Sumber: EM Griffin, dan Glen McClish (special consultant), A First Look At Communication Theory, Fifth Edition, McGraw Hill, 2003. Hal 33.
• Berdasarkan peta tersebut di atas maka kelompok teori komunikasi
yang paling objektif adalah Sosisopsikologi.
• Sedangkan kelompok teori yang paling subjektif interpretatif adalah
fenomenologi, sosiokultural dan kritis. Pertanyaanya sekarang
adalah:
Setelah data diperoleh secara cermat dan objektif, maka data tersebut harus
dijelaskan dan diinterpretasikan, dan disinilah pandangan subjektif peneliti
dapat masuk, sebagaimana dikemukakan Littlejohn dan Foss:
Salah satu bentuk laporan di bidang komunikasi yang sering dibuat dan
seringkali diklaim sebagai penelitian interpretatif adalah apa yang disebut
dengan analisis wacana (discourse analysis) dan analisis bingkai (framing
analysis).
• Analisa wacana memfokuskan perhatian pada percakapan (lisan
atau teks) untuk mengetahui kondisi struktur sosial yang ada
melalui percakapan misalnya antara ibu dan anak, antara buruh
pabrik dll) dengan mengidentifiaksi berbagai kategori, ide,
pandangan dan sebagainya berdasarkan transkrip percakapan yang
diamatinya.
• Analisa framing memfokuskan perhatian pada bagaimana media
massa mengelola ide dan isi berita dan menunjukkan apa yang
menjadi isu melalui pemilihan, penekanan, penyisihan dan uraian
berita.
Hal yang banyak menimbulkan perdebatan adalah......
• Menurut Antaki dan Billig, analisis wacana (dan juga framing) harus
menyediakan transkrip, teks dan percakapan secara lengkap, sebagai sumber
data yang akan diteliti.
• Transkrip tidak boleh dirangkum atau diringkas.
• Namun seringkali transkrip dirangkum atau diringkas dan kemudian
berfungsi sebagai pengganti analisa.
• Antaki dan Billig mengingatkan bahwa transkrip hanya berfungsi sebagai
penyedia data untuk dianalisa dan ringkasan transkrip bukanlah analisa atau
pengganti analisa.[4]
• Seorang analis harus menawarkan sesuatu (gagasan atau ide) dari transkrip
dan bukan sekedar penjelasan atau ringkasan transkrip.
2. Bukan analisa jika berpihak (Under-
Analysis Through Taking Sides).
• Dalam banyak laporan analisa wacana dan bingkai, sering kita melihat
dan merasakan adanya pandangan moral, politik dan pribadi dari
penulisnya ketika mengomentari kutipan pembicaraan atau teks.
• Laporan yang memuat pandangan moral, politik dan pribadi dari
penulis tidak bisa disebut dengan analisis.
• Pandangan penulis yang bernada simpati atau mengejek tidak
menjadikan apa yang ditulisnya menjadi suatu analisa (wacana atau
bingkai).[5]
3. Bukan analisa jika bersifat mengeneralisir
(Under-Analysis through False Survey).
• Pelaku analisis wacana dan framing sering terjebak dalam tindakan
'berbahaya' yaitu menjadikan suatu temuan kasuistis individual
sebagai sesuatu yang berlaku umum.
• Jika terdapat temuan yang melibatkan mahasiswa di suatu universitas,
misalnya, maka hal itu juga ditulis seolah-olah berlaku bagi mahasiswa
lainnya di universitas lainnya.[6]
4. Analisa tidak ditentukan dari banyaknya detail (Under-Analysis through Spotting)
• Jumlah kutipan yang diambil dari transkrip tidak boleh terlalu banyak
yang dapat mengurangi porsi pandangan atau komentar penulis,
tetapi juga tidak boleh terlalu sedikit yang berfungsi hanya sekedar
memperkuat pandangan penulis.[7]
KESIMPULAN
[3] Dalam hal ini, Antaki an Billig hanya menyoroti analisis wacana, namun menurut penulis, analisis bingkai juga dapat dimasukkan
kedalamnya.
[4] Sebagaimana dikemukakan Antaki dan Billig: "For our purposes here, however, we mean to warn against the notion that transcription can be
a replacement of, or substitute for, analysis. Transcription prepares the data for analysis. However, it is not analysis in itself.“
[5] Sebagaimana dikemukakan Antaki dan Billig: "What we do insist upon, however, is that position-taking - whether analysts align themselves
with, or critically distance themselves from, the speakers whom they are studying - is not analysis in itself. Sympathy and scolding (either explicit
or implicit) are not a substitute for analysis.“
[6] Sebagaimana dikemukakan Antaki dan Billig: "It is fatally easy to slip into treating one's findings as if they were true of all members of the
category in which one has cast one's respondents.“
[7] Sebagaimana dikemukakan Antaki dan Billig "Under-Analysis through Over-Quotation is often revealed by a low ratio of analyst's comments
to data extracts. If extract after extract is quoted with only the occasional sentence or paragraph of analyst's comment, then one might suspect
this type of under-analysis is happening."