3. Bonus Demografi
Populasi Indonesia merupakan populasi ke-4 terbesar di dunia, yang banyak didominasi oleh usia
muda dan masyarakat ekonomi kelas menengah. Bonus demografi ini menjadi kekuatan untuk
Indonesia untuk bersaing di kancah global. Sayangnya, bonus demografi ini tak dibarengi dengan
pelayanan kesehatan yang baik. Anak muda dan masyarakat yang dianggap mampu memajukan
Indonesia justru jadi tak terlindungi karena tidak ada pelayanan kesehatan yang baik. "Itu (bonus
demografi) bisa menjadi pemasalahan. Kalau hanya besar, tapi sistem kesehatan enggak mumpuni,
bagaimana? Apalagi sekarang usia muda sudah banyak yang kena penyakit berat, ini akan jadi beban
biaya kalau sistem kesehatannya enggak baik," pungkas dia.
4. Negara Kepulauan
Menjadi negara kepulauan, memang sangat berpengaruh besar terhadap potensi ekspor Sumber
Daya Alam (SDA) Indonesia. Indonesia terkenal dengan beragam SDA dan keindahan alam yang
mampu menarik wisatawan berkunjung. Di sisi lain, distribusi pangan dan distribusi kesehatan
banyak terkendala karena tidak bisa ditempuh hanya dengan jalur darat. "Apalagi secara bisnis,
rumah sakit swasta tidak serta merta ingin membangun cabangnya di tempat terpencil. Akhirnya
investor maunya investasi di daerah-daerah yang punya impact banyak sehingga ada disparitas di
sini. Ini memang susah karena luas sekali, pemerintah pun saat ini sulit menemukan cara yang bagus
bagaimana," ungkap Luthfi.
5. Pelayanan Rendah
Luthfi menilai, tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia relatif rendah. Ini tercermin dari kendala
masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di beberapa rumah sakit. Pasien yang menderita
penyakit berat diminta menanti pelayanan hingga 1 bulan lamanya di rumah. "Prosesnya itu sendiri
masih belum membantu. Sampai hari ini masih kita lihat antrian panjang di beberapa rumah sakit.
Mereka, pasien yang menderita penyakit berat, harus menunggu 1 bulan di rumah, hal-hal tersebut
yang mesti kita sikapi dengan baik," ucap Luthfi.