Oleh
EDO RAMADHANI
19030094
BANDAR LAMPUNG
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Tidak sedikit
hambatan yang ditemukan selama pengerjaan makalah ini, walaupun begitu
kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.Sehingga
peran serta semua pihak terutama dosen mata kuliah filsafat manusia dalam hal
kritik dan saran membangun sangatlah saya butuhkan untuk bisa membuat
makalah yang lebih baik di waktu mendatang.Besar harapan saya apabila makalah
ini dapat berguna bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta
mempelajarinya.
Penyusun
ii
Daftar isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
Daftar isi.......................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
D. Metode Penulisan...................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan.............................................................................................3
BAB II............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pengertian Manusia................................................................................................3
B. Hakekat Manusia dalam Pandangan Filsafat..........................................................5
C. Hubungan Manusia dan Filsafat............................................................................8
BAB III........................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
iii
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh tuhan yang maha esa sebagai mahluk yang
sadar, kesadaran manusia itulah dapat dilihat dari kemampuannya berfikir,
berkehendak, dan merasa. Dengan fikirannya manusia mendapatkan ilmu
pengetahuan, dengan kehendaknya menusia mengarahkan prilakunya, dan
dengan perasaannya manusia dapat mencapai ketenangan. Manusia adalah
subyek pendidikan, yang sekaligus pula sebagai objek pendidikan.Salah satu
peranannya sebagai subyek pendidikan manusia (khususnya manusia dewasa)
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pendidikan.Secara moral, manusia
berkewajiban atas perkembangan pribadi generasi penerusnya.Dalam sisi
pendidikan, manusia dewasa berfungsi sebagai pendidik yang bertanggung
jawab untuk melaksanankan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai –
nilai yang dikehendaki manusia dimana pendidikan itu berlangsung. Selain itu
sebagai objek pendidikan, manusia (khususnya anak) merupakan “sasaran”,
pembinaan yang dilakukan untuk melaksanakan suatu proses pendidikan yang
pada hakikatnya memiliki kepribadian yang sama seperti manusia dewasa.
2
Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang selalu menggunakan
pemikiran mendalam, luas, radikal (sampai keakar-akarnya), dan berpegang
pada kebijakansanaan dalam melihat suatu problem. Dengan kata lain, filsafat
selalu mencoba mencari hakikat atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.
Dalam makalah ini, saya mencoba membahas sedikit tentang hakekat manusia
dilihat dari segi filsafat (menyeluruh). Sebenarnya siapa manusia, darimana
asal manusia, dan bagaimana fungsi manusia dalam hidup ini, serta mau
kemana manusia.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud manusia?
2) Bagaimana keberadaan, tugas, peran dan,hakekat manusia?
3) Bagaimana hubungan manusia dengan filsafat?
C. Tujuan Penulisan
1) Mengetahui arti dari manusia.
2) Mengetahui keberadaan, tugas, peran dan, hakekat manusia.
3) Mengetahui hubungan manusia dengan filsafat.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, saya menggunakan metode studi pustaka,
dimana saya mendapatkan sumber dari buku dan internet yang kemudian disusun
dijabarkan kembali dengan bahasa yang sesuai kemampuan dan keterampilan diri
sendiri.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama sebagai pendahuluan yang
memiliki sub-bab lima buah yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.Yang kemudian
dilanjutkan pada bab kedua dengan berisi pembahasan yang memiliki tiga sub-bab
yaitu pengertian manusia, hakekat manusia, hubungan manusia dengan filsafat. Di
bab terakhir terdapat bab ketiga yaitu penutup yang berisikan kesimpulan dan
saran dari semua pembahasan yang telah dijelaskan dalam makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Manusia diartikan sebagai makhluk alamiah yaitu karena manusia tidak
bisa lepas dari alam.Manusia membutuhkan alam untuk hidup.Sebagai contoh,
kita memerlukan oksigen yang berasal dari alam untuk bernafas.Kita juga
menggunakan ikan, sayur mayur, dan air yang berasal dari alam untuk
melangsungkan kehidupan. Manusia memiliki insting untuk menentukan apa yang
akan dia lakukan. Sebagai contoh jika manusia merasakan lapar, otomatis manusia
itu akan mencari makanan untuk mengatasi rasa laparnya.
Dari segi antropologi terdapat tiga sudut pandang hakekat manusia, yaitu
manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila. Berikut
penjelasan dari ketiganya:
4
Disadari atau tidak menusia sering memperlihatkan dirinya
sebagai makhluk individu, seperti ketika mereka memaksakan
kehendaknya (egoisme), memecahkan masalahnya sendiri, percaya diri,
dll.Menjadi seorang individu manusia mempunyai ciri khasnya masing-
masing. Antara manusia satu dengan yang lain berbeda-beda, bahkan
orang yang kembar sekalipun, karena tidak ada manusia di dunia ini yang
benar-benar sama persis. Fisik boleh sama, tetapi kepribadian tidak.
5
c) Manusia Sebagai Makhluk Susila (Moral Being)
6
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang amat luas (komprehensif) yang
berusaha untuk memahami persoalan-persoalan yang timbul didalam
keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia.
Para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan subtensi kepada manusia
sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan manusia di bumi ini;
7
Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa Belanda, memandang manusia
sebagai Animal Educadum dan Animal Educable, yaitu manusia adalah makhluk
yang harus dididik dan dapat dididik.
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-sunguh ada itu adalah zat atau
materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka
dari itu manusia adalah zat atau materi. Manusia ialah apa yang nampak sebagai
wujudnya, terdiri atas zat (darah, daging, tulang).
Jadi, aliran ini lebih berpemahaman bahwa esensi manusia adalah lebih kepada
zat atau materinya.Manusia bergerak menggunakan organ, makan dengan tangan,
berjalan dengan kaki, dll.Semua serba zat atau meteri. Berdasar aliran ini, maka
dalam pendidikan manusia harus melalui proses mengalami atau pratek
(psikomotor).
Dalam buku lain, aliran ini diberi namaAliran Idealisme. Aliran ini
berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh, juga
hakekat manusia adalah ruh.Ruh disini bisa diartikan juga sebagai jiwa, mental,
juga rasio/akal.Karena itu, jasmani atau tubuh (materi, zat) merupakan alat jiwa
untuk melaksanakan tujuan, keinginan dan dorongan jiwa (rohani, spirit, ratio)
manusia.
Jadi, aliran ini beranggapan bahwa yang menggerakkan tubuh itu adalah ruh
atau jiwa. Tanpa ruh atau jiwa maka jasmani, raga atau fisik manusia akan mati,
sia-sia dan tidak berdaya sama sekali. Dalam pendidikan, maka tidak hanya aspek
pengalaman saja yang diutamakan, faktor dalam seperti potensi bawaan
(intelegensi, rasio, kemauan dan perasaan) memerlukan perhatian juga.
c) Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakekatnya terdiri dari dua
substansi, yaitu jasmani dan rohani. Aliran ini melihat realita semesta sebagai
sintesa kedua kategori animate dan inanimate, makhluk hidup dan benda mati.
Demikian pula manusia merupakan kesatuan rohani dan jasmani, jiwa dan raga.
8
Misalnya ada persoalan: dimana letaknya mind (jiwa, rasio) dalam pribadi
manusia. Mungkin jawaban umum akan menyatakan bahwa ratio itu terletak pada
otak. Akan tetapi akan timbul problem, bagaiman mungkin suatu immaterial
entity (sesuatu yang non-meterial) yang tiada membutuhkan ruang, dapat
ditempatkan pada suatu materi (tubuh jasmani) yang berada pada ruang wadah
tertentu.
Jadi, aliran ini meyakini bahwa sesungguhnya manusia tidak dapat dipisahkan
antara zat/raga dan ruh/jiwa.Karena pada hakekatnya keduanya tidak dapat
dipisahkan.Masing-masing memiliki peranan yang sama-sama sangat vital. Jiwa
tanpa ruh ia akan mati, ruh tanpa jiwa ia tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam
pendidikan pun, harus memaksimalkan kedua unsur ini, tidak hanya salah satu
saja karena keduanya sangat penting.
d) Aliran Eksistensialisme
9
Filsafat bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya untuk
memenuhi hasrat keingintahuan manusia, tetapi filsafat mempunyai fungsi
dalam kehidupan manusia. Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan
filsafat, yaitu bahwa :
Peran filsafat dalam kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir manusia
yang yang bijaksana, arif dalam menjalani suatu kehidupan.Sesuai dengan
pengertiannya dari segi etimologi. Filsafat akan mengajarkan dan melatih manusia
untuk bersikap yang bijaksana dalam hidup. Terkadang dengan
berfikirfilsafat,seseorang akan mempunyai suatu filsafat hidup atau pandangan
ataupedoman hidup yang baik.Oleh karena itu erat sekali hubungan antara keberadaan
manusia, filsafat danpendidikan dalam proses kehidupan manusia di dunia ini.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia dan Filsafat mempunyai kaitan yang cukup erat dalam suatu
kehidupan. Manusia memiliki akal pikiran dan berbagai kebutuhan untuk suatu
hal yang diinginkan yang akan melahirkan suati pemikiran filsafati. Filsafat
juga merupakan suatu sikap atau pandangan hidup manusia, karena filsafat
seseorang ialah keseluruhan jumlah kepercayaan atau keyakinannya, jadi setiap
manusia cenderung mempunyai suatu filsafat hidup atau pedoman
hidup.Karena filsafat satu-satunya yan telah mencapai kebenaran atau
pengetahuan. Filsafat akan memberikan alternatif mana yang paling baik untuk
dijadikan pegangan manusia.
Dalam sisi lain, dapat kita tarik dalam garis besarnya bahwa manusia
memiliki kodratnya sebagai makhluk alamiah dan di sisi lain manusia juga
sebagai makhluk social yang memiliki peranan penting dalam kehidupan
bermasyarakat termasuk dalam hal pendidikan yang memiliki pedoman dan
pegangan tersendiri. Manusia sebagai makhluk alamiah mengandung arti
bahwa manusia secara individualitas dapat belajar secara langsung maupun
tidak langsung belajar mempelajari kehidupannya sendiri dan tidak dapat lepas
juga dari alam yang ada di sekelilingnya yang seringkali dimanfaatkan untuk
kehidupannya.
11
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribs.com/manusia-dan-filsafat
https://www.acamedia.edu/_Manusia _Dan_Filsafat
13