Anda di halaman 1dari 23

Psikologi Kepribadian/JCS 2020

BAB I
PENDAHULUAN

Sejak lama para ahli berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan


tentang manusia dan kompleksitasnya. Sebelum ilmu psikologi muncul,
orang sudah mulai bertanya mengapa manusia melakukan apa yang dia
lakukan? Apakah manusia memiliki pilihan-pilihan untuk membentuk
kepribadiannya sendiri? Apa yang menyebabkan manusia memiliki
kesamaan dan perbedaan? Mengapa orang bisa melakukan perilaku yang
bisa diprediksi? Mengapa kadang manusia tak bisa diprediksi? Apa yang
menyebabkan gangguan-gangguan mental pada manusia? Apakah perilaku
manusia dibentuk oleh faktor genetik atau lingkungan?
Pertanyaan-pertanyaan sebut merupakan upaya untuk memahami
manusia secara tuntas. Para pemikir berusaha menemukan suatu sifat
dasar manusia. Usaha itu belum sampai pada suatu penemuan final, tetapi
beberapa ahli sudah mencapai kemajuan dalam upaya mendefinisikan sifat
dasar manusia. Sigmund Freud adalah tokoh psikologi awal yang bergumul
dengan pertanyaan dasar ini. Freud memulai menggabungkan spekulasi
filsafat dengan metode ilmiah primitif (Feist & Feist, 2009). Sebagai seorang
dokter saraf, Freud menggunakan metode mendengarkan untuk
menemukan konflik tersembunyi di balik sejumlah gejala-gejala yang
dialami pasien-pasiennya. Menurutnya, mendengarkan adalah metode yang
istimewa untuk mencapai pengetahuan yang digambarkan oleh pasien
untuknya.

A. DEFINISI TEORI KEPRIBADIAN


1. Definisi Kepribadian
Tidak ada definisi yang seragam tentang kepribadian yang
dikemukakan oleh para ahli psikologi. Kebanyakan setuju bahwa kata
kepribadian atau personality berasal dari kata bahasa Latin, persona,
yang mengacu pada topeng yang dipakai dalam pentas teater, yang
melukiskan peran yang dimainkan oleh seorang tokoh (Feist & Feist,
2009). Kepribadian dalam arti topeng ini mengacu pada diri manusia
yang umum atau tampak (public self) (Hergenhahn & Olson, 2007).
Namun, ketika para psikolog menggunakan istilah kepribadian, mereka
tidak hanya mengacu pada peran yang dimainkan seseorang.
Para ahli psikologi kepribadian memiliki definisi yang berbeda-
beda tentang psikologi. Masing-masing melihat kepribadian dari sisi
yang berbeda. Para penggagas teori kepribadian memiliki latar
belakang yang berbeda dan menghasilkan pandangan yang berbeda
pula. Meski demikian, setiap teori kepribadian merupakan upaya

1
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
untuk mendefinisikan kepribadian yang telah membantu generasi
selanjutnya memahami tentang kepribadian.
Meskipun tidak ada definisi tunggal tentang kepribadian yang
diterima oleh semua ahli psikologi kepribadian, definisi berikut dapat
merangkum teori-teori kepribadian yang pernah ada. Kepribadian
secara umum adalah pola sifat dan karakteristik khas yang relatif
permanen yang mempengaruhi konsistensi dan keunikan perilaku
individu. Sifat atau traits menyebabkan adanya perbedaan individu
dalam perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan
stabilitas perilaku pada situasi yang berbeda-beda. Sifat dapat bersifat
unik, dimiliki oleh beberapa kelompok, atau seluruh spesies, tetapi
polanya berbeda pada setiap individu, Hal ini menyebabkan masing-
masing invididu meski dalam beberapa cara sama dengan yang lain,
memiliki kepribadian yang unik. Karateristik adalah kualitas-kualitas
yang khas dari seorang individu yang mencakup atribut-atribut seperti
temperamen (emosi), fisik, dan intelegensi.
Definisi tersebut mengandaikan beberapa unsur yang membentuk
kepribadian:
a. Genetik
Kebanyakan orang percaya bahwa kepribadian manusia dipengaruhi
oleh faktor genetik atau hereditas. Beberapa teori kepribadian
mengakui bahwa karakter kepribadian individu dipengaruhi oleh
hereditas. Hereditas bahkan dianggap memiliki pengaruh yang besar
dalam menentukan kepribadian individu. Thomas Bouchard, Jr
misalnya menemukan dari hasil penelitiannya bahwa orang yang
kembar memiliki kepribadian yang sama bahkan saat mereka tidak
saling berkontak. Telegen dkk (1988) menemukan bahwa faktor
genetik merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam
menentukan kepribadian seseorang. Para penganut teori traits
seperti Cattel, Eyssenk, dkk memercayai bahwa kepribadian
manusia dipengaruhi oleh faktor genetik. Psikologi evolusioner juga
menekankan peranan yang besar dari faktor genetik terhadap
kepribadian individu dan menambahkan pentingnya adaptasi dalam
penjelasan mereka tentang kepribadian

b. Traits
Beberapa teoritikus kepribadian percaya bahwa yang membuat
individu-individu berbeda dengan yang lain adalah sifat atau traits
yang dimilikinya. Sebagian traits dipelajari (makanan kesukaan),
dan sebagian lagi bersifat genetik. Sebagian memiliki pengaruh yang
besar dalam hidup individu (misalnya intelegensi), sebagian
pengaruhnya kecil (seperti: pakaian yang disukai). Traits bersifat

2
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
relatif konstan sepanjang hidup individu, karena itu perilaku
individu cenderung konsisten sepanjang waktu dan pada situasi
yang sama. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam pendekatan traits
adalah Gordon Allport, Cattel dan Eyssenck.

c. Unsur Sosiokultural
Faktor sosial budaya juga mempengaruhi kepribadian seseorang.
Ketika kita diminta mengisi identitas diri kita, biasanya kita akan
mengisi asal daerah, negara, agama, dan suku kita. Peran yang kita
jalankan dalam kehidupan membentuk kepribadian kita. Apa yang
dianggap normal dan tidak normal pada lingkup yang luas
ditentukan oleh bagaimana seseorang berperilaku sesuai harapan
masyarakat. Unsur sosial budaya lain yang menentukan kepribadian
adalah status sosial ekonomi keluarga seseorang, luasnya keluarga,
urutan kelahiran, identitas etnis, agama, negara asal, dan tingkat
pendidikan.

d. Proses belajar
Pertentangan mengenai faktor nature (alamiah) atau nurture
(pengaruh lingkungan, proses belajar) dalam teori kepribadian
sudah lama berlangsung. Para ahli yang menekankan peranan
faktor genetik terhadap pembentukan kepribadian merupakan
kelompok yang mendukung aspek nature atau nativisme dari
kepribadian. Mereka yang menekankan proses belajar dalam
menjelaskan kepribadian tergolong dalam kelompok nurture atau
empiricism. Menurut penganut teori belajar, perbedaan antara orang
yang sukses dan yang tidak sukses terletak pada pola imbalan dan
hukuman yang dialami dalam proses belajar bukan pada faktor
genetik. Berdasarkan teori ini, individu dapat mengontrol
perkembangan kepribadiannya dengan mengontrol lingkungan yang
memberikan imbalan dan hukuman. Intinya, menurut teori ini
kepribadian dapat dibentuk melalui proses belajar. Paham yang
serupa juga dianut oleh mereka yang meyakini bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya. Keduanya menerima
peranan lingkungan dalam pembentukan kepribadian
(environmentalism). Keduanya memercayai bahwa kepribadian
dibentuk oleh pengalaman hidup individu.

e. Pertimbangan Existensial – humanistik


Teori-teori kepribadian yang beraliran ekistensial – humanistik
berfokus pada sisi positif manusia. Mereka menekankan kehendak
bebas manusia. Memang manusia terlempar dalam situasi yang tak

3
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
terkontrol dalam beberapa kondisi hidup tertentu, namun
bagaimana manusia menilai, menafsirkan, dan merespon kondisi-
kondisi tersebut merupakan masalah pilihan pribadi. Manusialah
yang memaknai setiap peristiwa hidupnya. Individu manusia adalah
orang yang memegang kontrol atas hidupnya sendiri dan
bertanggung jawab terhadap model pribadi yang seperti apa yang
akan dimilikinya. Tokoh-tokoh dengan aliran pemikiran eksistensial-
humanistik adalah Kelly, Rogers, Maslow, Rollo May.

f. Mekanisme ketidaksadaran
Teori yang menekankan peran penting ketidaksadaran terhadap
kepribadian individu berbeda dengan konsep eksistensial-
humanistik. Penganut teori ini menemukan penyebab-penyebab tak
sadar dari perilaku. Karena penyebab utama perilaku adalah
dimensi ketidaksadaran dan yang berasal dari masa kanak-kanak,
pencariannya menjadi rumit. Sarana yang rumit pula dibutuhkan
untuk menemukannya seperti lewat analisis mimpi dan simbol.

g. Proses kognitif
Proses kognitif juga merupakan unsur penting dalam teori
kepribadian. Proses tersebut menentukan bagaimana informasi dari
lingkungan diterima, disimpan, ditransformasi, dan dimanfaatkan
oleh individu manusia. Teori-teori yang menekankan peran penting
proses kognitif secara khusus tertarik pada perilaku yang dikontrol
sendiri dan berfokus pada pentingnya imbalan-diri atau hukuman
yang dibuat oleh individu sendiri. Imbalan dan hukuman diberikan
sendiri oleh individu tergantung pada tercapai-tidaknya tujuan yang
ditetapkan individu. Imbalan dan hukuman dari sumber lain bukan
menjadi fokus utama penganut teori kepribadian yang menjunjung
tinggi proses kognitif. Teori yang berorientasi proses kognitif
menekankan pentingnya pengalaman saat ini dan tujuan di masa
depan dalam menentukan perilaku manusia. Tokoh-tokoh dalam
kelompok teori ini adalah Bandura dan Mischel, serta Kelly.

2. Definisi Teori
Teori yang dimaksudkan di sini adalah teori ilmiah. Teori dalam
ilmu pengetahuan merupakan sarana yang digunakan untuk
menghasilkan penelitian dan mengatur pengamatan-pengamatan. Teori
ilmiah adalah serangkaian asumsi yang saling berkaitan yang
memungkinkan para ilmuwan untuk menggunakan penalaran deduktif
logis untuk merumuskan hipotesis yang dapat diuji kebenarannya.
Definisi ini mengandung beberapa unsur:

4
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
a. serangkaian asumsi: teori tidak hanya mengandung satu asumsi
tapi beberapa asumsi agar menjadi teori yang adekuat.
b. Asumsi-asumsi itu saling berkaitan: asumsi yang tidak berkaitan
tidak akan membantu untuk membuat hipotesis yang bermakna dan
tidak memiliki konsistensi internal.
c. Asumsi: teori merupakan kumpulan asumsi yang belum merupakan
fakta. Asumsi dibutuhkan untuk membantu para ilmuwan
melakukan penelitian. Hasil penelitian membangun dan membentuk
kembali teori yang asli.
d. penalaran deduktif logis: digunakan oleh peneliti untuk
merumuskan hipotesis. Rumusan-rumusan teori harus dinyatakan
dengan presisi yang memadai dan konsistensi logis untuk
memungkinkan ilmuwan merumuskan hipotesis yang jelas.
e. dapat diuji: hipotesis harus dapat diuji. Hipotesis tidak harus segera
diuji tetapi harus dipastikan bahwa ada kemungkinan bagi ilmuwan
untuk melakukan pengujian dengan sarana yang memadai.

Menyebut kepribadian sebagai teori ilmiah memang cukup rentan


mengingat bervariasinya teori yang berbeda tentang kepribadian.
Namun, teori bukanlah suatu yang tetap atau mutlak. Munculnya teori
yang berbeda tentang kepribadian disebabkan oleh pada kodratnya
teori memungkinkan para teoritikus membuat spekulasi dari sudut
pandang tertentu. Meski demikian, ciri ilmiah suatu teori tampak
dalam proses pengumpulan data yang harus mengikuti kaidah-kaidah
ilmiah. Dalam teori kepribadian proses pengumpulan data bersifat
objektif, tetapi kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan atau
bagaimana data itu ditafsirkan bersifat subjektif. Hal ini menunjukkan
bahwa teori itu tidak tetap, ia dibentuk bukan dari fakta yang sudah
dibuktikan tetapi berdasarkan asumsi-asumsi yang berasal dari
interpretasi individual.

3. Definisi Psikologi/Teori Kepribadian


Psikologi kepribadian adalah studi ilmiah yang mempelajari
kekuatan-kekuatan psikologis yang membuat masing-masing individu
unik. Psikologi kepribadian mengajukan pertanyaan tentang apa arti
menjadi seorang manusia, apa yang membuat seseorang menjadi unik,
dan apa hakikat diri manusia?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
dijawab melalui metode ilmiah dengan teknik yang bervariasi entah
melalui observasi sistematis, introspeksi yang mendalam, pengukuran
sistematis, dan melalui analisis statistik.
Psikologi atau teori kepribadian harus merupakan segugusan
asumsi tentang tingkah laku manusia beserta definisi-definisi
empirisnya. Syarat lainnya adalah teori kepribadian harus relatif

5
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
komprehensif. Teori harus siap menangani atau membuat prediksi
tentang berbagai macam tingkah laku manusia. Kenyataannya teori-
teori kepribadian memang belum sepenuhnya memenuhi syarat-syarat
tersebut. Sebagian teori kepribadian kurang eksplisit. Teori-teori
tersebut kurang menampakkan asumsi-asumsi atau dasar aksiomatik
dari teori-teori itu. Meski belum sempurna status formalnya, namun
teori-teori kepribadian tetap dapat dipakai karena sekurang-kurangnya
teori-teori tersebut mencerminkan sekumpulan asumsi tentang
tingkah laku yang secara garis besar membatasi macam-macam
penelitian yang penting terkait kepribadian manusia. Teori-teori
kepribadian memiliki kapasitas untuk menghasilkan ide-ide,
mendorong rasa ingin tahu, menimbulkan keragu-raguan dan
keyakinan, sehingga telah membuahkan banyak penelitian yang
berguna.

B. Tempat Psikologi Kepribadian dalam Psikologi

Studi tentang kepribadian begitu penting dalam memahami kodrat


manusia sehingga ia memiliki tempat yang signifikan dalam psikologi.
Meski demikian, lebih dari setengah sejarah psikologi sebagai ilmu, para
psikologis kurang memberi perhatian pada isu-isu kepribadian. Psikologi
muncul dan berkembang sebagai ilmu yang mandiri dan khususnya ilmu
eksperimental berdasarkan ide-ide yang dipinjam dari dunia filsafat dan
fisiologi. Psikologi lahir pada abad akhir 19 di Jerman atas prakarsa
Wilhelm Wundt yang membangun laboratorium psikologi pada tahun
1879 di Universitas Leipzig.

1. Studi tentang kesadaran


Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang baru berfokus analisa
pengalaman sadar ke dalam unsur-unsur pembentuknya. Psikologi
menggunakan metode-metode yang dipakai dalam ilmu pengetahuan
alam. Sama seperti ilmu fisika dan kimia yang berusaha menyingkap
rahasia alam semesta dengan menyederhanakan semua materi ke
dalam unsur-unsur dasar dan menganalisanya, demikian juga
psikologi sebagai ilmu.
Wundt dan psikolog-psikolog lain pada zamannya yang memiliki
perhatian pada studi tentang kodrat manusia sangat dipengaruhi oleh
pendekatan ilmu pengetahuan alam. Mereka menggunakan metode
ilmiah untuk mempelajari mental manusia. Para peneliti menggunakan
metode eksperimen untuk memahami proses mental. Karena
menggunakan metode eksperimen, maka proses mental yang dipelajari

6
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
hanyalah yang dipengaruhi oleh stimulus eksternal yang bisa
dimanipulasi dan dikontrol oleh peneliti. Pada masa ini tentunya tidak
ada tempat dalam pendekatan psikologi yang bersifat eksperimental
bagi topik yang kompleks dan multidimensional seperti kepribadian.
Ilmu psikologi yang baru dengan demikian tidak memberi tempat bagi
studi-studi kepribadian.

2. Studi tentang perilaku


Pada awal abad ke-20, Psikolog Amerika, John B. Watson,
membuat suatu revolusi melawan karya dari Wundt. Gerakan Watson
yang disebut aliran behaviorisme, menentang teori Wundt yang
berfokus pada pengalaman sadar. Menurut Watson, jika Psikologi ingin
menjadi sebuah ilmu pengetahuan, ia harus berfokus pada aspek-
aspek yang tampak dari sifat manusia: bisa dilihat, didengar, direkam,
diukur. Psikologi sebagai ilmu harus memusatkan perhatian pada
perilaku overt atau yang tampak, bukan kesadaran, karena kesadaran
tak dapat dilihat. Watson mengatakan bahwa kesadaran itu seperti
konsep filsafat tentang jiwa, tidak bermakna bagi ilmu pengetahuan
ilmiah. Psikolog harus berhadapan dengan apa yang dapat mereka
lihat, manipulasi, dan ukur, yaitu stimulus eksternal dan respon
perilaku dari subjek. Menurut Watson apapun yang terjadi dalam diri
manusia setelah stimulus dihadirkan dan sebelum respon dibuat, tak
dapat dilihat sehingga tidak bernilai bagi ilmu pengetahuan.
Behaviorisme menghadirkan gambar mekanistik dari manusia,
seperti mesin yang merespon secara otomatis stimulus dari luar. Kaum
behavioris melihat orang seperti mesin penjual otomatis. Stimulus
diletakkan, dan respon yang cocok, yang dipelajari dari pengalaman
sebelumnya, muncul. Berdasarkan konsep ini, kepribadian tidaklah
lebih dari akumulasi respon yang dipelajari atau sistem-sistem
kebiasaan, suatu definisi yang nantinya diusulkan oleh B.F. Skinner.
Dengan demikian, kaum behavioris mereduksi kepribadian pada apa
yang dapat dilihat dan diamati secara objektif. Tidak ada tempat bagi
konsep kekuatan kesadaran dan ketidaksadaran dalam pandangan
kaum behaviorisme. Meski demikian, tokoh-tokoh pembelajaran
sosial, yang penjelasan-penjelasannya berasal dari versi behaviorisme
Watson dan Skinner, telah membuat pembaharuan dengan
menyertakan ukuran kesadaran dalam konsep kepribadian.
Pertanyaannya jika kaum behaviorist awal mengabaikan semua
gagasan, perasaan-perasaan, dan kompleksitas yang hadir dalam
pikiran ketika kita menggunakan kata kepribadian, maka dimana
fungsi hal-hal tersebut? Apa yang terjadi ketika kesadaran yang anda
alami setiap kali anda terjaga/sadar? Dimana kekuatan-kekuatan

7
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
bawah sadar yang kerapkali mendorong kita untuk bertindak dalam
cara yang tak dapat dikontrol?

3. Studi tentang ketidaksadaran


Aliran psikologi awal lainnya yang membicarakan tentang sifat
dasar manusia adalah psikoanalisa. Sigmund Freud adalah pendirinya.
Freud aslinya bukan seorang psikolog tetapi seorang dokter dengan
tempat praktek pribadi yang berhadapan dengan pasien-pasien yang
menghadapi gangguan emosional. Meskipun memilik latar belakang
ilmuwan, namun Freud tidak menggunakan metode eksperimental
dalam menemukan teorinya. Ia mengembangkan teori kepribadian
berdasarkan observasi klinis terhadap pasien-pasiennya. Melalui
berseri-seri sesi psikoanalitik, Freud menerapkan interpretasi
kreatifnya terhadap perasaan-perasaan dan pengalaman masa lalu
yang dialami pasien, baik secara aktual maupun fantasi.
Pendekatannya agak berbeda dari investigasi laboratorium yang
berupa eskperimen yang teliti, terhadap elemen-elemen pengalaman
atau perilaku sadar.
Terinspirasi dari pendekatan psikoanalisa Freud, sekelompok
teoritikus kepribadian mengembangkan konsep-konsep unik tentang
sifat dasar manusia, di luar aliran utama psikologi eksperimental.
Aliran mereka disebut Neopsikoanalisa, yang berpusat pada pribadi
utuh sebagaimana dia berfungsi dalam dunia yang nyata, bukan pada
elemen-elemen perilaku atau unit stimulus-respon sebagaimana
dipelajari dalam laboratorium psikologi. Para neopsikoanalis menerima
keberadaan kekuatan-kekuatan kesadaran dan ketidaksadaran,
sedangkan kaum behavioris menerima hanya elemen perilaku yang
tampak saja. Sebagai hasilnya, para teoritikus kepribadian awal
bersifat spekulatif dalam karya-karyanya, lebih mendasarkan
kesimpulan mereka berdasarkan observasi terhadap perilaku pasien-
pasien daripada pada analisis kuantitatif terhadap data laboratorium.

4. Studi Ilmiah tentang kepribadian


Psikologi eksperimental dan kajian formal tentang kepribadian
mulai dalam dua tradisi yang berbeda, menggunakan metode yang
berbeda dan mengejar tujuan yang berbeda. Meski demikian, Psikologi
ekperimental tidak sama sekali mengabaikan kepribadian, karena
beberapa aspek terbatas kepribadian juga dipelajari. Memang
kepribadian tidak muncul sebagai salah satu bidang khusus dalam
psikologi eksperimental sebagaimana halnya psikologi anak atau
psikologi sosial.

8
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
Studi tentang kepribadian sebagai satu bidang psikologi yang
khusus dimulai pada akhir tahun 1930an dalam tradisi psikologi
Amerika, terutama melalui karya dari Gordon Allport, dari Universitas
Harvard. Bukunya Personality: A Psychological Interpretation, secara
umum dianggap sebagai permulaan studi tentang kepribadian. Setelah
itu mulai bermunculan banyak buku, jurnal, penelitian, dan mata
kuliah yang secara khusus membahas tentang kepribadian. Aktivitas-
aktivitas ini mengindikasikan adanya pengakuan yang sedang
bertumbuh bahwa beberapa area dari teori-teori psikoanalisis dan
neopsikoanalisis dapat dimasukkan dalam psikologi. Para psikolog
akademis percaya bahwa studi ilmiah tentang kepribadian sangat
mungkin dikembangkan.
Sejak akhir tahun 1930an, pelbagai aliran teori kepribadian
dengan pendekatan yang berbeda-beda bermunculan. Selain aliran
psikoanalisis dan behaviorisme, aliran-aliran lain tentang kepribadian
juga akan dibahas dalam kuliah psikologi kepribadian ini, di antaranya
aliran neoanalisis, psikologi kognitif dan teori sosial-kognitif, psikologi
traits, dan teori eksistential-humanis.

C. Teori-teori Kepribadian
Catatan kuliah psikologi kepribadian membahas 5 (6) perspektif utama
dalam psikologi kepribadian yang akan dijelaskan dalam 6 bab dan
diawali dengan penjelasan mengenai definisi kepribadian.

1. Teori-teori Psikodinamika : Sigmund Freud, Alfred Adler, Carl Jung,


Karen Horney, Erick Fromm, dan Erik Erikson
2. Teori-teori Behavioral : Classical Conditioning (Edward Thorndike dan
Ivan Pavlov) dan Operant Conditioning (B.F. Skinner)
3. Pendekatan Pembelajaran Sosial : Albert Bandura
4. Teori Kognitif tentang kepribadian : George Kelly
5. Pendekatan Humanistik/Eksistensialisme: Abraham Maslow, Karl
Rogers, Rollo May, Viktor Frankl.
6. Teori-teori Traits tentang kepribadian : Gordon Allport, Hans Eysenk,
Robert McCrae & Paul T. Costa

9
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
BAB II
TEORI-TEORI PSIKODINAMIKA

Teori kepribadian yang resmi untuk pertama kali dimulai oleh


Sigmund Freud pada awal abad 20 dan konsep kepribadian Freud
menjadi prototipe atau model dasar dari pendekatan psikodinamika
dalam psikologi kepribadian. Teori Freud disebut teori psikoanalisa, teori
kepribadian paling terkenal. Kaum psikodinamika mencari penyebab
perilaku manusia dalam suatu hubungan dinamis dari kekuatan-
kekuatan internal yang seringkali berkonflik satu dengan yang lain.
Perspektif psikodinamika mencari sebab-sebab perilaku dalam
kepribadian manusia seperti pola-pola sifat, emosi, dan motivasi yang
unik dan menekankan peranan proses-proses ketidaksadaran.
Teori psikodinamika dapat dibedakan dalam 3 aliran penting yaitu
psikoanalisa Freud, neoanalisa, dan teori relasi objek.

A. Psikoanalisa Freud
Freud menganggap kepribadian sebagai suatu sistem energy,
layaknya mesin uap. Menurutnya, dorongan-dorongan insting
menghasilkan energy psikis, yang memperkuat pikiran dan secara
menetap menekannya untuk nanti dilepaskan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sebagai contoh, energy yang dibangun dari
dorongan seksual dapat dilepaskan secara langsung dalam bentuk
aktivitas seksual atau secara tidak langsung melalui perilaku yang
berbeda seperti fantasi seksual, berkebun, atau melukis.
Peristiwa-peristiwa mental dapat bersifat sadar, prasadar, atau di
bawah sadar. Pikiran sadar berisi peristiwa-peristiwa mental yang
disadari saat ini. Pikiran pra sadar berisi ingatan-ingatan, perasaan,
pikiran, dan gambaran-gambaran yang tidak kita sadari pada saat
tertentu tetapi kita dapat mengingat kembali dengan mudah, seperti
nomor telpon teman atau kenangan hari ulang tahun kita. Karena dua
lapisan pikiran ini isinya dapat kita sadari, kita mungkin melihatnya
sebagai bagian yang menonjol atau penting. Tetapi menurut Freud, area
ini merupakan bagian yang paling kecil dalam hal ukuran maupun
kepentingan dibandingkan dengan pikiran bawah sadar manusia. Pikiran
bawah sadar itu berisi dunia yang dinamis dari harapan-harapan,
perasaan, dan impuls-impuls yang berada di luar jangkauan kesadaran
kita. Freud mengatakan bahwa dunia kesadaran kita seperti gunung es
di tengah laut, yang muncul hanya 1/7 bagian saja dan sisanya
merupakan bagian alam bawah sadar.
Freud menemukan teorinya tentang kepribadian berdasarkan
pengalamannya menangani pasien yang menderita gangguan hysteria

10
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
konversi yang ditandai dengan gejala-gejala fisik seperti paralisis dan
kebutaan tanpa penyebab fisik yang jelas. Freud yakin bahwa gejala-
gejala ini berkaitan dengan kenangan-kenangan dan perasaan-perasaan
yang ditekan atau berusaha untuk tidak disadari. Penemuan ini
membuat Freud yakin bahwa bagian pikiran bawah sadar memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku manusia. Untuk
mengeluarkan pikiran-pikiran bawah sadar itu Freud mencoba beberapa
teknik seperti hypnosis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi.

B. Neoanalisa
Pandangan Freud sangat revolusioner sehingga menuai berbagai
kritik termasuk dari para pengikutnya sendiri. Kelompok murid dan
teman yang mengkritik teori psikoanalisa Freud disebut tokoh-tokoh
neoanalitik. Aliran neoanalitik adalah para psikoanalis yang tidak setuju
dengan beberapa aspek dari pemikiran Freud dan mengembangkan teori
mereka sendiri. Mereka adalah Alfred Adler, Karen Horney, Erik Erikson,
dan Carl Jung. Mereka percaya bahwa Freud mengabaikan faktor sosial
dan budaya dalam perkembangkan kepribadian manusia. Menurut
mereka Freud terlalu menekankan dorongan seksual kekanak-kanakan.
Hal kedua yang dikritik oleh para tokoh ini adalah bahwa Freud terlalu
menekankan peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak sebagai penentu
kepribadian orang dewasa. Memang mereka sependapat bahwa
pengalaman masa kanak-kanak penting bagi perkembangan kepribadian,
namun beberapa tokoh seperti Erikson yakin bahwa perkembangan
kepribadian berlangsung melalui rentang kehidupan individu, yang
dipengaruhi oleh bagaimana mereka menghadapi tantangan-tantangan
yang khas di setiap fase perkembangan hidupnya.
Alfred Adler menolak pandangan Freud bahwa perilaku manusia
dimotivasi oleh insting dan dorongan seksual dan agresif yang di bawah
sejak lahir. Adler yakin bahwa manusia secara genetic adalah makhluk
sosial yang dimotivasi oleh minat sosial, yaitu kehendak untuk
meningkatkan kesejahteraan orang lain. Manusia peduli terhadap orang
lain, bekerja sama dengan orang lain, dan menempatkan kesejahteraan
sosial bersama di atas keinginan-keinginan pribadi. Sebaliknya Freud
cenderung memandang manusia sebagai binatang buas yang dikurung
dalam penjara peradaban. Pandangan Adler berangkat dari pengalaman
masa lalunya mengatasi sakit dan kecelakaan di masa kecilnya, sehingga
Adler berpendapat bahwa motivasi umum manusia adalah berjuang
untuk memperoleh superioritas, yang mendorong manusia untuk
mengalahkan kelemahan baik yang nyata atau yang dibayangkan dalam
diri mereka sendiri (kompleks inferioritas) dan berjuang untuk menjadi
makin kompoten dalam hidupnya.

11
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
Seperti Adler, Carl Jung adalah teman Freud dan rekan kerja sebelum
dia berpisah dari Freud dan mengembangkan teorinya sendiri. Jung
memperluas pandangan Freud tentang alam bawah sadar dalam arah
yang unik. Misalnya, dia percaya bahwa manusia memiliki tidak hanya
ketidaksadaran personal tetapi juga ketidaksadaran kolektif yang berisi
memori-memori yang terakumulasi sepanjang seluruh sejarah umat
manusia. Ingatan-ingatan termanisfestasi dalam arketipe-arketipe, yaitu
kecenderungan bawaan untuk menafsrikan pengalaman-pengalaman
dalam cara-cara yang khas. Arketipe terungkap dalam symbol-simbol,
mitos-mitos, dan kepercayaan-kepercayaan yang muncul di pelbagai
kebudayaan, seperti gambaran tentang seorang dewa, kekuatan iblis,
pahlawan, ibu yang baik, dan pencarian kesatuan atau kesempurnaan
diri. Ide-ide Jung memiliki beberapa kesamaan dengan kaum evolusioner
yang menekankan proses kognitif yang bersifat bawaan.

C. OBJECT RELATION THEORY


Setelah kematian Freud pada tahun 1939, Melanie Klein (1975),
Otto Kernberg (1984), Margaret Mahler (1968), dan Heinz Kohut (1971)
mengembangkan suatu teori psikodinamika baru yaitu teori relasi objek.
Teori ini berfokus pada gambaran-gambaran atau representasi mental
yang dibentuk manusia tentang diri sendiri dan orang lain sebagai hasil
dari pengalaman-pengalaman awal kehidupan bersama dengan
pengasuh-pengasuhnya. Entah realistic atau terdistorsi, representasi
internal tentang orang dewasa yang signifikan – seperti ibu sebagai ibu
yang baik atau jahat, ayah sebagai ayah yang melindungi atau
melecehkan – menjadi model atau gambaran yang mewarna cara orang
memandang relasi sosial di kemudian hari dan tema-tema relasi sosial ini
membentuk pengaruh tak sadar terhadap relasi sosial individu sepanjang
hidupnya. Orang yang sulit membentuk dan mempertahankan relasi
intim cenderung memiliki pandangan tentang dirinya dan orang lain
secara negative, mengharapkan interaksi yang menyakitkan, dan
menganggap kejahatan dan penolakan disebabkan oleh orang lain. Model
relasi ini seringkali menciptakan rencana pemenuhan diri, yang
memengaruhi bertahannya relasi yang dibentuknya dengan orang lain.

KUIS
1. Jelaskan apa itu Psikologi atau Teori Kepribadian !
2. Jelaskan letak psikologi kepribadian dalam ilmu psikologi!
3. Jelaskan inti pandangan dari Teori Psikodinamika tentang Kepribadian!
4. Jelaskan apa yang menjadi kritik dari penganut neo analitik terhadap
psikoanalisa Freud.

12
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
BAB III
TEORI BEHAVIORISME

 Aliran behaviorisme muncul hampir bersamaan dengan teori


Psikodinamika Freud dan kawan-kawan dan sebelum adanya upaya
menjelaskan kepribadian dengan menggunakan psikometri oleh
Eysenck an McCrae dan Costa.
 Behaviorisme klasik berawal dari seorang psikolog Rusia, Ivan Pavlov
(1849-1936) yang menemukan bahwa lingkungan mempengaruhi
pembentukan perilaku melalui proses asosiasi.
 Penelitian terkenal: air liur anjing yang merupakan respons terhadap
stimulus baru yang dikondisikan melalui proses pemasangan dengan
stimulus asli. Berdasarkan penelitian ini, Pavlov menyimpulkan
bahwa perilaku dapat dibentuk melalui proses pengkondisian yang
disebut classical conditioning. Teori pengkondisian klasik berpusat
pada stimulus. Stimulus netral dapat diubah menjadi stimulus
terkondisi dan mempengaruhi perilaku atau respons seperti yang
terjadi pada anjing dalam penelitian Pavlov.

 Di Amerika, Edward Torndike (1874-1949) menguji bagaimana


organisme belajar melalui konsekuensi dari tindakan-tindakan
mereka. Ia menemukan hukum efek (Law of effect) yaitu respon-

13
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
respon yang disertai konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan
akan cenderung diulang. Sebaliknya jika respon tidak disertai
konsekuensi yang menyenangkan cenderung tidak akan berulang.
 Proses belajar dengan demikian menjadi kunci untuk memahami
bagaimana lingkungan membentuk perilaku.
 Behaviorisme baru: Suatu aliran pemikiran yang menekankan kontrol
lingkungan terhadap perilaku melalui proses belajar.
 Aliran ini berkembang tahun 1913 dengan tokoh penting John B.
Watson (1878-1958). Watson mengkritik pandangan aliran
strukturalisme dan fungsionalisme, serta psikoanalisa yang berfokus
pada unsur internal manusia yang tak dapat diamati. Menurut
Watson, Psikologi sebagai ilmu haruslah menjadikan perilaku yang
dapat diamati sebagai pokok kajian studinya bukan kesadaran yang
sifatnya tak dapat diamati.
 Psikologi Watson berfokus hanya pada perilaku yang dapat diamati,
pada bagaimana individu merespons stimulus eksternal. Watson
meletakan dasar ilmiah pada psikologi dengan menggunakan
pendekatan ilmu alam, yaitu melalui penelitian eksperimental dan
perhitungan yang tepat pada variable stimulus dan respons. Psikologi
behaviorisme menjadi popular di tahun 20an dan terus bertahan
selama lebih dari 60 tahun. Teori behavioris Watson tidak memberi
tempat pada kekuatan kesadaran dan ketidaksadaran karena tidak
dapat dilihat, dimanipulasi, dan diukur. Watson percaya bahwa
apapun yang dapat terjadi dalam diri organisme, baik manusia
ataupun hewan, di antara kehadiran stimulus dan kemunculan
respons tidak penting dalam ilmu pengetahuan. Kenapa? Karena
ilmuwan tidak dapat melakukan eksperimen terhadap kondisi
internal yang tidak dapat diamati. Oleh karena itu dalam pendekatan
behaviorisme, proses-proses internal diabaikan seperti kecemasan,
dorongan-dorongan, motif-motif, kebutuhan, dan mekanisme
defensive.
 Tokoh yang paling berpengaruh dalam aliran behaviorisme adalah
B.F. Skinner. Skinner mengkritik gaya pemikiran psikodinamika yang
sangat spekulatif dalam penelitiannya. Skinner berusaha
meminimalisir spekulasi dalam teori kepribadian dan fokus pada
perilaku yang dapat diamati. Meski demikian, dia tidak mengklaim
bahwa perilaku yang dapat diamati dibatasi hanya pada kejadian-
kejadian eksternal. Perilaku-perilaku privat seperti berpikir,
mengingat, dan mengantisipasi, semuanya merupakan perilaku yang
dapat diamati oleh yang mengalaminya sendiri. Skinner disebut
sebagai penganut behaviorisme yang radikal, sering disebut
determinis dan enviromentalis. Dia mengabaikan aspek-aspek lain
dalam perilaku yakni konstrak-konstrak hipotetis seperti, ego, traits,
dorongan-dorongan, kebutuhan, rasa lapar, dll. Dia menolak
pandangan tentang adanya pengaruh kehendak bebas dalam

