Anda di halaman 1dari 10

TEORI KEPRIBADIAN

A. Konsep tentang Kepribadian


Istilah “kepribadian” diadopsi dari kata bahasa Inggris Personality yang
berasal dari bahasa Latin “Persona”, yaitu merujuk pada topeng teater yang
dikenakan oleh aktor Romawi dalam drama Yunani. Para aktor Romawi kuno ini
mengenakan topeng (persona) untuk memproyeksikan peran atau penampilan
palsu. Pandangan permukaan tentang kepribadian ini, tentu saja, bukanlah definisi
yang bisa diterima begitu saja. Ketika para psikolog menggunakan istilah
"kepribadian", mereka mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar peran yang
dimainkan seseorang.
Namun demikian para teoretisi kepribadian belum sepakat dengan satu
definisi kepribadian. Mereka mengembangkan teori-teori yang unik dan penting
sekali karena mereka tidak memiliki kesepakatan mengenai sifat kemanusiaan,
sehingga mereka masing-masing melihat kepribadian dari titik referensi individu.
Meski mereka berbeda pandangan terhadap diskursus kepribadian, tapi
mereka masing-masing telah mendekati konsep global tentang kepribadian dari
perspektif yang berbeda. Beberapa ahli telah mencoba untuk membangun teori
yang komprehensif, sedangkan yang lainnya kurang greget dan hanya berurusan
dengan beberapa aspek kepribadian. Seperti definisi yang dikemukakan oleh
Allport (1961), bahwa “Personality is the dynamic organization within the
individual of those psychophysical systems that determine his characteristics
behavior and thought”, atau pendapatnya Corr & Mattews (2009), .... as the
characteristic set of behaviors, cognitions, and emotional patterns that evolve
from biological and environmental factors. Kedua pendapat tersebut memiliki
kemiripan dalam hal konsep personality yang dinamis atau berkembang, tapi
Allport lebih tegas menyatakan, bahwa personality itu merupakan bagian dari
suatu sistem psikofisikal, meski tidak melibatkan komponen emosi.
Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa para ahli belum bisa mencapai
kata sepakat tentang konsep personality, akan tetapi dapat diungkapkan konsep
globalnya seperti dikemukakan oleh Feist & Feist (2006), yakni A global concept

1
2

referring to a relatively permanent pattern of traits, dispositions, or


characteristics that give some degree of consistency to a person's behavior.
Meskipun tidak ada definisi tunggal yang dapat diterima oleh semua
teoretisi kepribadian, kita bisa mengatakan bahwa kepribadian adalah pola sifat
yang relatif permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan
individualitas kepada perilaku seseorang (Feist & Feist, 2006). Sifat (Traits)
berkontribusi pada perbedaan individu dalam perilaku, konsistensi perilaku dari
waktu ke waktu, dan stabilitas perilaku di setiap situasi. Ciri (Characteristics)
mungkin unik, umum bagi beberapa kelompok, atau dipisahkan oleh seluruh
spesies, tetapi pola mereka berbeda untuk setiap individu. Jadi setiap orang,
meskipun mirip dengan orang lainnya dalam beberapa hal, tentu memiliki
kepribadian yang unik. Karakteristik adalah kualitas unik dari seorang individu
yang mencakup atribut seperti temperamen, fisik, dan kecerdasan.

B. Isu-isu Teori Kepribadian


Kepribadian dapat dikatakan sebagai penyebab dalam diri seseorang
karena memiliki perilaku dan pengalaman. Para Psikolog Kepribadian tidak
semuanya setuju tentang penyebab yang tidak jelas ini. Sebagaimana dilontarkan
oleh Cloninger (2004), bahwa mereka menawarkan berbagai jawaban atas tiga
pertanyaan mendasar. Pertama, bagaimana kepribadian bisa dijelaskan? Gambaran
kesetaraan memperhitungkan cara-cara di mana kita harus mengkarakterisasi
seorang individu. Haruskah kita menjelaskan ciri-ciri kepribadian dengan
membandingkan orang dengan satu sama lain atau menggunakan cara yang lain,
dengan mempelajari individu? Istilah apa yang tepat selain yang ditawarkan
dalam bahasa sehari-hari, yang harus digunakan untuk mendeskripsikan orang?
Kedua, bagaimana kita bisa memahami dinamika kepribadian? Bagai-
mana orang menyesuaikan diri dengan situasi kehidupan mereka? Bagai-mana
mereka dipengaruhi oleh budaya dan oleh proses kognitif (pemikiran) mereka
sendiri? Ketiga, apa yang bisa dikatakan tentang pengembangan kepribadian?
Bagaimana hal tersebut mencerminkan pengaruh guru dan pengalaman biologis di
masa kanak-kanak atau sesudahnya? Bagaimana kepribadian berubah selama
kehidupan individu, dari masa kecil hingga dewasa? Ketiga pertanyaan ini sangat
3

mendasar sehingga masing-masing teori mengulasnya dengan cara tertentu. Oleh


karenanya cara sebuah teori mendeskripsikan kepribadian memiliki implikasi
dinamika dan perkembangan pengetahuan tentang kepribadian.
Pertanyaan teoretis yang paling mendasar adalah: Konsep apa yang
berguna untuk menggambarkan kepribadian? Haruskah kita berkonsentrasi untuk
mengidentifikasi dan memberi label perbedaan stabil antara orang-orang? Atau
haruskah kita menghindari model analisis pembandingan, dan bukannya berfokus
pada pemahaman intensif satu orang saja? Haruskah kita mengasumsikan bahwa
kepribadian itu lebih atau kurang tetap, atau tidak berfokus pada keadaan
sementara yang ada dan kemudian berlalu meninggalkannya? Inilah isu-isu
strategis yang sepatutnya dibahas dalam wacana dan riset Teori-teori Kepribadian.
Namun dalam kenyataannya Teori Kepribadian itu tumbuh bersama
kepribadian pribadi para ahli teori. Dalam beberapa tahun terakhir, sub-disiplin
psikologi disebut Psikologi Ilmu Pengetahuan telah mulai melihat sifat-sifat
pribadi para ilmuwan. Psikologi Ilmu Pengetahuan mempelajari sains dan perilaku
ilmuwan. Artinya, ia menyelidiki dampak dari proses psikologis individu dan
karakteristik pribadi seorang ilmuwan pada pengembangan teori atau penelitian
ilmiahnya (Feist, 1993, 1994 dalam Feist & Gorman, 1998; Gholson, Shadish,
Neumyer & Hoults, 1989). Dengan kata lain, Psikologi Sains menguji bagaimana
kepribadian para ilmuwan, proses kognitif, perkembangan sejarah, dan
pengalaman sosial mempengaruhi jenis sains yang mereka lakukan dan teori yang
mereka buat. Memang, sejumlah peneliti (Hart, 1982; Johnson, Germer, Efran, &
Overton, 1988; Simonton, 2000; Zachar & Leong, 1992) telah menunjukkan
bahwa pribadi mem-pengaruhi orientasi kepribadian teoretis seseorang serta
kecenderungannya untuk bersandar ke arah sisi "keras” atau "lunak" dari suatu
disiplin.
Pemahaman teori kepribadian bertumpu pada informasi mengenai sejarah,
sosial, dan psikologis dunia dari masing-masing ahli teori pada saat dia berteori,
sehingga penulis yakin bahwa Teori Kepribadian mencerminkan kepribadian si
ahli teori. Oleh karenanya, beberapa penulis buku telah memasukkan sejumlah
besar informasi biografi dari masing-masing ahli teori utama. Memang, perbedaan
4

kepribadian di antara para ahli teori menjadi sumber perselisihan antara mereka
yang condong ke arah sisi kuantitatif psikologi (behavioris, teori pembelajaran
sosial, dan ahli teori sifat) dan mereka yang cenderung menuju sisi klinis dan
psikologi kualitatif (psikoanalis, humanis, dan eksistensialis).
Meskipun kepribadian seorang ahli teori sebagian membentuk teorinya,
seharusnya bukan satu-satunya penentu teori itu. Demikian juga, sikap Anda
terhadap satu atau teori lain, seharusnya tidak hanya bergantung pada nilai dan
kecenderungan pribadi Anda. Ketika Anda mengevaluasi dan memilih sebuah
teori, Anda harus mengakui dampak sejarah pribadi sang teoretisi terhadap teori
tersebut, tetapi pada akhirnya Anda harus mengevaluasinya berdasarkan kriteria
ilmiah yang independen dari sejarah pribadi tersebut. Sebagian pengamat (Feist,
2005; Feist & Gorman, 1998) telah membedakan antara sains sebagai proses dan
sains sebagai produk. Proses ilmiah mungkin dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi ilmuwan, tetapi kegunaan akhir dari produk ilmiah prosesnya harus
dievaluasi secara independen. Dengan demikian, evaluasi Anda terhadap masing-
masing teori harus lebih mengutamakan pada kriteria objektif daripada kriteria
subjektif like or dislike. Jadi penentu teori itu juga harus dikembalikan pada
objektivitas proses dan fungsi produk ilmiah dari disiplin ilmunya. Inilah muara
dari isu-isu Teori Kepribadian.

C. Perspektif Teori Kepribadian

Para peneliti kepribadian sudah mencurahkan usaha yang cukup gigih


guna mengidentifikasi cara-cara yang berbeda dari satu sama lain, yaitu
mendeskripsikan perbedaan individu. Pada dasarnya, ada pilihan untuk
mengklasifikasikan orang ke dalam suatu kelompok yang berbeda satu sama lain,
yakni pendekatan Type (Jenis) atau dengan menggunakan pendekatan Traits
(Sifat), yaitu menetapkan seseorang dalam variasi gradasi.
Pendekatan Type mengusulkan bahwa kepribadian datang dalam sejumlah
kategori yang berbeda (pengelompokan kualitatif). Tipe kepribadian tipologi
kepribadian yang seperti itu adalah mengkategorikan orang-orang dengan
karakteristik atau ciri-ciri yang serupa. Sejumlah kecil tipe atau kategori sudah
5

cukup untuk menjelaskan semua orang. Di Yunani kuno, misalnya, Hippocrates


(Merenda, 1987) menjelaskan empat tipe dasar temperamen, yaitu: optimistic
(optimis), melancholy (melankolis - depresi), irritable (mudah tersinggung), dan
apathetic (apatis). Setiap orang adalah hanya anggota dari salah satu kategori jenis
ini. Dalam psikologi modern, ketika dokter mengklasifikasikan orang ke dalam
kategori diagnostik - seperti skizofrenia atau gangguan panik - mereka
menggunakan kategori diagnostik sebagai jenisnya (Blashfield & Livesley, 1991).
Seringkali, fakta alam dan sosial menyajikan bukti kepada kita dengan
transisi yang lebih bertahap (dimensi kuantitatif). Oleh karena itu, peneliti
kepribadian umumnya lebih menyukai ukuran kuantitatif, yang memberi setiap
orang skor, mulai dari sangat rendah hingga sangat tinggi atau skor tertentu di
antara keduanya. Karakter kepribadian adalah karakteristik yang bervariasi dari
satu orang ke orang lain dan itu menyebabkan perilaku seseorang lebih konsisten.
Berbeda dengan pendekatan Type, pendekatan Traits (Sifat) menjelaskan lingkup
perilaku yang lebih sempit. Pendekatan Traits memungkinkan dapat mengurai
kepribadian yang lebih tepat daripada pendekatan Type, karena masing-masing
Traits/sifat mengacu pada seperang-kat karakteristik yang lebih terfokus.
Lebih banyak deskripsi pendekatan Traits daripada pendekatan Type yang
diperlukan untuk menjelaskan kepribadian orang. Bahkan, jumlah iden-tifikasi
sifatnya bisa sangat mencengangkan. Satu penelitian klasik pernah menghitung
hampir 18.000 ciri di antara kata-kata yang tercantum dalam kamus (Allport &
Odbert, 1936). Apakah kita benar-benar membutuhkan-nya? Untuk
menghilangkan redundansi yang tidak perlu (misalnya, dengan menggabungkan
sinonim), peneliti mengandalkan prosedur statistik yang menghitung korelasi di
antara skor Traits (yang mengelompok menjadi faktor) dan atas dasar itu mereka
telah mengusulkan faktor umum kepribadian. Faktor berbeda dari kebanyakan
Traits dengan menjadi lebih umum, tetapi Traits, ukurannya menjadi kuantitatif.
Orang menerima skor, daripada hanya ditempatkan ke dalam satu kategori atau
kategori lainnya. Faktor-faktor sering dianggap berasal dari variabel biologis yang
mendasarinya.
6

Sebagian para ahli psikologi mengulas masalah Teori Kepribadian tidak


menggunakan model-model pendekatan, melainkan menggunakan para-digma
berpikir perspektif dan cara seperti ini belakangan digunakan oleh para teoretisi
untuk menuangkan karya tulisnya. Buku Theories of Personality karya Feist &
Feist (2006) dan dengan judul yang sama karya Cloninger (2004) yang relatif baru
yang berbeda dengan karya Hall & Lindzey (1970) memaparkan penjelasan teori-
teori Kepribadian dari perspektif lain, yang klasifikasi seperti berikut ini:
1. Perspektif Teori Psikodinamik
Yang termasuk ke dalam kelompok ini, menurut Feist & Feist (2006)
adalah Freud, Adler, Jung, Klein, Horney, Fromm, Sullivan, dan Erikson.
1.1. Psikoanalisis oleh Freud
1.2. Psikologi Individual oleh Adler
1.3. Psikologi Analitis oleh Jung
1.4. Teori Relasi Objek oleh Klein
1.5. Teori Sosial Psikoanalitik oleh Horney
1.6. Psikoanalisis Humanistik oleh Fromm
1.7. Teori Interpersonal oleh Sullivan
1.8. Teori Pasca Freudian oleh Erikson
Menurut Cloninger (2004), Freud dikategorikan sebagai Psikoanalisis
Klasik dan Jung disebut sebagai Psikologi Analitik. Keduanya dikategorikan ke
dalam Perspektif Psikoanalitik. Sementara itu, Adler, Erikson, dan Horney
diklasisikasikan ke dalam Perspektif Sosial Psikoanalitik.
2. Perspektif Teori Humanistik/Eksistensial
Yang tergolong kelompok Teori Humanistik atau Eksistensial, yaitu
Maslow, Rogers, dan May. Kategori ini sama dengan yang dilakukan oleh
Cloninger (2004).
2.1. Teori Holistik-Dinamik oleh Maslow (Need Hierarchy Theory, Cloniner,
2004)
2.2. Teori Berpusat pada Pribadi (Person-Centered Theory) oleh Rogers
2.3. Teori Psikologi Eksistensial oleh May
3. Perspektif Teori Disposisi
7

Teori ini secara intensif dikembangkan oleh Allport dan Eysenck dan
kawan-kawannya.
3.1. Psikologi Individual oleh Allport
3.2. Teori Factor dan Traits oleh Eysenck, McCrae, dan Costa
Kategori yang dilakukan oleh Cloninger (2004) terhadap Allport, Cattell,
The Big Five (Factor Analytic Trait Theory), serta Evolution, Eysenck, McCrae,
dan Costa (Biological Theories) masuk ke dalam Perspektif Traits.
4. Perspektif Teori Belajar
Kelompok yang mengembangkan Teori Belajar ini dapat disebutkan:
4.1. Analisis Perilaku oleh Skinner
4.2. Teori Kognitif Sosial oleh Bandura
4.3. Teori Belajar Sosial Kognitif oleh Rotter dan Mischel
4.4. Konstruksi Psikologi Pribadi oleh Kelly.
Dalam bukunya Cloninger (2004), Skinner bersama Staat (The Challenge
of Behaviorism) dan Dollard dengan Miller (Psychoanalytic Learn-ing Theory)
masuk dalam kategori Perspektif Pembelajaran. Sementara itu Mischel dan
Bandura (Cognitive Social Learning Theory) dan Kelly (Personal Construct
Theory) disebutnya sebagai Perspektif Teori Pembelajaran Sosial Kognitif).

E. Kesimpulan

Studi tentang Teori Kepribadian memang cukup kompleks dan multi-


perspektif yang meninggalkan tradisi sebelumnya yang berorientasi pada kajian
Traits, Type, Characteristic, dan Factors. Bisa jadi perkembangan Teori
Kepriadian ke depan mengarah pada Bauran Multiperpekstif-Interdisipliner bila
kita mencermati sejumlah isu besar tentang Teori Kepribadian yang dilontarkan
oleh Cloninger (2004) seperti tampak dalam tabel berikut:
Tabel 1.01 Masalah-Masalah Besar Yang Ditentukan oleh Teori Kepribadian

Masalah2 Lontaran Isu


Masalah Deskriptif Apa ciri-ciri yang membedakan orang? Bagaimana
Perbedaan individual sifat-sifat ini dapat diukur?
Haruskah kita melihat apa yang dikatakan orang,
atau apa yg mereka lakukan, untuk
menggambarkan bagaimana mereka unik?
8

Apakah orang konsisten?


Masalah Dinamis Bagaimana orang beradaptasi dengan tuntutan
Adaptasi dan Penyesuaian kehidupan?
Bgmn orang yg sehat mental bertindak?
Perilaku atau pikiran apa yang tidak sehat?
Apakah pikiran kita mempengaruhi kepribadian
kita?
Proses kognitif Jenis pemikiran apa yang penting untuk
kepribadian?
Apakah proses tdk sadar memengaruhi kita?
Budaya Bgmn budaya memengaruhi fungsi kita?
Apakah budaya mempengaruhi kita oleh
harapannya untuk pria dan wanita? untuk kelas
yang berbeda?

Masyarakat Bagaimana masyarakat mempengaruhi fungsi kita?


Apakah masyarakat mempengaruhi kita oleh
harapannya untuk pria dan
wanita? untuk berbagai ras dan kelas?
Masalah Perkembangan Bagaimana proses biologis memengaruhi
Pengaruh Biologis kepribadian? Apakah kepribadian diwariskan?
Perkembangan anak Bagaimana seharusnya anak-anak diperlakukan?
Apa yang dipelajari anak-anak yang penting bagi
kepribadian?
Apakah pengalaman masa kecil menentukan
kepribadian orang dewasa?
Perkembangan Orang Dewasa Apakah orang dewasa berubah? Atau kepribadian
telah ditentukan sebelumnya?
Pengalaman apa di masa dewasa memengaruhi
kepribadian?
Sumber: Cloninger, Susan C. 2004. Theories of Personality: Understanding Persons. 4th Edition.
New Jersey: Pearson Prentice Hall. p. 8.

Adalah hal yang tidak mustahil akan terjadi manakala isu-isu yang terlontar
tersebut direspon oleh para teoretisi Psikologi Kepribadian secara positif.
Kecenderungan yang ada pada dekade belakangan ini Teori Kepribadian
berkembang secara lateral sehingga banyak bermunculan varian-varian dari suatu
perspektif, walau belum ada proses falsifikasi terhadap varian-varian teori
tersebut. Padahal jika dilakukan falsifikasi teori baru, maka dimungkinkan
perkembangan Teori Kepribadian menjadi linear. Apakah itu semua merupakan
tanda-tanda degradasi kredibilitas Teori Kepribadian? Marilah kita respon
9

persoalan tersebut dengan upaya keras riset ilmiah dalam rangka mengembangkan
keunggulan Teori Kepribadian.

Daftar Referensi
Allport, G.W. 1961. Pattern and growth in personality. New York: Holt, Rine-
hart & Winston.
Allport, G. W., & Odbert, H. S. 1936. Trait-names: A psycho-lexical study.
Psychological Monographs, 47, 1-171.
Blashfield, R. K., & Livesley, W. J. 1991. Metaphorical Analysis of Psychiatric
Classification as a Psychological Test. Journal of Abnormal Psycho-logy:,
900, 202—270.
Cloninger, S. C. 2004. Theories of Personality: Understanding Persons. 4th
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Corr, P. J. & Matthews, G. 2009. The Cambridge Handbook of Personality
Psychology. Cambridge, U.K.: Cambridge University Press.
Feist, G. J. 1993. A structural model of scientific eminence. Psychological
Science, 4, 366-37 1.
Feist, G. J. 1994. Personality and Working Style Predictors of Integrative
Complexity: A Study of Scientists' Thinking About Research and
Teaching. Journal of Personality and Social Psychology, 67, 474-484.
Feist, Jess. & Feist, Gregory J. 2006. Theories of Personality. Boston: McGraw-
Hill Company.
Feist, G. J., & Gorman, M. E. 1998. Psychology of science: Review and
Integration of a Nascent Discipline. Review of Genera1 Psychology, 2, 3-
47.
Gholson, B., Shadish, W. R., Neimeyer, R. A,, & Houts, A. C. Eds. 1989. The
Psychology of Science: Contributions to metascience. Cambridge,
England: Cambridge University Press.
Hall, C.S. & Lindzey, G. 1970. Theories of Personality (2nd ed.). New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Hart, J. J. 1982. Psychology of The Scientists: XLVI. Correlation between
Theoretical Orientation in Psychology and Personality Type.
Psychological Reports, 50, 795-80 1.
Johnson, J. A,, Germer, C. K., Efran, J. S., & Overton, W. F. 1988. Personality as
The Basis for Theoretical Predilections. Journal of Personality and Social
Psychology, 55, 824-835.
Merenda, P. F. 1987. Toward a Four-Factor Theory of Temperament and/or
Personality. Journal of Personality Assessment, 51, 307-374.
Schultz, D.P. & Schultz, S. E. 2005. Theories of Personality. 8th Edition.
Belmont: Wadsworth a Division of Thamson Learning Inc.
Simonton, D. K. 2000. Methodological and Theoretical Orientation and The
Long-Term Disciplinary Impact of 54 Eminent Psychologists. Review of
Geneva1 Psychology, 4, 13-24.
10

Zachar, P., & Leong, F. T. L. 1992. A Problem of Personality: Scientist and


Practitioner Differences in Psychology. Journal of Personality, 60, 665-
677.

Anda mungkin juga menyukai