Anda di halaman 1dari 15

Tugas Mata Kuliah: Berbagai Pendekatan Teori Dalam Psikologi

5 PERSPEKTIF
PSIKOLOGI

Muhammad Muhar
Pengantar

Psikologi adalah studi ilmiah yang mempelajari lebih dalam mengenai tingkah laku serta mental
manusia. Perilaku merupakan sesuatu yang dapat diobservasi, sedangkan Mental processes adalah
tidak bisa dilihat secara langsung. Disiplin ilmu ini meneliti alur pemikiran manusia dan alasan di
balik perilaku dan tindakan tersebut.

Di dalam Psikologi, terdapat berbagai Perspektif psikologis. Perspektif psikologis memfokuskan


perhatiannya pada individu baik secara teoritis maupun empiris. Sejak Wilhelm Wundt membuka
lab psikologi pertama pada tahun 1879, para psikolog telah mempelajari berbagai aspek perilaku
manusia, seperti kepribadian, fungsi otak, dan pengaruh sosial budaya. Seiring berkembangnya
psikologi, ia mulai menjawab pertanyaan mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan dari
berbagai sudut, termasuk: perspektif Neuroscience, Psychodynamic, Behavioral, Cognitive, dan
Humanistic.
5 PERSPEKTIF PSIKOLOGI
Neuroscience Psychodynamic
Otak berperan dalam mengatur emosi, Padai pendekatan psikodinamik,
penalaran, berbicara, dan proses perilaku manusia adalah hasil dari
psikologis lainnya. Perspektif peran yang dimainkan oleh berbagai
neuroscience akan melihat penyebab kekuatan psikologis dan pengalaman
tingkah laku abnormal pada seseorang, anak usia dini. Teori ini memberikan
terutama dari dalam individu tersebut. banyak tekanan pada dinamika
Perspektif ini akan berkonsentrasi hubungan antara pikiran bawah sadar
pada cara kerja otak dan sistem tubuh atau sadar dan juga menegaskan
lainnya dan bagaimana hal-hal bahwa perilaku adalah hasil dari
tersebut mempengaruhi tingkah laku. konflik internal yang membuat orang
Dapat dikatakan bahwa perspektif paling tidak memiliki kesadaran.
neuroscience merupakan koneksi
antara pikiran dan tubuh.
Behavioral Cognitive
Behavioral (Behaviorisme) merupakan filosofi
dalam psikologi yang berdasar pada proposisi Cognitive merupakan suatu istilah yang
bahwa semua yang dilakukan organisme sudah dikenal luas yang diberikan
termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan, kepada bidang psikologi yang
dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. dikonsentrasikan meneliti perhatian,
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku kesadaran, pengolahan informasi, dan
demikian dapat digambarkan secara ilmiah
tanpa melihat peristiwa fisiologis internal ingatan manusia. Dalam psikologi
atau konstrak hipotetis seperti pikiran. kognitif juga menitik beratkan pada
Behaviorisme beranggapan bahwa semua keterampilan dan kemampuan
teori harus memiliki dasar yang bisa diamati kognitif lainnya seperti pemecahan
tetapi tidak ada perbedaan antara proses masalah, pengambilan keputusan
yang dapat diamati secara publik (seperti
tindakan) dengan proses yang diamati secara (decision making), keahlian, dan
pribadi (seperti pikiran dan perasaan). kecerdasan.
Humanistic
Salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang menekankan
kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan
untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta
keberhasilan dalam merealisasikan potensi manusia. Tujuan
humanistik adalah membantu manusia mengekspresikan dirinya secara
kreatif dan merealisasikan potensinya secara utuh.
5 PERSPEKTIF PSIKOLOGI MENURUT BEBERAPA RUJUKAN

Neuroscience
Neuroscience dalam perspektif psikologi atau Neuropsikologi adalah cabang psikologi yang berkaitan dengan bagaimana kognisi
dan perilaku seseorang terkait dengan otak dan sistem saraf lainnya. Profesional di cabang psikologi ini sering berfokus pada
bagaimana cedera atau penyakit otak memengaruhi fungsi kognitif dan perilaku (Mark A Gluck; Eduardo Mercado; Catherine E
Myers, 2016).
Posner, M. I., & DiGirolamo, G. J. (2000), menulis, “Ini adalah bidang psikologi eksperimental dan klinis, sehingga bertujuan untuk
memahami bagaimana perilaku dan kognisi dipengaruhi oleh fungsi otak dan berkaitan dengan diagnosis dan treatment efek
perilaku dan kognitif dari gangguan neurologis. Sementara neurologi klasik berfokus pada patologi sistem saraf dan psikologi
klasik sebagian besar dipisahkan darinya, neuropsikologi berusaha menemukan bagaimana otak berkorelasi dengan pikiran
melalui studi pasien neurologis. Dengan demikian berbagi konsep dan perhatian dengan neuropsikiatri dan dengan neurologi
perilaku pada umumnya. Istilah neuropsikologi telah diterapkan pada studi lesi pada manusia dan hewan. Ini juga telah
diterapkan dalam upaya untuk merekam aktivitas listrik dari sel individu (atau kelompok sel) pada primata yang lebih tinggi
(termasuk beberapa penelitian pada pasien manusia)”.  
 
Kendra Cherry (2019), menulis tentang Neuroscience dengan istilah ‘The Biological Perspective’. Ia mengatakan, bahwa Studi
fisiologi memainkan peran utama dalam perkembangan psikologi sebagai ilmu yang terpisah. Saat ini, perspektif tersebut
dikenal sebagai biological psychology (disebut juga biopsychology atau physiological psychology). Sudut pandang menekankan
dasar fisik dan biologis perilaku. Para peneliti dengan perspektif biologis pada psikologi mungkin melihat bagaimana genetika
memengaruhi perilaku atau bagaimana kerusakan pada area otak tertentu memengaruhi kepribadian.Sistem saraf, genetika,
otak, sistem kekebalan, dan sistem endokrin hanyalah beberapa subjek yang menarik bagi psikolog biologi. Selama beberapa
dekade terakhir, perspektif telah berkembang secara signifikan dengan kemajuan kemampuan kita untuk mengeksplorasi dan
memahami otak manusia dan sistem saraf.
Psychodynamic
Psychodynamic adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian.
Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal
lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik
dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.
Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama, manusia adalah
bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk
memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber
terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.
Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran
psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudian ikut memakai
paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung,
Alfred Adler, serta tokoh-tokoh lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry
Stack Sullivan. (Feist & Roberts, 2013)
Behavioral
Pendekatan Perspektif Perilaku (Behavioral Perspective) awalnya diperkenalkan oleh John B. Watson (1941, 1919).
Pendekatan ini cukup banyak mendapat perhatian dalam psikologi antara tahun 1920-an s/d 1960-an. Ketika
Watson memulai penelitiannya, dia menyarankan agar pendekatannya ini tidak sekadar satu alternatif bagi
pendekatan instinktif dalam memahami perilaku sosial, tetapi juga merupakan alternatif lain yang memfokuskan
pada pikiran, kesadaranatau pun imajinasi. Watson menolak informasi instinktif semacam itu, yang menurutnya
bersifat ”mistik”, ”mentalistik”, dan ”subyektif”.
Dalam hal ini pandangan Watson berbeda dengan James dan Dewey, karena keduanya percaya bahwa proses mental
dan juga perilaku yang teramati berperan dalam menyelaskan perilaku sosial.
Para ”behaviorist” memasukan perilaku ke dalam satu unit yang dinamakan ”tanggapan” (responses),
dan lingkungan ke dalam unit ”rangsangan” (stim- uli). Menurut penganut paham perilaku, satu rangsangan dan
tanggapan tertentu bisa berasosiasi satu sama lainnya, dan menghasilkan satu bentuk hubungan fungsional.
Contohnya, sebuah rangsangan ” seorang teman datang ”, lalu memunculkan tanggapan misalnya, ”tersenyum”. Jadi
seseorang tersenyum, karena ada teman yang datang kepadanya. Para behavioris tadi percaya bahwa rangsangan
dan tanggapan dapat dihubungkan tanpa mengacu pada pertimbangan mental yang ada dalam diri seseorang. Jadi
tidak terlalu mengejutkan jika para behaviorisme tersebut dikategorikan sebagai pihak yang menggunakan
pendekatan ”kotak hitam (black-box)” .
Rangsangan masuk ke sebuah kotak (box) dan menghasilkan tanggapan. Mekanisme di dalam kotak hitam tadi -
stuktur internal atau proses mental yang mengolah rangsangan dan tanggapan - karena tidak dapat dilihat secara
langsung (not directly observable), bukanlah bidang kajian para behavioris tradisional.
Kemudian, B.F. Skinner (1953,1957,1974) membantu mengubah fokus behaviorisme melalui percobaan yang
dinamakan ”operant behavior” dan ”reinforcement”.

• Operant condition adalah setiap perilaku yang beroperasi dalam suatu lingkungan dengan cara


tertentu, lalu memunculkan akibat atau perubahan dalam lingkungan tersebut. Misalnya, jika kita
tersenyum kepada orang lain yang kita hadapi, lalu secara umum, akan menghasilkan senyuman
yang datangnya dari orang lain tersebut. Dalam kasus ini, tersenyum kepada orang lain tersebut
merupakan ”operant behavior”.
• Reinforcement adalah proses di mana akibat atau perubahan yang terjadi
dalam lingkungan memperkuat perilaku tertentu di masa datang . Misalnya, jika kapan saja kita
selalu tersenyum kepada orang asing (yang belum kita kenal sebelumnya), dan mereka
tersenyum kembali kepada kita, maka muncul kemungkinan bahwa jika di kemudian hari kita
bertemu orang asing maka kita akan tersenyum.

Perlu diketahui, reinforcement atau penguat, bisa bersifat positif dan negatif. Contoh di atas
merupakan penguat positif. Contoh penguat negatif, misalnya beberapa kali pada saat kita
bertemu dengan orang asing lalu kita tersenyum dan orang asing tersebut diam saja atau bahkan
menunjukan rasa tidak suka, maka dikemudian hari jika kita bertemu orang asing kembali, kita
cenderung tidak tersenyum (diam saja). (Hasan Mustafa, 1994)
Cognitive
Proses kognitif mencakup elemen penting, seperti bahasa, imajinasi, persepsi, dan perancangan
suatu rencana dalam kehidupan sehari-hari. Kognisi pun berperan penting dalam eksistensi
manusia dalam kehidupan. Misalnya, saja dalam mengingat suatu informasi, memahami
pengalaman yang dialami, serta dalam pembuatan keputusan.Kognitif dipelajari dalam cabang
psikologi yang disebut psikologi kognitif. Psikologi kognitif memiliki fokus pada investigasi cara
manusia berpikir dan proses yang terlibat dalam kognisi. 

Jenis-jenis proses kognitif dalam kognisi


 
Proses dalam kognisi terdiri atas beberapa jenis, termasuk:
1. Perhatian
Sesuai makna awamnya, perhatian merupakan proses kognitif yang memungkinkan seseorang untuk fokus pada suatu hal dalam
kehidupannya.
2. Bahasa
Bahasa dan perkembangan berbahasa merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan seseorang untuk memahami dan
mengekspresikan pikiran secara lisan dan tulisan. Dengan adanya kemampuan berbahasa, maka bisa berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang-orang di sekitar. 
3. Bernalar
Bernalar merupakan kognisi yang memungkinkan Anda untuk mempelajari hal-hal baru, memproses informasi yang diterima, serta
mengaitkannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
4. Memori
Memori merupakan proses kognitif yang memungkinkan kita untuk mengolah, menyimpan, dan menerima informasi. Dengan
adanya memori atau ingatan, manusia bisa mengingat hal-hal di masa lalunya serta momentum yang terjadi dalam dunianya. 
5. Persepsi
Persepsi merupakan proses kognisi yang memungkinkan seseorang untuk mengenal dan menafsirkan informasi menggunakan
daya inderanya. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk merespons dan berinteraksi dalam lingkungan dan dunianya.
Sehingga kognisi memiliki peran penting sehari-hari, semisal mempelajari hal-hal baru, membentuk memori, serta membuat
keputusan.
6. Berpikir
Berpikir merupakan bagian penting dari setiap proses kognitif. Proses ini melibatkan pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, hingga penalaran yang lebih tinggi. (dr. Reni Utami, 2020)
Humanistic

Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap aliran yang telah
ada sebelumnya yaitu behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada
dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Psikologi
humanistik membela kodrat manusia yang telah dianggap negatif dan deterministik oleh aliran behaviorisme
dan psikoanalisis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental
(1964), sebagai berikut:

• Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.


• Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
• Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
• Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
• Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialismedengan tokoh-tokohnya
seperti Kierkegaard, Nietzche, Heidegger, dan Sartre. 

Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:

• Menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan
manusia.
• Menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah laku
 manusia.
• Menawarkan metode yang lebih luasakan kaidah-kaidah yang lebih efektif dalam dalam
pelaksanaan psikoterapi.( Wade & Tavris,2007)
Daftar Pustaka

• Kendra Cherry (2019), Perspectives in Modern Psychology.


• Gluck, Mark A.; Mercado, Eduardo; Myers, Catherine E. (2016). Learning and Memory: From Brain
to Behavior.
• Posner, M. I.; Digirolamo, G. J. (2000). Cognitive neuroscience: Origins and promise.
• Lippincott Williams & Wilkins, (2006), What is psychodynamics?
• Feist, J., J. Feist, G., & Roberts, T.-A. (2013). Theories of Personality. 
• Mustafa, Hasan (1994), Perilaku Manusia Dalam Perspektif Psikologi Sosial.
• Wade & Tavris, (2007), Psikologi Jilid 1.
 

Anda mungkin juga menyukai