A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku yang secara klinis
bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan
menimbulkan gangguan pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak
normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun mental yang meliputi
gangguan jiwa dan sakit jiwa. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa
masih mengetahui dan merasakan kesulitannya, serta kepribadiannya tidak
jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan.Sedangkan orang
yang terkena sakit jiwa tidak memahamai kesulitannya, kepribadiannya dari
segi tanggapan, perasaan, dan dorongan motivasi sangat terganggu. Orang
tersebut hidup jauh dalam alam kenyataan. (Keliat, 2011)
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan
1
2
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan
jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) ada sekitar
450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan
setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental, dan
masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi
gangguan jiwa dari tahun ketahun di berbagai Negara. Gangguan jiwa mencapai
13% dari penyakit dunia, dibandingkan TBC (7,2%), kanker (5,8%) , jantung (4,4%),
maupun malaria (2,6%). Masalah gangguan jiwa terus meingkat jika tidak dilakukan
juta penduduk Amerika dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah
tersebut 6.5 juta mengalami disabilitas akibat gangguan jiwa yang berat dan 4 juta
memperkirakan ada sekitar 450 juta orang didunia yang mengalami gangguan
berkaitan dengan alasan pasien yang datang kepusat pelayanan kesehatan dasar
diberbagai negara menunjukkan gejala gangguan jiwa atau sebesar 20-30% pasien
wilayah Asia tenggara. Berdasarkan dari World Health Organization, hampir satu
pertiga dari
3
dalam pasal 149 ayat (2) mengatakan bahwa pemerintah dan masyrakat wajib
Sumber : Rekam Medik Rumah Sakit jiwa Propinsi kalimantan Barat, 2016
tentang defisit perawatan diri karena peneliti merasa perlu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien defisit perawatan diri sebab jika tidak dilakukan asuhan
halusinasi dan akhirnya dapat mengakibatkan resiko harga diri rendah kronis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan bagi penulis mampu:
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi peneliti
Selain menambah wawasan, peneliti juga dapat
mengembangkan dan menerapkan Asuhan Keperawatan
pada Pasien skizofrenia dengan halusinasi pendengaran .
7
1. Definisi
2. Etiologi
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2010: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
2. Faktor presipitasi
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
e. Budaya
Menurut Depkes (2010: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) Gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
4. Proses Terjadinya
Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah:
a. Data subyektif
1). Pasien merasa lemah
2). Malas untuk beraktivitas
3). Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
1). Rambut kotor, acak – acakan
2). Badan dan pakaian kotor dan bau
3). Mulut dan gigi bau.
4). Kulit kusam dan kotor
5). Kuku panjang dan tidak terawat
11
Adaptif Maladaptif
stress
6. Fase
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga
merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal
hubungan positif dengan orang lain yang melibatkan diri dalam situasi yang
8. Perilaku
Perilaku klien tidak yakin dengan apa yang diharapkan jika perilaku
klien tidak lazim atau tidak dapat diperkirakan keluarga. Juga dapat merasa
9. Penatalaksanaan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
13
1. Pengkajian
c. Faktor Predisposisi
1) Pada umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu.
d. Pemeriksaan Fisik
e. Aspek Psikososial
f. Status Mental
1) Penampilan: penampilan klien tidak rapi, misalnya rambut acak–
acakan, kancing baju tidak tepat, dan baju tidak pernah diganti.
15
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola
respon klien baik aktual atau potensial (Stuart dan Sudden, 2005).Rumusan
berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat
secara ilmiah. Rumusan PES sama dengan PE hanya ditambah symtom (S)
etiologi pada diagnosa yang baru, demikian seterusnya. Hal ini dapat
Pohon masalah
Gambar 2.2 Pohon Masalah
Pohon masalah
Perawatan diri kurang : higiene
No Perencanaan Intervensi
Dx Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi
1. Defisit Perawatan diri TUM : Pasien dapat Ekspresi wajah 1. Sapa klien
pertemuan
2. Jujur dan
menempati janji
3. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
4. Beri perhatian
pada
pemenuhan
kebutuhan dasar
klien
1. Mengidentifikasi Klien dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan
kebersihan diri kebersihan dirinya klien tentang
klien kebersihan diri
dan tandanya
2. Beri kesempatan
klien untuk
19
menjawab
pertanyaan
3. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
klien menjawab
pertanyaan
2. Menjelaskan Klien dapat memahami 1. Menjelaskan
pentingnya pentingnya kebersihan diri pentingnya
kebersihan diri kebersihan diri
2. Meminta klien
menjelaskan
kembali
pentingnya
kebersihan diri
3. Diskusikan
dengan klien
tentang
kebersihan diri
4. Beri penguatan
positif atas
jawabannya
3.Menjelaskan Klien dapat menyebutkan 1. Menjelaskan alat
peralatan yang dan dapat yang dibutuhkan
digunakan untuk mendemonstrasikan dan cara
menjaga kebersihan dengan alat kebersihan membersihkan
diri dan cara diri
melakukan 2. Memperagakan
kebersihan diri cara
membersihkan
diri dan
mempergunakan
alat untuk
membersihkan
diri
20
3. Meminta klien
untuk
memperagakan
ulang alat dan
cara kebersihan
diri
4. Beri pujian
positif terhadap
klien
4. Menjelaskan cara Klien dapat mengerti cara 1. Menjelaskan cara
klien untuk
bertanya dan
mendemonstrasi
benar benar
2. Beri kesempatan
klien untuk
bertanya dan
mendemonstrasi
dirasakan tentang
pengertian tanda
perawatan diri,
dan jenis defisit
perawatan
keluarga dalam
merawat pasien
diri yang dialami
pasien beserta
proses terjadinya
22
2. Menjelaskan
kepada keluarga
cara – cara
merawat pasien
defisit perawatan
diri
3. Beri kesempatan
keluaraga untuk
bertanya
4. Beri pujian
positif
terhadap
keluarga
2. Menarik Diri TUM: 1) Klien dapat a. Beri kesempatan
Pasien dapat mengungkapkan untuk
berinteraksi dengan perasaannya mengukapkan
orang lain TUK: 2)Klien dapat perasaan nya
1. Mengidentifikasi mengungkapkan b. Bantu klien
penyebab isolasi penyebab isolasi sosial dapat
sosial klien : menarik diri mengukapkan
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi
keuntungan 1) Diharapkan klien sosial
berinteraksi dan mampu menyebutkan c. Klien mampu
kerugian tidak keuntungan meyebutkan
berinteraksi berhubungan sosial dan Keuntungan
dengan orang lain kerugian menarik diri berhubungan
- Banyak teman sosial dan
- Tidak kesepian kerugian
- Bisa berdiskusi menarik diri.
- Saling menolong Tanyakan pada
Kerugian menarik diri, klien tentang :
misal: - Manfaat
- Sendiri hubungan sosial
- Kesepian - Kerugian
- Tidak bisa diskusi menarik diri.
23
berkenalan
dengan
kelompok “
selamat pagi
temen 2 “ nama
saya perawat
fajar
c) Beri
reinforcement
positif atas
tindakan klien
yang benar
a. Mendiskusikan 1) Keluarga dapat : a) Bina hubungan
masalah yang - Menjelaskan perasaan saling percaya
dirasakan keluarga nya dengan keluarga
dalam merawat - Menjelaskan cara - Saling berkenalan
klien merawat klien menarik - Jelaskan tujuan
b. Menjelas kan diri - Buat kontrak
pengertian menarik - Mendemonstrasikan - Ekplorasi
diri, tanda dan cara perawatan klien perasaan
gejala serta proses menarik diri keluarga klien
terjadinya - Berpartisipasi dalam b) Motivasi
c. Menjelaskan cara perawatan klien keluarga klien
merawat klien menarik diri untuk
isolasi sosial 1) Keluarga mengerti dan menyetujui dan
menarik diri Menyebutkan kembali mengikuti
pengertian, tanda dan kontrak
gejala, dan proses c) Diskusikan
terjadinya isolasi sosial dengan keluarga
: Menarik diri klien tentang : 18
c. Menjelas kan
cara merawat
klien isolasi
sosial : menarik
diri meyebutkan
25
kembali
pengertian, tanda
isolasi sosial :
menarik diri.
- Isolasi sosial :
menarik diri
- Penyebab
isolasi
sosial
- Akibat yang
akan terjadi
jika
isolasi sosial :
menarik diri
tidak di tangani
-
Cara keluarga
menghadapi
isolasi sosial :
menarik diri
d) Dorong anggota
keluarga untuk
mengikuti cara
merawat klien
isolasi sosial :
menarik diri
e) Beri
reinforcement
positif pada
keluarga
26
- Gangguan
pemeliharaan
kesehatan
- Penyebab
gangguan
pemeliharaan
kesehatan
- Akibat yang
akan terjadi
jika gangguan
pemeliharaan
kesehatan
tidak ditangani
4. Dorong anggota
keluarga untuk
mengikuti cara
merawat klien
gangguan
pemeliharaan
kesehatan
5. Beri
reinforcement
positif pada
keluarga
29
30
No Diagnosa Perencanaan Rasional
dengan
Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara
membersihkan tempat
Sumber:Rusdi,2009
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah : inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
5. Evaluasi
6. Dokumentasi Keperawatan
Adalah kegiatan pendokumentasian keperawatan mencakup rencana
dalam kurun waktu tertentu, secara jelas, lengkap dan objektif. Hal ini
kasus. Adapun tujuan peniliti menggunakan pendekatan studi kasus adalah untuk
menjelaskan dan memahami objek yang diteliti secara khusus sebagai suatu kasus.
Selain itu penggunaan penelitian studi kasus tidak sekedar untuk menjelaskan
seperti apa objek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan
mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan menggunakan penelitian studi kasus
dengan Defisit perawatan diri secara menyeluruh dan mendalam mulai dari
B. Partisipan
1. Partisipan
Jumlah Kasus:
Jumlah kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 2 orang pasien
tercapai saturasi data atau tidak ditemukan lagi data yang baru.
35
sekunder tentang kasus yang sedang diteliti meliputi catatan medik (medical
E. Prosedur Penelitian
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini data yang diteliti berupa data tulisan yang
pengkajian berisi item-item yang harus diisi dari apa yang didapatkan
G. Etik Penelitian
H. Analisa Data
kualitatif. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yakni proses
I. Jadwal Penelitian
Bulan
proposal
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
5 Pelaksanaan
penelitian
6 Pengolahan data,
analisis dan
penyusunan laporan
7 Seminar hasil
8 Revisi
9 Penyelesaian data