Disusun oleh :
Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah mengenai
hakikat perkembangan peserta didik dari hasil diskusi kelompok kami.
Makalah yang kami susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai
manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dan kami juga
tidak luput dari kesalahn dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami ucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat disusun
sebagaimana mestinya. Untuk menyempurnakan makalah ini kami menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapat
menyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan yang kami lakukan.
Kami akhiri dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Teori psikoanalisis....................................................................................................
B. Teori kognitif, teori perilaku dan kognitif sosial......................................................
C. Teori kontektual ekologis………………………………………………………......
D. Orientasi teoritis elektrik …………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu,
perkembangan ini adalah proses yang bersifat kuantatif dan berhubungan dengan kematangan
seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di
dalam diri manusia.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan dari bertambahnya masalah diri manusia itu
sendiri muncul lah berbagai teori mengenai studi perkembangan sehingga memunculkan
pemahaman-pemahaman baru mengenai perkembangan manusia.Perkembangn pemikiran
dan kajian empirik dikalangan para ahli tentangperkembangan manusia telah melahirkan
berbagai teori yang beragam sesuai dengan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi
para ahli yang membangun teori tersebut.
Teori-teori yang muncul biasanya merupkan kritik dari teori-teori sebelumnya. Memang
patut diakui bahwa titik pandang (teori) dalam psikologi tidak ada yang sempurna, sehingga
terbuka bagi ilmuwan untuk memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari
teori yang sudah ada. Teori dapat diartikan sebagai model tentang kenyataan yang membantu
kita untuk memaham
B. Rumusan Masalah
A. Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan perkembangan
bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini adalah motivasi,
emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah mengasumsikan bahwa
kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari aspek- aspek psikologis itu
sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia dini. Kemudian pendapat
Sigmund Freud (ilmuwan psikologis yang terkenal karena gagasannya tentang kepribadian
manusia berdasarkan analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang berbagai
literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan) tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada
pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Adapun beberapa para ahli berpendapat mengenai teori psikoalisis yaitu sebagai berikut :
1) Menurut Sigmun Freud (1986)
Freud mengartikan psikoanalisis dalam tiga arti, antara lain adalah:
a) Psikoanalisis digunakan untuk menunjukkan sebuah metode penelitian terhadap
proses psikis, misalnya saja seperti mimpi. Hal ini tak pernah dijangkau oleh
penelitian ilmiah sebelumnya.
b) Psikoanalisis dapat ditunjukkan sebagai salaha satu teknik yang digunakan untuk
mengobati gangguan-gangguan psikis yang dialami oleh klien neorotis.
c) Psikoanalisis digunakan untuk menunjukkan seluruh pengetahuan mengenai
psikologis baik yang di dapatkan melalui metode atau teknik.
2) Teori Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Adapun beberapa ahli berpendapat adalah sebagai berikut :
a) Robert Y. Kwick (1972)
menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dipelajari.
b) Menurut HERI PURWANTO
perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan
untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
c) Menurut REWARD dan REINFORCEMENT
menurut pendapat mereka tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada
kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam
situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah.
3) Kognitif Sosial
kognitif sosial adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar
pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan mengamati
orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-
keterampilan, strategi- strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap.
kognitif sosial adalah pengertian tentang observational learning atau proses belajar
dengan mengamati. Jika ada seorang "model" di dalam lingkungan seorang individu,
misalnya saja teman atau anggota keluarga di dalam lingkungan internal, atau di
lingkungan publik seperti para tokoh publik di bidang berita dan hiburan, proses
belajar dari individu ini akan terjadi melalui cara memperhatikan model tersebut.
Terkadang perilaku seseorang bisa timbul hanya karena proses modeling. Modeling
atau peniruan merupakan "the direct, mechanical reproduction of behavior,
reproduksi perilaku yang langsung dan mekanis(Baran & Davis, 2000: 184)
Sebagai contoh, ketika seorang ibu mengajarkan anaknya bagaimana cara mengikat
sepatu dengan memeragakannya berulang kali sehingga si anak bisa mengikat tali
sepatunya, maka proses ini disebut proses modeling.
a) Mikrosistem
Mikrosistem merupakan lingkungan yang paling dekat dengan pribadi peserta didik
yaitu meliputi keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat
tinggal, dan hal-hal lain yang sehari-hari ditemui oleh peserta didik. Dalam mikrosistem
inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial tersebut. Individu
tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi
individu bahkan ikut aktif membangun setting pada mikrosistem ini. Karakteristik
individu dan karakteristik lingkungan akan berkontribusi dalam proses interaktif yang
terjadi, sehingga membentuk sebuah karakter dan habit tertentu. Keluarga terutama
orangtua dan lingkungan sekolah merupakan agen sosialisasi terdekat dalam kehidupan
setiap individu, sehingga keluarga mempunyai pengaruh besar pada pembentukan
karakter dan habit seseorang.
b) Mesosistem
Mesosistem mencakup interaksi di antara mikrosistem di mana masalah yang terjadi
dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi mikrosistem yang lain.
Misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah,
pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan
pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan tetangga. Dalam kaitannya
dengan proses pendidikan, tentunya pengalaman apapun yang didapatkan oleh peserta
didik di rumah akan ikut mempengaruhi kondisi peserta didik di sekolah baik secara
langsung maupun tidak. Sebagai contoh, ada tidaknya dukungan atau perhatian keluarga
terhadap kebutuhan literasi tentunya akan mempengaruhi kinerja peserta didik di sekolah.
Sebaliknya, dukungan sekolah dan keluarga akan mempengaruhi seberapa jauh peserta
didik akan menghargai pentingnya literasi.
c) Ekosistem
Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar di mana anak tidak terlibat interaksi
secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
Sebagai contoh, jam kerja orangtua bertambah yang menyebabkan peserta didik
kehilangan interaksi dengan orangtuanya sehingga kurangnya keterlibatan orangtua
dalam pola asuh tersebut tentunya mempengaruhi perkembangan anak. Subsistem dari
eksosistem lain yang secara tidak langsung menyentuh pribadi peserta didik akan tetapi
berpengaruh besar adalah koran, televisi, dokter, keluarga besar, dan lain sebagainya.
d) Makrosistem
Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak. Subsistem
makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat,
budaya, nilai masyarakat secara umum, dan lain sebagainya, di mana individu berada.
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam lapisan makrosistem tersebut akan berpengaruh pada
keseluruhan interaksi di semua lapisan. Misalnya, jika kebudayaan masyarakat
menggariskan bahwa orangtua bertanggungjawab untuk membesarkan anak-anaknya,
maka hal tersebut akan mempengaruhi struktur di mana orangtua akan menjalankan
fungsi psikoedukasinya. Menurut Berk, budaya yang dimaksud dalam subsistem ini
adalah pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua produk dari sekelompok manusia yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
e) Kronosistem
Kronosistem mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta caranya
mempengaruhi perkembangan dan perilaku.28Contohnya seperti perkembangan
teknologi dengan produk-produk turunannya, seperti internet dan gadget, membuat
peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa menggunakannya untuk pendidikan maupun
hiburan. Demikian halnya dengan maraknya fenomena wanita karir akibat industrialisasi,
telah mengubah kehidupan keluarga. Perhatian ibu terhadap anak menjadi berkurang.
Kronosistem meliputi keterpolaan peristiwaperistiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan
keadaan sosiohistoris.
D. ORIENTASI TEORITIS EKLEKTIK
Teori eklektik dikenal dengan konseling integrative karena teori ini menggabungkan teori
konseling dengan pertimbangan kelebihan dan kekurangan dari masing – masing teori.
Orientasi teoritis elektik merupakan suatu orientasi yang tidak mengikuti pendekatan
teoritis tertentu tetapi lebih pada nyeleksi dan menggunakan apa yang dianggap terbaik dari
setiap materi.
Menurut Latipun (2001), teori eklektik adalah suatu teori yang berusaha menyelidiki
berbagai system metode dan teori dengan tujuan untuk memahami dan menerapkannya dalam
situasi konseling
i. Sejarah Teori eklektik
Teori Eklektik untuk pertama kalinya diperkenlkan oleh F.C. Thorne pada tahun 1940-an.
Ketika itu Thorne menyumbangkan pemikirannya dengan menyelidiki semua metode konseling
dan mengevaluasinya. Teori Eklektik terus mengalami kemajuan bahkan setelah Thorne
meninggal dunia 1978. Kemajuan eklektik terlihat jelas ketika pada tahun 1970 lebih dari 50%
anggota APA menggunakan teori elekti untuk menangani permasalahan kliennya (Latipun,2001).
Di Indonesia sendiri, teori eklektik menjadi pilihan utama yang diterapkan oleh konselor untuk
membantu klien menangani masalah.
A. Kesimpulan
B. Saran