Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MINI PAPER

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


KOMPLEMENTER DI INDONESIA

Anggota Kelompok I :

dr. Ni Wayan Restuti Handayani, S.Ked 2282721013


I Ketut Muliarta, S.KM 2282721014
drg. Adevia Ayu Restiana, S.KG 2282721015
I Gede Krisna Udiana, S.KM 2282721016
Ns. I Komang Upadana Putra, S.Kep 2282721017
Putu Danis Rumanggi, SH 2282721018

MAGISTER HUKUM KESEHATAN


PASCA SARAJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan merupakan suatu hal yang mendasar serta fundamental
yang tercermin dalam Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur kesejahtera
an yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebaga
imana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Repu
blik Indonesia Tahun 1945. Ciri dari konsep negara kesejahteraan (welfare
state) disebutkan bahwa setiap warga negara berhak atas kesehatan fisik da
n mental termasuk fasilitas dan pelayanan yang diselenggarakan oleh nega
ra dan instansi yang ditunjuk oleh negara, termasuk masyarakat miskin ya
ng notabene merupakan warga mayoritas penduduk Indonesia. Oleh karen
a itu, usaha-usaha manusia untuk upaya perlindungan diri dan penyembuh
an penyakit selalu menjadi prioritas untuk diupayakan.1
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meni
ngkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan pe
mbangunan dapat tercapai efektif, efisien, dan tepat sasaran. Keberhasila
n sistem pelayanan kesehatan bergantung pada berbagai komponen
yang ada baik dana, fasilitas penunjang maupun sumber daya manusia
yang ada, dalam hal ini perawat, dokter, radiologi, ahli fisioterapi, ahli
gizi, dan tim kesehatan lain.2
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaraga
man budaya dan kearifan lokal yang tercermin dalam pikiran, sikap, tind
akan dan hasil budaya itu sendiri (budaya material). Masyarakat Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku dan agama yang tersebar pada berbagai kep
ulauan di seluruh Indonesia, memiliki banyak sekali produk budaya teruta
1
Bagiastra, I Nyoman & Sudantra, I Ketut. (2018). Bali Dalam Pengembangan Pengobatan
Tradisional Komplementer (Kajian Yuridis Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Komplementer). Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Sains dan Humaniora, 2(2), 88-97.
2
Ibid, 89-90.
ma yang berhubungan dengan kesehatan tradisional. Salah satunya adalah
budaya yang berhubungan dengan kesehatan terwujud dalam bentuk peng
obatan tradisional dan cara tradisional yang digunakan masyarakat untuk
mengatasi permasalahan mereka dibidang kesehatan. Hal ini jelas dimuat
dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang
Kesehatan, pasal 160 menyatakan berdasarkan cara pengobatannya, pelaya
nan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan keterampilan dan pelayanan kesehatan tradisional yan
g menggunakan ramuan. Pengobatan tradisional oleh masyarakat yang ad
a dibeberapa daerah di Indonesia sangat beragam. Masyarakat disuatu da
erah tertentu memiliki cara dan teknis yang berbeda-beda dalam pengobata
n tradisionalnya, hal ini dikarenakan kebudayaan serta pemahaman dan jug
a keanekaragaman hayati yang terdapat dilingkungan tempat mereka hidup
serta kearifan lokal yang mereka miliki menjadi penyebab munculnya ber
macam-macam produk budaya.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan
yaitu apa sajakah jenis-jenis pelayanan kesehatan tradisional
komplementer di Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-
jenis pelayanan kesehatan tradisional komplementer di Indonesia.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar masyarakat pada
umumnya dan mahasiswa Magister Hukum Kesehatan pada khususnya
dapat mengetahui jenis-jenis pelayanan kesehatan tradisional
komplementer di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan dunia kesehatan di Indonesia tiap tahunnya terus


mengalami peningkatan yang sangat pesat dan signifikan, terutama dalam bidang
pengobatan. Adanya perubahan orientasi terkait cara upaya pemecahan masalah
kesehatan yang banyak dipengaruhi oleh sektor ilmu pengetahuan, ekonomi dan
tekhnologi, dimana hingga saat ini didominasi oleh sektor ekonomi, yang mana
semakin bertambahnya tahun biaya kesehatan menjadi cukup mahal sehingga
menjadi berat ditanggung oleh sebagian besar masyarakat dengan kalangan
ekonomi menengah kebawah. Sedangkan bagi masyarakat yang berkemampuan
secara ekonomi, hal ini tidak menjadi masalah dalam memilih pelayanan
kesehatan. Sementara itu bagi masyarakat yang kurang atau bahkan tidak
berkemampuan memilih pelayanan kesehatan modern, mereka akan lebih memilih
pelayanan untuk kesehatan mereka secara alternatif atau tradisional.3
1.1Sejarah pengobatan tradisional
Di Indonesia, pengobatan tradisional banyak ragamnya. Cara peng
obatan tersebut telah lama dilakukan. Ada yang asli dari warisan nenek mo
yang yang pada umumnya mendayagunakan kekuatan alam, daya manusia,
ada pula yang berasal dari masa Hindu atau pengaruh India dan Cina. Peng
obatan secara tradisional di Indonesia telah berkembang selama berabad-a
bad sehingga merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Melihat kenyataan disekitar kita oleh adanya tenaga dokter sebagai pelaksa
na pengobatan dan pengobatan dari barat atau pengobatan tradisional pasti
mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia pada umumnya dan pada m
asyarakat Jawa pada khususnya. Tenaga pelayanan pengobatan tradisional
tersebut mempunyai pasien dan langganan masing-masing. Ada masyaraka
t pendukung tersendiri, ada juga kaidah patokan serta syarat-syarat tersend
iri, juga ada kaidah patokan serta syarat-syarat tersendiri yang mereka patu
hi bersama. Mereka puas (ada juga yang tidak puas) dengan adanya hubun
gan timbal balik pelayanan kesehatan tradisional pendukungnya. Hal ini m
erupakan unsur budaya dan unsur-unsur kemanusiaan yang juga terdapat p
ada bangsa-bangsa di dunia betapapun modernnya.
1.2Pengertian pengobatan tradisional

3
Wahyuni, Ni Putu Sri. (2021). Penyelenggaraan Obat Tradisional di Indonesia. Jurnal Yoga dan
Kesehatan, 4(2), 149-162.
Pengobatan tradisional merupakan akumulasi dari pengetahuan,
keterampilan dan praktek yang didasarkan pada berbagai teori, kepercayan
dan pengalaman yang dikembangkan oleh berbagai kebudayaan.
Pengobatan tradisional digunakan untuk mempertahankan kesehatan tubuh
dengan cara menjaga kesehatan, mendiagnosis dan mengobati penyakit
fisik maupun mental.4
Pengobatan tradisional adalah suatu metode pengobatan atau
perawatanya menggunakan tata cara yang tradisional. Baik dari ilmunya,
pengalamanya, keterampilan yang diwariskan secara turun temurun
berdasarkan tradisi (tradisional) dalam suatu wilayah masyarakat.
Pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan
praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan
pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik
dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta
dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara
fisik dan juga mental. Selain itu, pengobatan tradisional merupakan salah
satu cabang pengobatan alternatif yang didefinisikan sebagai cara
pengobatan yang dipilih atau dikombinasikan oleh seseorang bila cara
pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang efektif dalam
terapinya.5
UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, pada bagian kedua
puluh enam Pasal 160 (1) Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan
kesehatan tradisional terbagi menjadi: a. Pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan keterampilan; dan b. Pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan ramuan. (2) Pelayanan kesehatan tradisional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan pada
pengetahuan, keahlian yang bersumber dari kearifan lokal. (3) Pelayanan
kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibina dan
diawasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar dapat

4
Opcit
5
Ibid
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak
bertentangan dengan norma sosial budaya. Pasal 161 (1) Pelayanan
kesehatan tradisional meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan/atau paliatif. (2) Pelayanan kesehatan tradisional dapat
dilakukan di tempat praktik mandiri, Puskesmas, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tradisional, Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya. Pasal 162 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan Pelayanan Kesehatan
tradisional. Pasal 163 (1) Masyarakat diberi k 6esempatan yang seluas-
luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya. (2) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
mengatur dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan didasarkan pada keamanan, dan
perlindungan masyarakat. Pasal 164 menyatakan bahwa Ketentuan lebih
lanjut mengenai Pelayanan Kesehatan tradisional diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
1.3Jenis-jenis Pengobatan tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu diantara 17
jenis upaya kesehatan yang ada di Indonesia. Pelayanan pengobatan
tradisional terbagi menjadi dua jenis yaitu pelayanan pengobatan
tradisional yang menggunakan keterampilan dan pelayanan pengobatan
tradisional yang menggunakan ramuan. Pengobatan tradisional dengan
menggunakan keterampilan yaitu: pijatan, kompres, akupuntur, atau
dengan menggunakan keterampilan tertentu lainya. Sedangkan dengan
ramuan, berarti menggunakan bahan-bahan yang tersedia dari alam baik
itu dari tumbuhan bagian buah, kulit batang, kayu, daun, bunga, akar, dan
lainya. Dapat pula berasal dari hewan, baik dari kelenjar tulang, sum-sum,
ataupun dagingnya, ataupun dari sumber mineral seperti garam yang

6
didapatkan dari sumber mata air, belerang dari sumber mata air panas, atau
yang lainya.7
Dalam perkembangannya, penerapan kesehatan tradisional
berkembang menjadi Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris, yang
manfaat dan keamanannya terbukti secara empiris; dan Pelayanan
Kesehatan Tradisional Komplementer, yang manfaat dan keamanannya
terbukti secara ilmiah dan memanfaatkan ilmu biomedis. Sedangkan
Berdasarkan cara pengobatannya, Pelayanan Kesehatan Tradisional
Empiris dan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer terbagi
menjadi pelayanan yang menggunakan keterampilan dan pelayanan yang
menggunakan ramuan. 8
1.4Pengobatan tradisional komplementer
Sebelum berkembangnya pengobatan modern, masyarakat di dunia
menggunakan pengobatan tradisional sebagai upaya memelihara kesehatan
dan menyembuhkan penyakitnya. Ada minat yang tumbuh dalam pengobat
an tradisional komplementer dan alternatif baru-baru ini. Pengobatan tradi
sional komplementer dan alternatif sebagai praktik perawatan kesehatan da
n medis yang saat ini tidak menjadi bagian integral dari pengobatan konve
nsional. Terapi yang terbukti aman dan efektif secara bertahap menjadi di
masukkan ke dalam praktik utama, sehingga daftar praktik terus berubah.
Umumnya sebagian besar praktik pengobatan tradisional memiliki konsep
vitalisme atau transfer energi.
Menurut WHO pengobatan tradisional adalah gabungan dari penge
tahuan, keterampilan, dan praktik yang didasarkan pada teori, kepercayaan,
dan pengalaman yang berasal dari budaya yang berbeda, apakah dapat dij
elaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam p
encegahan, diagnosis, peningkatan atau pengobatan. penyakit fisik dan me
ntal. Istilah “pengobatan komplementer” atau “pengobatan alternatif” men
gacu pada serangkaian luas praktik perawatan kesehatan yang bukan bagia

7
Opcit
8
Ibid
n dari tradisi negara itu sendiri atau obat konvensional dan tidak sepenuhn
ya terintegrasi ke dalam sistem perawatan kesehatan yang dominan. Metod
e pengobatan komplementer digunakan secara bergantian dengan pengobat
an tradisional di beberapa negara. Strategi WHO untuk membangun basis
pengetahuan pengobatan tradisional komplementer (T&CM), memperkuat
jaminan kualitas T&CM dan mengintegrasikan pelayanan T&CM ke dala
m pelayanan kesehatan modern dituangkan ke dalam Strategi Pengobatan
Tradisional 2014-2023.
Di Indonesia bukti nenek moyang menggunakan bahan alam sebag
ai obat tradisional dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jaw
a), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Pri
mbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang nDalem dan relief candi Borob
udur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tum
buhan sebagai bahan bakunya . Apalagi Indonesia menempati peringkat ke
dua dunia setelah Brasil dalam hal keanekaragaman hayati. Indonesia mem
iliki sekitar 30 ribu hingga 50 ribu jenis tumbuhan. Namun, hanya sekitar
7.500 yang dapat digunakan untuk tanaman obat. WHO merekomendasi p
enggunaan obat tradisional termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kese
hatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk kr
onis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal ini menunjukan dukungan WH
O untuk “back to nature” yang dalam hal yang lebih menguntungka
n. Untuk meningkatkan keselektifan pengobatan dan mengurangi pe
ngaruh musim dan tempat asal tanaman terhadap efek, serta lebih m
emudahkan standarisasi bahan obat maka zat aktif diekstraksi lalu di
murnikan sampai diperoleh zat murni. Di Indonesia dari tahun ke tahun
terjadi peningkatan produksi obat tradisional serta semakin banyaknya pra
ktik pelayanan kesehatan pengobatan tradasional.
Dalam individu manusia, yang dimaksud kesehatan adalah mencak
up kesehatan biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spriritual. Inilah yan
g dimaksud bahwa manusia adalah sebuat paket yang holistik /menyeluruh
dimana masing-masing aspeknya tidak dapat dipisahkan. Kondisi masing-
masing saling mempengaruhi keadaan sehat seseorang. Selain badan, pikir
an, dan jiwa seorang manusia, kesehatannya juga dipengaruhi oleh faktor e
ksternal seperti : keluarga, lingkungan fisik, budaya, pekerjaan, pelayanan
kesehatan, perilaku, dan juga gaya hidup. Sehat yang diharapkan bukan ha
nya sekedar sehat tetapi juga bugar sehingga selain sehat, individu juga sej
ahtera karena dapat menjalankan semua fungsinya dalam kehidupan. Kons
ep keholistikan manusia inilah yang menjadi dasar dan tujuan dari pengob
atan alternatif komplementer.
Pada tahun 2018 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer.
Peraturan ini merupakan teknis dalam penyelenggraraan terkait dengan
pelayanan kesehatan tradisional komplementer.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Komplementer Bagian kedua Pasal (6.1) Berdasarkan cara
Pengobatan/Perawatan, Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
dilakukan dengan menggunakan: a. keterampilan; b. ramuan; atau c.
kombinasi dengan memadukan antara keterampilan dan ramuan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang menggunakan cara
keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a. dapat
diklasifikasi menjadi: teknik manual, terapi energi dan terapi olah pikir.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang menggunakan cara
ramuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat menggunakan
Obat Tradisional. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang
menggunakan cara kombinasi dengan memadukan antara keterampilan dan
ramuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
kombinasi Pelayanan Kesehatan Tradisional yang memiliki kesamaan,
keharmonisan, dan kecocokan yang merupakan satu kesatuan sistem
keilmuan kesehatan tradisional.9

9
Opcit
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dilakukan oleh Te
naga Kesehatan Tradisional di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional. Pe
layanan Kesehatan Tradisional Komplementer harus memenuhi Kriteria:
1. Dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya mengikuti
kaidah-kaidah ilmiah bermutu dan digunakan secara rasional dan tida
k bertentangan dengan norma agama dan norma yang berlaku di mas
yarakat;
2. Tidak membahayakan kesehatan Klien;
3. Memperhatikan kepentingan terbaik Klien; dan
4. Memiliki potensi pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, peny
embuhan, pemulihan kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup Kl
ien secara fisik, mental, dan sosial.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer mempunyai ciri k
has:
1. Konsep Pelayanan Kesehatan Tradisional;
2. Berbasis budaya;
3. Prosedur penetapan kondisi kesehatan individu (prosedur diagnosis);
4. Penetapan kondisi kesehatan individu (diagnosis); dan
5. Tatalaksana perawatan/pengobatan.
Tatalaksana perawatan/pengobatan tersebut memiliki arti bahwa pe
rawatan/pengobatan dilakukan dengan menggunakan bahan alam, teknik
manual, teknik olah pikir, dan teknik energi serta dapat menggunakan alat
dan teknologi sesuai dengan ciri kesehatan tradisional.
Cara Pengobatan/Perawatan, Pelayanan Kesehatan Tradisional Ko
mplementer dilakukan dengan menggunakan:
1. Keterampilan;
2. Ramuan; atau
3. Kombinasi dengan memadukan antara keterampilan dan ramuan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang menggunak
an cara keterampilan sebagaimana dimaksud diatas dapat diklasifikasi men
jadi:
1. Teknik manual;
2. Terapi energi; dan
3. Terapi olah pikir.
Teknik-teknik ini kemudian di masyarakat dapat dilihat berupa pela
yann kesehatan tradisional.Seperti pada bidang Manual adalah Battra, pija
t urut, shiatsu, patah tulang,refleksi dan akupressur, terapi energy seperti gi
gong, tenaga dalam,paranormal dan terapi olah piker seperti hipnoterapi.
Sedangkan secara umum yang sering ditemukan di masyarakat dan
menjamur dalam menjalankan pelayanan kesehatan komplementer ini ada
beberapa jenis yang bias kita bahas disini :
1. Akupunktur:
Merupakan suatu bentuk pengobatan tradisional Tiongkok yang melibatkan pe
nyisipan jarum tipis pada titik-titik tertentu pada tubuh untuk mengatur aliran e
nergi.
2. Refleksologi:
Pengobatan yang melibatkan pijatan atau tekanan pada titik-titik tertentu di kak
i, tangan, atau telinga yang dianggap terhubung dengan organ dan bagian tubuh
lainnya.
3. Pijat Terapi: Penggunaan tekanan dan gerakan pada jaringan tubuh untuk meng
urangi ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan mempromosikan ke
sejahteraan umum.
4. Herbalisme: Penggunaan ramuan tumbuhan atau bahan alami untuk mengobati
berbagai kondisi kesehatan. Praktik ini melibatkan penggunaan tanaman obat at
au suplemen herbal.
5. Homeopati: Pendekatan pengobatan yang menggunakan zat-zat alami yang san
gat diencerkan untuk merangsang respons penyembuhan tubuh.
6. Terapi Refleksi Energi: Praktik yang mencakup pemahaman energi dalam tubu
h dan penggunaan teknik seperti Reiki atau Qigong untuk mengalirkan energi p
ositif.
7. Yoga dan Meditasi: Latihan fisik dan mental yang berasal dari tradisi India dan
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
8. Manipulasi Tulang dan Sendi: Metode pengobatan yang melibatkan penyesuaia
n tulang dan sendi untuk meningkatkan fungsi tubuh dan mengurangi rasa sakit.
9. Terapi Aromaterapi: Penggunaan minyak esensial dari tumbuhan untuk merang
sang respon fisiologis dan psikologis dalam rangka meningkatkan kesehatan da
n kesejahteraan.
10. Terapi Musik dan Seni: Pemanfaatan musik, seni, dan ekspresi kreatif sebagai
bentuk terapi untuk meningkatkan kesehatan mental dan emosional

