3. Karakteristik komunikan ?
Konsep psikologi tentang manusia :
Menurut Freud, perilaku manusia hasil interaksi antara subsistem dalam kepribadian
id, ego, dan super ego.
Konsep manusai dalam behaviorisme, manusia dipandang sebagai robit tanpa jiwa
yang berarti sikap dan perilaku manusia dikontrol oleh lingkungan sekitar.
Konsep manusia dalam psikologi kognitif, manusai bukan lagi makhluk yang selalu
bereaksi pasif terhadap lingkungan tetapi manusia adalah makhluk yang selalu
berusaha memahami lingkunganya. Hal ini sejalan dengan aliran Gestalt
mendefinisakan bahwa manusia aktif dalam menafsirkan dan mendistorsi lingkungan
dan perilaku manusia harus dilihat dalam konteksnya.
Konsep manusia dalam psikologi humanistic, manusia adalah pencari makna.
Ada dua macam perspektif faktor dalam psikologi sosial. Yaitu Psikologi sosial (P),
oleh McDougall menyebutkan bahwa faktor personal sangat penting dalam menentukan
interaksi sosial dalam masyarakat, dan psikologi Sosial (S), oleh Ross dengan populernya
behaviorisme saat itu menentang asumsi pemikiran McDougall dalam pandangan perspektif-
nya dia melihat bahwa faktor situasilah yang paling penting.
1. Faktor Biologis
Biologis adalah sebuah faktor yang terlibat pasti dalam setiap pribadi manusia, dalam
hal ini biologis lebih mempengaruhi pewarisan sifat serta perilaku manusia sehingga adanya
sosiobiologi yang memandang manusia dalam agama,kebudayaan dan moral berasal dari
karaktersitik biologinya (Wilson, 1975 ). Hal ini juga diperkuat oleh Wilson bahwa perilaku
sosial sudah dibimbing oleh aturan yang sudah di program secara genetis dalam jiwa
manusia. Karena ini banyak orang berusaha dalam memanipulasi genetis, dimana struktur
genetis ini memngaruhi kecerdasan,sensasi dan emosi. Intinya mereka akan melakukan
manipulasi genetic agar seluruh masa manusia menjadai sangat mudah dipengaruhi.
2. Faktor Sosiopsikologis
Motif sosiogenis, motif dari sosiogenis dapat dikatakan secara garis besar bahwa
keinginan seseorang dalam mendapat kan pengakuan dan aspirasi dari orang lain
dengan sebuah tingkat ambisuisnya sangat tinggi sehingga menyukai kompetinsi
untuk tujuan akhir mendapatkan kasih sayang dan kekuasaan agar bisa
mempertahankan harga dirinya dan kebutuhan pemenuhan diri.
Sikap, merupakan kecenderungan untuk bertindak dan berekspresi dalam menghadapi
situasi. di dalam sikap adanya komponen pendorong atau motivasi singkat artinya
mengambil hal yang diiniginkan dan mengenyampingkan sesuatu yang harus
dihindari.
Emosi, adalah keguncangan organisme yang disertai dengan gejala kondisi tubuh
sadar. Ada 4 fungsi emosi dalam tubuh manusia, yaitu sebagai pembangkit energi,
emosi merupakaan pembawa informasi, emosi pembawa pesan dalam komunikasi
interpersonal, emosi sebagai sumber informasi keberhasilan kita.
Kepercayaan, berhubungan dengan sebuah keyakinan hal tersebut benar atau salah
berdasarkan bukti. Unsur pembentuk dalam hal ini adalah pengetahuan, kebutuhan
dan kepentingan jika ada salah satu komponen yang tidak lengkap pemahamanya
maka akan terjadinya kesalahan dalam berpikir. Intinya kepercayaan memberikan
perspektif dalam mengambil sikap terhadap objek. Contohnya, ketika anda percaya
akan adanya alien maka anda juga percaya akan kebradaan makhluk lain yang jauh
dari bumi dan percaya akan adanya UFO.
c. Komponen Konatif
Kebiasaan, adalah sebuah aspek perilaku manusia yang menetap yang berlangsung
secra otomatis tidak direncanakan biasanya ada reaksi khas yang diulang berkali-kali
sehingga kebiasaan memberikan pola perilaku yang dapat diramalkan.
Kemauan, merupakan sebuah faktor yang bergerak di dalam diri individu untuk
melakukan sesuatu hal dalam kehidupan nyata.
4. Definisi kepribadian ?
Kepribadian berasal dari bahasa latin persona yang berarti menunjukan pda topeng
yang biasanya digunakan oleh pemain sandiwara, lambat laun arti ini berubah menjadi satu
istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari
masyarakat dan kemudian individu tersebtu diharapkan bertingkah laku berdasarkan peran
yang diterimanya.
Allport, mendefinisikan kepribadian yaitu, kepribadian adalah organisasi dinamis dari
sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik
dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya sehingga sikap semua orang dalam
menghadapi situasi tertentu selalu berbeda.
Koentjaraningrat, kepribadian adalah susunan unsure akal dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap individu manusia.
5. berikan penjelasan beserta contoh jenis sifat kepribadian menurut Allport ?
Bagi Allport, sifat adalah sesuatu yang sesungguhnya eksis namun tidak terlihat
karena hal tersebtu terletak dalam bagian tertentu dalam sistem saraf tetapi mempengaruhi
konsistensi dari perilaku seseorang, berikut pembagaina jenis sifat menurut Allport :
Sifat cardinal, sifat ini merupakan karakteristik yang meresap dan dominan dalam
kehiddupan seseorang atau dapat dikatakan sebagai sifat utama dan biasasnya hanya
dimiliki sedikit orang. Contoh, kebutuhan untuk berkuasa, Vino tidak hanya
mendominasi di kelas tetappi dia juga ingin memenangkan seluruh kompetisi serta
suara persetujuan dengan temannya.
Sifat sentral, sifat ini merupakan karakteristik yang kurang mengontrol atau
memotivas individu tetapi tidak kalah penting karena sifat ini menjadi ciri seseorang
dan menjadi titik pusat tingkah lakunya misalnya jujur, posesif, dan obsesi. Contoh,
Aisyah menemukan dompet milik seorang ibu yang jalan di depanya dan untuk
kondisi saat itu cenderung sepi sehingga tidak ada orang yang melihat walaupun
dirinya mengambil dompet tersebut tetappi karena Aisyah memiliki sifat yang jujur
maka dia lebih memilih mengejar ibu tadi dan mengembalikanya dari pada
mengambil dompet tersebut.
Sifat sekunder, sifat ini kurang menentukan dalam deskripsi kepribadian dan lebih
terpusat pada respon yang didasarinya, intinya sifat ini tidak terlalu mencolok
danjarang digunakan serta hanya timbul pada kesempatan khusus. Contoh, ilham
adalah seorang laki-laki yang termasuk penyabar tetapi pada suatu hari ada seorang
temanya yang menghina orang tuanya, maka ilham menjadi marah meledak-ledak.
Hauck 1967 mengatakan bahwa sebab terjadinya gangguan emosional terdapat tiga
teori yang dapat menjelaskannya, yaitu teori lingkungan, teori afektif, dan teori kognitif.
1. Teori Lingkungan
Teori ini menganggap bahwa penyakit mental diakibatkan oleh berbagai peristiwa
yang menyebabkan timbulnya stres. Pandangan tersebut beranggapan bahwa kejadian
tersebut adalah penyebab langsung dari ketegangan emosi. Orang awam tidak ragu-ragu
untuk menyatakan, misalnya bahwa seseorang telah sedang menangis karena diperolok. Ia
percaya bahwa secara harfiah olok-olok itu adalah penyebab langsung tangisan tersebut.
Dengan nada yang sama, orang awam tersebut percaya bahwa tetangganya menjadi depresif
karena kehilangan pekerjaannya, atau keterlambatannya pulang kerumah sebenarnya
membuat istrinya marah. Menurut pandangan ini tekanan emosional dapat dihilangkan jika
masalah “penyebab” ketegangan tersebut dihilangkan.
2. Teori Afektif
Pandangan yang paling profesional yang paling luas dianut mengenai gangguan
mental adalah pandangan yang berusaha menemukan pengalaman emosional bawah sadar
yang dialami seorang anak bermaslah kemudian membaawa ingatan yang dilupakan dan
ditakuti ini ke alam sadar sehungga dapat dilihat dari sudut yang lebih realitas. Anak tersebut
dapat membenci adiknya karena dia merasa nanti kasih syang orang tuanya dapat terbagi..
Anak itu mungkin merasa bersalah karena rasa benci nya itu sehinggga sangat berharap
mendapatkan hukuman atas kejahatannya. teori-teori tersebut berusaha membuat subyek
menyadari perasaan bawah sadar yang tersembunyi dibelakang gejala-gejala tersebut.
Masalah-maslah seperti ini sebagian besar tidak dihiraukan. Orang meyakini bahwa masalah-
masalah tersebut akan hilang secara berangsur-angsur dari benak segera setelah yang tidak
disadari dijadiakn sadar dan kepada anak diperlihatkan cara ia menciptakan masalahnya tanpa
mengetahuinya.
3. Teori kognitif
Saat ini hanya satu teori kognitif utama ynag patut dibicarakan, yaitu “psikoterapi
Rasional-emotif” yang ditemukan oleh Albert Ellis (1962). Menurut teori ini, penderitaan
mental tidak disebabkan langsung oleh masalah kita atau perasaan bawah sadar kita terhdap
maslah tersebut, tetapi dari pendapat yang salah dan irasional, yang disadari ataupun tidak
disadari terhadap masalah-masalah yang kita hadapi. Untuk mengembalikan keseimbangan
emosi, kita hnya perlu mengidentifikasi ide-ide yang aada pada anak, kemudian, melalui
penggunaan logika yang ketat, ia diperlihatkan dan diyakini betapa tidak rasionalnya ide-ide
tersebut; dan akhirnya ia didorong untuk berperilaku berbeda melalui sudut pengetahuan
yang baru. Hanya inilah yang diperlukan untuk menenangkan gangguan emosional.
Sebenarnya pikiran kita mengenai masalah itu yang membuat kita tegang.
Shakesphere berkata, “pendapat kita akan sesuatu yang menyiksa kita, bukan hal itu sendiri.”
Menurut Hauck (1967), Perbaikan emosional mencakup tinga langkah. Pertama, kita harus
memperlihatkan kepada anak anggapan-anggapan yang salah. Kedua, kita selanjutnya
menunjukkan melalui nalar bahwa bukan perilakunya, melainkan reaksinya terhadap
orangtuanya itulah yang menyebabkan gangguannya karena ia sebenarnya tidak disiksa
secara fisik. Ketiga, ia akan dinasihati agar bersikap lebih manis dan dapat bekerja sama.