Disusun Oleh :
Kelompok 2
Achmad Rosyadi (191810401017)
Adhelena Belinda Saputri (192210101144)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut
Islam”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Pendidikan Agama Islam di Universitas Jember. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan baik pada segi penulisan maupun materi yang kami
berikan/sampaikan, mengingat akan kurangnya pemahaman yang kami miliki. Untuk itu,
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Tim Penulis
Daftar Isi
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini dilatar belakangi oleh suatu kecenderungan untuk tidak mau
terlalu menggunakan pikiran dalam kehidupan membuat banyak orang tidak mengetahui
makna dari hidup itu sendiri. Tentunya kita perlu untuk memikirkan mengapa kita hidup,
untuk apa kita hidup,bagaimana kehidupan setelah ini. Akan sangat sia-sia hidup
seseorang jika hanya hidup untuk sekedar hidup, jika hidup hanya sekedar hidup, kera di
hutan juga bisa hidup, jika hidup hanya untuk sekedar makan, ayam juga bisa makan.
Maka kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa akan sama dengan dengan binatang
kalau seandainya manusia tidak mengetahui hakikat dari kehidupannya. (menurut: Buya
Hamka)
Hanya sedikit dari sekian banyak manusia mau menggunakan akal untuk mencari
hakikat dari kehidupannya. Memang harus diakui bahwa mencari hakikat kehidupan ini
bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk ditemukan. Sulit bagi manusia yang benar-benar
ingin menemukan arti dari kehidupannya di dunia ini. Akan tetapi ada satu cara untuk
manusia dapat menemukan dengan tidak begitu sulit apa mengenai hakikat dari
kehidupannya. Salah satunya adalah memahami agama dengan sepenuhnya.
Memahami agama dalam konteks ini bukan hanya sekedar mempelajari dan
mempraktekkan semata. Akan tetapi menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Agama islam sebagai agama rahmatan lill a’alamin atau rahmat bagi seluruh umat, telah
memberikan rincian tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri. Hal inilah yang
membuat islam bukan hanya rahmat bagi orang beragama islam saja, tetapi juga bagi
orang-orang yang belum beragama islam sekalipun. Al-Quran sebagai kitab suci umat
islam menyebutkan bahwa tujuan manusia diutus ke bumi ini adalah untuk menjadi
khalifah atau wakil tuhan untuk mengurusi bumi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat kami temukan yaitu:
1
1. Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?
2. Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia ?
3. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT ?
4. Apa sajakah hakikat manusia itu ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang kami dapatkan dari rumusan masalah yaitu
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia
2. Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia?
3. Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
SWT?
4. Untuk mengetahui Apa saja hakikat manusia itu?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau
asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau
yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang
sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan
mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.(Ahmad, 2010)
B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat
bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku
interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego). Di dalam
diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).(Ahmad,
2010)
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus
(manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang
berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Menurut aliran ini segala tingkah
laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak
disebabkan aspek. (Ahmad, 2010)
Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang
bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir. Penganut teori
kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata.
(Ahmad, 2010)
3
karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir , memutuskan,
menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi : innama anaa
basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu). Kata
basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau
lempung kering (al-hijr : 33 ; ar-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuun :
33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq : 5),
yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual
manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar :
72). Insan adalah makhluk yang menjadi dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti az-zumar : 27 walakad dlarabna
linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami buatkan bagi
manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada
semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang
tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
1) Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s”
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali
dipikiran adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin
dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat
Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s.
Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan
asal mula manusia.(Muthahhari,1990)
2) Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis
makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah
4
dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa
bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah
empat kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :
a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut
oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah,
ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan
tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan
hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis> Homo
erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa
setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
3) Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat
“cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut
manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu
diabadikan.
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis
tetap dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa
yang pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena
kesombongan tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan
masuk neraka. Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah
berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga,
5
namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi
yang menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi
dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah,
namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan,
bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah
keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk
menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal
manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam
melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi;
menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru
bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka
didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang
telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
6
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya
sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan
pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah
Allah ciptakan.
Adapun tujuan – tujuan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua yaitu tujuan hidup
vertikal dan tujuan hidup horizontal.
Tujuan Hidup vertikal : Mencari ridho Allah (QS Al- Baqoroh 207)
وف ِبا ْل ِعبَا ِد
ٌ َّللاُ َر ُء
َّ َّللاِ ۗ َو
َّ ت َ اس َم ْن يَش ِْري نَ ْف
ِ سهُ ا ْبتِ َغا َء َم ْرضَا ِ ََّو ِمنَ الن
Artinya: “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”
Ridho Allah adalah dambaan setiap muslim yang menyadari bahwa itulah harta
termahal yang pantas diperebutkan oleh manusia.Tanpa ridho Allah,hidup kita akan
hampa,kering,tidak dapat merasakan nikmat atas segala apa yang telah ada di genggaman
kita,bermacam masalah silih berganti menyertai hidup kita.Harta berlimpah,makanan
berlebih namun ketika tidak ada ridhoNya,semua menjadi hambar. Tidak tahu kemana
tujuan hidup,merasa bosan dengan keadaan, seolah hari berlalu begitu saja,begitu cepat
namun tanpa disertai dengan perubahan kebaikan hari demi hari.
Tujuan hidup horizontal yaitu Bahagia di dunia dan akhirat rahmat bagi semua manusia
dan seluruh alam ( Al anbiya’ : 107)
َس ْلنَـكَ إِالَّ َرحْ َمةً ِل ْلعَـلَ ِمين
َ َو َمآ أ َ ْر
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”. [QS. AL ANBIYA 21:107]
8
Artinya :”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya
Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak
jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah,
sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab
Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”(Al-Baqarah:30)
Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua
peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
1. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Yakni dengan mengexploitasi alam
dengan sebaik-baiknya dengan adil dan merata dengan tetap menjaga kekayaan agar
tidak punah, supaya generasi berikutnya dapat melanjutkan exploitasi itu
2. Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak
manapun (ar ri’ayah). Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara
akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari
kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat.
Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangat potensial merusak alam. Oleh
karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.
F. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3) Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai selama hidupnya.
5) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6) Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat kami dapat simpulkan bahwa Pada hakekatnya
manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, jadi manusia
merupakan makhluk yang luar biasa kompleks. Sedemikian sempurna manusia diciptakan
oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan
manusia selalu ambil bagian, sekarang maupun setelah mati. Meski dikatakan makhluk
yang sempurna ,namun manusia itu tidak sepenuhnya sepurna dalam kehidupan yang kita
jalani kita masih harus membutuhkan pertolongan atau bantuan orang laindalam
menyelesaikan masalah. Manusia tidaklah berdiri sendiri, karena manusia adalah
makhluk social sama seperti yang lain, selain itu dalam hidup manusia juga terdapat
banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu sebaiknya hakikat manusia ditumbuh
kembangkan melalui pendidikan terutama pada usia dini .Karena pada umumnya pada
saat usia dini kita dapat lebih menyerap pengetahuan atau pendidikan dari pada usia lain.
Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan , karena dengan pendidikan manusia dapat
menjadi manusia yang seutuhnya terutama pendidikan yang dikembangkan secara selaras
dan berimbang.
16
Daftar Pustaka
17