beberapa masalah yang dialami oleh Pelayan Kesehatan atau Tim Medis saat
ingin melakukan penyuluhan atau penangan terhadap pasien di seluruh
Indonesia, yakni :
1. Konektivitas
Terjadinya kendala konektifitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan
digital (E-Health) di Indonesia tidak berkembang dengan baik. Terutama di
daerah-daerah terpencil yang seharusnya butuh akses kesehatan yang sama
dengan masyarakat kota. Bila konektifitas tersebut sudah merata di seluruh
Indonesia, maka bisa dipastikan masyarakat bisa mendapat akses kesehatan
dengan baik, karena bisa berkonsultasi secara langsung dengan dokter meski
jaraknya berjauhan serta biayanya jauh lebih murah.
2. Distribusi
Menurut Founder dan Chairman Center for Healthcare Policy and Reform
Studies (Chapters) Indonesia mengungkapkan bahwa, tingkat pelayanan
fasilitas kesehatan di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini tercermin
dari kendala masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di
beberapa Rumah Sakit di Indonesia. Pasien yang menderita penyakit
berat diminta menanti pelayanan hingga 1 bulan lamanya di rumah.
Padahal seharusnya, pasien tersebut harus mendapatkan pertolongan.
5. Tak Menggunakan Teknologi Yang Memadai
Tentu saja kebudayaan itu tidak statis, kecuali mungkin pada masyarakat pedalaman yang
terpencil. Hubungan antara kebudayaan dan kesehatan biasanya dipelajari pada masyarakat
yang terisolasi dimana cara-cara hidup mereka tidak berubah selama beberapa generasi,
walaupun mereka merupakan sumber data-data bilogis yang penting dan model
antropologi yang berguna, lebih penting lagi untuk memikirkan bagaimana mengubah
kebudayaan mereka itu. Dengan berkembangnya suatu masyarakat perkotaan dari
masyarakat pedesaan. Ide-ide tradisional yang turun temurun, sekarang telah di modifikasi
dengan pengalaman-pengalaman dan ilmu pengetahuan baru. Sikap terhadap penyakit pun
banyak mengalami perubahan. Kaum muda dari pedesaan meninggalkan lingkungan
mereka menuju kekota. Akibatnya tradisi budaya lama di desa makin tersisih. Meskipun
lingkungan dari masyarakat kota modern dapat di kontrol dengan tekhnologi, setiap
individu didalamnya adalah subjek dari pada tuntutan ini, tergantung dari kemampuannya
untuk beradaptasi.
Kebudayaan dan sistem pelayanan kesehatan
Program kesehatan masyarakat Sesuai dengan Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota, maka sampai tahun
2013 program pengembangan kesehatan dititik beratan pada:
1. Program peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan.
2. Peningkatan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan
paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.
3. Peningkatan dan pemeliharaan mutu, efisiensi akuntabilitas lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana prasarana dalam bidang medis,
mutu serta ketersediaan obat yang terjangkau oleh masyarakat.
4. Peningkatan hubungan kerjasama dan koordinasi antara daerah baik antar kabupaten/kota maupun
antar provinsi dengan kabupaten/kota.
5. Pengembangan Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Program Pengawasan obat dan
makanan serta pemantapan manajemen pembangunan kesehatan dengan konsep paradigma sehat secara
sinergis lintas sektor.
Tujuan Program Kesehatan Masyarakat