Pendahuluan • Komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial, ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien lanjut usia.
• Komunikasi efektif dapat mengikutsertakan
partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan sehingga membantu proses mengingat, berpengaruh terhadap ketaatan & kepuasan serta berpengaruh terhadap emosional bahkan fisik pasien lanjut usia Pengertian komunikasi terapeutik Indrawati (2003), mengemukakan bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerja
sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim terapeutik (Stuart dan Sundeen) Manfaat Komunikasi Terapeutik Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.
Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan
mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50). Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi pada Pasien lanjut usia Komunikasi pada lanjut usia dapat menjadi lebih sulit akibat dari gangguan sensori yang terkait usia dan penurunan memori
Keluarga kadang melupakan atau tidak
memperhatikan berbagai hambatan yang ada untuk tercapainya komunikasi yang efektif pada pasien lanjut usia sehingga memunculkan interpretasi yang keliru
Pasien lanjut usia sering hadir dengan masalah
yang kompleks dan beberapa keluhan utama dan waktu lebih lama Pasien lanjut usia umumnya lebih sedikit bertanya dan menunggu untuk ditanya.
Ageism lazim dijumpai pada perawatan
kesehatan dan secara tidak sengaja berperan terhadap buruknya komunikasi dengan pasien lanjut usia. Teknik Umum untuk Berkomunikasi dengan Pasien lanjut usia Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan Memastikan bahwa Pasien didengar dan dipahami Menghindari Ageism Mengenal Kultur dan Budaya Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan • Didasari pada rasa hormat kepada pasien dan memahami serta mengapresiasi setiap pasien sebagai sosok manusia yang unik
• Rasa hormat ditunjukkan dgn sapaan formal,
Pandangan mata menunjukkan apresiasi, Sentuhan lembut di tangan, lengan, atau pundak menunjukkan rasa turut prihatin dan perhatian Memastikan bahwa Pasien Didengar dan Dipahami Mempertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif antara pasien lanjut usia dan perawat.
Membiarkan pasien lanjut usia untuk berbicara
beberapa menit tentang masalahnya tanpa interupsi akan memberikan lebih banyak informasi
Berbicara pelan, jelas, dan keras tanpa berteriak,
menggunakan bahasa dan kalimat yang singkat dan sederhana. Karena pasien lanjut usia umumnya lebih sedikit bertanya dan menunggu untuk ditanya Untuk menghindarkan ageism Kenali pasien lanjut usia sebagai satu pribadi dengan riwayat dan penyelesaian yang jelas
Pendekatan ini memungkinkan anda untuk
menemui setiap pasien lanjut usia sebagai individu yang unik dengan pengalaman seumur hidup yang berharga bukan orang tua yang tidak produktif dan lemah Mengenal Kultur dan Budaya
Mengenal latar belakang kultur dan
budaya pasien akan mempengaruhi persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan perawat Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi Pada Lansia (adelman, et al 2000)
Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak”, “ibu”,
kecuali apabila sebelumnya pasien telah meminta anda untuk memanggil panggilan kesukaannya.
Hindari menggunakan istilah yang merendahkan
pasien
Pertahankan kontak mata dengan pasien
Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan
mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi Pada Lansia Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya
Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak,
menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien
Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien
Menyederhanakan atau menuliskan instruksi
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi Pada Lansia Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya pasien
Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri
kenyamanan, dan beri penerangan yang cukup saat berinteraksi.
Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di
tangan. Lengan, atau bahu.
Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.
PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK • Beberapa pasien menunjukkan defisit pendengaran dan penglihatan yang terkait denganusia, keduanya memerlukan adaptasi dalam berkomunikasi
• Penelitian mengindikasikan bahwa16% - 24%
individu berusia lebih dari 65 tahun mengalami pengurangan pendengaran yangmempengaruhi komunikasi (Crews & Campbell, 2004 ; Mitchell, 2006) PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK • Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun, jumlah gangguan sensorik meningkat menjadi lebih dari 60% (Chia et al., 2006).
• Aging/penuaan mengakibatkan penurunan
fungsi pendengaran yang dikenal sebagai presbyacussis, yang terutama berkenaan dengan suara berfrekuensi tinggi. PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK • Gangguan visual yang berhubungan dengan usia meliputi reduksi diameter pupil; lensamata menguning, yang mempersulit untuk membedakan warna dengan panjang gelombang pendek seperti lavender, biru, dan hijau; dan menurunkan elastisitas ciliary muscles, yang mengakibatkan penurunan akomodasi ketika bahan cetakan dipegang diberbagai jarak.
• Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami penyakit
mata yang menurunkan ketajaman penglihatan (mis. katarak, degenerasi macular, glaucoma, komplikasi ocular pada diabetes). PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK
• Lebih dari 15% orang tua berusia lebih dari 70
tahun melaporkan penglihatannya yang buruk,dan 22% lagi melaporkan penglihatannya hanya cukup untuk jarak tertentu (Crews & Campbell,2004).
• Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun, 30%
melaporkan penglihatannya yang terganggu (Chia et al., 2006). PASIEN DENGAN DEMENSIA
• Amerika Serikat pada tahun 2008 diprediksi
memiliki lebih kurang 5,2 juta penduduk berusia lanjut yang diantaranya menderita beberapa bentuk demensia, dan jumlahnya diprediksiakan meningkat dua kali lipat pada 30 tahun yang akan datang (Hingle & Sherry, 2009).
• Sebagai akibatnya, dokter dapat berharap untuk
menemui lebih banyak pasien demensia dan pasien tersebut datang berkunjung ke dokter ditemani oleh anggota keluarga atau perawat non formal lain (Vieder et al .,2002). PASIEN DENGAN DEMENSIA
• Pasien pada stadium awal sering mengalami
masalah untuk menemukan kata yang ingin disampaikan, pasien banyak menggunakan kata- kata yang tidak memiliki makna, seperti “hal ini”, “sesuatu”,dan “anda tahu”.
• Pada demensia parah, pasien dapat
menggunakan jargon yang tidak dapat dipahami atau bisa hanya berdiam diri (Orange & Ryan,2000). PASIEN DENGAN DEMENSIA
• Demensia memiliki efek yang merugikan pada
penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien.
• Sebagian besar pasien mengalami kehilangan
memori dan mengalami kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi.
• Sebagian pasien demensia memiliki rentang
konsentrasi yang sangat singkat dan sulit untuk tetap berada dalam satu topik tertentu (Miller, 2008). PASIEN DENGAN DEMENSIA
• Faktor yang paling kritis dalam berkomunikasi
dengan pasien demensia adalah memantapkan hubungan perawatan sesegera mungkin.
• Diatas segalanya yang paling penting adalah
merawat pasien dengan penuh martabat dan hormat.
• Ada kecenderungan untuk memperlakukan pasien
demensia seperti anak-anak atau berbicara dengan mereka sepertinya mereka adalah anak-anak. PASIEN DENGAN DEMENSIA • Harus diingat bahwa pasien demensia kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi, bukan kehilangan kepandaiannya.
• Mereka adalah orang dewasa yanghidup produktif
dan layak mendapatkan penghormatan. Pasien demensia juga sangat sensitif terhadap emosi orang lain.
• Pada umumnya pasien tersebut, lebih merespon
kepada bagaimana cara seseorang berbicara kepada mereka daripada apa yang sebetulnya dikatakan (Smith et al .,2006 ; Miller, 2008). Strategi umum tambahan untuk memperbaiki komunikasi pada lansia • Pelajari data sebelum perjanjian untuk bertemu, karena pasien lanjut usia khas memiliki berbagai masalah kesehatan yang kompleks
• Meminta pasien menceritakan keluhannya hanya
sekali untuk meminimalkan frustasi & kelelahan
• Menghindarkan jargon medis.
• Menyederhanakan dan menuliskan instruksi.
• Menggunakan diagram, model, dan gambar.
• Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih
dahulu, karena mereka umumnya lebih siap dari segi waktu Pasien dengan Defisit Sensorik Pendengaran • 16% - 24% individu berusia lebih dari 65 tahun mengalami pengurangan pendengaran yang mempengaruhi komunikasi(Crews & Campbell)
• Sedangkan pasien yang berusia diatas 80 tahun,
jumlah gangguan sensorik akan meningkat menjadi lebih dari 60%(Chia et al., 2006)
Penurunan fungsi pendengaran yang dikenal
sebagai presbyacussis Berhubungan dengan suara berfrekuensi tinggi. Suara berfrekuensi tinggi adalah suara konsonan yang berdampak pada pemahaman pasien diawal dan akhir kata Contohnya : “Mbah, obat ini diminum sehari tiga kali, pagi satu, siang satu dan malam satu saja ya”… yang terdengar “Mbah, obat ini diminum malam satu saja ya..” • Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami penyakit mata yang menurunkan ketajaman penglihatan (mis. katarak, degenerasi macular, glaucoma, komplikasi ocular pada diabetes)
• Lebih dari 15% orang tua berusia lebih
dari 70 tahun melaporkan penglihatannya yang buruk, dan 22% lagi melaporkan penglihatannya hanya cukup untuk jarak tertentu(Crews & Campbell, 2004) Pendekatan berkomunikasi pada gangguan Sensorik Pendengaran • Tataplah pasien sehingga pasien dapat membaca bibir dan anda dapat menggunakan isyarat mata
• Meminimalkan kebisingan
• Berbicara perlahan, jelas, dan dalam nada yang normal.
Berteriak akan menghambat komunikasi, mengubah nada berfrekuensi tinggi, dan mempersulit pasien untuk memahami kata-kata anda Pendekatan berkomunikasi pada gangguan Sensorik Pendengaran
• Ketika memberikan instruksi untuk medikasi, tes, atau
pengobatan, hindarkan untuk bertanya kepada pasien apakah dia mengerti .
• Orang dengan gangguan pendengaran mungkin akan
Menjawab’ya’ tanpa menyadari bahwa mereka belum mendengar apapun atau salah memahami beberapa informasi • Pendekatan yang lebih baik untuk mengecek pemahaman pasien adalah dengan meminta pasien untuk mengulang instruksi
• Perjanjian yang lebih awal umumnya lebih baik
• Jika tersedia, pengeras suara khusus diketahui
sangat memudahkan komunikasi dengan pasien yang mengalami gangguan pendengaran
• Lingkungan klinik dapat diperbaiki dengan
memperbanyak pencahayaan, menggunakan warna- warna kontras untuk membuat objek lebih jelas (mis. kerangka pintu, kursi) • Setiap bahan dengan tulisan harus dicetak paling tidak dengan huruf berukuran 14 diatas kertas berwarna
• Pasien lanjut usia biasanya meletakkan obatnya
dalam satu wadah dan tergantung pada satu warna untuk mengenalinya
• Banyak obat yang berwarna putih, biru muda, hijau
muda, yang akan terlihat berwarna abu-abu oleh mata yang telah menua
• Warna merah, oranye, dan kuning paling baik
dilihat dan dapat dipilih sebagai warna pembeda • Pasien yang mengalami kesulitan memastikan dosis insulin dapat diinstruksikan untuk menera dosis pada dasar warna merah diatas meja
• Kertas kontak berwarna merah dapat
dibalutkan pada pegangan untuk berjalan, tongkat atau tabung oksigen untuk membantu pasien lanjut usia untuk mengambilnya Pasien dengan Demensia • Demensia memiliki efek yang merugikan pada penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien
• Pasien mengalami kehilangan memori,
Kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi, Memiliki rentang konsentrasi yang sangat singkat, Sulit untuk tetap berada dalam satu topik tertentu
• Ada banyak tingkatan demensia, yang memiliki
berbagai kesulitan komunikasi Pasien dengan Demensia • Pada stadium awal sering mengalami masalah untuk menemukan kata yang ingin disampaikan
• Pada demensia parah, pasien dapat
menggunakan jargon yang tidak dapat dipahami atau bisa hanya berdiam diri • Harus diingat bahwa pasien demensia kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi, bukan kehilangan kepandaiannya.
• Mereka adalah orang dewasa yang hidup produktif dan
layak mendapatkan penghormatan.
• Pasien demensia juga sangat sensitif terhadap emosi
orang lain.
• Pada umumnya pasien tersebut, lebih merespon
kepada bagaimana cara seseorang berbicara kepada mereka daripada apa yang sebetulnya dikatakan Tehnik tambahan berkomunikasi pada Demensia • Perkenalkan diri anda
• Mengobrol sejenak, ini akan membangkitkan
memori& kilas balik, serta mengurangi ketegangan
• Isyarat tubuh yang sederhana dapat membantu
• Repetisi akan menyebabkan frustasi
• Ketika melakukan pemeriksaan fisik, lebih disukai
untuk memberikan instruksi satu persatu Pasien dengan orang ketiga (Caregiver) • Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri adalah adanya orang ketiga, berupa anggota keluarga ataucaregiver informal lainnya yang hadir sedikitnya pada sepertiga kunjungan geriatrik
• Caregiver memudahkan komunikasi antaradokter
& pasien serta mempertinggi keterlibatan pasien dalam perawatan mereka sendiri
• Penting untuk memperlakukan pasien lanjut usia
dalam konteks atau sudut pandang caregiver-nya agar didapatkan hasil terbaik bagi keduanya Pendekatan berkomunikasi • Pada kunjungan I, untuk privacy pasien, paling baik untuk menemui pasien sendirian dan kemudian meminta ijin kepada pasien untuk berbicara dengan caregiver sendirian
• Pada kunjungan berikutnya, jika disetujui pasien,
caregiver dapat bergabung dengan pasien selama perjanjian
• Ketika caregiver hadir, komunikasi menjadi
interaksi 3 arah. Maka duduklah dalam satu posisi berbentuk segitiga • Lalu berikan pertanyaan kepada pasien dan kemudian meminta masukan dari caregiver
• Penting bagi anda untuk selalu mencoba melibatkan
pasien sepenuhnya dalam semua keputusan
• Caregiver terlibat sepenuhnya pada keadaan pasien,
sehingga: Penting untuk mewaspadai tanda fisik verbal dan nonverbal atau stress emosionalcaregiver
• Pujian akan memberikan dorongan kepada pasien dan
caregiver untuk hasil yang lebih baik bagi keduanya Keuntungan membangun Komunikasi Terapeutik • Diagnosis lebih akurat