Disusun oleh :
Kelompok VI
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan inayah sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Dan
tidak lupa pula kami kirimkan sholawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad
SAW keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Semarang, 30 Maret
2021
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUHAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................8
B. Saran...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan
manusia tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk
apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang
bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan
keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan
makhluk apapun. Namun bagaimanapun keadaannya, manusia tidak
pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya. Karena
kodratnya manusia, dia akan tidak pernah puas dengan pengetahuan yang
telah ia peroleh.
Banyak upaya yang diterapkan guna memahami manusia. Dan
tidak semua upaya tersebut membuahkan hasil. Namun upaya pemahaman
manusia tetap memiliki arti penting dan harus tetap dilaksanakan. Bisa
dikatakan bahwa kualitas hidup manusia tergantung pada peningkatan
pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi mempunyai peran yang
besar dalam penanganan kemanusiaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anggapan dasar?
2. Apa pengertian manusia?
3. Bagaimana anggapan-anggapan dasar tentang manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian anggapan dasar.
2. Untuk mengetahui pengertian manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana anggapan-anggapan dasar tentang
manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Membaca buku
2. Mendengarkan berita
3. Berkunjung ke tempat obyek penelitian
4. Mengadakan abstraksi
B. Pengertian Manusia
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
cipta, 2014), Hal. 65.
2
1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta),
“mens” (Latin) yang berarti berfikir, berakal budi dan makhluk yang
berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok atau sebuah individu. Definisi manusia adalah
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dam dianugrahi-Nya akal, hati,
dan fisik. Yang membedakan antara manusia dengan hewan adalah akal.
Maka ada yang berpendapat bahwa manusia itu hewan yang berakal.
Karena dari segi fisik memang tidak ada beda dengan hewan tetapi yang
membedakannya adalah akal.
2. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
a. Ludwin Binswanger : Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk mengada, suatu kesadaran bahwa ia ada dan
mampu mempertahankan adanya di dunia.2
b. Thomas Aquinas : Manusia adalah suatu substansi yang komplit
yang terdiri dari badan dan jiwa.3
c. Marx : Manusia adalah entitas yang dapat dikenali dan diketahui.4
d. Spinoza, Ghoethe, Hegel, dan Marx : Manusia adalah makhluk
hidup yang harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya
dengan tindakan mengekspresikan kekuasaan manusiawinya yang
khusus, dan menguasai dunia dengan kekuasaannya ini. Karena
manusia yang tidak produktif adalah manusia yang reseptif dan
pasif, dia tidak ada dan mati.5
e. Betrand Russel : Manusia adalah maujud yang diciptakan dalam
keadaan bersifat mencari keuntungannya sendiri.6
2
Bagus Takwin, Psikologi Naratif Membaca Manusia Sebagai Kisah, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2007), Hal. 4.
3
Hardono Hadi, Jati Diri Manusia, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), Hal. 33.
4
Erich Fromm, Konsep Manusia Menurit Marx, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001),
Hal. 33.
5
Erich Fromm, Konsep Manusia Menurit Marx, Hal. 39.
6
Suparman Syukur, Etika Religius, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), Hal. 231.
3
f. JujunS. Suriasumantri : Manusia adalah makhluk yang
mempunyai kedudukan among (unique) di dalam ekosistem,
namun juga amat tergantung pada ekosistem itu dan ia sendiri
bahkan merupakan bagiannya.7
7
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu Dalam Prespektif, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2006), Hal. 237.
8
Kuntjojo, Psikologi Kepribadian, (Kediri: Universitas Nusantara PGRI, 2009), Hal. 22.
4
makhluk yang cenderung irasional. Sementara itu Skinner dan para behavioris
lainnya tidak begitu terikat pada anggapan dasar rasional-irasional.
3. Holisme - Elementalisme
Menurut Freud dan Maslow manusia hanya dapat dimengerti bila
dilihat dan dipelajari sebagai totalitas. Sedangkan Skinner cenderung
memenadang menausia secara elemtalisme, bahwa perilaku manusia dapat
dipelajari sebagian-sebagian. Hal demikian juga diperkuat dengan
pendapatnya bahwa kepribadian adalah sekumpulan tingkah laku yang
dipelajari.
4. Konstitusionalisme - Environmentalisme
Konstitusionalisme merupakan pandangan yang menyatakan
bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang sudah
dimiliki sejak lahir atau faktor bawaan. Sedangkan environmentalisme
menganggap bahwa kepribadian seseorang ditentukan oleh faktor-faktor
yang berasal dari lingkungannya.
5
Anggapan dasar tentang subjektivitas dan objektivitas manusia
berkenaan dengan persoalan apakah perilaku manusia ditentukan oleh
pengalaman personalnya yang subjektif atau faktor-faktor eksternal yang
objektif. Rogers, tokoh psikologi fenomenologi dan salah satu tokoh
psikologi humanistik, menyatakan bahwa dunia batin atau dunia subjektif
individu merupakan penyebab terbesar bagi terjadinya perilaku individu.
7. Proaktif - Reaktif
Pandangan proaktif-reaktif menjelaskan sumber penyebab perilaku
manusia. Apakah perilaku manusia didorong oleh faktor-faktor internal
atau faktor-faktor eksternal?
Freud dan Maslow merupakah teoris kepribadian yang menganggap bahwa
perilaku manusia bersifat proaktif, yaitu lebih banyak digerakkan oleh
faktor-faktor internalnya. Menurut Freud, perilaku manusia didorong oleh
faktor internal yang sebagian besar berasal dari alam yang tidak disadari.
Sedangkan menurut Maslow, perilaku manusia didorong oleh faktor-faktor
internal yang disadari.
8. Homeostatis - Heterostatis
Konsep homeostatis menjelaskan bahwa perilaku manusia terutama
dimotivasi oleh upaya mengurangi atau menghilangkan ketegangan yang
terjadi akibat ketidak seimbangan, misalnya lelah, lapar, ingin tahu, dst.
6
Sedangkan konsep heterostatis menjelaskan bahwa perilaku manusia
terutama dimotivasi oleh upaya menuju perkembangan dan aktualisasi diri.
Freud merupakan salah satu teoris kepribadian yang berpegang
pada konsep homeostatis. Sedangkan Maslow berpegang pada konsep
heterostatis. Sementara Skinner menolak kedua konsep motivasi tersebut.
Bagi Skinner, perilaku manusia disebabkan oleh stimulus-stimulus yang
datang dari luar dirinya dan bukan kerena motivasi.
9. Dapat diketahui - Tidak dapat diketahui
Freud berpandangan bahwa manusia dapat diketahui sepenuhnya
melalui metode ilmiah karena perilaku manusia berlangsung berdasarkan
hukum-hukum alam. Sejalan dengan pandangan Freud, Skinner
menyatakan bahwa melalui observasi-observasi yang sistematis dapat
diperoleh pengetahuan yang memadai tentang manusia.
Maslow berpandangan lain dengan Freud dan Skinner. Menurut
Maslow manusia tidak bisa diketahui sepenuhnya meskipun dengan
upaya-upaya ilmiah.9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
Koeswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung : PT. Eresco, 1991), Hal. 26.
7
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh
peneliti yang berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti di dalam
melaksanakan penelitiannya. Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan angggapan dasar adalah membaca buku, mendengarkan berita,
berkunjung ke tempat obyek penelitian dan mengadakan abstraksi.
Sedangkan manfaat dalam pembuatan anggapan dasar adalah sebagai
pijakan berfikir yang kokoh, untuk mempertegas variabel dan guna
menentukan dan merumuskan hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
8
Yogyakarta: Jalasutra.
Hadi, Hardono. 1996. Jati Diri Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Fromm, Erich. 2001. Konsep Manusia Menurit Marx. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Syukur, Suparman. 2001. Etika Religius. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
S. Suriasumantri, Jujun. 2006. Ilmu Dalam Prespektif. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Kuntjojo. 2009. Psikologi Kepribadian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.
Koeswara. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung : PT. Eresco.
.