Anda di halaman 1dari 7

Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi

Sebelum dikemukakan ruang lingkup psikologi komunikasi, terlebih dahulu dikemukakan


definisi komunikasi dari pespektif psikologi.

Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai


usaha “menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang
verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.

Kamus psikologi, Dictionary of behavioral science menyebut 6 definisi komunikasi sebagai


berikut:

- Komunikasi adalah penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke tempat yang
lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara
- Komunikasi adalah penyampaian atau penerimaan singnal atau pesan oleh organisme.
- Komunikasi adalah pesan yang disampaikan
- Komunikasi adalah proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem
yang lain melalui pengaturan-pengaturan signal yang disampaikan.
- Komunikasi adalah pengaruh satu wilayah pribadi pada wilayah persona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada
wilayah yang lain.
- Komunikasi adalah pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

Dari definisi tentang komunikasi dari perspektif psikologi di atas, terlihat bahwa makna dari
komunikasi sangatlah luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di
antara tempat, dan sistem atau organisme. Kata komunikasi digunakan sebagai proses,
sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi
menyebut komunikasi pada penyampaian energi melalui alat-alat indra ke otak, peristiwa
penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses salingmempengaruhi diantara berbagai
sistem dalam diri organisme dan dintara organisme.

Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu yaitu bagaimana pesan dari satu
individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain.

Perkembangan terbaru dari dunia psikologi komunikasi adalah komunikasi terapeutik.


Komunikasi terapeutik memandang gangguan jiwa bersumber pada gangguan komunikasi,
pada ketidak mampuan pasien untuk mengungkap dirinya atau meluruskan kiwa seseorang
dengan meluruskan caranya berkomunikasi.

Komunikasi boleh ditujukan untuk memberi informasi, menghibur atau mempengaruhi.


Komunikasi untuk tujan yang ketiga ini lazim disebut komunikasi persuasif, yang berkaitan
erat dengan psikologi. Persuasif dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologi, kemudian ketika
komunikasi dikenal sebagai proses mempengaruhi orang lain, disiplin-disipln yang lain
menambah perhatian yang sama besarnya. Komunikasi telah dikaji dari berbagai segi
sosiologi, antropologi, ekonomi, psikologi, linguistib, biologi, filsafat, polotik, teknik dll.

Psikologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari proses komunikasi antar sesama
manusia dengan menggunakan psikologi sebagai sudut pandang/ perspektif dengan tujuannya
untuk mencapai komunikasi secara efektif. Psikologi komunikasi sangat bermanfaat dalam
membantu kita memahami sebagai berbagai situasi sosial dimana kepribadian menjadi
penting di dalamnya, atau bagaimana penilaian seseorang menjadi bias karena adanya faktor
kepercayaan (belief) dan perasaan (feeling) serta bagaimana seseorang memiliki pengaruh
terhadap orang lain.

Ruang lingkup psikologi komunikasi adalah:

1. Sistem komunikasi interapersonal


Dalam sistem komunikasi intrapersonal, antara lain membahas tentang karakteristik
manusia komunikan, faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya, sistem memori dan berpikir dan sifat-sifat psikologi komunikator.
2. Kominikasi interpersonal
Dalam sistem komunikasi interpersonal, antara lain dibahas tentan proses persepsi
interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal.
3. Sistem komunikasi kelompok
Dalam sistem komunikasi kelompok, antara lain dibahas tentang kelompok dan
pengaruhnya pada perilaku komunikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan
kelompok dan bentuk-bentuk komunikasi kelompok.
4. Sistem komunikasi massa
Dalam komunikasi massa, antara lain dibahas tentang motivasi atau faktor-faktor
yang mempengaruhi reaksi individu terhadap media massa, efek komunikasi massa
dan psikologi komunikator.
Jadi didalam ruang lingkup psikologi komunikasi penekanannya yaitu pada komunikator
sebagai makhluk individu yang mempunyai sifat yang berbeda dengan individu lainnya. Sifat
menunjukan pola atau cara yang relatif tidak banyak berubah mengenai bagaimana seseorang
berpikir, merasakan dan bertingkah laku dalam berbagai situasi yang dihadapinya. Sifat itu
sendiri sering digunakan untuk memprediksi tingkah laku seseorang. Dalam konteks ini
tingkah laku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara sifat yang dimilikinya dengan faktor
situasional yang ada pada saat itu.

Karakteristik Manusia Komunikan

Karakteristik komunikan adalah ciri-ciri atau sifat manusia sebagai makhluk yang
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi
nonverbal.

Ada 4 teori dalam psikologi yang menjelaskan tentang karakteristik manusia, yaitu sebagai
berikut:

1. Konsepsi manusia menurut Psikoanalisis


Freud memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat
seksualitas (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari
ibunya. Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki 3 tingkat kesadaran yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Dari konsep teori
freud yang paling terkenal yaitu tentang adanya alam bawah sadar yang
mengendalikan sebagian besar perilaku manusia itu sendiri.
Tiga subsistem (ID, Ego, Superego) dalam kepribadian manusia menurut freud:
- ID : bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia atau
disebut sebagai pusat instink (hawa nafsu). Id bergerak berdasarkan prinsip
kesenangan, ingin segera memenuhi kebutuhannya, jika kebutuhan ini tidak puas,
hasilnya akan menyebabkan kecemasan atau ketegangan dan id ini satu-satunya
komponen kepribadian yang hadir sejak lahir atau sistem dasar kepribadian.
- Ego : mediator antara hasrat-hasrat hewani dan tuntutan rasional dan realistik atau
egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan
hidup sebagai wujud yang rasional. Prinsip ego adalah realitas atau kenyataan. Tujuan
ego adalah menemukan cara yang realistis dalam memuaskan ID.
- Superego : aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan
cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat atau superego yang
memberikan pedoman untuk membuat penilaian. Superego ini hadir dalam keadaan
sadar, prasadar dan tidak sadar.

Secara singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara


komponen biologis (ID), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego),
atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akal dan nilai) dan Id, ego dan superego
mutlak ada pada diri manusia.

2. Konsepsi manusia menurut Behavioralisme


Behaviorisme atau aliran perilaku (perspektif belajar) adalah filosofi dalam psikologi
yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme yang termasuk
tindakan, pikiran, atu perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu didalam suatu sistem
kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara sesuai hukum. Dalam pandangan
ini individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan
ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup,
berkreativitas, atau layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya.
Pendekatan behavioristik ini banyak digunakan dalam rangka melakukan kegiatan
psikoterapi dalam arti luas atau konseling dalam arti sempitnya, bersumber pada
aliran behavioralisme.
3. Konsepsi manusia menurut Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif disebut juga psikologi pemrosesan informasi. Dimana proses ini
meliputi bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan, dan ditransformasikan
sebagai pengetahuan, dan pengetahuan itu dimunculkan kembali sebagai petunjuk
dalam sikap dan perilaku manusia. Kritik terhadap teori psikologi kognitif datang dari
pemahaman bahwa manusia adalah pengolah informasi. Perilaku manusia dipandang
sebagai produk strategi pengolah informasi yang rasional, yang mengarah
penyandian, penyimpanan, dan pemanggilan informasi.
4. Konsepsi manusia menurut Psikologi Humanistik

Faktor-faktor Perilaku Manusia


Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu:

1. Faktor Personal yang mempengaruhi perilaku manusia

Ada dua faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor biologis dan
faktor sosiopsikologis.
- Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan
faktor-faktor sosiopsikologis. Aliran ini menyebut sebagai sosiobiologis karena
besarnya pengaruh warisan biologis sampai muncul aliran baru, yang memandang
segala kegiatan manusia termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur
biologinya. Meskipun pemikiran bahwa sosiopsikologis sebagai determinisme
biologis dalam kehidupan sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur biologis
manusia seperti genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal, sangat mempengaruhi
perilaku manusia. Struktur genetis misalnya akan berpengaruh terhadap kecerdasan,
kemampuan sensasi dan emosi.
Sistem syaraf mengatur pekerjaan otak dan pengolahan informasi dalam jiwa
manusia. Sistem hormonal bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis, tetapi juga
mempengaruhi proses psikologis.
Beberapa contoh perilaku manusia yang merupakan bawaan manusia sebagai
makhluk biologis, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi adalah sebagai berikut:
Tidur, memberi makan, merawat anak, tumbuh berkembang, makan dan minum,
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan
menghindari sakit dan bahaya.
Perlu dipahami bahwa manusia bukan semata-mata makhluk biologis, sebab kalau
begitu ia tidak berbeda dengan kambing atau monyet, tetapi manusia adalah juga
makhluk yang mempunyai dimensi sosiopsikologis.

