Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Kepribadian Menurut Ahli

Adapun Personality atau kepribadian berasal dari kata persona yang berarti topeng, yakni alat
untuk menyembunyikan Identitas diri. Bagi bangsa Romawi persona berarti “bagaimana
seseorang tampak pada orang lain”, jadi bukan diri yang sebenarnya. Adapun pribadi yang
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris persona, atau persona dalam bahasa Latin yang
berarti manusia sebagai perseorangan, diri manusia atau diri orang sendiri.

Sumber lain melihat, pribadi ( persona personalided) adalah akar struktural dari kepribadian,
sedang kepribadian (personality, personalided) adalah pola perilaku seseorang di dalam dunia.

Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang sejati” dan kepribadian
merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku tertentu. Disini muncul gagasan
umum bahwa kepribadian adalah kesan yang di berikan seseorang kepada orang lain yang di
peroleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui perilaku.

1. Menurut Roucek dan Warren


Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor sosiologis, psikologis, dan biologis yang
didasari oleh perilaku individu.
2. Menurut Theodore R Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebgai latar belkang
terhadap perilaku.
3. Menurut George Herbert Mead
Kepribadian adalah tingkah laku manusia yang berkembang melalui perkembangan diri.
Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya,
manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat.
4. Menurut Koentjaraningrat
Kepribadian merupakan ciri, watak yang diperhatikan seseorang secara lahir, konsisten
dan kosekuen setiap manusia melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi tersebut
berlangsung selama manusia masih hidup. Kepribadian individu dapat terbentuk dalam
tingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang ebrbeda dengan orang
lain.
5. Menurut Robert Sutherland
Kepribadian adalah abstraksi individu dan kelakuannya sama terhadap lingkungan
masyarakat dan kebudayaan. Karena itulah kepribadian di gambarkan dapat saling
berhubungan mempengaruhi antara tiga aspek tersebut.
6. Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5) Kepriadian adalah sekumpulan
anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku
manusia.
Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan
prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan
prediktif dari teori kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan
fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku
atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis.
Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku
manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa,
dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa
memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di
kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi
prediktif.

Dimensi-dimensi Teori Kepribadian


Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas
pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia.
Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin (Supratiknya,
1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat
relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk
sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk
menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka
perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan,
perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai
faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian
atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang
bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian
Berkembangya teori-teori kepribadian tidak terlepas dari sejumlah faktor yang
melatar belakangi dan mempengaruhinya, yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor-faktor historis dan faktor-faktor kontemporer.
Koeswara (1991: 13) mengibaratkan kedua faktor tersebut sebagai faktor
pembawaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian seseorang.
1. Faktor-faktor historis
Secara historis banyak faktor yang mempengaruhi berkembanya
teori-teori kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang
pengaruhnya sangat kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah : a.
peng-obatan klinis Eropa, b. psikometrik, c. behaviorisme, dan d.
psikologi Gestalt (Koeswara, 1991: 13).
a. Pengobatan klinis di Eropa
Upaya pengobatan, sepanjang sejarah selalu dihubungkan
dengan konsepsi tentang kepribadian. Demikian halnya dengan apa
yang dilekukan di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19, terutama di
Perancis. Atas dasar konsepsi-konsepsi fisiologis dan aktivitas-
aktivitas mental manusia, Philipe Pinel (1745-1926), seorang
dokter dari Perancis, menggambarkan gangguan kepribadian
psikosis sebagai akibat dari kerusakan fungsi otak.
Seorang dokter dari Jerman, Emil Kraeplin (1856-1926),
membuat klasifikasi gangguan kepribadian berdasarkan konsepsi
tentang psikosis yang fisikalistis. Ditinjau dari perkembangan teori
kepribadian, apa yang dilakukan Kraeplin merupakan langkah
besar karena gangguan kepribadian sudah dirumuskan dan
diklasifikasikan secara ilmiah.
Pengaruh terbesar dari sejarah pengobatan klinis di Eropa
terhadap perkembangan kepribadian adalah yang terjadi pada abad
ke-20, yaitu ketika Sigmund Freud menuliskan konsepsi-
konsepsinya yang dia susun berdasarkan temuannya dalam
menyembuhkan penderita neurosis, khususnya histeria. Pengaruh
Freud dengan Psikoanalisisnya terhadap teori kepribadian dapat
dilihat dari fakta bahwa hampir seluruh teori kepribadian modern
mengambil sebagian atau setidak-tidaknya mempersoalkan
konsepsi-konsepsi Freud dala penyusunan teori kepribadian
(Koeswara, 1991: 15).
b. Psikometrik
Psikometrik atau pengukuran psikologi memberikan pengaruh
yang harus diperhitungkan dalam perkembangan teori kepribadian.
Sebelum ada psikometrik, ada anggapan bahwa fungsi-fungsi
psikologis manusia seperti kecerdasan, bakat, minat, motif, dst.,
sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk bisa diukur.
Berbicara tentang psikometrik dari sisi historis, tidak terlepas
dari pembahasan mengenai apa yang dilakukan oleh Gustav
Theodor Fecher (1801-1887). Fechner, yang beranggapan bahwa
jiwa itu identik dengan raga, banyak melakukan penelitian,
khususnya tentang pengideraan dengan metode eksperimen.
Apa yang telah dilakukan oleh Fecher menjadi pendorong bagi
para ahli yang muncul kemudian untuk mengembangkan dan
menggunakan pendekatan psikometrik untuk kaitan antara aspek
fisik dengan aspek mental. Dengan berkembangnya psikometrik
memungkinkan dilakukannya penelitian di bidang kepribadian.
c. Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang lahir di
Amerika Serikat dipelopori oleh John B. Watson (1878-1958).
Pengaruh behaviorisme terhadap perkembangan teori kepribadian
terletak pada upaya-upaya dan anjurannya untuk memandang dan
meneliti tingkah laku manusia secara objektif. Penelitian-penelitian
yang telah dilakukan oleh para behavioris dengan metode
eksperimen mampu memberikan sumbangan besar bagi terciptanya
konsep-konsep tentang kepribadian yang ketepatannya bisa diuji
secara empiris.
d. Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt merupakan aliran psikologi yang lahir di
Jerman dan yang dipelopori oleh Max Wertheimer (1880-1943),
Wolfgang Kohler (1887- 1967), dan Kurt Koffka (18886-1941).
Prinsip pertama dan utama dari psikologi Gesltalt adalah bahwa
suatu fenomena hanya dan harus dimengerti sebagai suatu totalitas
atau keseluruhan. Demikian halnya dengan manusia berikut
kesadaran dan tingkah lakunya hanya dapat dipahami jika hal itu
dilihat sebagai suatu totalitas. Beberapa teoris kepribadian
terkemuka yaitu Adler, Goldstein, Allport, Maslow, dan Rogers
mengembangkan teori kepribadian berdasarkan prinsip holistik atai
totalitas dari psikologi Gestalt.
Prinsip kedua psikologi Gestalt, yang juga ikut mempengaruhi
para teoris keprbadian adalah prinsip bahwa fenomena merupakan
data mendasar bagi psikologi. Untuk itu dalam memahami perilaku
manusia maka peneliti atau pengamat harus berusaha merasakan
dan menghayati apa yang dialami oleh subjek yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai