Oleh:
KELOMPOK 1
YUSRA (202208010)
KELAS A
ITKESMU SIDRAP
Rappang,18 Sep. 22
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMABAHASAN 4
DAFTAR PUSTAKA 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah ini kami tujukan untuk masyarakat umum khususnya di kalangan remaja,
pelajar dan generasi muda yang tidak lain adalah sebagai generasi penerus bangsa agar kita
semua memahami konsep manusia dalam dunia islam serta memahami tanggung jawab
manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Kajian tentang manusia telah
banyak dilakukan para ahli, yang selanjutnya dikaitkan dengan berbagai kegiatan, seperti
politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama dan lain sebagainya. Hal tersebut
dilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku), juga sebagai objek (sasaran) dari
berbagai kegiatan tersebut, dari pemikiran ini selanjutnya memunculkan banyak sebutan atau
predikat untuk manusia yang dikemukakan para ahli filsafat, misalnya; homo sapiens,
(makhluk yang mempunyai budi pekerti/berakal), animal rational atau hayawan nathiq
(binatang yang dapat berpikir), homo laquen (makhluk yang pandai menciptakan bahasa),
zoon politicoi (makhluk yang pandai bekerja sama), homo economicus (makhluk yang tunduk
dididik/educable), serta homo faber (makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk baru).
Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua
dimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan
sebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan
bangkit kembali pada hari kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yang
4
mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29). Bahkan manusia adalah satu-
satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-Qur’an, terbukti dengan begitu
banyaknya ayat al-Qur an yang membicarakan hal ikhwal manusia dalam berbagai aspek-‟
nya, termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-Qur’an untuk menyebut manusia,
setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan Al-Qur’an untuk merujuk kepada arti
manusia, yaitu insan atau ins atau al-nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam atau
durriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak pernah tuntas.
Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak pernah
selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah mencetuskan pengertian
manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat tentang
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini ingin mengingatkan kembali
kepada para pembaca mengenai eksistensi dan manusia dalam pandangan islam serta
tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
B. Tujuan Penulisan
6. Dapat memberikan pemahaman mengenai tentang kelebihan manusia atas makhluk lain
C. Ruang Lingkup
5
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup aspek tentang hakekat manusia
dalam pandangan islam.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode pustaka yaitu berupa mencari dan mengumpulkan beberapa sumber dari internet
maupun buku yang mengenai informasi seputar konsep manusia dalam pandangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT,
memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. Adapun
implikasi konsep Islam tentang hakekat manusia dan hubungannya dengan pendidikan Islam adalah:
Pertama, Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan antara qalbiyah dan
aqliyah untuk dapat menghasilkan manusia intelektual dan berakhlak. Kedua, pendidikan Islam harus
berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal, sehingga dapat
diwujudkan bermuatan hard skill dan soft skill. Ketiga, pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang
kondusif bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami. Keempat, konsep hakekat
manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya diakomodasikan dalam
perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan kewahyuan, empirik keilmuan dan
rasional filosofis. Kelima, proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam pribadi seseorang harus dapat
dipadukan melalui peran individu maupun orang lain (guru), sehingga dapat meperkuat terwujudnya
kesatuan pola dan kesatuan tujuan menuju terbentuknya mentalitas insan kamil. Pemikiran tentang
hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman modern ini juga belum berakhir dan tak
akan berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari berbagai sudut pandang, ada yang
memandang manusia dari sudut pandang budaya disebut Antropologi Budaya, ada juga
yang memandang dari segi hakikatnya disebut Antropologi Filsafat. Memikirkan dan
membicarakan mengenai hakikat manusia inilah, yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya
6
berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia
yaitu apa, bagaimana, dan kemana manusia itu nantinya.
Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang mendasari yaitu :
1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau materi.
Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia adalah
unsur dari alam maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah
roh, begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada
roh di dunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini menganggap
bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani.
Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung satu sama
lain. Jadi badan tidak berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam
perwujudannya manusia itu ada dua, jasad dan roh, yang keduanya berintegrasi membentuk
yang disebut manusia.
4. Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini
memandang manusia tidak dari sudut zat atau serba roh atau dualisme, tetapi
memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia itu
sendiri di dunia ini.
Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hakikat manusia
yang sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi keberadaanya di dunia ini sebagai
manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan dalam Islam sendiri, hakikat
manusia didasarkan pada apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui
pengenalan asal kejadian manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu
keberadaan yang mendasari diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengatur
bumi (Khalifah) yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman.
Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin
7
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan makna
bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah pihak yang
ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya. Manusia tidak mempunya
peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan
manusia itu merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya manusia tidak ikut
menentukan atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanya
manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
2) Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia ada
untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah muncul
segala bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3) Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya kebebasan
manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan melalui kebebasan
itulah muncul berbagai kegiatan.
4) Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada kesadaran
untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalam
Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan manusia dalam islam sebagai
Dari zaman dahulu hingga pada saat ini masih banyak para peneliti yang masih
mempertanyakan tentang asal usul dari manusia yang diciptakanoleh allah di atas bumi ini,hingga
pada saat ini sudah ada beberapa versi mengenai hal tersebut. Dan sekarang saya akan mencoba
8
menjelaskan asal usul manusia menurut Al-Qur’an Diantara sekian banyak penemuan yang sudah
didapatkan oleh para peneliti dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari
semakin canggih,akan tetapi masih ada satu permasalahan yang hingga detik ini masih belum
mampu ada jawaban dari manusia secara tepat dan benar,dan masalah itu adalah asal usul dari
adanya manusia.
Menurut kitab suci Al-Qur’an pada surat AL-HIJR (15),28-29,asal usul manusia adalah ketika
ALLAH berfirman ; dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat;”sesungguhnya aku
akan menciptakan seseorang dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi
bentuk,maka apabila aku telah menyempurnakan kejadianya,danb telah meniupkan kedalamnya ruh
ciptanku maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
Ungkapan ilmiah dari Al-Qur’andan hadist 15 abad islam telah menjadi bahan penelitian bgi
para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ dan jasad manusia.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa adam diciptakan oleh allah oleh tanah yang kering
kemudian dibentuk yang sebaik-baiknya,setelah sempurna maka allah mentiupkan ruh kepadanya
maka dia menjadi hidup.
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh allah di dunia ini selalu dengan keadaan
berpasang-pasangan,demikian pula halnya dengan manusia,allah berkehendak menciptakan lawan
jenis untuk di jadikanteman hidu atau biaa disebut dengan istri
Kejadian manuia ketiga adalah kejadian semua keturunan adam dan hawa kecuali Nabi Isa
a.s dalam proses ini dapat dilihat menurut Al-Qur’andan Al-hadist dan dapat juga ditinjau secara
medis
Dari penyajian diatas dapat disimpulkan bahwa asal usul manusia menurut Al-Qur’an adalah
manusiaitu berasal dari sariu pati tanah yang berasal dari lumpur hitam dan setelah itu
9
dibentuk ,dan dalam penciptaanya terdapat tiga proses bagaimana manusia dimuka bumi ini,dan
semua itu sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an
C. Potensi-Potensi Manusia
Manusia menurut agama Islam adalah makhluk Allah yang berpotensi. Di dalam al-Quran
ada tiga kata yang digunakan untuk menunjuk kepada manusia, kata yang digunakan adalah bashar,
insan atau nas dan bani adam. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), ruhani (spiritual), dan akal
(mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan
memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu
tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya. Secara
umum, macam-macam potensi manusia terdiri dari (1) Potensi fisik, merupakan organ fisik manusia
yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup. (2) Potensi mental intelektual (intelectual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada
pada otak manusia (terutama otak belahan kiri). (3) Potensi sosial emosional (emotional quotient),
merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak belahan kanan). (4)
Potensi mental spiritual (spiritual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada
bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar (bukan hanya
mengetahui nilai, tetapi menemukan nilai). (5) Potensi ketangguhan (adversity quotient), merupakan
potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan
keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi. Potensi-potensi tersebut, pada dasarnya masih
merupakan kemampuan yang belum terwujud secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan hal lain
agar potensi tersebut dapat didayagunakan, tentu saja manusia mesti memiliki ambisi. Ambisi inilah
yang mendorong orang untuk berusaha meraih keinginannya. Tanpa ambisi, orang hanya akan
merasa puas dengan kondisi yang dimilikinya sekarang, tidak ada keinginan untuk mengubahnya
menjadi lebih baik
Ada 9 fakta kelemahan manusia disebutkan dalam Al Quran. Secara kodrati manusia
memiliki kelemahan (QS an-Nisa [4]: 28). Kelemahan manusia yang disebutkan dalam Al Quran
bermacam-macam.
10
1. Manusia itu suka membantah:Hal ini terungkap dalam Al Quran surat Al-kahfi ayat 54 :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-
macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.”
2. Manusia itu bersifat lemah:Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 28 :“Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”
3. Manusia itu zalim dan bodoh :Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Ahzab ayat 72 :
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka
semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
4. Manusia itu kikir:Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Isra’ ayat 100 :“Katakanlah:
‘Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya
perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya’. Dan adalah manusia itu sangat
kikir.”
5. Mencintai kehidupan dunia:Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 20 :
“Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia.”
6. Manusia suka melampaui batas:Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Alaq ayat 6 :
“Ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.”
7. Manusia kadang malas berbuat baik:Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Ma’arij
ayat 21 :“Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.”
8. Manusia senang berkeluh kesah dan gelisah :Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-
Ma’arij ayat 19 :“Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir.”
9. Manusia sering tergesa-gesa:Hal ini terungkap dalam Al Qur’an surat Al-Anbiya ayat 37 :
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-
tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”
Ada banyak sifat manusia yang digambarkan dalam Alquran. Penggambaran sifat-sifat ini
akan membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehingga menjadi manusia yang dicintai Allah SWT.
Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut:
11
Pertama, manusia itu lemah. “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan
manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
Kedua, manusia itu gampang terperdaya “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)
Ketiga, manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)
Keempat, manusia itu penakut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)
Keenam, manusia itu tergesa-gesa. "Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia
mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)
Ketujuh, manusia itu suka membantah. “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba
ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)
Kedelapan, manusia itu suka berlebih-lebihan. “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia
berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah
berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang
yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)
Kesembilan, manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia
memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan
memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa
(kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi
Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan
12
kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar :
8)
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi
putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan
membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus
asa” (al-Isra’ 83)
Keduabelas, manusia itu suka kufur nikmat. Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-
hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar
yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S.
al-’Aadiyaat : 6)
Ketigabelas, manusia itu zalim dan bodoh. “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya
manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)
Keempatbelas, manusia itu suka menuruti prasangkanya. “Dan kebanyakan mereka tidak
mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk
mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus
36)
13
ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al
Hadid 72)
Dengan akal itulah manusia berbeda dengan makhluk Allah lainnya.dengan akal manusia
menjadi mulia,karena manusia mampu berfikir.
Manusia dapat membuat suatu produk yang dapat di kembangkan sesuai akalnya.
Dengan Hati itulah manusia mampu menyimpan Rahasia orang lain,dan perasaan diri
sendiri,dapat menyimpan rasa sedih maupun senang.
14
G.manusia mampu berbicara.
PENUTUP
A. Simpulan
15
Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di ciptakannya manusia
di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam saja, tetapi manusia dituntut untuk selalu
berperan aktif untuk berbuat kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita juga harus menjadi individu
yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Manusia bukanlah makhluk yang sempurna,
masih banyak kekurangan yang melekat dalam diri manusia. Salah satu contohnya adalah
kurangnya pemahaman manusia tentang agama, oleh karena itu manusia dianjurkan untuk
saling menghormati dan mengasihi satu sama lain karena kita diciptakan tanpa adanya
perbedaan. Selain itu, sebagai seorang manusia kita harus mematuhi aturan yang ada.
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang manusia kita harus
menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling tolong
menolong dalam kebaikan antar sesama. Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah
ini sangat dianjurkan untuk dilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia tentang
pengetahuan Agama. Selain itu,makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk
menggali lebih dalam Hakikat Manusia menurut Islam
Daftar Pustaka
16
http://ejournal.unis.ac.id/index.php/ISLAMIKA/article/view/153 (c)
https://www.kompasiana.com/amp/husniatun/58c66ccf5b7b612909a4af6c/asal-usul-manusia-
menurut-alquran (b)
https://www.obsessionnews.com/inilah-kelemahan-manusia-yang-disebut-dalam-al-quran/ (d)
https://m.republika.co.id/berita/ner00l/ini-15-sifat-manusia-dalam-alquran (e)
https://www.kompasiana.com/izzatulfitri2284/61908b1ec26b776aa709e063/kelebihan-manusia-di-
banding-dengan-makhluk-lainnya?page=2&page_images=1 (f)
https://www.researchgate.net/publication/335825647_Hakikat_Manusia_Menurut_Islam (a)
17