PENDEKATAN PSIKODINAMIKA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kepemimpinan
KELOMPOK 9 :
Naufalil Asyam I 200211100224
Dertha Elfira 200211100235
Risky Putri A. S 200211100246
Alifnul Aricoba W 200211100258
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendekatan Psikodinamika?
2. Bagaimana sejarah Pendekatan Psiokodinamika?
3. Siapa tokok Pendekatan Psikodinamika?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pendekatan Psikodinamika
2. Mengetahui sejarah Pendekatan Pssikodinamika
3. Mengetahui tokoh Pendekatan Psikodinamika
D. Metodologi Penelitian
4
Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode kajian pustaka yaitu
berupa mencari dan mengumpulkan beberapa informasi dari jurnal maupun buku
sebagai referensi Pendekatan Psikodinamika
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sejarah Psikodinamika
Psikoanalisis diawali oleh tokoh Sigmund Freud (1856 – 1939). Dalam
penelitiannya Freud telah menggunakan observasi klinis. Ada beberapa perkembangan
perjalanan penyusunan teori Freud:
1. Studies Of hysteria (1895)
Fase pertama, Freud mengemukakan gejala hysteria dihasilkan dari banyak emosi yang
tertahan dan berhubungan dengan memori-memori yang menyakitkan.
2. The Interpretation Of Dream (1990) :
Fase kedua, Freud melalui penemuan “ mimpi “ yaitu bahwa kehidupan mental
menggambarkan suatu konflik yang tidak pernah berhenti antara alam sadar (conscious)
dan alam tidak sadar (unconscious).
6
3. On Narcissism (1994)
Fase ketiga, Freud menyatakan bahwa konflik utama dalam kehidupan mental seperti
suatu energi dorongan (libido), yang mana langsung mengarah untuk melindungi
semacam ego dan dorongan self-perservative (dimana perilaku individu umumnya
lebih pada tingkatannya, jadi sangat tergantung pada apa yang menjadi kebutuhan dan
potensi yang ia miliki.)
4. The metapsychological Papers (1915)
Fase keempat, Freud mengumpulkan konsep Psikologi yaitu metapsikologi, dengan
menggambarkan proses mental berupa aspek dinamika, topografi, dan ekonomi.
5. Beyond The Pleasure Principle (The Dual Instinct Theory) (1923)
Fase kelima, Freud memperluas konsep dualistik dengan meneruskan ide tentang 2
naluri manusia, yaitu libido dan agresi.
6. The Structural Theory (1923)
Fase kelima, Freud merumuskan teori struktur kepribadian manusia yaitu : Id, Ego, dan
Superego.
Tokoh Psikodinamika
a.) Sigmund Freud : Psychoanalysis
b.) Carl Gustav Jung : Analytical Psychology
c.) Alfred Adler : Individual Psychology
d.) Karen Horney : Feminist Psychology
e.) Harry Stack Sulivan : Interpersonal Psychoanalysis
C. Tokoh Psikodinamika
a. Sigmund Freud : Psychoanalysis
Mengemukakan konsep psikoanalisis : berkaitan dengan teori kepribadian,
terapi & teknik investigasi ketidaksadaran.
Dasar Teori Utama Psikoanalisis :
1. Segala tingkah laku manusia bersumber pada dorongan-dorongan yang
terletak dalam ketidaksadaran.
2. Kepribadian merupakan hasil dari apa yang terjadi pada masa kanak-kanak.
Struktur Kepribadian :
1. Id, adalah subsistem kepribadian asli dan dimiliki sejak lahir. Digerakkan
oleh libiso untuk beradaptasi secara fisiologis dan sosial untuk
7
mempertahankan diri dan spesiesnya. pusat dari naluri-naluri dan impuls-
impuls primitif, yang menjangkau ke belakang sampai ke masa silam
hewani manusia, ia bersifat hewani dan seksual, juga tak sadar.
2. Ego (defence mechanism), adalah mediator antara kehendak-kehendak id
yang liar dan kendalikendali dunia luar. Karena dalam keadaannya, ego itu
berlaku sebagai sensor terhadap keinginan-keinginan id
3. Superego, Dikembangkan dari kebudayaan dan nilai-nilai sosial dan
terbentuk karena interaksi sosial, merupakan kode moral yg sll menentang
id atau kontrol individu. Berada pada usia anak anak dan berkembang
sampai dewasa
Dinamika Kepribadian
a. Kecemasan realitas : akibat dr ketakutan menghadapi realitas disekitarnya
b. Kecemasan neurotic : kawatir tidak mampu mengatasi dan menekan
keinginan primitifnya
c. Kecemasan moral : akibat dari rasa bersalah dan ketakutan dihukum nilai
nilai yang ada pada hati nuraninya
d. Cara individu untuk menghilangkan kecemasan adalah melalui mekanisme
pertahanan diri.
Mekanisme Pertahanan Ego :
1. Represi = keinginan yg dipendam ke alam bawah sadar
2. Reaction Formation = menunjukkan sikap yg berbeda dari yg dipikirkan
3. Proyeksi = melindungi diri dengan melibatkan orang lain
4. Displacement = emosi ditahan yg kemudian dilampiaskan ke yg lain.
5. Rasionalisasi = membenarkan perilaku yg tidak benar.
6. Regresi = kembali ke tingkat yg belum matang
7. Denial = menyangkal kenyataan
Tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual Freud:
1. Oral (0 - 1 tahun), yang memiliki ciri bayi merasakan kenikmatan terbesar
pada daerah mulut. (mengunyah, menggigit dan menghisap)
2. Anal (1 – 3 tahun), kenikmatan terbesar anak terdapat di sekitar daerah
lubang anus. (buang air besar)
3. Phallic (3 – 6 tahun), kenikmatan berfokus pada kelamin, ketika anak
menemukan bahwa manipulasi diri dapat memberi kenikmatan.
8
4. Latency (6 – 12 tahun), anak menekankan semua minat pada seks dan
mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual.
5. Genital (12 – dewasa), dorongan-dorongan seks yang ada pada masa phalic
kembali berkembang, setelah dalam keadaan tenang selama masa latency.
9
keinginan hidup dengan gaya hidup yang berbeda beda. Kelima, self kreatif atau
kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku
(kekuatan pertama dan kedua adalah hereditas lingkungan). Self kreatif bersifat
padu, konsisten dan berdaulat dalam struktur kepribadian.
d. Karen Horney : Feminist Psychology
Teori ini dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama
pengalaman masa kanak-kanak, sangat besar pengaruhnya dalam membentuk
kepribadian seseorang.
Cara pokok dalam berhubungan dengan orang lain (kecenderungan neurotic):
1. Mendekati orang lain (melindungi diri dari perasaan tidak berdaya)
2. Melawan orang lain (tampil kuat dan kejam)
3. Menjauhi orang lain (membuat jarak emosi antara diri mereka dengan orang
lain)
Kebutuhan-kebutuhan neurotic
1. Kebutuhuan neurotic akan kasih saying dan penerimaan diri (the neurotic need
for affection and approval)
2. Kebutuhan neurotic akan rekan yang kuat ( the neurotic need for a powerful
partner)
3. Kebutuhan neurotic untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit (the
neurotic need to restrict one’s life within narrow boarders)
4. Kebutuhan neurotic akan kekuasaan ( the neurotic need for power)
5. Kebutuhan neurotic untuk memanfaatkan orang lain (the neurotic need for
exploit others)
6. Kebutuhan neurotic akan penghargaan sosial atau gengsi (the neurotic need for
social recognition or prestige)
10
dor botol. Sehingga puting ibu yang menimbulkan asumsi, sesuai
pengalaman bayi denga putting tersebut.
2. Masa kanak-kanak (childhood)
Dimulai dengan munculnya bahasa sintakis dan berlanjut sampai timbulnya
kebutuhan akan teman dengan status setara. Timbal balik emosi juga terjadi
pada masa ini, dimana seorang anak dapat memberikan kelembutan sebagai
mereka menerimanya.
3. Masa anak muda (juvenile era)
Dimulai dengan kebutuhan akan teman sebaya atau teman bermain yang
status dan tujuannya sama ketika seorang anak menemukan seorang teman
karib untuk memuaskan kebutuhannya akan keintiman (Jess Feist &
Gregory J. Feist, teori kepribadian 2008 hlm. 199). Orientasi dalam
kehidupan ini ialah menuju persiapan pribadi untuk dapat menjalin
hubungan antar pribadi yang lebih dalam ke depan (Sullivan, 1953b)
4. Masa remaja (preadolescense)
Dimasa ini untuk pertama kalinya memulai ketertarikan yang tulus kepada
orang lain. Sullivan (1953b) menyebut proses menjadi mahluk sosial ini
“keajaiban praremaja” (hlm 41), merupakan acuan pada transformasi
kepribadian yang dialaminya sendiri selama masa praremajanya sendiri
(Jess Feist & Gregory J. Feist, Teori Kepribadian 2008 hlm,200)
5. Masa remaja awal (early adolescense)
Masa ini ditandai dengan meledaknya ketertarikan genital dan datangnya
hubungan bersifat birahi.
6. Masa remaja akhir (late adolescense)
Dimulai ketika anak anak muda mampu merasakan keintiman terhadap
orang yang sama dan berakhir pada masa dewasa ketika mereka mencapai
hubungan cinta yang abadi. Ditandai peleburan keintiman dan birahi.
7. Masa dewasa (adulthood)
Periode ketika manusia dapat mencapai hubungan cinta dengan setidaknya
satu orang lain yang signifikan.
o Dinamika kepribadian
1. Tegangan adalah potensi untuk bertingkah laku yang disadari atau
tidak disadari. Sumber tegangan ada dua yaitu :
11
a. Kebutuhan (needs) adalah ketegangan yang dibawa oleh
ketidak seimbangan biologis antara seseorang dengan
lingkungan fisikokimiawi, baik di dalam maupun luar
organisme.
b. Kecemasan (anxiety) “rasa cemas adalah sebuah tegangan
yang berlawanan dengan tegangan-tegangan kebutuhan dan
memerlukan tindakan yang tepat untuk bisa melepaskannya”
2. Transformasi energi adalah tegangan yang ditransformasikan
menjadi tingkah laku, baik tingkah laku terbuka maupun tertutup.
o Struktur kepribadian
1. Dinamisme merupakan pola transformasi energi yang relatis
menetap, yang secara berulang memberi ciri kepada organisme
selama keberadaannya sebagai organisme hidup.
2. Sistem diri (self system) adalah suatu pola tingkah laku yang
konsisten yang mempertahankan keamanan interpersonal dengan
menghindari atau mengecilkan kecemasan.
3. Personifikasi adalah perasaan, sikap dan konsepsi kompleks yang
timbul karena mengalami kepuasan kebutuhan atau kepuasan.
4. Proses kognitif, tingkatan-tingkatan kognisi ini mengacu kepada
cara-cara mengamati, membayangkan dan memahami.
12
BAB III
KESIMPULAN
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Teori ini di dasarkan pada asumsi bahwa perilaku berasal dari
gerakan dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian pikiran merangsang perilaku dan
keduanya saling memengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.
Kepribadian menurut Freud terdiri dari struktur dasar Id, Ego dan Superego.
Seorang anak yang baru lahir dibekali dengan Id yang mengikuti prinsip kesenangan
semata. Setelah bayi menjadi lebih besar keinginannya harus berhadapan pada realita di
sekitanya sehingga munculah apa yang disebut Ego yang mengikuti prinsip realitas.
Kemudian karena pengaruh orang tua dan lingkungan sosial muncullah apa yang
dinamakan super ego.
Jika suatu saat pemenuhan ego terhambat seseorang menjadi cemas dan merasa
tidak nyaman lalu secara tidak sadar muncullah apa yang dinamakan mekanisme
pertahanan ego.
Id pada orang dewasa tersimpan dalam alam ketidaksadaran, dan superego ada
dalam perilaku sadar manusia. Ego ada dalam wilayah sadar dan tidak sadar. Id secara
tidak sadar membentuk kepribadian seseorang.
Perkembangan sepanjang waktu sebagai sebuah kemajuan tingkat dan percaya
bahwa semua orang muda melalui empat tingkat perkembangan kognitif yang sama dalam
masa perkembangannya, yaitu Masa Bayi (Batita) : Tingkat Sensomotori, Masa Anak-
anak Awal : Tingkat Pra-Operasional, Tingkat Operasional Konkrit dan Tingkat
Operasional Formal.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-psikodinamika/8875. Di akses
pada 28 Februari 2022
http://dita.lecture.ub.ac.id/files/2018/08/Pertemuan-_Pendekatan-psikodinamika-dan-
behavior.pdf. Di akses pada 28 Februari 2022
https://fliphtml5.com/caiv/qlkq/basic. Di akses pada 04 Maret 2022
14