Anda di halaman 1dari 2

Nama : Agatha Keren Listina

NIM : 190811636874

Offering A 2019/2020 (Semt. 2)

REACTION MEMO 1

Sejarah Aliran Psikologi

Psikologi berasal dari kata Psyche dan Logos. Psyche yang berarti jiwa/pikiran dan Logos yang
berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses-proses mental (Passer
& Smith, 2004). Psikologi tidak serta merta menjadi suatu aliran yang esensial seperti sekarang ini, namun
psikologi telah mengalami perubahan perlakuan dari masa ke masa. Masa kini adalah hasil bentukan dari
masa lalu yang telah banyak mengalami banyak pertentangan, dan tidak pernah berhenti pada suatu titik,
namun terus berkembang.

Kita perlu mempelajari sejarah dan aliran-aliran psikologi karena dalam psikologi, tak ada satupun
bentuk, pendekatan atau definisi tunggal dari psikolog yang disepakati oleh semua psikolog. Karena itu,
perlu penjelasan yang mendalam untuk pembahasan aliran-aliran tersebut. Berikut beberapa aliran-aliran
dalam psikologi.

1. Structuralism
Dikenalkan oleh tokoh bernama Wihlem Wundt, yaitu airan yang menganalisis psikis
seseorang melalui metode intropeksi. Dalam aliran ini psikologi ditujukan untuk menemukan
fakta tentang struktur mental/kesadaran, dan focus pada pengalaman-pengalaman sadar
(conscious experiences) yang dialami oleh individu.
2. Functionalism
Aliran psikologi fungsionalisme merupakan reaksi terhadap aliran strukturalisme tentang
tanda-tanda keadaan mental. Lain halnya dengan strukturalisme, fungsionalisme menggali
lebih dalam dan berfokus mempelajari apa tujuan atau akhir dari aktivitas individu. Untuk
mempelajari fungsi tingkah laku, metode eksperimen yang digunakan oleh kaum fungsionalis
ialah metode observasi tingkah laku (observation of behavior). Metode observasi terbagi
menjadi dua macam, yaitu metode fisiologis dan metode variasi kondisi.
3. Behaviorism
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari
pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari
fungsionalisme. Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai objek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Aliran ini cenderung focus pada metode yang objektif. Dengan demikian, Behaviorisme tidak
setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalisme.
Ini juga berarti bahwa behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang
masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
4. Gestalt Psychology
Istilah Gestalt berasal dari bahasa Jerman. dalam bahasa Inggris berarti form, shape,
configuration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan,
esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini dikembangkan di sekolah Berlin oleh
tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K. Koffka, dan W. Kohler. Aliran ini memandang
yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode kerjanya adalah menganalisis
unsur-unsur kejiwaan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen-
elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas.
Keseluruhan adalah lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya. Keseluruhan itu lebih
dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna
keseluruhan. Artinya, makna Gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan sebaliknya arti
unsur-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
5. Psychoanalysis
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam pandangan-
pandangan psikologis dan mengaitkannya melatui berbagai kemajuan dalam bidang
kedokteran. Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah Sigmun Freud. Teori dasar
dari sigmun adalah ide tentang atam sadar (conscious mind) versus alam bawah sadar
(unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada saat-saat
tertentu, penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, dan perasaan yang Anda miliki.
Hal yang berkaitan erat dengan atam sadar adalah alam prasadar, yaitu apa yang disebut saat
ini dengan "kenangan yang sudah tersedia" (available memory), yaitu segala sesuatu yang
dengan mudah untuk dipanggil ke alam sadar.
6. Humanistic Psychology
Dalam ilmu psikologi, teori humanistik dipandang sebagai alternatif kekuatan ketiga dari
kedua kekuatan teori yang sepanjang sejarah selalu menjadi teori yang dominan yaitu
psikoanalisis dan behavioristik. Teori ini dinamakan humanistik karena memfokuskan diri
secara khusus pada tingkah laku manusia. Perkembangan teori psikologi humanistik
berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai suatu teori yang menentang teori lain yang lebih
dulu ada seperti teori – teori psikoanalisis klasik dan behavioristik. Teori humanistik
menyatakan bahwa kedua teori tersebut bersifat melecehkan nilai – nilai manusia atau
berlawanan dengan nilai – nilai kemanusiaan. Teori humanistik mengkritik teori psikososial
freud karena dalam teorinya, Freud menyatakan bahwa tingkah laku manusia didominasi oleh
dorongan yang bersifat primitif dan bersifat hewani. Sedangkan teori belajar behavioristik
mendapat kritikan karena terlalu fokus dengan penelitian terhadap binatang dan
menganalisis kepribadian secara terpisah. Kesamaan kedua teori ini yang membuat
munculnya teori humanistik adalah bahwa keduanya memandang manusia hanya sebagai
budak yang tidak berdaya yang dikontrol oleh lingkungan serta masa lalu, dan memiliki sangat
sedikit kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai