Anda di halaman 1dari 42

KOMUNIKASI DENGAN LANSIA

Christina T. Setiawan, S.Kp., M.Kes.


Pendahuluan
• Komunikasi yang baik akan sangat membantu
dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial,
ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien
lanjut usia.

• Komunikasi efektif dapat mengikutsertakan


partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan
sehingga membantu proses mengingat,
berpengaruh terhadap ketaatan & kepuasan serta
berpengaruh terhadap emosional bahkan fisik
pasien lanjut usia
Pengertian komunikasi terapeutik
 Indrawati (2003), mengemukakan bahwa
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien.

 Komunikasi terapeutik adalah hubungan kerja


sama yang ditandai dengan tukar menukar
perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman
dalam membina hubungan intim terapeutik
(Stuart dan Sundeen)
Manfaat Komunikasi Terapeutik
 Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk
mendorong dan menganjurkan kerja sama
antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien.

 Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan


mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).
Faktor Yang Mempengaruhi
Komunikasi pada Pasien lanjut usia
 Komunikasi pada lanjut usia dapat menjadi lebih
sulit akibat dari gangguan sensori yang terkait usia
dan penurunan memori

 Keluarga kadang melupakan atau tidak


memperhatikan berbagai hambatan yang ada
untuk tercapainya komunikasi yang efektif pada
pasien lanjut usia sehingga memunculkan
interpretasi yang keliru

 Pasien lanjut usia sering hadir dengan masalah


yang kompleks dan beberapa keluhan utama dan
waktu lebih lama
 Pasien lanjut usia umumnya lebih sedikit
bertanya dan menunggu untuk ditanya.

 Ageism lazim dijumpai pada perawatan


kesehatan dan secara tidak sengaja
berperan terhadap buruknya komunikasi
dengan pasien lanjut usia.
Teknik Umum untuk Berkomunikasi
dengan Pasien lanjut usia
 Menunjukkan Hormat dan Keprihatinan
 Memastikan bahwa Pasien didengar dan
dipahami
 Menghindari Ageism
 Mengenal Kultur dan Budaya
Menunjukkan Hormat dan
Keprihatinan
• Didasari pada rasa hormat kepada pasien dan
memahami serta mengapresiasi setiap pasien
sebagai sosok manusia yang unik

• Rasa hormat ditunjukkan dgn sapaan formal,


Pandangan mata menunjukkan apresiasi,
Sentuhan lembut di tangan, lengan, atau
pundak menunjukkan rasa turut prihatin dan
perhatian
Memastikan bahwa Pasien Didengar
dan Dipahami
 Mempertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa
dan mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif
antara pasien lanjut usia dan perawat.

 Membiarkan pasien lanjut usia untuk berbicara


beberapa menit tentang masalahnya tanpa interupsi
akan memberikan lebih banyak informasi

 Berbicara pelan, jelas, dan keras tanpa berteriak,


menggunakan bahasa dan kalimat yang singkat dan
sederhana. Karena pasien lanjut usia umumnya lebih
sedikit bertanya dan menunggu untuk ditanya
Untuk menghindarkan ageism
 Kenali pasien lanjut usia sebagai satu pribadi
dengan riwayat dan penyelesaian yang jelas

 Pendekatan ini memungkinkan anda untuk


menemui setiap pasien lanjut usia sebagai
individu yang unik dengan pengalaman seumur
hidup yang berharga bukan orang tua yang
tidak produktif dan lemah
Mengenal Kultur dan Budaya

 Mengenal latar belakang kultur dan


budaya pasien akan mempengaruhi
persepsi pasien terhadap kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan
perawat
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi
Pada Lansia (adelman, et al 2000)

 Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak”, “ibu”,


kecuali apabila sebelumnya pasien telah meminta
anda untuk memanggil panggilan kesukaannya.

 Hindari menggunakan istilah yang merendahkan


pasien

 Pertahankan kontak mata dengan pasien

 Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan


mendengarkan adalah kunci komunikasi efektif
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat
Berinteraksi Pada Lansia
 Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan
perasaannya

 Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak,


menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana.

 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien

 Hindari kata-kata medis yang tidak dimengerti pasien

 Menyederhanakan atau menuliskan instruksi


Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat
Berinteraksi Pada Lansia
 Mengenal dahulu kultur dan latar belakang budaya
pasien

 Mengurangi kebisingan saat berinteraksi, beri


kenyamanan, dan beri penerangan yang cukup saat
berinteraksi.

 Gunakan sentuhan lembut dengan sentuhan ringan di


tangan. Lengan, atau bahu.

 Jangan mengabaikan pasien saat berinteraksi.


 PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK
• Beberapa pasien menunjukkan defisit
pendengaran dan penglihatan yang terkait
denganusia, keduanya memerlukan adaptasi
dalam berkomunikasi

• Penelitian mengindikasikan bahwa16% - 24%


individu berusia lebih dari 65 tahun mengalami
pengurangan pendengaran yangmempengaruhi
komunikasi (Crews & Campbell, 2004 ; Mitchell,
2006)
 PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK
• Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun,
jumlah gangguan sensorik meningkat menjadi
lebih dari 60% (Chia et al., 2006).

• Aging/penuaan mengakibatkan penurunan


fungsi pendengaran yang dikenal sebagai
presbyacussis, yang terutama berkenaan
dengan suara berfrekuensi tinggi.
 PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK
• Gangguan visual yang berhubungan dengan usia
meliputi reduksi diameter pupil; lensamata menguning,
yang mempersulit untuk membedakan warna dengan
panjang gelombang pendek seperti lavender, biru, dan
hijau; dan menurunkan elastisitas ciliary muscles,
yang mengakibatkan penurunan akomodasi ketika
bahan cetakan dipegang diberbagai jarak.

• Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami penyakit


mata yang menurunkan ketajaman penglihatan (mis.
katarak, degenerasi macular, glaucoma, komplikasi
ocular pada diabetes).
 PASIEN DENGAN DEFISIT SENSORIK

• Lebih dari 15% orang tua berusia lebih dari 70


tahun melaporkan penglihatannya yang
buruk,dan 22% lagi melaporkan penglihatannya
hanya cukup untuk jarak tertentu (Crews &
Campbell,2004).

• Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun, 30%


melaporkan penglihatannya yang terganggu
(Chia et al., 2006).
 PASIEN DENGAN DEMENSIA

• Amerika Serikat pada tahun 2008 diprediksi


memiliki lebih kurang 5,2 juta penduduk berusia
lanjut yang diantaranya menderita beberapa bentuk
demensia, dan jumlahnya diprediksiakan meningkat
dua kali lipat pada 30 tahun yang akan datang
(Hingle & Sherry, 2009).

• Sebagai akibatnya, dokter dapat berharap untuk


menemui lebih banyak pasien demensia dan pasien
tersebut datang berkunjung ke dokter ditemani oleh
anggota keluarga atau perawat non formal
lain (Vieder et al .,2002).
 PASIEN DENGAN DEMENSIA

• Pasien pada stadium awal sering mengalami


masalah untuk menemukan kata yang ingin
disampaikan, pasien banyak menggunakan kata-
kata yang tidak memiliki makna, seperti “hal
ini”, “sesuatu”,dan “anda tahu”.

• Pada demensia parah, pasien dapat


menggunakan jargon yang tidak dapat dipahami
atau bisa hanya berdiam diri (Orange &
Ryan,2000).
 PASIEN DENGAN DEMENSIA

• Demensia memiliki efek yang merugikan pada


penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien.

• Sebagian besar pasien mengalami kehilangan


memori dan mengalami kesulitan mengingat
kejadian yang baru terjadi.

• Sebagian pasien demensia memiliki rentang


konsentrasi yang sangat singkat dan sulit untuk tetap
berada dalam satu topik tertentu (Miller, 2008).
 PASIEN DENGAN DEMENSIA

• Faktor yang paling kritis dalam berkomunikasi


dengan pasien demensia adalah memantapkan
hubungan perawatan sesegera mungkin.

• Diatas segalanya yang paling penting adalah


merawat pasien dengan penuh martabat dan hormat.

• Ada kecenderungan untuk memperlakukan pasien


demensia seperti anak-anak atau berbicara dengan
mereka sepertinya mereka adalah anak-anak.
 PASIEN DENGAN DEMENSIA
• Harus diingat bahwa pasien demensia kehilangan
kemampuannya untuk berkomunikasi, bukan
kehilangan kepandaiannya.

• Mereka adalah orang dewasa yanghidup produktif


dan layak mendapatkan penghormatan. Pasien
demensia juga sangat sensitif terhadap emosi orang
lain.

• Pada umumnya pasien tersebut, lebih merespon


kepada bagaimana cara seseorang berbicara
kepada mereka daripada apa yang sebetulnya
dikatakan (Smith et al .,2006 ; Miller, 2008).
Strategi umum tambahan untuk
memperbaiki komunikasi pada lansia
• Pelajari data sebelum perjanjian untuk bertemu,
karena pasien lanjut usia khas memiliki berbagai
masalah kesehatan yang kompleks

• Meminta pasien menceritakan keluhannya hanya


sekali untuk meminimalkan frustasi & kelelahan

• Menghindarkan jargon medis.

• Menyederhanakan dan menuliskan instruksi.


• Menggunakan diagram, model, dan
gambar.

• Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih


dahulu, karena mereka umumnya lebih
siap dari segi waktu
Pasien dengan Defisit Sensorik
Pendengaran
• 16% - 24% individu berusia lebih dari 65 tahun
mengalami pengurangan pendengaran yang
mempengaruhi komunikasi(Crews & Campbell)

• Sedangkan pasien yang berusia diatas 80 tahun,


jumlah gangguan sensorik akan meningkat
menjadi lebih dari 60%(Chia et al., 2006)

 Penurunan fungsi pendengaran yang dikenal


sebagai presbyacussis
 Berhubungan dengan suara berfrekuensi
tinggi.
 Suara berfrekuensi tinggi adalah suara
konsonan yang berdampak pada pemahaman
pasien diawal dan akhir kata
Contohnya :
“Mbah, obat ini diminum sehari tiga kali, pagi
satu, siang satu dan malam satu saja ya”…
yang terdengar
“Mbah, obat ini diminum malam satu saja
ya..”
• Kebanyakan pasien lanjut usia mengalami
penyakit mata yang menurunkan
ketajaman penglihatan (mis. katarak,
degenerasi macular, glaucoma, komplikasi
ocular pada diabetes)

• Lebih dari 15% orang tua berusia lebih


dari 70 tahun melaporkan penglihatannya
yang buruk, dan 22% lagi melaporkan
penglihatannya hanya cukup untuk jarak
tertentu(Crews & Campbell, 2004)
Pendekatan berkomunikasi pada
gangguan Sensorik Pendengaran
• Tataplah pasien sehingga pasien dapat membaca bibir dan
anda dapat menggunakan isyarat mata

• Meminimalkan kebisingan

• Berbicara perlahan, jelas, dan dalam nada yang normal.


Berteriak akan menghambat komunikasi,
mengubah nada berfrekuensi tinggi, dan mempersulit
pasien untuk memahami kata-kata
anda
Pendekatan berkomunikasi pada
gangguan Sensorik Pendengaran

• Ketika memberikan instruksi untuk medikasi, tes, atau


pengobatan, hindarkan untuk bertanya kepada pasien
apakah dia mengerti .

• Orang dengan gangguan pendengaran mungkin akan


Menjawab’ya’ tanpa menyadari bahwa mereka belum
mendengar apapun atau salah memahami beberapa
informasi
• Pendekatan yang lebih baik untuk mengecek
pemahaman pasien adalah dengan meminta pasien
untuk mengulang instruksi

• Perjanjian yang lebih awal umumnya lebih baik

• Jika tersedia, pengeras suara khusus diketahui


sangat memudahkan komunikasi dengan pasien
yang mengalami gangguan pendengaran

• Lingkungan klinik dapat diperbaiki dengan


memperbanyak pencahayaan, menggunakan warna-
warna kontras untuk membuat objek lebih jelas
(mis. kerangka pintu, kursi)
• Setiap bahan dengan tulisan harus dicetak paling
tidak dengan huruf berukuran 14 diatas kertas
berwarna

• Pasien lanjut usia biasanya meletakkan obatnya


dalam satu wadah dan tergantung pada satu warna
untuk mengenalinya

• Banyak obat yang berwarna putih, biru muda, hijau


muda, yang akan terlihat berwarna abu-abu oleh
mata yang telah menua

• Warna merah, oranye, dan kuning paling baik


dilihat dan dapat dipilih sebagai warna pembeda
• Pasien yang mengalami kesulitan
memastikan dosis insulin dapat
diinstruksikan untuk menera dosis pada
dasar warna merah diatas meja

• Kertas kontak berwarna merah dapat


dibalutkan pada pegangan untuk berjalan,
tongkat atau tabung oksigen untuk
membantu pasien lanjut usia untuk
mengambilnya
Pasien dengan Demensia
• Demensia memiliki efek yang merugikan pada
penerimaan dan ekspresi komunikasi pasien

• Pasien mengalami kehilangan memori,


Kesulitan mengingat kejadian yang baru
terjadi, Memiliki rentang konsentrasi yang
sangat singkat, Sulit untuk tetap berada dalam
satu topik tertentu

• Ada banyak tingkatan demensia, yang memiliki


berbagai kesulitan komunikasi
Pasien dengan Demensia
• Pada stadium awal sering mengalami
masalah untuk menemukan kata yang ingin
disampaikan

• Pada demensia parah, pasien dapat


menggunakan jargon yang tidak dapat
dipahami atau bisa hanya berdiam diri
• Harus diingat bahwa pasien demensia kehilangan
kemampuannya untuk berkomunikasi, bukan
kehilangan kepandaiannya.

• Mereka adalah orang dewasa yang hidup produktif dan


layak mendapatkan penghormatan.

• Pasien demensia juga sangat sensitif terhadap emosi


orang lain.

• Pada umumnya pasien tersebut, lebih merespon


kepada bagaimana cara seseorang berbicara kepada
mereka daripada apa yang sebetulnya dikatakan
Tehnik tambahan berkomunikasi
pada Demensia
• Perkenalkan diri anda

• Mengobrol sejenak, ini akan membangkitkan


memori& kilas balik, serta mengurangi ketegangan

• Isyarat tubuh yang sederhana dapat membantu

• Repetisi akan menyebabkan frustasi

• Ketika melakukan pemeriksaan fisik, lebih disukai


untuk memberikan instruksi satu persatu
Pasien dengan orang ketiga
(Caregiver)
• Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri
adalah adanya orang ketiga, berupa anggota
keluarga ataucaregiver informal lainnya yang hadir
sedikitnya pada sepertiga kunjungan geriatrik

• Caregiver memudahkan komunikasi antaradokter


& pasien serta mempertinggi keterlibatan pasien
dalam perawatan mereka sendiri

• Penting untuk memperlakukan pasien lanjut usia


dalam konteks atau sudut pandang caregiver-nya
agar didapatkan hasil terbaik bagi keduanya
Pendekatan berkomunikasi
• Pada kunjungan I, untuk privacy pasien, paling
baik untuk menemui pasien sendirian dan
kemudian meminta ijin kepada pasien untuk
berbicara dengan caregiver sendirian

• Pada kunjungan berikutnya, jika disetujui pasien,


caregiver dapat bergabung dengan pasien selama
perjanjian

• Ketika caregiver hadir, komunikasi menjadi


interaksi 3 arah. Maka duduklah dalam satu posisi
berbentuk segitiga
• Lalu berikan pertanyaan kepada pasien dan kemudian
meminta masukan dari caregiver

• Penting bagi anda untuk selalu mencoba melibatkan


pasien sepenuhnya dalam semua keputusan

• Caregiver terlibat sepenuhnya pada keadaan pasien,


sehingga: Penting untuk mewaspadai tanda fisik
verbal dan nonverbal atau stress emosionalcaregiver

• Pujian akan memberikan dorongan kepada pasien dan


caregiver untuk hasil yang lebih baik bagi keduanya
Keuntungan membangun
Komunikasi Terapeutik
• Diagnosis lebih akurat

• Instruksi akan lebih mungkin untuk ditaati

• Meminimalisir kemungkinan melewatkan dosis atau


menghentikan obat

• Lebih memungkinkan untuk edukasi dalam


manajemen mandiri

• Penurunan biaya tes diagnostik juga dihubungkan


dengan komunikasi yang baik
TERIMA KASIH ……

Anda mungkin juga menyukai