Anda di halaman 1dari 37

ETIKA DAN FILSAFAT

KOMUNIKASI
DIAH NUR INDAH SARI S.IKOM., M.SI

1
FILOSOFIS
KONSEP ETIKA IDEAL KOMUNIKASI
MEDIA
DALAM
FILSAFAT KOMUNIKASI HAKEKAT KOMUNIKASI
DIMENSI
KOMUNIKASI KOMUNIKASI
FILSAFAT SISTEM

Daftar Materi
FILSAFAT
KEKERASAN
IDEAL FILSAFAT KOMUNIKASI
HAKIKAT DIMENSI DALAM
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI HOMOPHILY & KOMUNIKASI
DALAM INTEGRITAS MEDIA
DALAM MACROCOSMOS HETEROPHILY
NAUNGAN MENTAL

FILOSOFIS

Daftar Materi
KOMUNIKASI SEBAGAI
KEGIATAN ILMIAH
filsafat komunikasi sebagai suatu disiplin
yang memiliki makna bahwa filsafat
komunikasi merupakan kajian mendalam
Menurut Prof. Onong
dan mendasar yang mengkaji hakikat ilmu
Uchjana Effendy, filsafat
komunikasi sebagai sebuah ilmu
komunikasi adalah suatu pengetahuan yang utuh
disiplin yang menelaah Sehingga filsafat komunikasi merupakan
secara fundamental, kajian yang menjadi pondasi atau dasar
bagi berdirinya ilmu komunikasi secara utuh
metodologis, analitis, kritis,
yang meliputi hakikat secara mendalam
dan holistis teori.
termasuk metodologi, analitis, teori, dan
segala bentuk dimensinya.
5
Dengan kata lain filsafat komunikasi merupakan
Disisi lain dalam pengembangan dasar atau pondasi bagi pengembangan dan
dan penelitian suatu ilmu penelitian ilmu komunikasi. Dimana melalui kajian
pengetahuan haruslah mempunyai filsafat ini lah diperoleh dasar keilmuan yang
dasar yang kokoh. Dan dasar atau menjadi pedoman dalam penelitian dan
pondasi tersebut diperoleh melalui pengembangan suatu ilmu pengetahuan tak
kajian filsafat, sebagaimana dalam terkecuali ilmu komunikasi.
penjelasan diatas dijelaskan apa
Oleh karenanya, erat kaitannya antara filsafat
yang menjadi pilar dalam ilmu
komunikasi dengan penelitian komunikasi. Dimana,
komunikasi diakaji dari teori filsafat
filsafat berperan memberikan kearangka keilmuan,
serta bagaimana paradigma
sedangkan penelitian bertugas mengembangkan
penelitian dalam ilmu komunikasi.
sebuah ilmu pengetahuan.

6
POKOK PIKIRAN
FILSAFAT KOMUNIKASI
Richard L. Lanigan

Apa yang aku ketahui ?


(masalah ontology atau metafisika)

Bagaimana aku mengetahuinya ?


(masalah epistemologi)

Richard L. Lanigan membahas secara khusus “analisis


Apakah aku yakin ?
filsafat mengenai komunikasi. Dia berkata bahwa filsafat
(masalah aksiologi)

sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub


Apakah aku benar?
bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat
(masalah logika)
diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan pokok berikut ini : 8
Menurut Lanigan metafisika adalah suatu studi tentang sifat
dan fungsi teori tentang realita. Hubungannya dengan teori
komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:

1 2 3
Sifat manusia dan hubungannya Problem pilihan, khususnya
Sifat dan fakta bagi
secara kontekstual dan kebebasan versus determinisme
tujuan, perilaku,
individual dengan realita pada perilaku manusia.
penyebab, dan aturan
dalam alam semesta.
9
1 2
Ada sebagai yang ada; Ada sebagai yang
ilmu pengetahuan Illahi keberadaan
mengkaji yang ada itu yang mutlak, yang
dalam bentuk semurni- tidak bergantung
murninya, bahwa suatu pada yang lain,
benda itu sungguh- Objek metafisika menurut yakni Tuhan (Illahi
sungguh ada dalam arti Aristoteles berarti yang tidak
kata tidak terkena ada dua yakni dapat ditangkap oleh
perubahan, atau dapat panca indera).
diserapnya oleh panca
indera. Metafisika
disebut juga Ontologi.
10
Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari
bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah.
Metode adalah tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan perencanaan yang
matang dan mapan, sistematik dan logis.
Pada dasarnya metode ilmiah dilandasi :

Kerangka pemikiran Penjabaran hipotesis Verifikasi terhadap


yang logis yang merupakan hipotesis untuk
deduksi dan kerangka menguji kebenarannya
pemikiran secara faktual. 11
Sehingga ketika seorang
Aksiologi adalah asas mengenai
cara bagaimana menggunakan komunikator akan menyampaikan
ilmu pengetahuan yang secara pemikirannya menjadi sebuah
epistemologis diperoleh dan
disusun itu. pesan, perlulah untuk melakukan
Lanigan berpendapat bahwa pertimbangan terlebih dahulu
aksiologi adalah studi etika dan
estetika, aksiologi merupakan apakah pesan itu etis dan estetis
suatu kajian terhadap apa itu ketika disampaikan.
nilai-nilai manusiawi dan
bagaimana cara
melembagakannya.
Logika berkaitan dengan telaah
terhadap asas-asas dan metode
penalaran secara benar. Logika sangat
penting dalam komunikasi, karena apa
yang dipikirkan harus dikomunikasikan
dan apa yang dikomunikasikan harus
merupakan putusan dari proses berfikir.
Stephen Littlejohn

TEMA TEMA
EPISTEMOLOGIKAL TEMA AKSIOLOGIKAL
ONTOLOGIKAL

Stephen Littlejohn dalam bukunya “Theories of Human Communication” menyajikan suatu sub bab
yang berjudul “Philosophical issues in the Study of Communication”
Tema epistemologikal

1 Mentalisme atau rasionalisme


Tema epistemologikal dikaji dari tahap hipotetikal yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikiran

bersangkutan dengan metode dan prosedur dalam manusia. Posisi ini menempatkan pada penalaran manusia.
2 Empirisme
menguji dugaan-dugaan sementara. yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi. Melihat
Little John mengajukan pertanyaan : Dengan proses dunia apa yang sedang terjadi.
3 Konstruksivisme
bagaimana timbulnya pengetahuan? terdapat empat
Percaya bahwa fenomena di dunia dapat dikonsepsikan dengan berbagai
posisi : cara, dimana pengetahuan berperan penting untuk merekayasa dunia
4 Konstruksivisme sosial
Realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk kehidupan
kelompok dan kehidupan budaya
15
Ontologi adalah cabang filsafat
mengenai sifat wujud (nature of
being), atau lebih sempit lagi sifat
fenomena yang ingin kita
ketahui dalam sosiologi berkaitan
dengan sifat interaksi sosial.
Littlejohn mengatakan bahwa dalam
teori komunikasi tampak berbagai
posisi ontologis, dapat
dikelompokkan menjadi dua posisi
dasariah yang saling berlawanan.
Teori aksional (actional
theory)
Teori nonaksional
(non-actional theory)
Bahwa orang menciptakan
makna, mereka mempunyai Bahwa perilaku pada dasarnya
tujuan, mereka menentukan ditentukan oleh dan responsive
pilihan nyata. Berpijak pada terhadap tekanan-tekanan yang lalu.
landasan teleologis yang Tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya
menyatakan bahwa orang dipandang tepat, interpretasi aktif
mengambil keputusan yang seseorang dilihat dengan sebelah
dirancang untuk mencapai mata.
tujuan.
Bagi cendikiawan
komunikasi, ada tiga
persoalan aksiologis itu :
Ilmu pengetahuan bersifat netral,
berupaya memperoleh fakta sebagaimana
tampak dalam dunia nyata.
Jika ada pendirian ilmu pengetahuan tidak
bebas nilai, karena karya peneliti dipandu
Apakah teori oleh suatu kepentingan dalam cara-cara
tertentu dalam melaksanakan
bebas nilai ? penyelidikan.
Beberapa cendikiawan berpendapat
bahwa teori tidak pernah bebas nilai
dalam metode dan substansinya. Para
ilmuwan memilih apa yang akan dipelajari,
dan pemilihan itu dipengaruhi oleh nilai-
nilai baik personal maupun institusional.
Titik pandang ilmiah secara
tradisional menunjukkan bahwa
Sejauh mana para ilmuwan melakukan
pengaruh praktek pengamatan secara hati-hati,
tetapi tanpa interferensi dengan
penyelidikan tetap memelihara kemurnian
terhadap objek pengamatan. Beberapa kritisi
tetap berpendapat bahwa teori
yang dipelajari? dan pengetahuan mempengaruhi
kelangsungan hidup manusia.
Apakah para ilmuwan akan tetap
objektif atau akan berupaya
Sejauh mana ilmu membantu perubahan sosial
dengan cara-cara yang positif ?
berupaya Peranan ilmuwan adalah
mencapai menghasilkan ilmu, sarjana
bertanggungjawab berkewajiban
perubahan sosial? mengembangkan perubahan
yang positif.
Jadi secara keseluruhan, persoalan aksiologis ini terdapat dua
posisi umum, yaitu :

1. Ilmu yang sadar nilai (value-conscious) 2. Ilmu yang bernilai netral (value-neutral)
mengakui pentingnya nilai bagi percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari
nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan
penelitian dan teori secara bersama
mengontrol efek nilai-nilai.
berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai
kepada tujuan positif.
Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam
karyanya ”Global Media Philosophies”
menjelaskan keterpautan pemerintah dengan
jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan
selalu bergeser. Pertanyaannya, dimana garis
pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?
Whitney R. Mundt
The Power of PowerPoint | thepopp.com 23
Menurut MUNDT

01 02 03 04
Teori Teori Teori Social Teori Soviet
Authoritarian libertarian Responsibility Communist
Pers

The Power of PowerPoint | thepopp.com 24


TEORI AUTHORITARIAN

pers adalah pelayan negara.


Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan
filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu
kerajaan.
Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli.
Negara-negara contohnya adalah Iran, Paraguay dan
Nigeria.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 25
TEORI LIBERTARIAN

media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas otonom,
bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi
pemerintah.
Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith.
Negara-negara contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 26


TEORI SOCIAL RESPONSIBILITY

merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi


berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media untuk
mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial
diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional.
Beberapa negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 27


TEORI SOVIET COMMUNIST (MARXIS)

dikatakan bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang berkuasa dan
dimiliki oleh negara.
Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan
kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal
dikontrol oleh kepentingan bisnis.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 28


Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap berpegang pada istilah
authoritarian dan libertarian. Jelasnya dibawah ini adalah tipologi Lowenstein, yaitu:

Kepemilikan Pers Kepemilikan Pers Kepemilikan Pers

Kepemilikan pribadi Kepemilikan partai politik Kepemilikan pemerintah

Dimiliki oleh perorangan atau Dimiliki oleh partai politik, Dimiliki oleh pemerintah atau
lembaga non-pemerintah; dibiayai disubsidi oleh partai atau anggota partai pemerintah yang dominan,
terutama oleh periklanan dan partai. disubsidi terutama oleh dana
langganan. pemerintah.
Menurut Mundt, pers terbagi menjadi:
Ototarian 1
Dengan lisensi dan sensor pemerintah untuk menekan kritik
dan dengan demikian memelihara kekuasaan kaum elite.
2 Social ototarian
Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk
melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan
Libertarian 3 tujuan filsafat.
Ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang
tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin pemasaran
gagasan secara bebas dan pengoperasian proses tegakkan 4 Social libertarian
diri Pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat
saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat
Social sentralis 5 operasional dari filsafat libertarian
Kepemilikan pemerintah atau lembaga umum dengan saluran
komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional
The Power of PowerPoint | thepopp.com 30
dan filsafat libertarian.
PIKIRAN SEBAGAI ISI
PESAN KOMUNIKASI
Pentingnya bahasa sebagai lambang, oleh karena itu tanpa
bahasa, pikiran sebagai isi pesan tidak mungkin
dikomunikasikan. Oleh karena itu pula bahasa melekat pada
pikiran, sehingga bahasa tidak mungkin dilepaskan dari pikiran.
Tegasnya orang berpikir dengan bahasa.
Dalam filsafat komunikasi masalah berpikir sebagai fungsi
komunikator ini perlu ditelaah secara mendalam, setidak-
tidaknya mengenai dua hal, yakni intensitas berpikir dan
sistematika berpikir.
Sistematika berpikir
Intensitas berpikir

Efektif tidaknya komunikasi bergantung pada Berpikir dapat didefinisikan sebagai kemampuan manusia
pesan. Dan pesan bergantung pada isi pesan, untuk mencari arti bagi realitas yang muncul di hadpaan
yaitu pikiran itu. Pada akhirnya bergantung kesadarannya dalam pengalaman dan pengertian.

pada komunikator yang menyusun pikiran Manusia sebagai makhluk sosial berpikir mengenai realitas

itu. Sistematika berpikir berdasarkan karya sosial yang dalam prosesnya berlangsung secara

tulis dr. Marseto Donoseputro. horizontal atau berpikir secara sensitivo-rasional dan
secara vertikal atau berpikir secara metarasional.
Berpikir deduktif (deductive thinking) Berpikir kausatif (causative thinking)

Berpikir induktif (inductiver thinking) Berpikir kreatif (crreative thinking)


Berpikir memecahkan masalah Berpikir filsafati (philisophical
(problem solving thinking) thinking)

SISTEMATIKA BERPIKIR

The Power of PowerPoint 34


|
ANY
QUESTION?
SEPERTI APA SISTEM PERS DI INDONESIA?
DAN BAGAIMANA KETERKAITAN PEMERINTAH
DENGAN PERS DI INDONESIA?
JELASKAN SECARA KRITIS
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai