Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3

Pengantar Antropologi kesehatan


dan keragaman budaya
Anggota kelompok :
ummama Safitri 72162551
Reza alfisya Ra'is 721621557
Nurma Sri wardani 721621570
Shofiatur Romlah 721621574

Dosen pengampuh : jamali,S.SI.,M.Kes


Definisi Antropologi Kesehatan

Antropologi kesehatan merupakan studi tentang pengaruh unsur-unsur


budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan
(Solota Sarwono, 1993).
Menurut Foster atau Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah
masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub
biologi dan kutub sosial budaya
Konsep dasar budaya dan
masyarakat
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu oleh sebab
itu, penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang
dirawat (Pasien). Misalnya kebiasaan hidup sehari-hari, seperti tidur, makan,
kebersihan diri, pekerjaan, pergaulan sosial, praktik kesehatan, pendidikan
anak, ekspresi perasaan, hubungan kekeluargaaan, peranan masing-masing
orang menurut umur. kultur juga terbagi dalam sub-kultur. Subkultur adalah
kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan
keompok kulturyang lebih besar atau member makna yang berbeda.
Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan Kultural.
Konsep dan teori antropologi
kesehatan
Secara bahasa, konsep teori ini terdiri dari tiga konsep utama yakni health, belief, dan
model. Menurut WHO, health atau sehat ini adalah suatu kondisi sempurna dari fisik,
mental, serta sosial yang tentunya tidak hanya bebas dari suatu penyakit atau cacat.
Kemudian, belief dalam teori ini dapat kita artikan sebagai suatu keyakinan yang
dipengaruhi oleh budaya sehingga dari keyakinan tersebut akan menimbulkan suatu
tindakan atau perilaku mengenai kesehatan yang berbeda-beda. Sementara yang
dimaksud dengan model adalah perwakilan atau gambaran tentang suatu ide dalam
suatu kondisi.
Pengaruh Sosial Budaya Terhadap
Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap


orang yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya
peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan.
Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit
itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap merka terhadap
penyakit tersebut. Ada kebiasaan dimana setiap oang sakit diisolasi dan
dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin dapat mencegah penularan dari
penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC.
Masalah pelayanan Kesehatan

beberapa masalah yang dialami oleh Pelayan Kesehatan atau Tim Medis saat
ingin melakukan penyuluhan atau penangan terhadap pasien di seluruh
Indonesia, yakni :

1. Konektivitas
Terjadinya kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan
digital (E-Health) di Indonesia tidak berkembang dengan baik. Terutama di
daerah-daerah terpencil yang seharusnya butuh akses kesehatan yang sama
dengan masyarakat kota. Bila konektifitas tersebut sudah merata di seluruh
Indonesia, maka bisa dipastikan masyarakat bisa mendapat akses kesehatan
dengan baik, karena bisa berkonsultasi secara langsung dengan dokter meski
jaraknya berjauhan serta biayanya jauh lebih murah.
2. Distribusi

Menjadi negara kepulauan, Indonesia memang sangat berpengaruh besar


terhadap potensi ekspor Sumber Daya Alam (SDA). Indonesia terkenal dengan
beragam SDA (Sumber Daya Alam) terutama dibidang kelautan dan
perikanan serta memiliki keindahan alam yang mampu menarik wisatawan
asing untuk datang berkunjung. Di sisi lain, distribusi pangan dan distribusi
kesehatan banyak ditemukan kendala, karena tidak bisa ditempuh hanya
dengan jalur darat, tetapi jalur laut juga. Terutama pada Pulau-Pulau kecil
bagian paling luar Indonesia, juga membutuhkan batuan.
3. Bonus Demografi
Populasi Indonesia merupakan populasi ke-4 terbesar di dunia, yang
ternyata banyak didominasi oleh usia muda dan masyarakat ekonomi kelas
menengah. Bonus demografi ini bisa menjadi kekuatan untuk Indonesia
untuk bersaing di kancah global. Namun sayangnya, bonus demografi ini
tidak dibarengi dengan pelayanan kesehatan yang baik.
4. Kualitas Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Kurang Optimal

Menurut Founder dan Chairman Center for Healthcare Policy and Reform
Studies (Chapters) Indonesia mengungkapkan bahwa, tingkat pelayanan
fasilitas kesehatan di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini tercermin
dari kendala masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di
beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Pasien yang menderita penyakit
berat diminta menanti pelayanan hingga 1 bulan lamanya di rumah.
Padahal seharusnya, pasien tersebut harus mendapatkan pertolongan.
5. Tak Menggunakan Teknologi Yang Memadai

Saat ini, dengan penciptaan teknologi diharapkan manusia dapat merasa


terbantu dan termudahkan melalui penggunaan teknologi. Seperti dalam
hal melakukan tugas rumah tangga, memesan transportasi, memesan
makanan, mengetahui rumah sakit terdekat hingga proses layanan
kesehatan yang terintegrasi.

Menurut Kominfo, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2019 naik


sebesar 13,3% dan ini merupakan kenaikan yang tercepat dari tahun
sebelumnya jika dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Namun
rupanya, meskipun internet mengalami pertumbuhan, akan tetapi tidak
seimbang dengan penggunaan teknologi penunjang yang ada.
Kebudayaan dan perubahannya (masalah)

Tentu saja kebudayaan itu tidak statis, kecuali mungkin pada masyarakat pedalaman yang
terpencil. Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan biasanya dipelajari pada masyarakat
yang terisolasi dimana cara-cara hidup mereka tidak berubah selama beberapa generasi,
walaupun mereka merupakan sumber data-data bilogis yang penting dan model
antropologi yang berguna, lebih penting lagi untuk memikirkan bagaimana mengubah
kebudayaan mereka itu. Dengan berkembangnya suatu masyarakat perkotaan dari
masyarakat pedesaan. Ide-ide tradisional yang turun temurun, sekarang telah di modifikasi
dengan pengalaman-pengalaman dan ilmu pengetahuan baru. Sikap terhadap penyakit pun
banyak mengalami perubahan. Kaum muda dari pedesaan meninggalkan lingkungan
mereka menuju kekota. Akibatnya tradisi budaya lama di desa makin tersisih. Meskipun
lingkungan dari masyarakat kota modern dapat di kontrol dengan tekhnologi, setiap
individu didalamnya adalah subjek dari pada tuntutan ini, tergantung dari kemampuannya
untuk beradaptasi.
Kebudayaan dan sistem pelayanan kesehatan

Bila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru di perkenalkan kedalam suatu


masyarakat dimana faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera
mereka akan menolak dan memilih cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah
mereka akan memilih cara baru atau lama, akan memberi petunjuk kepada kita akan
kepercayaan dan harapan pokok mereka lambat laun akan sadar apakah pengobatan
baru tersebut berfaedah , sama sekali tidak berguna, atau lambat memberi pegaruh.
Namun mereka lebih menyukai pengobatan tradisional karena berhubungan erat
dengan dasar hidup mereka. Pelayanan kesehatan yang modern oleh sebab itu harus
disesuaikan dengan kebudayaan setempat, akan sia-sia jika ingin memaksakan
sekaligus cara-cara modern dan menyapu semua cara-cara tradisional.
Program Kesehatan Masyarakat

Program kesehatan masyarakat Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota, maka sampai tahun
2013 program pengembangan kesehatan dititik beratan pada:
1. Program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.
2. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan
paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.
3. Peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi akuntabilitas lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis,
mutu serta ketersediaan obat yang terjangkau oleh masyarakat.
4. Peningkatan hubungan kerjasama dan koordinasi antara daerah baik antar kabupaten/kota maupun
antar provinsi dengan kabupaten/kota.
5. Pengembangan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Program Pengawasan obat dan
makanan serta pemantapan manajemen pembangunan kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara
sinergis lintas sektor.
Tujuan Program Kesehatan Masyarakat

Tujuan dari program kesehatan untuk Meningkatnya


kemampuan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan
upaya kesehatan bersumber masyarakat serta terciptanya
lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut.
—Hati tanpa kekasih
cukup sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai