul atas saran dari teman-teman
maupun kerabat mereka.
Atas saran tersebut, mereka berkonsultasi dengan Pak Dul terkait
bagaiaman agar mereka dapat mempunyai anak. Untuk itulah Pak Dul
menyarankan mereka untuk melakukan puasa putih. Walaupun begitu, Pak Dul
meanambahkan bahwasannya untuk tidak terlalu berharap, karena pada
dasarnya kesembuhan itu berasal dari Allah SWT. Pak Dul hanya perantara,
untuk itu apapun hasilnya tetap di tangan tuhan.
Namun, beberapa bulan kemudian puasa putih yang dilakukan oleh
pasangan suami istri tersebut berhasil, sehingga kini mereka telah dikaruniai
anak. Dikarenakan hal ini, Pak Dul semakin dikenal dan dijadikan rujukan
terhadap pasangan-pasangan yang belum mempunyai anak.
Pak Dul mengatakan Puasa Putih dilakukan ketika seseorang yang
memiliki keinginan, namun belum bisa mewujudkannya. Sehingga, puasa putih
menjadi alternatif. Adapun prosedur dalam melakukan puasa putih, tidak jauh
beda seperti melakukan puasa-puasa sunnah lainnya, misalnya puasa senin
kamis, puasa qadha’, maupun puasa-puasa lainnya yang dilakukan di luar bulan
ramadhan. Hanya saja, puasa putih sendiri tidak memiliki niat khusus seperti
melakukan puasa lainnya.
Seperti umumnya puasa dilakukan dengan niat tertentu yang umumnya
berbahasa Arab serta diiringi dengan doa-doa tertentu. Namun, dalam puasa
putih menurut Pak Dul tidak diharuskan membacakannya menggunakan bahasa
Arab, akan tetapi bisa menggunakan bahasa Indonesia diiringi dengan niat
serta hajat yang ingin diraih ketika melakukan puasa tersebut. Seperti yang
beliau contohkan terkait dengan niat puasa putihnya:
“Aku berniat puasa putih untuk (menyebutkan hajat) karena Allah
Ta’ala”
Pak Dul menambahkan bahwa dalam membacakan niat puasa putih
diharuskan untuk melafalkannya setelah kita melakukan puasa putih, bukan
sebelum kita melakukan puasa putih. Hal ini dikarenakan, jika kita
membacakan niatnya sebelum melakukan puasa putih, maka itu belum
terhitung sebagai kita melakukan akan tetapi setelah melakukan puasa putih
barulah dipersilahkan untuk membacakan niat tadi, kemudian haturkan apa
yang menjadi keinginan kita. Dengan syarat hanya satu hajat yang dapat
dihaturkan. Seyogyanya penyembuhan yang lain, hajat atau kesembuhan yang
diminta tidak semerta-merta dikabulkan pada hari itu juga, namun akan
dirasakan manfaatnya dalam jangka waktu setelah seseorang tersebut
melakukan puasa putih.
Terkait dengan waktu pelaksanaan puasa putih, maksimal dilakukan
selama tiga hari secara berturut-turut. Adapun harinya tidak ada ketentuan
tertentu. Tapi lebih baik memilih hahri-hari dimana disunnahkan untuk
berpuasa seperti hari senin-kamis, jumat ataupun senin atau kamis namun
dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari.
Adapun pelaksanaan puasanya hampir sama dengan puasa sebelumnya
dimana diawali dengan sahur dan diakhiri dengan berbuka. Namun, ada
beberapa syarat dalam melakukan sahur serta buka yang membedakan puasa
putih dengan puasa lainnya.
Dimana diawali sahur, pada pelaksanaanya orang yang melakukan puasa
putih pantang untuk memakan apapun yang berjenis daging baik itu ayam, ikan
serta daging sapi. Adapun yang boleh dimakan dan menjadi syarat ialah sayur
bening, nasi, serta lauk pauk berbahan dasar kedelai seperti tahu dan tempe.
Jadi, seperti yang kita ketahui, bahwa puasa putih dilakukan dengan makan dan
minum berwarna putih seperti, nasi yang bewarna putih, kemudian air putih
dan yang lain yang bewarna putih. Namun, Pak Dul mengecualikan itu, ia
mengatakan bahwa seseorang yang melaksanakan puasa putih tidak memtasi
seseorang memakan makanan bersesuaian dengan warna, hanya saja beliau
melarang untuk memakan sejenis daging.
Pada waktu buka, menu yang disajikan harus sama dengan apa yang
disajikan saat makan sahur. Hal ini dikarenakan, jika berbeda maka puasa yang
dilakukan akan menjadi sia-sia.

Pengobatan Campak dan Kayap Dengan Tanaman Berkhasiat


Campak adalah penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh
infeksi virus campak yang ditularkan melalui perantara droplet. Virus campak
termasuk dalam genus Morbillivirus di famili Paramyxoviridae. Gejala pada
campak diawali dengan demam tinggi, pilek, batuk, kehilangan nafsu makan,
dan konjungtivitis. Tatalaksana umumnya suportif dan pemberian vitamin A
sesuai usia penderita. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi MMR. (Yahmal,
2021)
Gejala campak dimulai dengan munculnya bercak kemerahan di seluruh
tubuh yang kemudian menyebabkan gatal hingga ke seluruh tubuh. Tak hanya
itu, kemunculan campak juga menyebabkan suhu tubuh yang naik bahkan
hingga demam.
Dalam mengobati campak Pak Dul menggunakan “daun kayu” sebagai
media pengobatannya yang biasanya tumbuh di hutan. Walaupun, berdasarkan
apa yang disampaikan oleh Pak Dul sendiri, beliau mengatakan bahwa
sebenarnya beliau tidak mengetahui secara pasti apa nama daun tersebut. Ia
menambahkan bahwa ia hanya tahu bentuknya tidak tahu apa nama pastinya
daun tersebut. Beliau menambahkan ciri spesifik daun kayu tersebut dimana
bagian bawah merah sedangkan atasnya merah, daunnya hamper sama dengan
daun pandan, jika dilihat bentuknya.
Daun Kayu direbus kemudian biarkan hingga dia hangat lalu diminum,
namun juga bisa dimandikan. Hal ini dilakukan agar meminimalisir bercak
merah yang muncul di seluruh tubuh.
Selain itu, Pak Dul bisa membantu untuk menyembuhkan penyakit kayap
adapun penyakit kayap adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya
bintik-bintik yang berisi air sehingga menimbulkan rasa gatal berlebih.
Kemudian, jika kayap semakin dibiarkan tanpa terobati, akan menimbulkan
infeksi hingga kematian.
Dimana dalam pengobatan kayap, diperlukan singkong yang kemudian
diambil saripatinya dengan diparut lalu di lumuri pada bagian tubuh yang
terkena kayap. Selain itu, pada pengobatan kayap maupun campak, Pak Dul
membacakan ayat kursi yang tidak sampai habis kemudian digabungkan
dengan al-ikhlas yang diambil hanya ayat pertama saja. Setelah dibacakan, lalu
ditiupkan pada obat yang di ramu tadi sebelum dilumuri atau diminumkan ke
bagian tubuh si penderita

KESIMPULAN
Faktor yang melatarbelakangi masyarakat Kampung lalang berobat ke
pengobatan pak dul terdiri dari 3 faktor diantarangnya pertama, adanya faktor
Kepercayaan dimana masyarakat kampung lalang ini memiliki kepercayaan
bahwa ada suatu penyakit yang memang tidak bisa di sembuh kan oleh medis
tetapi harus berobat kampung, kedua adalah faktor pengalaman individu
dimana masyarakat kampung lalang ini melakukan pengobatan tradisional
karena mendapat saran dari kerabat dekat mereka.
Ketiga adalah faktor biaya dimana masyarakat kampung lalang ini
melakukan pengobatan tradisional itu karena hemat biaya mereke berpikir
ketika pergi ke dokter pasti biaya nya mahal sedangkan ketika berobat ke
pengobatan tradisional itu tidak.
Puasa Putih adalah puasa yang dilakukan untuk meminta suatu hajat
tertentu. Hasil penelitian kami mengatakan bahwasannya untuk mencapai suatu
keinginan, yang mungkin sulit untuk dikabulkan dengan puasa putih bisa
terpenuhi. Puasa ini dilakukan dengan niat tertentu yang umumnya berbahasa
Arab serta diiringi dengan doa-doa tertentu. Tetapi memakai Bahasa Indonesia
pun juga boleh yang langsung diiringi dengan hajat nya.
Terkait dengan waktu pelaksanaan puasa putih, maksimal dilakukan
selama tiga hari secara berturut-turut. Adapun harinya tidak ada ketentuan
tertentu. Tapi lebih baik memilih hahri-hari dimana disunnahkan untuk
berpuasa seperti hari senin-kamis, jumat ataupun senin atau kamis namun
dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari.
Campak adalah penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh
infeksi virus campak yang ditularkan melalui perantara droplet. Virus campak
termasuk dalam genus Morbillivirus di famili Paramyxoviridae. Gejala pada
campak diawali dengan demam tinggi, pilek, batuk, kehilangan nafsu makan,
dan konjungtivitis. Tarlaksana umumnya suportif dan pemberian vitamin A
sesuai usia penderita.
Untuk cara penyembuhannya secara pengobatan tradisional adalah
Dalam mengobati campak yaitu menggunakan “daun kayu” sebagai media
pengobatannya yang biasanya tumbuh di hutan. ciri spesifik daun kayu
tersebut dimana bagian bawah nya merah sedangkan atasnya merah, daunnya
hampir sama dengan daun pandan, jika dilihat bentuknya.Daun Kayu direbus
kemudian biarkan hingga dia hangat lalu diminum, namun juga bisa
dimandikan. Hal ini dilakukan agar meminimalisir bercak merah yang muncul
di seluruh tubuh.
Penyakit kayap merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan
munculnya bintik yang berisi air, pada beberapa bagian tubuh dan diikuti
dengan rasa nyeri. Kondisi ini terjadi karena infeksi virus jenis Varicella zoster
yang turut menyebabkan cacar air. Sedangkan untu penyembuhannya
pengobatan kayap ini diperlukan singkong yang di parut yang kemudian
diambil saripatinya lalu di lumuri pada bagian tubuh yang terkena kayap.
Selain itu, pada pengobatan kayap maupun campak, harus dibacakan ayat kursi
yang tidak sampai habis kemudian digabungkan dengan al-ikhlas yang diambil
hanya ayat pertama saja. Setelah dibacakan, lalu ditiupkan pada obat yang di
ramu tadi sebelum dilumuri atau diminumkan ke bagian tubuh si penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1),
33–54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075

Jannah, H., & Ridwan. (n.d.). PENGOBATAN TRADISIONAL SUKU SASAK


BERBASIS ILMIAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Jurnal Ilmiah
Biologi, 1(2), 116–125.

Mutmainna, Nur, A., & Elva, C. I. (2022). PENGOBATAN TRADISIONAL. 1, 32–40.

Oktora, L., Kumala, R., Pengajar, S., Studi, P., & Universitas, F. (2006).
PEMANFAATAN OBAT TRADISIONAL DAN KEAMANANNYA. III(1), 1–7.

Saputra, D. (2012). SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT


NAGARI SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KAB.PADANG
PARIAMAN. Universitas Andalas.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif (S. Y. Suryandari (ed.); 3rd ed.).
ALFABETA.

Widianti, S., Setyobudi, I., & Yuningsih, Y. (2021). PENGETAHUAN DUKUN DAN
PRAKTIK PENGOBATANNYA (KAMPUNG KADU NENGGANG , DESA
PASIRHUNI , KABUPATEN BANDUNG).
https://www.neliti.com/id/publications/357783/pengetahuan-dukun-dan-praktik-
pengobatannya-kampung-kadu-nenggang-desa-pasirhuni

Yahmal, P. N. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN CAMPAK. Jurnal Medika Hutama, 03(01), 1612–1615.

Anda mungkin juga menyukai