Psokologis
PROGRAM STUDI
KRIYA SENI/TEKSTIL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
Desember 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
2.1.Estetika Psikologis.................................................................................. 1
KESIMPULAN .............................................................................................. 5
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Kepribadian Manusia dalam Estetika
Psokologis” Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan makalah
lebih lanjut. Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak, terutama rekan, dosen Jurusan Kriya Seni Dan Desain, yang telah
memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini.
Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia memiliki akal budi, dan akal filsafat. Kata merenung dan
perenungan merupakan salah satu kata kunci. Kemampuan perenuangan ini
menurut Ortega merupakan ciri khas yang membedakan makhluk manusia
dari makhluk hidup yang lain. Manusia memiliki imaginasi yang berarti
kreativitas, kemampuan untuk membentuk dari dunia. Suatu ide mungkin
belum ada, tetapi kita yang akan mewujudkan. Dunia yang ditemukan secara
akali ini bukanlah dunia yang berisi hal-hal yang hanya terbayangkan.
Manusia tidak memiliki alam tetapi manusia memiliki Sejarah.
Homo sapiens adalah spesies primata yang jumlahnya paling banyak
dan tersebar luas. Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan
cenderung hidup dalam struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari
banyak kelompok yang saling bekerja sama dan bersaing, mulai dari
keluarga dan jaringan kekerabatan hingga negara politik. Oleh karenanya,
interaksi sosial antara manusia telah membentuk berbagai macam nilai,
norma sosial, bahasa, dan ritual, yang masing-masing menopang komunitas
manusia. Keinginan untuk memahami dan mempengaruhi fenomena telah
memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat, hukum, mitologi, agama, dan bidang studi lainnya.
Kita mungkin lebih akram estetika sebagai sebuah keindahan, yakni
memiliki banyak makna dan arti bagi setiap persepsi orang, termasuk
menentukan ukuran dan standar estetika itu sendiri. Itulah sebabnya setiap
orang biasanya memiliki pengalaman estetikanya masing-masing pada
suatu bentuk objek tertentu. Hal tersebut terjadi karena setiap orang memiliki
penilaian dan kriteria keindahannya masing-masing, namun estetika tetap
memiliki dasar teorinya. estetika psikologis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Psikodinamik
2. Humanistik
3. Identitas Naratif
5. Sifat
Sifat merupakan teori yang menitikberatkan pada pengenalan,
pendeskripsian, dan pengukuran sifat tertentu yang membangun kepribadian
manusia. Para peneliti memercayai bahwa teori psikologi kepribadian ini
bermanfaat untuk memahami perbedaan di antara individu. Teori Sifat
dikembangkan oleh Raymond Cattell dan Hans Eysenck.
6. Perilaku
Pada 1913, John Watson mengembangkan teori psikologi kepribadian
ini. Teori Perilaku ialah studi kepribadian manusia yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar. Orang-orang yang mendukung teori ini meyakini
bahwa manusia mampu mempelajari perilaku dengan sistem imbalan dan
hukuman. Sistem imbalan disebut dengan pengondisian.
Menurut B. F. Skinner, pengondisian terdiri atas dua jenis, yaitu klasik
dan operan. Pengondisian klasik didasarkan pada pembelajaran perilaku
melalui asosiasi berpasangan. Sementara itu, pengondisian operan fokus
pada konsekuensi dari sebuah respons yang berkaitan dengan potensi
pengulangan suatu perilaku.
7. Investasi Sosial
Teori ini dikembangkan oleh beberapa peneliti. Namun, pihak yang
paling mendukung adalah ahli psikologi bernama Brent Roberts. Ia dan
rekan-rekannya menulis tentang “Prinsip Investasi Sosial”, atau yang mereka
sebut juga dengan “Model Neososioanalitik”.
Ketika seseorang menginvestasikan dirinya dalam sebuah peran
sosial baru, misalnya menjadi suami atau istri, perkembangan
kepribadiannya akan terjadi dan dapat berubah seiring waktu. Dalam peran
baru, seseorang akan melihat ganjaran dan risiko dari tindakan tertentu. Hal
ini berpotensi mengubah kepribadiannya, bahkan kepribadian yang berasal
dari genetik.
3
8. Kognitif-Afektif
Psikologi kepribadian ini dikembangkan oleh dua ahli psikologi, Yuichi
Shoda dan Walter Mischel, pada 1990-an. Dalam Teori Kognitif-Afektif,
seseorang yang memiliki tendensi tertentu belum pasti akan melakukan hal
yang sama di setiap situasi atau interaksi sosial. Beberapa penemu teori
kepribadian juga mempertimbangkan faktor situasional dalam pembentukan
kepribadian seseorang.
Dalam Kognitif-Afektif, terdapat unit-unit mediasi yang memerintahkan
otak agar berinteraksi dengan orang lain serta dengan ciri-ciri situasi
tertentu. Kemudian, unit-unit tersebut akan menghasilkan pola perilaku yang
dapat membedakan setiap individu. Unit mediasi dalam Teori Kognitif-Afektif
dapat meliputi faktor psikologis, seperti ekspektasi, kepercayaan, tujuan,
nilai hidup, dan respons emosional.
9. Lima Faktor
Menurut teori ini, kepribadian manusia sebagian besar dipengaruhi
oleh faktor biologis, seperti genetik. Pandangan ini terinspirasi dari riset yang
menunjukkan bahwa peringkat pengukuran kepribadian dipengaruhi oleh
gen seseorang, sedangkan faktor nongenetik malah memainkan sedikit
peran. Penemu Teori Lima Faktor juga melihat bahwa sifat-sifat kepribadian
dari adaptasi karakteristik, seperti sikap dan usaha, terbentuk dari dorongan
eksternal dan watak bawaan seseorang.
Ilmu estetika adalah kajian yang mempelajari tentang segala hal yang
berkaitan dengan keindahan dan mempelajari berbagai aspek yang kita
sebut dengan keindahan. Teori estetika tidak hanya mengutamakan
keindahan suatu karya seni, melainkan segala sesuatu tentang aspek
kehidupan yang lebih luas dan berkaitan dengan keindahan. Baik kaitannya
dengan ilmu pengetahuan, emosi, kejiwaan, dan sebagainya. Estetika juga
bisa kita fungsikan untuk menilai hal yang dianggap baik atau buruk dalam
konteks kehidupan yang lebih luas. Manfaat Estetika psikologis dari melihat
lukisan juga bisa sangat luar biasa, karena seni mendorong pemikiran
kreatif, meningkatkan konektivitas dan plastisitas otak, dan juga
meningkatkan empati, toleransi, dan perasaan cinta.
4