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer,
berdasarkan cara Pengobatan/Perawatan, Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer dilakukan dengan menggunakan:
a. Keterampilan
b. Ramuan
c. Kombinasi dengan memadukan antara keterampilan dan ramuan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang menggunakan
cara keterampilan dapat diklasifikasi menjadi: teknik manual, terapi
energi dan terapi olah pikir.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang menggunakan cara
ramuan dapat menggunakan Obat Tradisional.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang menggunakan cara
kombinasi dengan memadukan antara keterampilan dan ramuan
merupakan kombinasi Pelayanan Kesehatan Tradisional yang memiliki
kesamaan, keharmonisan, dan kecocokan yang merupakan satu kesatuan
sistem keilmuan kesehatan tradisional.
2. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer dilakukan oleh Tenaga K
esehatan Tradisional di fasilitas pelayanan kesehatan tradisional. Pelayana
n Kesehatan Tradisional Komplementer harus memenuhi Kriteria:
a. Dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya mengikuti
kaidah-kaidah ilmiah bermutu dan digunakan secara rasional dan tida
k bertentangan dengan norma agama dan norma yang berlaku di mas
yarakat;
b. Tidak membahayakan kesehatan Klien;
c. Memperhatikan kepentingan terbaik Klien; dan
d. Memiliki potensi pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, peny
embuhan, pemulihan kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup Kl
ien secara fisik, mental, dan sosial.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer mempunyai ciri khas:
1. Konsep Pelayanan Kesehatan Tradisional;
2. Berbasis budaya
3. Prosedur penetapan kondisi kesehatan individu (prosedur diagnosis)
4. Penetapan kondisi kesehatan individu (diagnosis)
5. Tatalaksana perawatan/pengobatan.
Tatalaksana perawatan/pengobatan tersebut memiliki arti bahwa peraw
atan/pengobatan dilakukan dengan menggunakan bahan alam, teknik
manual, teknik olah pikir, dan teknik energi serta dapat menggunakan a
lat dan teknologi sesuai dengan ciri kesehatan tradisional.
Teknik-teknik ini kemudian di masyarakat umum dapat dilihat berupa
pelayanan kesehatan tradisional Seperti pada bidang Manual adalah
Akupunktur, Battra, pijat urut, Pijat terapi, manipulasi tulang dan
sendi, , shiatsu, patah tulang, refleksi dan akupressur, yoga dan
meditasi, terapi energy seperti gigong, tenaga dalam, aroma therapi,
homeopati, paranormal dan terapi olah piker seperti hipnoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Bagiastra, I Nyoman., & Sudantra, I Ketut. (2018). BALI DALAM
PENGEMBANGAN PENGOBATAN TRADISIONAL KOMPLEMENTER
(Kajian Yuridis Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Komplementer). Jurnal Penelitian dan Pengembagan Sains dan Humaniora,
Vol 2(2), 88-97.
Wahyuni, Ni Putu Sri. (2021). Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional di
Indonesia. Jurnal Yoga dan Kesehatan, Vol.4 (2), 149-162.

Peraturan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan.
Permenkes no 15 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kom
plementer.

Internet

Anda mungkin juga menyukai