Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
TEORI KEPRIBADIANPSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD)

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Yarmis Syukur, M.Pd., Kons.

KELOMPOK 2 :
Aminah Daulay
Annisa Putri
Ariyanto Arja Putra

Awang Muhammad Ashabus Sunan

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan nikmat-Nya sehingga makalah TEORI KEPRIBADIAN
PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD) dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah makalah
Psikologi Kepribadian. makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD).
Dengan penuh rasa ikhlas dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada Ibuk Dr. Yarmis Syukur, M.Pd., Kons. selaku dosen matakuliah
Psikologi Kepribadian. kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari seluruh pembaca untuk pembuatan makalah berikutnya menjadi
lebih baik lagi.

Padang, 5 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................2

BAB II : TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISIS (SIGMUND


FREUD)
A. Teori Kepribadian Psikoanalisis..........................................................................3
B. Sejarah Singkat....................................................................................................4
C. Pandangan Tentang Manusia...............................................................................6
D. Struktur Kepribadian...........................................................................................6

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10


SOAL.....................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali warga Negara Indonesia yang
mempunyai kepribadian baik. Kepribadian sangat mencerminkan perilaku
seseorang, maka dengan adanya mata kuliah ini kita diajarkan menjadi seorang
pribadi yang mempunyai kepribadian yang sangat baik. Setiap orang sama seperti
kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat
seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri.
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang
lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus,
sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami atau istri dan anak-anak
dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang
yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami
dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. kita harus memahami
defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita
membutuhkan teori-teori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar
terbentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa
muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari. Psikologi kepribadian
adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi kepribadian merupakan
salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia
sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki
kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya bahkan tidak semua
orang dapat memahami kepribadian dirinya sendiri. Hal itulah yang menjadi latar
belakang kami membuat makalah tentang teori psikoanalisis Sigmund Freud,
seperti yang kita ketahui, bahwa teori kepribadian Sigmund Freud adalah yang
paling kontroversial. Teori Psikoanalisis, menjadi teori yang paling komprehensif
diantara teori kepribadian lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep teori kepribadian psikoanalisis?
2. Bagaimana sejarah dari teori psikoanalisis?
3. Apa pandangan teori psikoanalisis tentang manusia?
4. Apa saja struktur kepribadian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori kepribadian psikoanalisis
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan teori psikoanalisis
3. Untuk memahami pandangan psikoanalisis tentang manusia
4. Untuk mengetahui struktur kepribadian manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori kepribadian psikoanalisis oleh Sigmund Freud
Psikoanalisis adalah disiplin ilmu yang dimulai sekitar tahun 1900-an oleh
SigmundFreud. Teori psikoanalisis berhubungan dengan fungsi dan perkembangan
mental manusia. Ilmu ini merupakan bagian dari psikologi yang memberikan
kontribusi besar dan dibuat untuk psikologi manusia selama ini (Minderop, 2013:
11).Sigmund Freud dilahirkan diFreiberg, Moravia, pada tanggal 6 bulan Mei
1856 yang menjadi wilayah kekuasaan dari Austria-Hongaria. Freud sendiri adalah
seorang yang berasal dari keluarga Yahudi. Ayah Freud bernama Jacob Freud,
seorang pedagang atau agen tekstil. Freud belajar kedokteran di Wina dan bekerja
di laboratorium Profesor Brücke. Penemuan psikoanalisis telah memperkenalkan
Freud menjadi seorang yang berpengaruh dalam zamannya. Istilah psikoanalisis
sendiri muncul pada tahun 1896.Sigmund Freud tidak memberikan penjelasan
pada teori psikoanalisisnya karena penjelasan dari Freud selalu berubah-ubah.
Tahun 1923, dalam sebuah jurnal di Jerman, dia menjelaskan pengertian dari
psikoanalisis. Pertama, istilah ini digunakan untuk menunjukkan satu metode
penelitian terhadap proses-proses psikis (seperti mimpi) yang selama ini tidak bisa
terjangkau secara ilmiah. Kedua, psikoanalisis juga digunakan sebagai satu metode
untuk menyembuhkan gangguan-gangguan psikis yang diakibatkan oleh pasien
neurosis. Ketiga, istilah ini dipakai untuk menunjukkan seluruh pengetahuan
psikologis yang diperoleh melalui metode dan teknik yang telah dilakukan.
Psikoanalisis memusatkan perhatiannya pada satu konsep, yakni ketidaksadaran
(Susanto, 2012: 55-57). Hal tersebut semakin diperjelas oleh Hall &Lindzey
(1993: 60), yang menyebutkan bahwa dalam daerah ketidaksadaran yang sangat
luas ini 18ditemukan dorongan-dorongan, nafsu-nafsu, ide-ide dan perasaan-
perasaanyang ditekan, suatu dunia bawah yang besar berisi kekuatan-kekuatan
vital dan tidakkasat mata yang melaksanakan kontrol penting atas pikiran-pikiran
dan perbuatan-perbuatan sadar individu. Ada satu koneksi yang sederhana dan

3
jelas antara psikoanalisis dan kesusastraan yang penting untuk disinggung dalam
kesimpulan. Benar atau salah, teori Freud memandang bahwa motivasi
fundamental dari semua perilaku manusia adalah menghindari rasa sakit dan
memperoleh kenikmatan (Eagleton, 2010: 278).
B. Sejarah singkat
Usaha-usaha untuk menyusun teori dalam psikologi kepribadian sebenarnya
telah lama dilakukan dan hasilnyamasih jauh dari memadai nilai ilmiahnya, atau
disebut jugausaha yang masih bersifat prailmiah. Namun ada juga yangnilai
ilmiahnya sudah lebih memadai.
Usaha yang bersifat pra ilmiah
1. Chirologi atau ilmu gurat-gurat tangan
Dasar pemikiran pengetahuan ini ialahkenyataan bahwa gurat-gurat
tangan orang itu tidakada yang sama satu sama lain. Perbedaan dan sifatkhusus
gurat tangan mencerminkan perbedaan sertasifat-sifat khas orangnya.
2. Astrologi atau ilmu perbintangan
Dasar pemikiran pengetahuan ini ialah adanyapengaruh kosmis terhadap
manusia. Kelahiranseseorang berhubungan dengan posisi tertentuterhadap
benda angkasa yang mengandung perbedaan serta sifat khas orangnya.
3. Grafologi atau ilmu tentang tulisan
Sebagian besar pendapat menyatakan bahwapengetahuan ini berasal dari
abad XIX yaitu systemede graphologie hasil karya Abbe Michon,
yangkemudian dilanjutkan dan disempurnakan olehCrepiauk Jamin dalam A, B,
C de la graphologie.Dasar pemikiran graphology ialah segala gerakanyang
dilakukan oleh manusia itu merupakan ekspresi dari kehidupan jiwanya. Jadi
tulisan sebagai hasil gerakan tangan merupakan bentuk ekspresi kehidupan jiwa
yang kemudian dianalisis dan dikenali kepribadian penulisnya.
4. Psyisiognomi atau ilmu tentang wajah
Dasar pengetahuan untuk mengusahakanpengetahuan ini keyakinan
bahwa ada hubunganantara keadaan wajah dan kepribadian. Wajah dapat

4
dipergunakan untuk membuat interpretasi mengenaiapa yang terkandung dalam
jiwa, seperti wajah yangbulat menandakan orangnya sabar, lembut dantenang,
sedangkan wajah yang bulat panjangorangnya lincah, banyak cakap, periang
dansebagainya.
5. Phrenologi atau ilmu tentang tengkorak
Pengetahuan ini bermaksud memahami kepribadian atas dasar keadaan
tengkoraknya. Dasarpemikirannya ialah tiap-tiap fungsi atau kecakapanitu
masing-masing mempunyai pusatnya di otak. Jadi kecakapan atau sifat
seseorang dapat dilihat dari tonjolan-tonjolan atau besarnya tengkorak.
6. Onychologi atau ilmu tentang kuku
Kuku di ujung jari mempunyai hubungan yang erat dengan susunan
syaraf, sehingga warna dan bentuk kuku dapat digunakan sebagai landasan
untuk mengenal kepribadian orangnya. (Sumadi Suryabrata, 2002) Usaha
yanglebih tinggi nilainya (ilmiah):
a. Empedocles
Filusuf Yunani kuno yaitu Hipocrates (460-370SM) yang merupakan
Bapak ilmu kedokteranberpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di
duniaini terdiri atas 4 unsur, yaitu:
1) Tanah, sifatnya kering dan terdapat dalam chole(empedu kuning)
2) .Air, sifatnya basah dan terdapat dalammelannchole (empedu hitam)
3) Api, sifatnya panas dan terdapat dalam sanguisn (darah)
4) Udara, sifatnya dingin dan terdapat dalamphlegm (lendir)
Ia mencoba membedakan cirri-ciri khususbagaimana bila seseorang
terlalu banyak salah satudari keempat unsure tersebut. Misalnya
terlalubanyak tanah sifatnya dingin, acuh tak acuh, tidakterpengaruh, dan
sebagainya.(Agus sujanto, Halan Lubis, dan Taufik Hadi, 1991 :17)
b. Theophrates
Paham ini sudah mampu menggolongkanmanusia berdasarkan
perbedaan-perbedaan dankekhasan yang ada pada diri manusia tersebut

5
seperti:De vleler menunjukkan orang yang banyakcakapDe lomferd
menunjukkan orang yang tidakadilGrafindo Persada, (Agus sujanto, Halan
Lubis, dan Taufik Hadi, 1991: 6-7)
C. Pandangan tentang manusia
Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia itu ditentukan oleh kekuatan
irrasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri
psikoseksual tertentupada masa enam tahun pertama dalamkehidupannya.
Pandangan ini menunjukkan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia pada
dasarnya adalah deterministik.(Zainuddin sri kuntjoro, 2002: 23)Namun demikian
menurut Gerald Corey yang mengutip perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpu
pada dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah dinyatakan
pada aliran Freud luluh. Lebih jauh Kovel menyatakan bahwa jalan pikiran itu
adalah ditentukan, tetapi tidak linier. Ajaran psikoanalisis menyatakan bahwa
perilaku seseorang itu lebih rumit dari pada apa yang dibayangkan pada orang
tersebut.
Di sini, Freud memberikan indikasi bahwa tantangan terbesar yang dihadapi
manusia adalah bagaimana mengendalikan dorongan agresif itu. Bagi Sigmund
Freud, rasa resah dan cemas seseorang itu ada hubungannya dengan kenyataan
bahwa mereka tahu umat manusia itu akan punah.Freud memandang manusia
sebagai makhluk yang deterministik, yaitu sebuah gagasan yang menyebut bahwa
kegiatan manusia pada dasarnya ditentukan kekuatan irasional, kekuatan alam
bawah sadar, dorongan biologis,dan insting pada saat berusia enam tahun pertama
kehidupannya.
D. Struktur kepribadian
Freud membahas pembagian psikisme manusia: id (terletak di bagian tidak
sadar) yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis. Ego
(terletak di antara alam sadar dan tidaksadar) yang berfungsi sebagai penengah
yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego. Superego (terletak
sebagian mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna pulsi-pulsi tersebut

6
yang merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua (Minderop,
2013: 21).
1. Id (das Es)
Freud mengibaratkan id sebagai raja atau ratu, ego sebagai perdana
menteri dan superego sebagai pendeta tertinggi. Id berlaku seperti penguasa
absolut, harus dihormati, manja, sewenang-wenang, dan mementingkan diri
sendiri; apa yang diinginkannya harus segera terlaksana. Ego selaku perdana
menteri yang diibaratkan memiliki tugas harus menyelesaikan segala
19pekerjaan yang terhubung dengan realitas dan tanggapterhadap keinginan
masyarakat. Superego, ibaratnya seorang pendeta yang selalu penuh
pertimbangan terhadap nilai-nilai baik dan buruk harus mengingatkan si id yang
rakus dan serakah bahwa pentingnya perilaku yang arif dan bijak.Id merupakan
energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan
dasar seperti misalnya kebutuhan: makan, sesk menolak rasa sakit atau tidak
nyaman. Menurut Freud, id berada di alam bawah sadar, tidak ada kontak
dengan realitas. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan, yakni
selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan
(Minderop, 2013: 21).
2. Ego (das Ich)
Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga
serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan
individu yang dibatasi oleh realitas. Seseorang penjahat, misalnya, atau seorang
yang hanya ingin memenuhi kepuasan diri sendiri, tertahan dan terhalang oleh
realitas kehidupan yang dihadapi. Demikian pula dengan adanya individu yang
memiliki impuls-impuls seksual dan agresivitas yang tinggi misalnya; tentu saja
nafsu-nafsu tersebut tidakterpuaskan tanpa pengawasan. Demikianlah, ego
menolong manusia untuk mempertimbangkan apakah ia dapat memuaskan diri
tanpa mengakibatkan kesulitan atau penderitaan bagi dirinya sendiri. Ego
berada di antara alam sadar dan alam bawah sadar. tugas ego memberi tempat

7
pada fungsi mental utama, misalnya: penalaran, penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan. Dengan alasan ini, ego merupakan pimpinan utama
dalam kepribadian; layaknya seorang pimpinan perusahaan yang mampu
mengambil keputusan rasional demi kemajuan perusahaan. Id dan ego tidak
memiliki moralitas karena keduanya ini tidak mengenal nilai baik dan buruk
(Minderop, 2013: 22).
3. Superego (das Über Ich)
Struktur yang ketiga ialahsuperego yang mengacu pada moralitas dalam
kepribadian. Superego sama halnya dengan ‘hati nurani’ yang mengenali nilai
baik dan buruk (conscience). Sebagaimana id, superego tidak
mempertimbangkan realitas karena tidak bergumul dengan hal-hal realistik,
kecuali ketika impuls seksual dan agresivitas iddapat terpuaskan dalam
pertimbangan moral. Jelasnya, sebagai berikut: misalnya ego seseorang ingin
melakukan hubungan seks secara teratur agar karirnya tidak terganggu oleh
kehadiran anak; tetapi id orang tersebut menginginkan hubungan seks yang
memuaskan karena seks itunikmat. Kemudian superego timbul dan menengahi
dengan anggapan merasa berdosa dengan melakukan hubungan seks
(Minderop, 2013: 22-23).

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Kepribadian Psikoanalisis merupakan teori dari Sigmund Freud, teori ini
berhubungan dengan fungsi dan perkembangan mental manusia. Ilmu ini
merupakan bagian dari psikologi yang memberikan kontribusi besar dan dibuat
untuk psikologi manusia selama ini.
B. Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat dimanfaatkan
sesuai dengan fungsinya. Terjaganya makalah ini merupakan harapan kami.
Kepada pembaca yang menggunakan makalah ini dalam berbagai bidang
diharapkan dapat menjaga dengan sebaik-baiknya. sebagai penyusun kami
berharap makalah ini dapat diterima dengan baik

9
Daftar Pustaka

Agus sujanto, Halan Lubis, dan Taufik Hadi, 1991, PsikologiKepribadian, Jakarta:
Bumi Aksara, hal. 17
Eagleton, Terry. 2010. Teori Sastra, Sebuah Pengantar Komprehensif (Edisi
Terbaru). Yogyakarta: Jalasutra.
Hall, Calvin S. dan Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Psikodinamik
(Klinis).Yogyakarta: Kanisius
Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra.”Karya Sastra, Metode, Teori, dan
Contoh Kasus”. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sumadi Suryabrata, 2002, Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja
Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: CAPS
Zainuddin sri kuntjoro, 2002, Tipe Kepribadian Manusia, Jakarta: MPSi,hal 23

10
SOAL
OBJEKTIF
1. Teori Kepribadian Freud terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Introvert, Ekstrovert dan Ambivert
b. Kepribadian Ganda
c. Id, Ego dan Super Ego
d. individualisme, Finansial dan Egoisme
2. Teori psikoanalisis di kemukakan Freud pertama kali pada tahun?
a. 1997
b. 1896
c. 1986
d. 1999
3. Aspek psikologi dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme
untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan disebut dengan?
a. Id
b. Super Ego
c. Egoisme
d. Ego
4. Struktur kepribadian yang di kemukakan oleh Freud terbagi tiga, yang tidak
termasuk adalah
a. tidak sadar
b. ambang sadar
c. alam bawah sadar
d. alam sadar
5. Menurut Freut Perilaku manusia itu ditentukan oleh?
a. kehadiran
b. kesabaran
c. kekuatan
d. naluri seksual

11
ESSAY
1. Apakah kelebihan dan kekurangan dari Teori kepribadian psikoanalisis oleh
Sigmund Freud?
Jawab:
Kelebihan
Beberapa kelebihan konseling pendekatan psikoanalisis menurut Shertzer & Stone
(1980: 202) adalah
a. Freud membuat jelas bahwa manusia sering berpikir dan berperilaku dengan
dorongan yang tidak mereka akui,
b. Freud berani dan tanggap melakukan observasi yang membuahkan teori
kepribadian pertama dan teknik psikoterapi pertama yang efektif,
c. Freud mengidentifikasi pengaruh dini bentuk perkembangan kepribadian yang
berimplikasi pada perkembangan anak,
d. Freud mengembangkan model mewawancara sebagai kendaraan konseling,
e. Freud adalah salah satu yang pertama yang menekankan pentingnya sikap yang
ditunjukkan konselor saat proses konseling, dan
f. Psikoanalisis menyatakan sebuah sistem yang memiliki kesesuaian yang tinggi
antara teori dan teknik.
Kelemahan
Kelemahan lain dari konseling psikoanalisa antara lain :
a. Terlalu meminimalkan rasionalitas.
b. Data penelitian yang bersifat empiris kurang banyak mendukung sistem
psikoanalisa.
c. Bahwa perilaku ditentukan oleh energi psikis ( sesuatu yang meragukan ).
d. Penyembuhan dalam psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendekatan.
e. Pandangan yang terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan martabat
kemanusiaan.
f. Terlalu menekankan pengalaman pada masa kanak-kanak.
2. Implikasi Teori kepribadian psikoanalisis oleh Sigmund Freud dalam BK?

12
Jawab:
Pertama, berbicara tentang konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Freud,
tentu saja berkaitan pula dengan proses pendidikan.Kecemasan merupakan fungsi
ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan suatu bahaya sehingga
dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Dalam pendidikan, konsep kecemasan
pada tiap individu dapat diolah dan dikembangkan oleh para pengajar/konselor
demi kebaikan peserta didik. Dengan kosep ini pula, peserta didik dibantu untuk
menghargai diri dan oran lain serta lingkungannya. Dengan kata lain, konsep
kecemasan diarahkan ke pendidikan ranah afektif atau karakternya.
Kedua, dalam ranah yang lebih luas, teori psikoanalisis juga digunakan pada
proses pendidikan yang berbasis kecerdasan majemuk. Setiap individu memiliki
kecerdasan yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua pribadi berbeda walaupun
anak kembar memiliki kecerdasan yang sama. Kecerdasan bukanlah berpatokan
pada angka-angka yang berkaitan dengan IQ. Menurut Garner, ada beberapa
kecerdasan yang ada pada manusia, yaitu kecerdasan matematik, linguistik,
kinestetik, visual-spasial, musik, intra-personal, inter-personal, naturalistik, dan
eksistensial. Sebuah pendidikan seharusnya menjembatani setiap kecerdasan yang
dimiliki oleh peserta didik. Mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan
kebutuhannya tentu sejalan dengan teori Freud yang menyebut bahwa manusia
sebagai makhluk yang memiliki keinginan dan kebutuhan dasar.
Ketiga, konsep psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan
makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan dasar. Dengan konsep ini,
pengajar dapat mengimplementasikannya ke dunia pendidikan. Berbagai elemen
dalam pendidikan dapat dikembangkan dengan berbasis pada konsep ini.
Kurikulum atau perangkat pembelajaran misalnya, pendidik harus melakukan
berbagai analisis kebutuhan dan tujuan agar apa yang diajarkannya nanti sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Hal ini sudah lumrah
digunakan dalam berbagai proses pendidikan dan penelitian pengembangan.

13
Keempat, berkaitan dengan agresivitas siswa, seorang pendidik harus mampu
mengontrol dan mengatur sikap ini agar terarah menjadi lebih positif. Agresivitas
dalam ilmu psikologi merupakan wahana bagi siswa untuk memuaskan
keinginannya yang cenderung ke arah merusak, mengganggu, atau menyakiti
orang lain. Dengan kata lain agresivitas merupakan ungkapan perasaan frustasi
yang tidak tepat. Dalam hal ini, penyebab munculnya tindakan agresivitas dapat
berupa penilaian negatif atau kata-kata yang menyakitkan. Jika siswa melakukan
kesalahan, tidak selayaknya dihukum dengan kata-kata kasar atau hukuman lain
yang justru akan melukai secara psikologis.

14

Anda mungkin juga menyukai