14
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
perilaku. Perilaku manusia tidak berasal dari tindakan kehendak,
tetapi seperti fenomena yang dapat diamati lainnya, perilaku
ditentukan secara hukum dan dapat dipelajari secara ilmiah.
 Pendekatan behaviorisme terhadap kepribadian diwakili oleh karya
dari B.F. Skinner, yang meneruskan pendekatan Watson, menolak
kekuatan dan proses-proses internal sebagai sesuatu yang tidak
relevan dalam ilmu psikologi. Skinner berusaha memahami
kepribadian melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan
tikus dan merpati daripada meneliti dalam seting klinis dengan
pasien-pasien seperti yang dibuat Freud. Meski demikian ide-idenya
banyak dipakai dalam lingkup klinis, melalui penerapan teknik
modifikasi perilaku.
 Bagi kaum behavioris, kepribadian adalah suatu akumulasi dari
respons yang dipelajari terhadap stimulus-stimulus yang bervariasi.
Kepribadian mengacu pada apa yang dapat diamati dan dimanipulasi
atau diubah secara objektif.

15
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
BAB IV
TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL

 Tahun 1960an dan 1970an muncul kritikan terhadap teori


behaviorisme radikal. Kelompok ini kemudian disebut behaviorisme
kognitif yaitu aliran yang meyakini bahwa pengalaman-pengalaman
belajar dan lingkungan memengaruhi harapan-harapan, dan pikiran-
pikiran kita yang lain, dan kemudian pikiran-pikiran itu
memengaruhi cara manusia berperilaku. Tokoh terkenal penganut
pandangan ini adalah Albert Bandura (1925- ).
 Teori Albert Bandura ini kemudian berubah menjadi Teori
Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory). Menurut Bandura,
manusia belajar melalui proses modeling atau meniru perilaku model
atau tokoh yang menjadi model. Salah satu teori terkenal dari Albert
Bandura adalah self-efficacy yaitu keyakinan akan kemampuan diri
untuk melakukan sesuatu atau menyelesaikan tugas tertentu.
 Bandura sependapat dengan Skinner bahwa perilaku dipelajari,
namun ia menolak penekanan Skinner pada subjek manusia dan
binatang dalam eksperimen dan mengabaikan subjek manusia yang
saling berinteraksi satu dengan yang lain. Bandura mengusulkan
suatu pendekatan yang menekankan bahwa perilaku manusia
dibentuk dan dimodifikasi dalam suatu konteks sosial. Menurut
Bandura, kita tidak dapat mengandalkan data dari eksperimen
semata yang tidak melibatkan interaksi sosial sebagai data yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari yang nyata, karena sangat
sedikit orang yang hidup dalam keterasingan dari lingkungan sosial.
 Meskipun Bandura setuju dengan Skinner bahwa banyak proses
belajar terjadi sebagai hasil dari penguatan (reinforcement), dia juga
menekankan bahwa pada hakekatnya semua perilaku dapat dipelajari
tanpa secara langsung mengalami adanya penguatan. Pendekatan
Bandura ini disebut juga pembelajaran melalui pengamatan
(observational learning), yang menunjukkan pentingnya mengamati
perilaku orang lain dalam proses belajar. Kita belajar melalui
penguatan yang seakan kita alami sendiri dengan mengamati perilaku
orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Kekhasan teori
Bandura adalah penekanannya pada proses belajar melalui
pengamatan atau contoh bukan pada penguatan langsung.
 Kekhasan lain dari teori pembelajaran sosial Bandura adalah peranan
proses kognitif atau berpikir. Berbeda dengan Skinner, Bandura
yakin bahwa proses-proses kognitif dapat memengaruhi proses
belajar melalui pengamatan (observational learning). Menurutnya,
kita tidak secara otomatis meniru perilaku model, namun kita
membuat keputusan bebas dan sadar untuk berperilaku secara sama
dengan sang model (orang yang ditiru). Untuk belajar melalui contoh
dan penguatan yang seakan kita alami, kita harus mampu

16
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
mengantisipasi dan menghargai atau menyukai konsekuensi dari
perilaku yang kita amati. Kita dapat mengatur dan menuntun
perilaku kita dengan memvisualisasikan konsekuensi-
konsekuensinya, sekalipun kita belum pernah mengalaminya sendiri.
Menurut Bandura, tidak ada hubungan langsung antara stimulus
dan respons atau antara perilaku dan penguat, sebagaimana
dikatakan oleh Skinner. Bandura percaya bahwa proses kognitif
memediasi keduanya.
 Meskipun membuat suatu pendekatan baru, namun teori Bandura
dianggap sebagai bagian dari aliran Behaviorisme yang menekankan
bahwa perilaku manusia terbentuk karena proses belajar. Teori
behaviorisme Bandura memang kurang ekstrim dibandingkan
Skinner. Dia menekankan observasi terhadap orang lain sebagai
sarana belajar, dan Bandura juga menganggap belajar dimediasi oleh
proses kognitif. Teorinya didasarkan pada penelitian laboratorium
yang dilakukan dengan teliti terhadap orang normal dalam interaksi
sosial bukan terhadap tikus dalam kandang seperti Skinner atau
individu abnormal di atas sofa seperti Freud.

Kuis
1. Jelaskan inti ajaran dari kaum behaviorisme dan kritiknya terhadap
pendekatan psikodinamika, strukturalisme, dan fungsionalisme.
2. Jelaskan perbedaan penekanan teori Watson dan Skinner.
3. Jelaskan kekhasan teori behaviorisme Albert Bandura.
4. Menurut anda pendekatan mana yang paling sesuai dengan
pengalaman anda terkait teori kepribadian, Psikodinamika atau
Behaviorisme? Jelaskan jawaban anda.

17
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
BAB V
TEORI KOGNITIF

Kognisi sebagai Penentu Kehidupan Individu


Pendekatan kognitif, khususnya yang dikembangkan oleh Kelly yaitu
teori konstrak personal tentang kepribadian berbeda secara substansial
dengan semua pendekatan lain. Kelly tidak menggunakan konsep alam
bawah sadar, ego, kebutuhan-kebutuhan, dorongan, stimulus dan respons,
dan penguatan, pun motivasi dan emosi. Kelly menekankan dimensi
kognitif dari kepribadian. Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana kita
memahami kepribadian manusia tanpa mempertimbangkan konsep-konsep
di atas, khususnya motivasi dan emosi. Menurut Kelly, setiap manusia
menciptakan rangkaian konstruk kognitif tentang lingkungannya. Dengan
cara itu individu menafsirkan dan mengatur peristiwa-peristiwa dan relasi
sosial dalam hidupnya dalam suatu sistem atau pola. Berdasarkan pola ini,
individu membuat prediksi tentang dirinya sendiri dan tentang orang lain,
serta kejadian-kejadian, dan manusia menggunakan prediksi itu untuk
merumuskan responsnya dan mengarahkan tindakannya. Bagi Kelly,
untuk memahami kepribadian, pertama-tama manusia harus memahami
pola-polanya, yaitu cara-cara kita mengorganisasi atau membentuk dunia
kita.
Menurut Kelly, penafsiran kita terhadap kejadian-kejadian lebih
penting daripada kejadian itu sendiri. Seperti Maslow, Kelly tidak setuju
dengan pandangan kaum behaviorisme dan pendekatan psikoanalisis
tentang kepribadian. Kelly menganggap bahwa kedua aliran ini menolak
kemampuan manusia untuk mengontrol hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri, dan memilih jalan kita untuk bertindak. Dia
berpendapat bahwa kaum behaviorisme memandang manusia semata-mata
sebagai responden pasif terhadap kekuatan-kekuatan bawah sadar.
Sebaliknya bagi Kelly, manusia adalah bentuk-bentuk gerakan dan
manusia menggerakkan dirinya sendiri. Manusia tidak dimotivasi oleh
orang lain atau sesuatu yang lain.

Manusia sebagai Ilmuwan


Teori kepribadian yang ditawarkan oleh Kelly berasal dari
pengalamannya sebagai seorang dokter. Untuk beberapa alasan, dia
menafsirkan pengalaman prakteknya sebagai dokter secara berbeda dengan
Freud dan ahli lain yang merawat pasien-pasiennya. Model sifat dasar
manusia yang dikembangkan oleh Kelly memang tidak biasa. Dia
menyimpulkan bahwa manusia adalah seperti seorang ilmuwan yang
membangun teori-teori dan hipotesis dan mengujinya dalam realitas dengan
eksperimen-eksperimen dalam laboratorium. Jika hasil dari eksperimen

18
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
mereka mendukung teori, maka teorinya dipertahankan, jika tidak ditolak
atau dimodifikasi dan diuji kembali.
Seperti seorang ilmuwan, semua manusia membentuk teorinya, yang
disebut konstrak personal, dengan mana individu manusia mencoba untuk
menafsirkan dan mengontrol kejadian-kejaddian dalam hidupnya. Kelly
mengusulkan bahwa cara untuk memahami kepribadian seseorang adalah
dengan menguji konstrak personalnya.

Teori Kelly dan Perspektif Kognitif


Sekitar tahun 1960 berkembang aliran baru dalam psikologi yaitu
aliran kognitif dan mendominasi psikologi eksperimental. Meskipun sama
dalam istilah, namun gerakan kognitif tidak merangkul karya Kelly karena
teori kognitif tidak konsisten dengan fokus masalah dan metodenya.
Pendekatan Kelly sebagai seorang dokter berhadapan dengan konstruk
sadar yang menjadi sarana bagi individu untuk mengatur hidupnya.
Sebaliknya, para psikolog kognitif tertarik baik dengan variable-variabel
kognitif maupun perilaku overt (dapat diamati), yang mereka pelajari
terutama dalam sebuah percobaan bukan dalam seting klinis. Juga, para
penganut aliran kognitif tidak membatasi fokus pembahasannya pada
kepribadian. Mereka mempelajari perilaku yang kelihatan dan proses
belajar dalam situasi sosial. Mereka yakin bahwa proses kognitif seperti
belajar memengaruhi respons seseorang terhadap suatu situasi sebagai
stimulus.
Meskipun Psikologi kognitif mendominasi beberapa waktu setelah Kelly
mengusulkan teorinya tentang kepribadian, namun, teori Kelly memiliki
pengaruh yang sangat kecil terhadap aliran ini. Lebih tepat kalau teori
kognitif Kelly dianggap sebagai penggagas munculnya psikologi kognitif
modern, karena sama-sama berfokus pada aktivitas sadar, meskipun
penekanan Kelly pada dimensi kognitif lebih besar dibandingkan aliran
psikologi kognitif modern.

Kuis
1. Jelaskan inti ajaran perspektif kognitif menurut Kelly.
2. Jelaskan perbedaan teori Kelly dan Albert Bandura sebagai penganut
teori social-cognitive theory.
3. Jelaskan perbedaan teori kognitif Kelly dan aliran kognitif lainnya.

19
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
BAB VI
TEORI HUMANISTIK DAN EKSISTENSIALISME

A. TEORI HUMANISTIK

Pendekatan humanistic terhadap kepribadian berkembangan sekitar


tahun 60an dan 70an dan masih terus menjadi aliran yang berpengaruh
dalam psikologi. Tujuan dari aliran ini adalah untuk mengubah secara
radikal metode dan pokok pembahasan dalam psikologi. Para penganut
teori humanistic keberatan dengan cara pendekatan psikoanisis dan
behaviorisme yang merupakan dua aliran besar yang paling berpengaruh
dalam Psikologi Amerika.
Menurut kaum humanistic, kedua aliran tersebut terlalu memandang
rendah dan sempit tentang gambaran kodrat manusia. Para humanis
mengkritik Freud dan para psikoanalis lainnya karena hanya menekankan
sisi kemanusiaan yang terganggu secara emosional. Kaum humanistic
mempertanyakan bagaimana kita dapat mempelajari karakteristik dan
kualitas-kualitas manusia yang positif jika kita hanya membatasi fokus
studi kita pada neurosis dan psikosis. Kaum humanistic mengusulkan
untuk mempelajari kekuatan-kekuatan dan keutamaan-keutamaan, sisi
positif dari manusia, perilaku manusia yang terbaik bukan yang terburuk.
Para psikolog humanis juga percaya bahwa kaum behavioris terlalu
sempit dalam cara pandang mereka tentang kepribadian manusia. Para
psikolog behaviorisme mengabaikan kekuatan kesadaran dan
ketidaksadaran, dan hanya fokus pada pengamatan objektif pada perilaku
yang dapat diamati. Bagi kaum humanis, psikologi yang hanya didasarkan
pada respon terkondisi terhadap stimulus, sama saja dengan menganggap
manusia seperti robot mekanik, yang bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa
disekitarnya dalam cara yang sudah ditentukan. Perilaku manusia terlalu
kompleks untuk hanya dijelaskan dengan metode kaum behavioris.
Pendekatan kaum humanistic terhadap kepribadian dalam
pembahasan kuliah ini akan diwakili oleh karya dari Abraham Maslow dan
Carl Rogers, dua tokoh besar dalam psikologi humanistic. Teori mereka
menekankan kekuatan dan cita-cita manusia, kehendak bebas yang sadar,
dan pemenuhan potensi kemanusiaannya. Mereka menampilkan suatu
gambaran kodrat manusia yang positif dan optimistic dan melukiskan
manusia sebagai makhluk yang aktif dan kreatif dalam pertumbuhan dan
aktualisasi diri.
Abraham Maslow (1908-1970) mengatakan bahwa setiap manusia
memiliki kekuatan bawaan untuk mengaktualisasikan diri (self-
actualization) atau mengaktualisasikan potensi-potensi diri. Jika
kepribadian manusia berkembang dalam lingkungan yang positif maka

20
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
potensi-potensi dari dalam diri yang positif akan muncul dan berkembang.
Kaum humanis menekankan pentingnya kebebasan dan tanggung jawab,
pertumbuhan pribadi, dan harga diri yang positif. Mereka percaya bahwa
makna hidup manusia tergantung pada manusia itu sendiri.
Carl Rogers mengembangkan studi ilmiah tentang psikoterapi dan
membuat pengaruh psikologi humanistic meluas. Metode terapinya dikenal
dengan client-centered therapy atau terapi yang berpusat pada klien.
Aliran humanistic yang berfokus pada aktualisasi diri dan
pertumbuhan diri menjadi cikal bakal munculnya psikologi positif yang saat
ini paling berpengaruh. Psikologi positif menekankan studi tentang
kekuatan-kekuatan positif manusia, pemenuhan diri, dan kehidupan yang
optimal.

B. TEORI EKSISTENSIALISME
1. Apa itu psikologi eksistensialisme
• Aliran eksistensialisme dilatarbelakangi oleh filsafat eksistensial
(Sartre, Heidegger, Kickergaard, Bubber). Psikologi eksistensial: ilmu
pengetahuan empiris tentang eksistensi manusia yang menggunakan
metode analisis fenomenologis. Fokus pembahasan kaum
eksistensialis adalah makna hidup manusia.
• Teori kepribadian eksistensialisme dipengaruhi terutama oleh
pandangan Martin Heidegger (dan Soren Kierkegaard) tentang Dasein
atau ada-dalam-dunia. Individu adalah ada-dalam-dunia. Self tidak
ada tanpa dunia, dan dunia tidak mungkin ada tanpa orang yang
mempersepsikannya.
• Bagi kaum eksistensialis, upaya manusia dalam memahami dunia
mereka adalah hal yang penting. Kepribadian manusia dibentuk dari
cara manusia berada dalam dunia.
• Psikologi eksistensial menggunakan metode sendiri yaitu
fenomenologi, dan menolak teori kausalitas, positivisme,
determinisme, materialisme.
• Psikologi eksistensial mengganti konsep kausalitas dengan motivasi.
Motivasi mengandaikan pemahaman tentang hubungan sebab akibat.
Prinsip motivasi dan pemahaman merupakan prinsip-prinsip operatif
dalam analisis eksistensial perilaku
• Psikologi eksistensial menolak paham dualisme Descartes, pemisahan
subjek dan objek. Eksistensial mempertahankan kesatuan individu
dalam dunia.
• Psikologi eksistensial meyakini bahwa kebenaran hanya dapat dicapai
oleh orang yang sama sekali terbuka pada dunia.

21
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
• Individu tidak dipadang sebagai benda yang dapat diatur atau
dikontrol. Manusia adalah kebebasan, ia bertanggung jawab terhadap
eksistensi dirinya.

2. Konsep-konsep dasar eksistensialisme:


 Dasein : ada dalam dunia adalah cara manusia bereksistensi. Dasein
adalah istilah Heidegger yang berarti ada di tempat sana. Di tempat
sana berarti dunia yang terbuka, suatu keadaan ada di dunia di
mana seluruh eksistensi individu yang ada dan harus ada dapat
muncul dan menjadi hadir. Sifat dasar dasein: keterbukaan dalam
menerima dan memberi respon terhadap apa yang ada dalam
kehadirannya. Dasein berarti manusia bersatu dengan dunia, being-
in-the-world.
 3 cara bereksistensi: 1) lingkungan biologis atau fisik (umwelt), 2)
Lingkungan manusia (Mitwelt), 3) Eigenwelt atau manusia sendiri
termasuk badannya. Ada satu dunia lain yang Uberwelt: keyakinan
spiritual dan keagamaan tentang dunia yang ideal, dunia ideal yang
diinginkan oleh seseorang.
 Ada-melampaui-dunia (otentisitas): istilah ini mau mengatakan
bahwa manusia dihadapkan dengan banyak kemungkinan untuk
mengatasi dunia dimana dia berada. Manusia ingin mewujudkan
kemungkinan-kemungkinan itu. Jika ia mampu mewujudkannya, dia
menjadi pribadi yang otentik dan tidak dikuasai orang lain atau
lingkungannya. Manusia bebas memilih. Jika manusia menolak
menggunakan kebebasannya, saat itulah muncul patologi atau
penyakit-penyakit psikologis.
 Dasar eksistensi/keterlemparan: Kondisi keterlemparan yaitu cara
manusia menemukan dirinya dalam dunia yang menjadi dasarnya,
merupakan nasib setiap manusia. Hidup manusia bertujuan untuk
mencapai kehidupan yang otentik (ada-disini) menjadi diri sendiri.
Misalnya seorang wanita memiliki dasar eksistensi yang berbeda
dengan laki-laki. Fakta menjadi seorang wanita menentukan sebagian
kemungkinan-kemungkinan eksistensinya. Apabila ia menolak
kemungkinan-kemungkinan ini, dan memaksa diri menjadi seorang
laki-laki atau jantan, maka ia memiliki cara berada yang tidak
otentik. Akibatnya ia akan mengalami rasa bersalah. Keterlemparan
juga diartikan sebagai keadaan diperdaya oleh dunia sehingga orang
terasing dari dirinya sendiri.
 Rancangan-dunia: pola yang meliputi cara ada-di-dunia seorang
individu yang menentukan cara ia bereaksi terhadap situasi-situasi
khusus serta ciri dan simptom mana yang akan dikembangkannya.
Rancangan dunia ini tampak dalam segala sesuatu yang dilakukan

22
Psikologi Kepribadian/JCS 2020
individu. Batasnya bisa sempit dan mengerut atau lebar dan meluas.
Ada lebih dari satu rancangan-dunia
 Bodying Forth (penubuhan keluar): keterbukaan manusia terhadap
dunia diekpresikan oleh keterbukaan badaniah, dan bagaimana
manusia menggunakan tubuhnya terhadap dunia. Badan tidak
terbatas pada apa yang ada dalam kulit, tetapi meluas sepanjang
hubungan individu dengan dunia.
 Alienasi diri: Mengacu pada keterasingan seseorang dari beberapa
aspek kodratinya. Banyak orang mengalami kecemasan dan rasa
putus asa karena terasing dari diri dan dunianya. Mereka tidak
memiliki gambaran yang jelas ttg dirinya dan merasa terisolasi dari
dunia dan yang tampak jauh dan asing. Mereka tidak punya sense of
dasein, kesatuan diri dan dunia. Alienasi menyebabkan kesepian,
kekosongan, dan putus asa. Alienasi dapat terjadi terhadap
alam/dunia (umwelt), orang lain (Mitwelt), dan diri sendiri (Eigenwelt).
 Nothingness/non-being: Selain menyadari eksistensinya sebagai
being dalam dunia, atau diri sebagai suatu yang hidup dan
berkembang, manusia juga menyadari ancaman not being atau non
being atau nothingness. Manusia menyadari kematiannya sebagai
suatu aspek vital dan jelas dalam hidupnya. Hidup manusia ada
dalam dikotomi: di satu pihak manusia mencari kepenuhan hidup
tetapi pada waktu yang sama manusia menyadari bahwa dia harus
mati.

3. Tokoh-tokoh Eksistensialisme
 Ludwig Binswanger, Medard Boss, Rollo May, Viktor Frankl.

23

Anda mungkin juga menyukai