Oleh
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “Manusia dalam Pandangan Islam“. Isi
makalah ini sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca
untuk memperdalam ilmu agama. Saya berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari - hari.
Makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, serta
ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada semua pihak atas kerjasamanya
dalam pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari
pengetahuan dan pengalaman saya masih sangat terbatas. Oleh karena itu, saya
mohon maaf jika ada kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja telah
dilakukan dan saya juga sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Bab II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Hakikat Manusia..........................................................................................3
B. Eksistensi dan Martabat Manusia...............................................................10
C. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah..........12
A. Simpulan......................................................................................................14
B. Saran ...........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Islam, manusia adalah salah satu makhluk yang mendapat perhatian
besar dari Al - Qur’an, banyak sekali ayat Al - Quran yang di dalamnya dijumpai
tentang penjelasan mengenai manusia. Manusia merupakan makhluk Allah yang
penciptaannya bukan secara kebetulan. Manusia adalah mahluk yang mempunyai
persifatan yang beragam, namun manusia adalah mahluk yang mempunyai
kelebihan di atas mahkluk yang lain. Al - Quran secara tegas mengatakan bahwa
peran utama manusia adalah sebagai hamba (‘abdul llah) sekaligus kholifatul
ardhi yang akan mengelola bumi.
Oleh karena itu, melalui makalah ini saya ingin mengingatkan kembali
kepada para pembaca mengenai hakikat manusia dalam pandangan islam serta
tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
B. Tujuan Penulisan
1. Dapat memberikan pemahaman mengenai hakikat manusia dalam
pandangan Islam.
2. Dapat memberikan pemahaman mengenai eksistensi dan martabat manusia
dalam pandangan Islam.
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini mencakup aspek tentang hakikat
manusia, eksistensi dan martabat manusia serta tanggung jawab manusia sebagai
hamba Allah dan khalifah di muka bumi.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dengan
menggunakan metode pustaka yaitu berupa mencari dan mengumpulkan beberapa
sumber jurnal dari internet maupun buku yang mengenai manusia dalam
pandangan islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar - benarnya atau asal
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu
atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah
inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Di kalangan tasawuf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata - kata diri mencari
sebenar - benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh,
nyawa, dan rahasia.1
Hakikat manusia menurut pemikiran Al - Ghazali, (dalam Nasution, 2002:71)
mengacu pada kecenderungan tertentu dalam memahami manusia. Hakikat
mengandung makna sesuatu yang tetap, tidak berubah - ubah, yaitu identitas
idensial yang menyebabkan sesuatu menjadi dirinya sendiri dan membedakannya
dengan yang lainnya.
Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan
makna bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan adalah
pihak yang ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya.
Manusia tidak mempunya peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan
dirinya. Berikut hakikat manusia secara umum dan secara islam :
a. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Umum
Hakikat manusia menurut pandangan umum mempunyai banyak arti
karena terdapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakikat
manusia itu sendiri. Seperti perspektif filsafat yang menyimpulkan manusia
merupakan hewan berpikir karena memiliki nalar intelektual.
1
Eliana Siregar.Hakikat Manusia. Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran
Keagamaan Tajdid, Vol. 20, No. 2 ( Padang:Universitas Islam Negeri Imam bonjol
Padang,2017), h.50
3
Dalam perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk ekonomi. Perspektif sosiologi melihat bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari
manusia lainnya. Sedangkan, perspektif antropologi berpendapat manusia
adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Dan
dalam perspektif psikologi, manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.
4
Ada beberapa dimensi manusia dalam pandangan Islam, yaitu:
1. Manusia Sebagai Hamba Allah (Abd Allah)
Manusia sebagai hamba Allah, manusia wajib mengabdi dan taat
kepada Allah selaku Pencipta karena adalah hak Allah untuk disembah
dan tidak disekutukan. Bentuk pengabdian manusia sebagai hamba
Allah tidak terbatas hanya pada ucapan dan perbuatan saja,
melainkan juga harus dengan keikhlasan hati, seperti dalam
surah Adz - Dzariyat dimana Allah menjelaskan: “Tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.”
(QS: 51:56).
5
Sebagai khalifah di bumi manusia mempunyai wewenang untuk
memanfaatkan alam (bumi) ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sekaligus bertanggung jawab terhadap kelestarian alam ini.
seperti dijelaskan dalam surah Al - Baqarah disebutkan: “Makan
dan minumlah kamu dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat bencana di atas bumi.” (QS: 2 : 60).
6
Dengan kata lain manusia adalah makhluk jasmaniah yang secara
umum terikat kepada kaidah umum makhluk biologis seperti
berkembang biak, mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan,
serta memerlukan makanan untuk hidup, dan pada akhirnya
mengalami kematian. Dalam Al - Qur’an surah Al - Mu’minūn
dijelaskan: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
sari pati tanah. Lalu Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, dan segumpal
daging itu kemudian Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk berbentuk lain, maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.”(QS: 23: 12-14).2
2
Siti Khasinah.Hakikat Manusia dalam Pandangan Islam dan Barat, Jurnal
Ilmiah Didaktika Vol. XIII, No. 2 (Banda Aceh:Universitas Islam Negeri Ar-
Rainy Banda Aceh,2013), h. 302-305
7
Kemampuan ini juga membuat manusia mampu mengeksplorasi
potensi - potensi yang ada dalam dirinya melalui pendidikan untuk
mencapai kesempurnaan diri. Kemampuan menyadari diri ini pula
yang membuat manusia mampu mengembangkan aspek sosialitas di
luar dirinya sekaligus pengembangan aspek individualitas di dalam
dirinya.
2. Kemampuan Bereksistensi
8
5. Kemampuan Bertanggung Jawab
9
Manusia dalam konteks hubungan dengan Allah SWT adalah mengimani
Allah SWT serta memikirkan ciptaan - Nya untuk menambah keimanan dan
ketakwaan. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia
adalah berbuat baik terhadap sesama manusia. Terkait dengan tujuan hidup
manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
10
kelompok terkecil karena paling sedikit anggotanya. Namun, keberadaan
keluarga sangat penting karena merupakan bentuk khusus dalam kerangka
sistem sosial secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan tujuan individu
dalam keluarga adalah agar individu tersebut menemukan ketentraman,
kebahagiaan dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
Manusia diciptakan berpasang - pasangan. Oleh sebab itu, wajar bagi
manusia baik laki - laki dan perempuan membentuk keluarga.
Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan
serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota masyarakat
untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman dalam Q.S. Al - A’raf
[7:96] yang artinya“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya”.
11
Manusia sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang untuk
menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup
bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih dari itu manusia
sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi
yakni dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara
adalah menjadi warga negara yang baik di dalam lingkungan negara untuk
mewujudkan negara yang aman, nyaman serta makmur.
12
-An'am:164) dan pada hari kiamat nanti mereka datang kepada Allah
dengan sendiri - sendiri (Q.S. Maryam:95). Ini membuktikan bahwa
manusia sebagai hamba Allah memiliki kebebasan individual atas dirinya
sendiri namun tetap bertanggung jawab atas lingkungan sekitarnya.
Pengertian khalifah jika dilihat dari akar katanya berasal dari kata
khalafa, yang berarti menggantikan tempat seseorang sepeninggalnya,
karena itu khalif atau khalifah berarti seorang pengganti.
Dalam kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai khalifah fi al-
ardh menurut Ensiklopedi Islam, bahwa khalifah itu berarti wakil,
pengganti atau duta Tuhan di muka bumi; pengganti nabi Muhammad saw
dalam fungsinya sebagai kepala pemerintahan, bahkan lebih jauh khalifatu
fi al-ardh digambarkan sebagai kedudukan yang kudus, yaitu zill al-Allah
fi al-ardh (bayang - bayang Allah di permukaan bumi).
Pengertian khalifah sebagai duta atau wakil Tuhan di muka bumi
merujuk pada pengertian individual yang dapat dimiliki oleh setiap umat
manusia. Semua manusia berhak mendapat predikat yang sama, hanya saja
kualifikasi ke-khalifah-annya akan ditunjukkan oleh sejauh mana hasil
optimalisasi potensi kemanusiaan manusia tersebut.5
Ayat - ayat Al - Qur'an yang menerangkan tentang khalifah selalu
berkaitan dengan tugas-tugas dan tanggungjawab. Hal ini memberikan
suatu peringatan serta pelajaran kepada manusia sebagai khalifah agar
melihat dan memandang keadaan sebelum mereka sendiri serta apa yang
harus mereka lakukan sebagai khalifah sebab semua perbuatan yang
dilakukan akan ada pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
5
Isop Syafe'i. Hakikat Manusia Menurut Islam, Psympathic, Jurnal Ilmiah
Psikologi 2012, Vol. V, No.1 ( Bandung : Fakultas Psikologi UIN Sunan
Gunung Djati Bandung ), hal. 746-747
13
A. Simpulan
B. Saran
Dari penulisan makalah ini, kita sebagai seorang manusia harus menjadi
individu yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri oleh karena itu kita harus
saling tolong menolong dalam kebaikan antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini, diharapkan bisa
menambah wawasan manusia tentang pengetahuan Agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
14
Azka,Hafizh dkk.2019. Hakikat Manusia menurut Islam.Semarang.
Universitas Diponegoro Semarang. Tersedia pada :
https://www.researchgate.net/publication/335825647_Hakikat_Manusia_Menurut
_Islam
15