Anda di halaman 1dari 8

I.

TEORI HENDRIK L BLUM


Konsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan.
Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual
dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan
suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat
faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut
merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan
dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut saling
berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.
Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling
besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini
disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor
lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku
masyarakat.
Di zaman yang semakin maju seperti sekarang ini maka cara pandang kita terhadap
kesehatan juga mengalami perubahan. Apabila dahulu kita mempergunakan paradigma
sakit yakni kesehatan hanya dipandang sebagai upaya menyembuhkan orang yang sakit
dimana terjalin hubungan dokter dengan pasien (dokter dan pasien). Namun sekarang
konsep yang dipakai adalah paradigma sehat, dimana upaya kesehatan dipandang sebagai
suatu tindakan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan individu ataupun
masyarakat (SKM dan masyarakat).
Dengan demikian konsep paradigma sehat H.L. Blum memandang pola hidup sehat
seseorang secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang sehat tidak dilihat dari sudut
pandang tindakan penyembuhan penyakit melainkan upaya yang berkesinambungan dalam
menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peranan Sarjana Kesehatan
Masyarakat dalam hal ini memegang kendali dominan dibandingkan peranan dokter.
Sebab hubungan dokter dengan pasien hanya sebatas individu dengan individu tidak
secara langsung menyentuh masyarakat luas. Ditambah lagi kompetensi dalam
memanagement program lebih dikuasai lulusan SKM sehingga dalam perkembangannya
SKM menjadi ujung tombak program kesehatan di negara-negara maju.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang digunakan.
Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien sehingga terlihat
jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis dan paramedis

1
mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan karena secara
financial justru merugikan Negara. Anggaran APBN untuk pendanaan kesehatan
diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian besar digunakan untuk upaya pengobatan seperti
pembelian obat, sarana kesehatan dan pembangunan gedung. Seharusnya untuk
meningkatan derajat kesehatan kita harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya
dan selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya kesehatan
harus fokus pada upaya preventif (pencegahan) bukannya curative (pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui program
promosi dan preventif dikurangi secara signifikan. Akibat yang ditimbulkan adalah
banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, biaya obat untuk puskesmas meningkat,
pencemaran lingkungan tidak terkendali dan korupsi penggunaan askeskin. Dampak
sampingan yang terjadi tersebut dapat timbul karena kebijakan kita yang keliru.

II. KONSEP BLUM


Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga
negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi
sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan
dialamiIndonesiasebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan
malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya
banyak masyarakatkotayang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian
membuktikan wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena
wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Adaapa dengan pemerintah?.
Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang
mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga
kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling
keterkaitan berikut penjelasannya :
A. Perilaku masyarakat
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu,
juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan
sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan
penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup

2
bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga
kesehatannya. Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu
misi Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang
memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan
masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan
budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan
pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya
dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai
dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai
role model harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.

B. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku,
fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan
sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air,
udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik.
Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber
berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita.
Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara,
air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi
tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan
besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat.
namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas
padahal banyak penyakit yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam
berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan.
Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi
individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan
sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.
C. Pelayanan kesehatan

3
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang
kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat
untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan
kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat
membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya
untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama
untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat.
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti
ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat
sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang
membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat
sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan
dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya program-
program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka
banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare,
demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti
jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah
dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi
lingkungan dan kesehatannya.

D. Genetik / Keturunan (Heriditas)


Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu
menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa
ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus
meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan
memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.

4
Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa
inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun
masih banyak saja anakIndonesiayang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal
potensi alamIndonesiacukup mendukung. oleh sebab itulah program penanggulangan
kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan.
Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan
berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan
cepat dapat tertangani.
Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus
dijalankan, terutamanya daeraha yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya
rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan kms harus rutin dilakukan. Hal
ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang kondisi
obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat
menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.

III. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT


Menurut Hendrik L.Blum (1974), terdapat empat faktor utama yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu : lingkungan, perilaku manusia,
pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut saling terkait dengan
beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental,
sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan. Lingkungan mempunyai pengaruh
paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat (Gumilar, 2004). Gambar 1
menjelaskan hubungan antara faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan,
dan keturunan terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Selain itu Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan
derajat kesehatan, yaitu :
1. Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga
dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua.
2. Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari
masyarakat.
3. Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik,
kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
4. Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat untuk
melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit.
5. Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.

5
6. Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota masyarakat secara
langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
7. Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan, spesies lain,
sumber daya alam, dan ekosistem.
8. Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya, keluarga,
komunitas dan bangsanya.
9. Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat terhadap
sesamanya.
10. Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit
atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatik,
kejiwaan, dan sosial.
11. External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan
sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi.
12. Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh aspek
kehidupan dirinya sendiri.

IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN


MASYARAKAT
Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyakarat yaitu lingkungan , perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Dari bagian tersebut dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi derajat
kesehatan adalah faktor lingkungan, kemudian disusul oleh faktor perilaku pelayanan
kesehatan dan terakhir keturunan.
Uraian faktor – faktor tersebut adalah :
1. Lingkungan hidup
a. Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
b. Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi ( interaksi manusia )
c. Biologi : hewan , jasad remik, tetumbuhan.
2. Perilaku
a. Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
b. Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
a. Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
b. Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber
daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang
dibawa sejak lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental,
hipertensi, buta warna dll.

6
Upaya-upaya kesehatan masyarakat
1. Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha
untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usaha-
usaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan
adekuat sehinga kesehatan pulih.
4. Rehabilitative
Adalah nusaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai akibat
dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram pisioterafi.

V. TAXONOMI BLOOM
Taksonomi berasal dari bahasaYunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian-sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh
Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan
tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian
mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan.
Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan
fisik. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang
menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap
kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah
pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori
ke dalam keterampilan terbaiknyasehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai
produk inovasi pikirannya.
Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan
jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson

7
merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada
tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata
kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih
diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif
kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah
enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan
kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai