Anda di halaman 1dari 5

DAMPOL TONGOSAN

(Suatu Tinjauan Dogmatis Terhadap Pemahaman Masyarakat Huta Aeknasia

Tentang Dampol Tongosan dan Relevansinya bagi Jemaat Masa Kini)

I. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Semua orang

mendambakan kesehatan terbukti dari usaha untuk sembuh dari penyakit yang di

deritanya. Tidak heran jika banyak orang yang berusaha untuk memperoleh kesembuhan

dengan berbagai cara. Bahkan mereka rela untuk menghabiskan hartanya demi

mendapatkan kesehatannya kembali. Kesehatan menjadi dambaan bagi semua orang dari

segala usia di seluruh dunia. Definisi sehat secara medis ialah keadaan keseimbangan

jasmaniah, rohaniah dan sosial. Bukan hanya sekedar bebas penyakit, cacat, ataupun

kelemahan saja.1

Perkembangan pengobatan tradisional tidak asing lagi dalam kehidupan

masyarakat. Pengobatan tradisional telah menyatu dengan masyarakat dan digunakan

untuk mengatasi berbagai masalah Kesehatan. Berbagai pengobatan tradisional telah

dikenal sejak zaman nenek moyang dan terus berkembang seiring dengan perkembangan

kebuayaan suatu masyarakat. Dalam 30 tahun terakhir ada pelbagai istilah yang

digunakan untuk menyebut cara pengobatan yang berkembang di tengah masyarakat.

WHO menyebutnya traditional medichine. Ada pula yang menyebut folk medichine,

alternative medichine, ethnomedichine, dan indigenous medichine. Dalam Bahasa sehari-

1
Robby C Moningka, Mujizat Kesembuhan Dalam Penginjilan (Jakarta: Institut Filsafat Theologi &
Kepemimpinan Jaffray, 1996)., 42
hari dikenal dengan istilah pengobatan dukun, pengobatan sishe dan penggunaan ramuan

asli.2

Pengobatan tradisional merupakan upaya Kesehatan (pengobatan/perawatan)

dengan cara lain diluar ilmu kedokteran. Pengobatan tersebut berdasarkan pengetahuan

dan penglaman praktik yang diwariskan secra turun temurun dan diterapkan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat. Ini dilakukan untuk mencapai kesembuhan,

pencegahan penyakit, pemulihan dan peningkatan Kesehatan. 3 Seiring dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa masyarakat untuk lebih

memperhatikan pengobatan modern dan mulai meninggalkan pengobatan tradisional.

Akan tetapi dalam pengobatan modern membutuhkan biaya yang mahal dan jaminan

kesembuhan tidak terlalu meyakinkan. Atas kondisi yang demikian, masyarakat Kembali

lagi berpaling kepada pengobatan tradisional.4 Ada beberapa factor yang menyebabkan

masyarakat lebih memilih mengikuti pengobatan tradisional daripada penggunaan

pengobatan modern di rumah sakit. Salah satu hal yang dihindarkan masyarakat dari

pengobatan modern adalah efek samping dari pengomsumsian obat sintets dari dokter

yang terkandung senyawa kimia di dalamnya. Penggunaan pengobatan tradisional secara

umum dinilai lebih aman dari penggunaan obat modern. Hal ini disebakan karena obat

tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit daripada obat-obat modern.5

Bangsa Indonesia sejak dulu hingga sekarang sekalipun sudah mengenal obat-

obatan yang diolah dari laboratorium modern, tetap percaya bahwa resep pengobatan

tradisional peninggalan nenek moyang masih tetap mujarab, manjur khasiatnya dan

2
NoorKasyani, Heryati dan Rita Ismail, Sosiologi Keperawatan (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2009) 128-129.
3
NoorKasyani, Heryati dan Rita Ismail, Sosiologi Keperawatan, 130.
4
Iwan Hadibroto & Syamir Alam, Seluk-beluk pengobatan Alternatif dan Kontemporer, (Jakarta: PT.
Buana Ilmu Populer,2006), 10.
5
Sari L. O, Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya
(Majalah Ilmu Kefarmasian, 2006), 01-07.
murah harganya untuk menjaga kesehatan agar kondisi tetap prima.6 Masuknya budaya

Eropa melalui penyebaran agama Kristen ke Batak Toba pengobatan tradisonal yang

dilakukan oleh Datu ini mulai ditinggalkan dan tidak diterima dalam masyarakat. Ludwig

Ingwer Nommensen merupakan salah satu tokoh misionaris Jerman yang terkenal dalam

menyebarkan agama Kristen Protestan di daerah Batak. Sejak meninggalnya Nommensen

pada tahun 1918, pemimpin gereja saat itu digantikan oleh Dr.Warneck. Selain membawa

agama Kristen, pengobatan modern serta pendidikan sekolah juga diperkenalkan kepada

masyarakat Batak Toba.7

Salah satu daerah yang terkenal dengan pengobatan tradisionalnya dan

memanfaatkan tanaman herbal adalah Indonesia. Diantarnya adalah masyarakat Batak

Toba. Sebelum masuknya budaya Eropa di daerah Batak, pengobatan dilakukan

menggunakan pengobatan tradisional. Masyarakat Batak Toba memiliki kitab

pengobatan. Kitab ini diceritakan berasal dari Debata Mula Jadi na Bolon, atau sang

pencipta.8

Namun dalam berbagai pengobatan modern tersebut, ada juga tata cara

pengobatan tradisional yang masih dipercayai masyarakat untuk memperoleh

kesembuhan. Dalam masyarakat batak toba juga masih ada beberapa pengobatan

tradisional yang masih eksis hingga saat ini, karena sebelum adanya pengobatan modern,

pengobatan tradisional sudah lebih dulu menjadi pilihan utama bagi para masyarakat

Batak Toba. Dalam hal ini, penyeminar tertarik dengan sebuah proses pengobatan yang

dilaksanakan tanpa tatap muka atau tanpa kontak fisik antara yang memberikan

6
A. Agoes, Antropologi kesehatan indonesia pengobatan tradisional. (Jakarta: Buku kedokteran FGC)
1996,4
7
Nalom Siahaan, Adat Dalihan Na Tolu: Prinsip dan Pelaksanaannya, (Siantar: Grafina, 1982),7-8.
8
I. Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), ?
pengobatan dan yang menerima pengobatan. Proses ini dalam masyarakat Batak Toba

disebut dengan istilah Dampol Tongosan. Pengobatan tradisional Batak atau dampol

tongosan ini merupakan pengobatan yang dipercayai dapat mengatasi atau mengobati

patah tulang, keseleo, atau sakit karena benturan maupun karena terjatuh, dan beberapa

penyakit lainnya. Yang memberikan pengobatan atau yang biasa disebut dengan parubat

atau pandampol, sedangkan yang menerima pengobatan tidak memiliki nama khusus.

Pandampol tidaklah secara langsung mengurut pasien yang sakit layaknya seperti dokter

dan pasiennya. Akan tetapi, Parubat dan pasien berada pada ruang yang berbeda atau

berjauhan. Misalnya seorang Parubat yang berada di Tarutung bisa saja melakukan

pengobatan pada pasien yang berada di Jakarta. Pandampol menggunakan sebuah ramuan

yang dibungkus menggunakan daun tumbuhan, dan mengurut bungkusan tersebut, dan

pasien akan merasakan kasiat dari pengobatan tersebut. Hal inilah yang menjadikan

dampol tongosan menjadi pro dan kontra dalam masyarakat saat ini, bagi yang percaya

akan dampol tongosan akan menyetujui praktek pengobatan tradisional tersebut, namun

bagi yang tidak percaya akan menentang hal tersebut. Biasanya masyarakat yang pro

dengan dampol tongosan ini adalah orang yang menilai dari tujuan baik dari dampol

tongosan yaitu unutk menyembuhkan. Tetapi pihak yang kontra dengan dampol tongosan

biasanya melihat dari proses dampol tongosan yang menggunakan mantra-mantra dan

lain sebagainya.

II. Identifikasi Masalah

III. Pembatasan Masalah

IV. Rumusan Masalah

V. Tujuan Penelitian

VI. Manfaat Penelitian

VII. Metode Penelitian


VIII. Hipotesa

IX. Sistematika Penulisan

X. Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai