Anda di halaman 1dari 18

2

 Psikologi sebagai bagian dari FILSAFAT

Terarah pada:
EKSPLORASI ALAM
EMPIRICAL OBSERVATION
(Pandangan NATURALISME)

Penentu aktivitas manusia adalah alam atau lingkungan


Perilaku manusia diterangkan melalui prinsip-prinsip alam
atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam

Socrates, Plato, Aristoteles


 Psikologi sebagai bagian dari FILSAFAT

Manusia bukan hanya physical being,


tetapi juga spiritual entity
(Pandangan SPIRITUALISME)

Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum alam.


Jiwa manusia (soul) ada pada dunia yang tidak nyata
(intangible), tidak dapat dibuktikan dengan mata, dan
eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat percaya (iman)
St. Agustinus, Thomas Aquinas
 Psikologi sebagai bagian dari FILSAFAT

Pergeseran pandangan:
God Centeredness – Human Centeredness
Menerangkan Psikologi secara Ilmiah Semu

Alam memiliki sistem, dapat diramalkan, dan tidak tunduk pada


hukum-hukum spritual belaka.
“Tabula Rasa” semua pengetahuan, tanggapan dan perasaan jiwa
manusia diperoleh karena pengalaman melalui alat-alat indranya
Manusia juga memiliki reason, kemampuan untuk berpikir logis dan
dengan demikian tidak tunduk total kepada hukum spiritual
Menekankan pada pentingnya self-awareness terhadap
pengalaman kita, cogito ergo sum ("aku berpikir maka aku ada“)

John Locke, Rene Descartes, Gottfried Wihelm von Leibniz


 Psikologi sebagai bagian dari ILMU FAAL

Pemikiran tentang manusia terus berkembang dan banyak


dilakukan eksplorasi fisiologis manusia secara empiris

Riset empirik banyak dilakukan pada bidang fisiologis mencakup :


aktivitas syaraf, sensasi/penginderaan, dan fisiologis otak
Francis Bacon, Johannes Mueller, Kretschmer
 Psikologi sebagai ILMU MANDIRI

Laborotarium PSIKOLOGI pertama di dunia di Leipzig

Penelitian tentang gejala pengamatan dan tanggapan manusia,


seperti PERSEPSI, REPRODUKSI, INGATAN, ASOSIASI DAN FANTASI
Meneliti gejala-gejala psikis yang berlangsung secara sadar ,
sedangkan gejala-gejala jiwa ‘bawah sadar’ belum diperhatikan
Wilhelm Wundt,
Pendekatan
KOGNITIF

Pendekatan Pendekatan
PERILAKU BIOLOGIS

PSIKOLOGI

Pendekatan
Pendekatan
FENOMENO-
PSIKOANALITIK
LOGIKAL
Menurut pendekatan Biologis, semua peristiwa
psikologis berkaitan dengan aktivitas otak dan sistem
syaraf.
Dalam mempelajari manusia, berupaya mengkaitkan perilaku
yang terlihat terhadap peristiwa listrik dan kimiawi yang
terjadi dalam tubuh, terutama dalam otak dan sistem syaraf.
Pendekatan ini mencoba menentukan proses neurobiologi
yang mendasari perilaku dan proses mental.
Asumsi :
1. Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat
sepenuhnya memahami apa yang dilakukan oleh suatu
organisme
2. Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif
dengan memfokuskan pada perilaku spesifik, sama
seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi
menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental
dasar.

Analogi : Pikiran = komputer


Informasi yg masuk diproses dengan berbagai cara :
dipilih, dibandingkan dan dikombinasikan dg
informasi lain yg telah ada dalam memori, ditransformasi,
disusun kembali, dsb.

Manusia dapat menalar, membuat rencana, mengambil


keputusan berdasarkan informasi yang diingatnya, dan pada
Setiap manusia akan menggunakan bahasa untuk
berkomunkasi satu sama lain (fenomena tsb diabaikan oleh
perspektif perilaku)
Menurut pendekatan perilaku, untuk mempelajari
individu adalah dengan melihat PERILAKUnya,
ketimbang mempelajari otak dan sistem syarafnya.

John B Watson : dengan mempelajari apa yang dilakukan


seseorang, yaitu PERILAKU nya, maka ilmu psikologi yg
objektif dapat dikembangkan.
Perspektif perilaku disebut aliran BEHAVIORISME,
menghasilkan teori Psikologi STIMULUS-RESPONS (S-R)
mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan, respons
yang ditimbulkan oleh stimuli tsb dan hadiah atau
hukuman yang terjadi setelah respons tsb.
Tahap oral (mulai lahir sampai usia 12-18 bulan).
Pada tahap ini seorang anak mendapatkan kepuasannya dengan
memasukan sesuatu kedalam mulutnya (mengisap dan menyusu).

Tahap anal (12-18 bulan sampai 3 tahun),


Seorang anak mendapatkan kepuasannya dari anusnya, dengan cara
menahan membuang air besar. Pada tahap ini seorang memerlukan
pendidikan yang benar mengenai cara membuang air besar (toilet
training).

Tahap oral dan anal merupakan tahap yang penting & dapat
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian individu setelah
dewasa.
Hambatan pemenuhan kebutuhan pada kedua tahapan tersebut akan
menimbulkan fixation, yaitu penampilan kepribadian individu yang
tertekan yang ditujukan setelah masa dewasa.
Contoh perilaku merokok dipandang sebagai bentuk dari fixation.
Tahap phalic (3 sampai 6 tahun)
Pada tahap ini individu cenderung lebih dekat dengan orang tuanya
dari jenis kelamin yang berbeda, dan berusaha untuk
mengidentikkan dirinya dengan orang tuanya dari jenis kelamin
yang sama.
Anak memerlukan pendidikan yang memadai tentang peran gender,
dan pendidikan sex sebenarnya mulai dapat diperkenalkan dengan
cara yang sopan dan mudah dipahami oleh anak.

Tahap latency (6 tahun sampai mencapai pubertas),


Anak mulai belajar bersosialisasi, mengembangkan keterampilan,
mempelajari dirinya sendiri dan belajar tentang masyarakat.
Mulai tertarik dengan lawan jenisnya dan belajar berperan sebagai
orang dewasa.
Pada tahap ini membutuhkan perhatian lebih dan kontrol dari orang
tua dan lingkungan yang kondusif untuk mengarahkan perilakunya
sesuai dengan harapan masyarakat.
Tahap genital (pasca pubertas),
Psikologi Fenomenologi menolak pendapat bahwa perilaku
manusia dikendalikan oleh stimuli eksternal (behaviorisme),
atau oleh pengolahan informasi dalam persepsi dan memori
(psikologi kognitif), atau oleh impuls bawah sadar
(psikoanalitik).
Teori fenomenologi sering disebut aliran humanistik,
menurut teori ini kekuatan motif utama individu adalah
kecenderungan ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri.

Semua manusia memiliki kebutuhan dasar untuk


mengembangkan potensinya sampai penuh, untuk
berkembang lebih jauh dari keadaan sebelumnya.
Sekian
&
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai