OLEH
POO324021146
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
untuk mata kuliah “ANTROPOLOGI KESEHATAN ’’
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak melepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahwa kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memotivasi para
pembaca.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Sehat, Sakit 2
B. Definisi Pengobatan Tradisional 2
C. Pengobatan Tradisonal Masyarakat Jawa Pada Ruang Lingkup Kebidanan 4
D. Jurnal Antropologi Kesehatan Mengenai Kebidanan Disuku Jawa 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. saran 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian Konsep Sehat Sakit
2. Jelaskan pengertian pengobatan tradisional menurut kebudayaan suku Jawa ?.
3. Apa beragam bentuk pengobatan tradisional mengenai kebidanan menurut suku
jawa ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Seiring perkembangan teknologi, kini industri jamu dapat memproduksi jamu dalam
bentuk ekstrak.
Joyoseputro (2012: 38) dalam bukunya menuliskan bahwa ada delapan jenis jamu
cair dalam jamu gendhong dengan manfaat yang berbeda-beda. Jenis jamu
cairtersebut adalah jamu beras kencur, kunir asem, sinom, cabe puyang, paitan,
kuncisuruh, kudhi laos, dan uyup-uyup gepyokan.
dengan obat pada pengobatan modern saat ini. Pengobatan tradisional juga
dianggap relatif aman. Berikut adalah bentuk pengobatan tradisional yang di
lakukan masyarakat jawa pada kebidanan :
1. Kehamilan
Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Maka, dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya
sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya
bayi dan plasenta melalui jalan lahir.
Untuk pengobatan tradisional suku Tolaki pada masa kehamilan yaitu pergi ke
dukun memeriksa perut atau memijat agar persalinan nanti lancar dan di berikan
air yang sudah di obati atau ditiup-tiup. (
Dalam suku Jawa pada saat kehamilan diusia 7 bulan. Mitoni, dalam tradisi
Jawa, adalah serangkaian upacara siklus hidup. Mitoni sendiri berasal dari kata
‘am’ dan ‘pitu’. ‘Am’ menunjukkan kata kerja, sementara ‘pitu’ berarti tujuh atau
hitungan yang ke tujuh.
Dapat disimpulkan, mitoni adalah upacara yang dilakukan pada hitungan ke 7
bulan kehamilan. Mitoni dilakukan dengan berharap kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar kehamilan diberikan kelancaran dan keselamatan hingga persalinan.
Adat istiadat merupakan wujud nyata dari akar budaya masyarakat. Dalam
adat Jawa, terdapat beberapa pantangan bagi ibu hamil yang harus dihindari untuk
menjaga keselamatan janin di dalam kandungan.
Pantangan tersebut dipercaya oleh masyarakat Jawa secara turun-temurun.
Tujuannya baik, yaitu agar janin selalu sehat dan terhindar dari berbagai macam
bahaya.
Mengutip buku Konsep Dasar Keperawatan Anak karya Yupi Supartini
(2004), penerapan adat istiadat turut dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.
Terkadang, pantangan tersebut juga dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis.
Pantangan Ibu Hamil Adat Jawa
Pantangan ibu hamil biasanya dibuat dengan pertimbangan tertentu. Sering
kali, pantangan tersebut selaras dengan anjuran-anjuran yang diberikan oleh
dokter kandungan.
6
berikut pantangan ibu hamil adat Jawa yang masih dipercaya sebagian
masyarakat hingga kini :
1. Tidak boleh keluar malam
Menurut tradisi Jawa, ibu hamil tidak boleh keluar malam karena khawatir
banyak roh jahat yang akan mengganggu janinnya. Secara psikis, kondisi mental
ibu hamil sensitif dan mudah takut. Sehingga, mereka memang tidak dianjurkan
untuk bepergian pada malam hari.
Jika dilihat secara medis, ibu hamil tidak dianjurkan untuk keluar malam
terlalu lama, apalagi sampai larut malam. Karena udara malam lebih banyak
didominasi karbondioksida (CO₂) yang tidak baik untuk tubuh.
2. Dilarang melilitkan handuk di leher
Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya
tidak terlilit tali pusar. Faktanya, tidak ada kaitannya antara handuk di leher
dengan bayi yang ada di rahim. Secara medis, lilitan tali pusar hanya dapat
bereaksi jika gerakan bayi cenderung hiperaktif.
3. Dilarang membunuh binatang
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, ibu hamil dan suaminya dilarang
membunuh binatang. Sebab, tindakan itu dipercaya bisa menimbulkan cacat pada
janin sesuai dengan perbuatannya.
Faktanya, penyebab cacat janin adalah kekurangan gizi, penyakit, keturunan
atau pengaruh radiasi. Sementara itu, kematian janin paling banyak juga
disebabkan karena faktor penyakit, gerakan ekstrim yang dilakukan ibu, dan
faktor psikologis.
4. Tidak boleh minum es
Terlalu banyak minum es dipercaya bisa berpengaruh ke ukuran bayi. Ini bisa
menyebabkan janin membesar atau membeku, sehingga dikhawatirkan akan sulit
keluar.
Sebenarnya, hal yang menyebabkan bayi besar adalah makanan dan minuman
manis yang berlebihan. Minum es tidak dilarang asal dikonsumsi dalam batas
wajar.
5. Tidak boleh makan nanas, pisang ambon, dan durian
Mengonsumsi buah-buahan jenis nanas, pisang ambon, dan durian sebenarnya
tidak menimbulkan pengaruh buruk pada ibu hamil dan janinnya. Dengan catatan,
mengonsumsinya masih dalam batas wajar.
7
2. Bersalin
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana
proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
Dalam budaya Jawa ketika persalinan perut diurut dengan dukunnya agar
kepala si bayi cepat turun, dan posisinya bagus kemudian cepat lahir.
Menanam ari-ari dilakukan oleh ayah sang bayi dengan menanam ari-
ari di dalam tanah dekat pintu utama rumah. Setelah ari-ari ditanam, tempat
mengubur ari-ari juga dipagari dan diberi penerangan, biasanya berupa lampu
minyak selama 35 hari.
4. Bayi Baru Lahir
1) Brokohan
Brokohan adalah tradisi Jawa berupa penyambutan kelahiran
bayi yang dilakukan sehari setelah bayi lahir. Brokohan sendiri dalam
bahasa Indonesia berarti ‘mengharapkan berkah’. Dalam acara
brokohan, tetangga dan keluarga besar berkumpul untuk menyambut
kelahiran bayi dengan rasa syukur dan kebahagiaan.
Acara brokohan diisi dengan kenduri atau selamatan dan bancakan yang mana
keduanya bermaksud untuk mendoakan keselamatan bayi. Baik tetangga
maupun keluarga besar, biasanya akan membawa buah tangan untuk keluarga
bayi, misalnya berupa perlengkapan bayi.
2) Sepasaran
Upacara sepasaran dilakukan tepatnya 5 hari setelah kelahiran
bayi. Dalam acara sepasaran, diadakan kenduri atau selamatan, dimana
tetangga dan keluarga bersama-sama mendoakan bayi yang baru lahir.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengobatan tradisional suatu upaya kesehatan dengan cara yang lain dari ilmu
keokteran. Sedangkan obat tradisional obat yang di buat dari bahan/panduan bahan-
bahan alami bisa diperoleh dari tanaman hewan,atau mineral yang belum berupa zat
murni Pengobatan tradisional merupakan berbagai cara pengobatan yang berkaitan
erat dengan budaya suatu suku bangsa yang mendiami suatu wilayah tertentu.
Pengobatan tradisional berbeda cara dengan ilmu kedokteran,lebih mengacu kepada
keterampilan dan pengalaman turun temurun sesuai dengan norma yang berlaku
dalam masyarakat.
Pengobatan berasal dari kata obat mendapat imbuhan pe-N-an membentuk
kata benda. Obat berarti sesuatu yang dipakai untuk penyembuhan (Poerwadarminta,
1986: 682).Tradisional artinya bersifat turun-temurun (Poerwadarminta, 1986: 1088),
sedangkan Jawa berarti pulau Jawa. Pengobatan Tradisional Jawa adalah sesuatu
(dalam hal ini tumbuhan obat atau herbal) yang dimanfaatkan untuk penyembuhan
yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa.
B. Saran
Dari di buatnya makalah ini saya sebagai manusia biasa mungkin ada
kesalahan dari segi apapun dalam proses pembuatan makalah ini, maka dari itu kami
memohon untuk di berikan kritik ataupun saran yang membangun agar kedepannya
dalam proses pembuatan makalah dapat lebih baik lagi.
10