- Faktor sosiopsikologis
Karena manusia adalah makhluk sosial (homo socius) atau manusia adalah teman bagi
manusia lainnya, di mana dari proses sosial ia memperoleh beberapa karekteristik
yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan faktor sosiopsikologis ini, yaitu:
a. Komponen afektif yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan dengan faktor
sosiopsikologis
b. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui oleh manusia.
c. Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan
dan kemauan bertindak.

2. Faktor Situasional yang mempengaruhi perilaku manusia


Rangkuman faktor situasional menurut Edward G. Sampson sebagai berikut:
I. Aspek objektif dari lingkungan
a. Faktor ekologis: kaum determinisme lingkungan sering mengatakan bahwa
keadaan alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Sebagian pandangan
mereka telah diuji dalam berbagai penelitian, seperti efek temperatur pada
tindakan kekerasan, perilaku interpersonal, dan suasana emosional. Yang belum
diteliti, antara lain pengaruh temperatur ruangan pada efektivitas komunikasi.
1. Faktor geografis
2. Faktor iklim dan meteorologis
b. Faktor desain dan arsitektural: satu rancangan arsitektur dapat mempengaruhi
pola komunikasi di antara orang-orang yang hidup dalam naungan arsitektural
tertentu. Pengaturan ruangan juga telah terbukti mempengaruhi pola-pola perilaku
yang terjadi di tempat itu.
c. Faktor temporal : dalam faktor temporal, dimana faktor yang mempengaruhi
manusia itu bukan saja di mana mereka berada, tetapi juga bilamana mereka
berada.
d. Analisis suasana perilaku (behaviour setting) yaitu dimana lingkungan dibagi
kedalam beberapa satuan terpisah. Misalnya: pesta, ruangan kelas, tokoh, rumah
ibadah, bioskop dll. Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang
mengatur perilaku orang-orang yang ada didalamnya.
e. Faktor teknologis: lingkungan teknologis yang meliputi sistem energi, sistem
reproduksi, dan sistem distribusi yang membentuk serangkaian perilaku sosial
yang sesuai dengannya. Dalam ilmu komunikasi menunjukkan bahwa bentuk
teknologi komunikasi lebih penting dari pada isi media komunikasi.
f. Faktor sosial
1. Struktur kelompok dan organisasi: hubungan antara anggota dengan ketua
di atur oleh sistem peranan dan norma-norma kelompok (besar kecilnya
organisasi akan mempengaruhi jaringan komunikasi dan sistem pengambil
keputusan)
2. Sistem peranan yang di tetapkan dalam suatu masyarakat
3. Karakteristik populasi seperti usia, kecerdasan, karakteristik biologis,
mempengaruhi karingan komunikasi dan sistem pengambilan keputusan, serta
mempengaruhi pola-pola perilaku anggota-anggota populasi itu.
Sistem peranan di tetapkan dalam suatu masyarakat, Struktur kelompok
dan organisasi, Karakteristik populasi adalah faktor-faktor sosial yang menata
perilaku manusia
II. Lingkungan psikososial seperti dipersepsikan oleh kita
Dalam organisasi, iklim psikososial menunjukkan persepsi orang tentang
kebebasan individual, keketatan pengawasan, kemungkinan kemajuan dan tingkat
keakraban.
a. Iklim organisasi dan kelompok: dimana iklim organisasi mempengaruhi
hubungan komunikasi antara atasan san bawahan tau orang-orang yang
menduduki posisi sama.
b. Ethos dan iklim institusional dan kultural: dalam pola-pola kebudayaan yang
dominan atau etos, ideologi dan nilai dalam persepsi anggota masyarakat,
mempengaruhi seluruh perilaku sosial.
III. Stimulus yang mendorong dan memperteguh perilaku
Jika seseorang mengalami kendala situasi, maka seseorang itu akan memberikan
reaksi yang berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya, sesuai dengan
karakteristik personal yang dimilikinya.
a. Orang lain
b. Situasi pendorong perilaku

Anda mungkin juga menyukai