Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan hubungannya
terhadap lingkungan. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi
tentu memiliki kepribadian dan tingkah laku yang berbeda satu dengan lainnya. Manusia
memililiki kecerdasan, akal pikiran, dan tingkah laku yang berbeda dari yang lainnya.
Sehingga, manusia merupakan makhluk yang sempurna baik secara fisik maupun mental.
Keunggulan manusia yang unik tersebut, menjadi objek pembelajaran ilmu pengetahuan
terutama ilmu psikologi.

Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan dalam


memahami manusia, mulailah bermunculan tokoh-tokoh beserta teori-teori dan aliran
psikologi yang mendukung penjelasan mengenai karakter, tingkah laku serta kejiwaan
manusia. Serta metode dalam mempelajarinya, utuk mengetahui lebih lanjut dapat kita
ketahui dari paparan makalah berikut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja aliran-aliran dalam psikologi?
2. Apa saja metode-metode yang digunakan dalam psikologi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa saja aliran dalam psikologi
2. Mengetahui apa saja metode-metode yang digunakan dalam psikologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALIRAN-ALIRAN PSIKOLOGI
1. ALIRAN STRUKTURALISME
Pada tahun 1879, seorang fisiolog Jerman yang bernama Wilhelm Wundt, menciptakan
psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dengan cara mengadakan
eksperimen di laboratorium untuk pertama kalinya dalam psikologi. Setelah itu,
bermunculanlah laboratorium-laboratorium psikologi di Eropa dan Amerika.

Wundt beserta pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa


pengalaman-pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah struktur yang
terdiri dari keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawaan kimiawi yang
tersusun dari unsur-unsur kimiawi.

Metode yang dipakai dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode intropektif. Metode
introspeksi ini yaitu dengan meminta seseorang untuk menceritakan kembali pengalaman
masa lalunya atau perasaannya setelah dia melakukan sesuatu. Sensasi digambarkan
seperti manis, pahit, dimana dapat diidentifikasi menggunakan introspeksi.

Menurut Jean Piaget, aliran strukturalisme ini mencakup banyak ragam dan sulit
menampilkan sifat umum karena strukturnya cenderung berbeda beda. Piaget juga
menjelaskan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur, yaitu totalitas, pengaturan
diri dan transformasi. Struktur unsur unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang
lainnya dalam sebuah kesatuan. Menurut hierarkinya, sebuah struktur memiliki sub
struktur dan terikat dengan struktur yang membawahinya. Adapun tokoh aliran
strukturalisme lainnya yaitu Edward bradford Titcherner.

2
Sistematika psikologi oleh Wundt mengalami perkembangan dari masa ke masa antara
lain:

1. Prasistematik: persepsi dan perbedaan antara perasaan dan sensasi penginderaan


didasarkan pada doktrin (unconscious inference).
2. Elementisme, Sensasionisme, Assosiasionisme. Merupakan permulaan meninggalkan
konsel doktrin (unconscious inference). Jiwa terdiri dari elemen penginderaan,
perasaan danyang berhubungan dengan asosiasi.
3. Fase Empirisme: memunculkan teori 3 dimensi dari perasaan yaitu: Lust-Unlust
(senang-tak senang); Spannus-losuns (tegang-tak tegang); Erreguns-beruhigung
(semangat-tenang).
4. Pada tahun 1902- 1903 (Vilker Psycology): konsep merupakan hal yang penting.
Setiap rangsangan yang didapat mannusia dipersepsikan namun hanya secara aktif.
Dalam bukunya, Volker Psycologie yaitu The Higher Mental Processes menyatakan
bahwa proses mental itu lebih tinggi dari penginderaan, perasaan, persepsi, ataupun
apersepsi.

2. ALIRAN PSIKOLOGI FUNGSIONALISME


Aliran fungsionalisme mempelajari aktivitas tingkah laku untuk mencari fungsi dan
kegunaannya dalam hubungan dengan lingkungan fisik maupun sosial, sehingga
merumuskan bahwa jiwa adalah pemelihara kelangsungan hidup seseorang dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan.
Pengertian fungsionalisme sendiri yaitu orientasi psikologi yan gmenekankan pada
proses kejiwaan yang sedang dihadapi dan menghargai manfaat psikologi. Selain itu juga
mempelajari fungsi kesadaran sebagai jembatan penghubung antara manusia dengan
lingkungannya. Aliran fungsonalisme memandang masyarakat sebagai sebuah sistem dari
beberapa bagian yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Fungsional juga
menghubungkan antara pikiran dan perilaku manusia dan mengaitkannya dengan
hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Drevere 1988, menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan jenis psikologi yang
membawahi fungsi fungsi dan bukan fakta fenomena mental. Aliran fungsionalisme ini
juga mendoktrin bahwa proses kesadaran merupakan kehendak dan keinginan bebas,
berfikir, emosi, persepsi, dan hubungan fisik dengan lingkungan. Berikut pernyataan tokoh
tokoh dari aliran fungsional:

3
1. William James
James mengemukakan pendapatnya bahwa psikologi tidak dapat membuktikan
seberapa bebasnya kemauan. James kemudian menekankan pada psikologi fungsional
pada kesadaran bahwa metode untuk beradaptasi dengan lingkungan dibutuhkan data
yang berasal dari hasil observasi perilaku aktual.

2. James Rowlad Angell

James menjelaskan aliran fungsional memiliki tiga macam pandangan yaitu:

 Fungsionalisme merupakan psikologi yang berlawanan dengan elemen elemen


mental atau strukturalisme.

 Fungsional menggunakan kesadaran sebagai perantara antara kebutuhan dengan


interaksi lingkungan.

 Fungsionalisme merupakan keseluruhan organisasi yang terdiri dari jiwa dan badan.
Hal ini pula menyangkut kesadaran dan tingkah laku yang disertai kesadaran.

3. John Dewey
Pandangan dewey banyak dipengaruhi oleh ahli filsafat dimana dia merupakan penulis
pertama dari buku psikologi dengan pandangan filsafat yang berjudul “manusia yang
berfikir tentang perubahan”. Dewey menentang anggapan tentang manusia bahwa
manusia itu pasif dan hanya mengikuti pola dari lingkungannya. Baik fungsionalisme
maupun strukturalisme masing masing berperan dalam perkembangan psikologi awal.

Pandangan dalam aliran fungsionalisme yaitu antara lain:

1. Fungsionalisme merupakan psikologi tentang ‘ mental operation’ atau aktivitas


bekerjanya jiwa sebagai lawan dari psikologi mengenai elemen elemen.
2. Fungsionalisme merupakan kegunaan dasar dari kesadaran dimana jiwa sebagai
perantara antara lingkungan dan kebutuhan manusia atau organisme lain. Pada kondisi
emergency yang berlaku adalah kebiasaan.

4
Fungsionalisme merupakan psikofisik yaitu psikologi mengenai keseluruhan organisme
termasuk didalamnya badan dan jiwa. Kesadaran juga dipelajarinya dan juga hal diluar
kesadaran seperti kebiasaan atau kondisi setengah sadar.

3. ALIRAN PSIKOLOGI GESTALT


Gestalt bukanlah nama seseorang namun berasal dari bahasa Jerman yang diartikan
sebagai bentuk, konfigurasi, atau keseluruhan, totalitas, hakikat. Aliran ini memandang
keutamaan dari psikologi adalah mengenai keseluruhan. Mekanisme kerja aliran ini yaitu
dengan menganalisis unsur unsur kejiwaan. Kejiwaan merupakan hal yang harus dipelajari
secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan ke dalam elemen elemen.

Weitheimer memberikan penjelasan yang lebih jelas untuk memahami konsep aliran
Gestalt ini. Dia menjelaskan bahwa seseorang merupakan efek dari keseluruhan fenomena
seseorang  melihat aliran cahaya, meskipun dia hanya melihat satu cahaya dalam satu
waktu. Keseluruhan peristiwa saling berhubungan membentuk untaian dari masing masing
lampu. Prinsip Gestalt adalah hukum pragnanz. Pradnanz diartikan dlam bahasa jerman
sebagai preagnant dalam bahasa inggris atau hamil.kata ‘bagus’ dalam aliran ini bisa
diartikan banyak makna seperti ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan lain sebagainya
yang kemudian merujuk pada prinsip yang lebih spesifik.

Psikologi aliran Gestalt memandang totalitas batin yang mengatur atau


mengorganisasikan totalitas sebagai suatu hal yang utama. Sedangkan elemen kejiwaan
lainnya merupakan faktor sekunder. Gejala gejala psikis tertentu yang bersifat khusus
menurut Gestalt merupakan totalitas yang menentukan tenaga batiniah dalam jiwa
manusia.

Menurutnya, fenomena yang terjadi merupakan kondisi dari proses fisiologis dan
psikologis yang merupakan natural science. Metode utama dalam psikologi juga
dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Instropeksi: yaitu metode yang penting dan utama dalam psikologi. James
mengungkapkan intropeksi merupakan bagian yang bersifat alamiah pada manusia
dan kemampuan menyadari apa yang telah dan sedang terjadi.
2. Eksperimentasi: yaitu metode yang penting namun tidak bisa melakukannya sendiri.
James mengungkapkan metode ini perlu dieksplor lebih jauh lagi.

5
3. Metode komparatif: yaitu metode psikologi yang digunakan pada anak anak, binatang,
orang primitif, atau penderita gangguan kejiwaan.

4. ALIRAN PSIKONALISIS

Aliran ini muncul pada permulaan tahun 1900. Psikonalisis adalah cabang ilmu yang
dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan
perilaku psikologis manusia. Kemajuan-kemajuan dibidang psikologis medis dan praktek-
praktek yang dilanjutkan oleh aliran-aliran hyponsis permulaan, mendorong
berkembangnya gerakan psikologis ini.

Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:


1. suatu metode penelitian dari pikiran.
2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3. suatu metode perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional

Menurut teori Freud, sumber utama konflik dan gangguan-gangguan mental terletak pada
ketidaksadaran. Karena itu, untuk mempelajari gejala-gejala ini, Freud mengembangkan
teknik psikonalisis yang sebagian besar didasarkan atas interpretasi “arus pikiran pasien
yang diasosiasikan secara bebas” dan analis mimpi.

5. ALIRAN BEHAVOURISME
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson
pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur tunggal
psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta
memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap
introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan
subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak
tampak). Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang
nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalisme. Berarti juga behaviorisme sudah
melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih

6
fokus pada proses-proses mental. Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang
tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.

Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak
membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang
diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan
manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Tingkah laku
Anda adalah menyadari dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif.
Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat
subjektif, seperti sensasi, persepsi, keinginan, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi,
sejauh kedua pengertian tersebut didefinisikan secara subjektif. Fungsionalisme Menjadi
dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu
Watson.

Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of Chicago.
Dasar pemikiran Watson yang difokuskan lebih pada proses mental daripada elemen
kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada psikologi
hewan dan psikologi anak adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian,
Watson menunjukkan kritik tajam pada fungsionalisme.

6. ALIRAN PSIKOLOGI FAALI


Psikologi faal merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang mengalami
perkembangan pesat dalam teori maupun penerapannya. Psikologi faal berkembang
sebagai bagian dari ilmu biopsikologi. Dengan kata lain, psikologi faal adalah ilmu yang
mempelajari perilaku manusia dalam hubungannya dengan proses otak dan fungsi serta
kerja alat-alat tubuh manusia secara biologis. Salah satu manfaat mempelajari psikologi
faal adalah dalam bidang pendidikan.
Dalam mempelajari dan menerapkan psikologi faal, umumnya para psikolog akan
bekerja sama dengan neurolog, psikiatri, pedagog, dan dokter. Mengingat begitu
banyaknya manfaat dari mempelajari psikolog faal ini, maka disusunlah buku ini. Buku ini
disusun untuk mempermudah para mahasiswa psikologi dalam mempelajari perilaku
manusia dari tinjauan psikologis dan fisiologis.

7
B. METODE-METODE PSIKOLOGI
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri mempunyai syarat kewenangan ilmiah
(scientific authority), yaitu:

a. Mempunyai objek material, yaitu manusia dan objek formal atau sudut pandangan
keilmuannya, yaitu dari segi tingkah lakunya. Objek tersebut bersifat empiris.
b. Hasil penyelidikannya disusun secara sistematis sehingga menjadi struktur keilmuan
yang utuh dengan bagian-bagian yang saling berkaitan. Hasil penemuannya dicatat
dengan teliti dan jelas berupa dalil maupun teori, sehingga dapat dipergunakan
sebagai pedoman dan bahan jawaban yang tepat terhadap permasalahan psikologis
dalam kehidupan sehari-hari. Apabila pedoman itu tidak dapat dipergunakan untuk
menjawab permasalahan praktis, maka psikologi mampu mengembangkan atau
mencari pedoman baru yang lebih cocok dengan perkembangan dan perubahan yang
sesuai dengan tuntutan zaman.
c. Memiliki metode ilmiah untuk mengadakan penyelidikan, penelitian dan
pengujian/pembuktian yang harus bercorak psikologis. Kalau ada metode psikologi
yang sama dengan disiplin ilmu lainnya, maka hal itu disesuaikan dengan keadaan
data yang bersifat psikologis.

Di dalam kepustakaan, istilah metode mempunyai pengertian yang sama dengan


prosedur, tata cara, alat, dan teknik. Pada tulisan ini, pengertian metode atau prosedur
lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan, atau menguji
pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan istilah tata cara, alat atau teknik
lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta/ data. Teknik
lebih bersifat operasional, sedangkan metode lebih bersifat teoretis. Dengan demikian,
teknik atau tata cara merupakan bagian dari metode. (Pada praktek lapangan penelitian
ilmiah, metode, prosedur, tata cara, ataupun teknik, dapat digunakan untuk mencari
fakta, dugaan, hipotesis, teori, ataupun untuk mengembangkan, menguji, dan mencari
pembuktian. Hal ini sering menyebabkan tercapainya istilah-istilah itu).

Metode yang sering digunakan oleh psikologi antara lain:

8
1. METODE EKSPERIMEN

Metode ini dapat dilaksanakan di laboratorium atau lapangan. Dalam mempelajari suatu
aktivitas atau proses tingkah laku, eksperimen merupakan suatu metode yang ideal untuk
mendapatkan hubungan antarfakta. Bila kita membawa suatu masalah (problem) untuk
mencari jawabannya, melalui kondisi tertentu yang diciptakan, berarti kita telah
mengadakan eksperimen. Sering pula dikatakan mengetes hipotesis. Hipotesis adalah
suatu perkiraan atau dugaan yang merupakan jawaban terhadap suatu problem. Kita
mengenal adanya hukum alam atau dalam kondisi yang sama akan terjadi peristiwa yang
sama dengan hasil atau akibat yang sama pula. Hampir semua tingkah laku manusia juga
mengikuti hukum alam, sehingga dalam kondisi yang sama akan timbul tingkah laku yang
sama pula. Pada waktu mengadakan eksperimen terdapat persyaratan-persyaratan, antara
lain:

1. Dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.


2. Adanya problem atau hipotesis yang akan diuji.
3. Faktor yang mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu faktor
yang dapat diubah-ubah.
4. Dapat ditentukan terlebih dahulu apa yang akan terjadi dan kapan waktu terjadinya.

Contoh eksperimen psikologi yang dilakukan dalam laboratorium, antara lain mengenai
refleks berkondisi yang dilaksanakan oleh I.P. Pavlov dengan menggunakan anjing dan
eksperimen condition ing operant oleh B.F. Skinner dengan menggunakan tikus. Contoh
eksperimen di lapangan, antara lain mengenai gaya kepemimpinan yang telah
dilaksanakan oleh K. Lewin cs. dan pembentukan sikap serta norma kelompok yang
dilaksanakan oleh M. Sherif dan CW. Sherif.. Pada eksperimen di lapangan kontrol
terhadap situasi dan kondisi tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Oleh karena itu
akhir-akhir ini diperkenalkan istilah quasi-experiment, yaitu suatu metoda, pembuktian
yang bersifat semi eksperimen, karena kontrol terhadap situasi dan kondisi tidak seketat
sebagaimana dalam eksperimen.

9
2. METODE OBSERVASI
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak masalah psikologis yang tidak dapat
dieksperimenkan, terutama karena alasan etika, norma sosial, agama, dan
perikemanusiaan. Pada permasalahan demikian, para ahli hanya mampu mengadakan
pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-kejadian untuk dianalisis, diteliti, dan
dicari kesimpulannya. Observasi tidak hanya berarti melihat dan memandang saja, tetapi
mengamati secara teliti, selektif dan sistematis, sehingga semua aspek yang berperan
dalam situasi tingkah laku dapat dicatat, dianalisis, dan dihubungkan secara tepat untuk
dijadikan suatu pernyataan, penilaian, kesimpulan, dugaan atau hipotesis. Metode
observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku anak-anak,
interaksi sosial, aktivitas keagamaan, peperangan, aktivitas kejahatan, dan kejadian
kejadian lah yang tidak dapat di eksperimenkan.

Observasi atau pengamatan terhadap perkembangan hidup seseorang sejak lahir disebut
metode perkembangan (developmental methode). Sedangakan data atau hipotesis yang
dicari melalui riwayat hidup seseorang dengan menanyakan kepada orang itu sendiri atau
orang-orang yang mengenalnya atau melalui catatan-catatan mengenai orang itu, disebut
metode riwayat hidup (case history methode).

3. METODE KLINIS

Pendekatan metode klinis ditujukan untuk menentukan kualitas penyesuaian diri


individu terhadap lingkungan hidupnya, baik yang terjadi secara umum maupun secara
khusus, tertentu atau menyimpang Dengan mengetahui kualitas dan penyimpangan
penyesuaian diri seseorang, kita dapat menambah pengertian tentang masalah psikologis,
hubungan, sebab akibat, penilaian, kesimpulan, hipotesis, dan cara-cara menanganinya.
Metode klinis bisa dilakukan di rumah sakit, pusat gangguan jiwa, pusat rehabilitasi

10
narkotika, rumah pemasyarakatan, klinik atau badan/biro/ lembaga konsultasi, bimbingan
dan penyuluhan psikologi.

4. METODE STATISTIK

Data psikologi dapat diolah dengan bermacam perhitungan kuantitatif guna perencanaan
dan pelaksanaan studi yang terkendali atau untuk membuat deskripsi, penilaian,
kesimpulan, dan penemuan-penemuan dalam penelitian ilmiah.

Selain keempat metode di atas, di dalam psikologi dikenal bermacam teknik, tata cara
atau alat untuk mendapatkan data psikologi serta membuktikan kebenaran data tersebut.
Teknik atau alat ini pun sering disebut metode. Beberapa teknik yang digunakan dalam
metode psikolog antara lain:

a. Tes psikologi, yaitu cara untuk mengetahui kemampuan, alam perasaan, arah minat,
dan aspek-aspek kepribadian individu lain dengan memberi tugas yang ditentukan
standarnya.
b. Angket, yaitu dengan mengajukan pertanyaan terhadap orang yang diselidiki. Ini dapat
dilakukan dengan:
1. Wawancara/interview, yaitu angket secara lisan.
2. Kuesioner, yaitu angket secara tertulis

c. Instospeksi

1. Instrospeksi, yaitu teknik mengamati kejadian psikologi ke dalam diri sendiri pada
saat berlangsungnya kejadian tersebut.

2. Retrospeksi, yaitu introspeksi yang dilaksanakan setelah kejadian psikologi itu


berlangsung.

3. Ekstospeksi, yaitu pengamatan kejadian psikologis terhadap orang lain.

d. Partisipasi, yaitu ikut serta masuk ke dalam situasi interaksi social

e Meneliti riwayat hidup (case history methode).

11
f. Teknik analisis impian.

g. Meneliti perkembangan hidup seseorang (developmental methode).

5. METODE SEJARAH KEHIDUPAN

Sejarah hidup seseorang dapat menjadi sumber data yang penting untuk lebih mengenal
orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak yang sering tidak naik kelas mungkin
akibat ia tidak cukup cerdas untuk mengikuti pendidikan di sekolah atau mungkin ia
mempunyai banyak kesulitan dalam mengikuti pelajaran dengan baik. Contoh lain,
riwayat pekerjaan seseorang di masa lalu dapat menunjukkan apakah ia seorang yang
tekun, rajin atau seorang yang tidak serius.
Sejarah kehidupan ini dapat disusun melalui dua cara:
1. Pembuatan buku harian

Mulai suatu saat tertentu, orang yang diperiksa disuruh menulis buku harian untuk
beberapa lama dan sewaktu-waktu diperiksa dan diadakan penelitian.

2. Rekontruksi biografi

Cara ini lebih sering dilakukan. Pertama-tama dikumpulkan data mengenai riwayat
hidup orang yang akan diperiksa. Data ini kemudian disusun kembali menjadi biografi.
Data sejarah hidup bisa didapatkan melalui:

 Wawancara dengan orang yang bersangkutan (auto-anamnesis).


 Wawancara dengan orang lain yang kenal dengan orang yang diperiksa, misalnya
orang tuanya, saudara-saudaranya, kawan kawannya, kepala kantornya, dan
sebagainya (alloaanamnesis).

6. METODE WAWANCARA

Wawancara adalah tanya jawab antara si pemeriksa dan orang yang diperiksa.
Maksudnya adalah agar orang yang diperiksa itu mengemukakan isi hatinya, pandangan-
pandangannya, pendapatnya, dan lain-lain sedemikian rupa, sehingga pemeriksa dapat
lebih mengenalnya. Wawancara yang baik memerlukan pelatihan yang banyak, karena

12
sangat sulit membuka pintu hati seseorang dalam waktu singkat yang tersedia dalam suatu
wawancara. Ada beberapa macam wawancara, yaitu:

1. Wawancara bebas, pertanyaan dan jawaban diberikan sebebas-bebasnya oleh


pemeriksa maupun yang diperiksa.
2. Wawancara terarah, dalam hal ini sudah ada beberapa pokok yang harus diikuti si
pemeriksa dalam mengadakan wawancara.
3. Wawancara terbuka, pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya, tetapi
jawaban dapat diberikan bebas, tidak terkait.
4. Wawancara tertutup, pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan sebelumnya dan
kemungkinan-kemungkinan jawaban juga sudah disediakan, sehingga orang-orang
yang diperiksa tinggal memilih antara kemungkinan-kemungkinan jawaban itu,
misalnya antara ya dan tidak atau antara sangat setuju, setuju dan tidak setuju.

7. METODE ANGKET
Angket adalah wawancara tertulis. Dalam angket, pertanyaan pertanyaan sudah disusun
secara tertulis dalam lembar-lembar pertanyaan. Orang yang akan diperiksa membaca
pertanyaan-pertanyaan itu dan memberi jawaban-jawaban tertulis pula dalam kolomn-
kolom yang sudah disediakan. Jawaban-jawaban itu selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui hal-hal yang sedang diselidiki.

Seperti halnya dalam wawancara, angket pun terdiri dari yang terbuka dan tertutup.
Dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang tertutup, termasuk angket khusus yang dibuat
skala sikap, yang diisinya adalah pertanyaan-pertanyaan tentang suatu hal tertentu dan
diminta menyatakan sikapnya (sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju) terhadap
masing-masing pertanyaan tersebut.

Kelemahan angket adalah bahwa alat ini tidak mampu menggali ekspresi-ekspresi
wajah, perasaan, dan lain-lain di samping data yang dapat digali pun sangat terbatas.
Sebaliknya angket berdaya jangkau luas dan tidak memerlukan keahlian khusus dalam
mengumpulkan datanya. Dengan demikian, untuk survai-survai yang membutuhkan data
dan sejumlah besar orang, biasanya digunakan angket.

8. METODE PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

13
Secara populer metode ini dikenal dengan nama psikotes. Metode ini menggunakan alat-
alat psiko-diagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar
terlatih. Alat-alat itu dapat dipergunakan untuk mengukur dan mengetahui taraf
kecerdasan, arah minat, sikap. struktur kepribadian dan lain-lain dari orang yang diperiksa.

Keuntungan metode ini adalah bahwa dalam waktu yang relatif singkat dapat
dikumpulkan banyak data mengenai diri seseorang, termasuk juga data yang tidak dapat
diketahui dengan metode lain. Keuntungan lainnya adalah bahwa metode ini dapat
dilaksanakan secara massal, sehingga sekaligus dapat diperiksa banyak orang. Kelemahan
metode ini adalah tidak dapat dipergunakan secara luas, karena hanya dapat dilakukan
oleh orang yang ahli dan terlatih

14
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia dan hubungannya


terhadap lingkungan. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu
psikologi tentu memiliki kepribadian dan tingkah laku yang berbeda satu dengan
lainnya. Manusia memililiki kecerdasan, akal pikiran, dan tingkah laku yang berbeda
dari yang lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa
keingintahuan dalam memahami manusia, mulailah bermunculan tokoh-tokoh
beserta teori-teori dan aliran psikologi yang mendukung penjelasan mengenai
karakter, tingkah laku serta kejiwaan manusia. Aliran-aliran dalam psikologi terbagi
menjadi enam, yaitu:
 Aliran Strukturalisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengalaman-
pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah struktur yang terdiri
dari keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawaan kimiawi yang
tersusun dari unsur-unsur kimiawi.
 Aliran Psikologi Fungsionalisme, yaitu aliran yang mempelajari aktivitas
tingkah laku untuk mencari fungsi dan kegunaannya dalam hubungan dengan
lingkungan fisik maupun sosial, sehingga merumuskan bahwa jiwa adalah
pemelihara kelangsungan hidup seseorang dalam penyesuaian diri dengan
lingkungan.
 Aliran Psikologi Gestalt, yaitu aliran yang memandang totalitas batin yang
mengatur atau mengorganisasikan totalitas sebagai suatu hal yang utama.
Sedangkan elemen kejiwaan lainnya merupakan faktor sekunder. Gejala gejala
psikis tertentu yang bersifat khusus menurut Gestalt merupakan totalitas yang
menentukan tenaga batiniah dalam jiwa manusia.

15
 Aliran Psikonalisis, yaitu cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan
perilaku psikologis manusia. Kemajuan-kemajuan dibidang psikologis medis dan
praktek-praktek yang dilanjutkan oleh aliran-aliran hyponsis permulaan,
mendorong berkembangnya gerakan psikologis ini.
 Aliran Behavourisme, yaitu sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus
merupakan unsur tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran
revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup
dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang
menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga
psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku yang nyata.
 Aliran Psikologi Faali, yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungannya dengan proses otak dan fungsi serta kerja alat-alat tubuh manusia
secara biologis.
2. Metode yang sering digunakan oleh psikologi antara lain:
 Metode Eksperimen
 Metode Observasi
 Metode Klinis
 Metode Statistik
 Metode Sejarah Kehidupan
 Metode Wawancara
 Metode Angket

 Metode Pemeriksaan Psikologis

16
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Ahmad, Drs. H. (2004). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ina. Aliran-Aliran Psikologi Lengkap dengan Penjelasan, https://dosenpsikologi.com/aliran-


aliran-psikologi, diakses pada 09 oktober 2022 pukul 20:00.
Khoerunnisa, Nisa. Metode-metode dalam Psikologi,
https://www.academia.edu/31137727/Makalah_tentang_Metode_metode_dalam_Psikologi,
diakses pada 09 oktober 2022 pukul 20:00

17

Anda mungkin juga menyukai