Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir adalah kemampuan manusia untuk mencari arti bagi realitas yang
muncul di hadapan kesadaran dalam pengalaman dan pengertian. Pada dasarnya
setiap manusia itu selalu berfikir. Seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan.
Suatu ilmu, mungkin membutuhkan sistematika untuk mendapatkan hasil
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai rujukan. Dalam pemikiran tersebut
terdapat sebuah sistematika yang membawa kita menuju struktur berpikir itu
sendiri. Dalam sistematika ini efektif tidaknya komunikasi bergantung pada pesan
dan pesan bergantung pada isi pesan, yaitu pikiran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistematika berfikir ?
2. Apa yang dimaksud dengan pertimbangan nilai ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistematika Berpikir
Pentingnya sistematika berpikir bagi seorang komunikator adalah ketika ia
melakukan komunikasi intra sebelum melakukan komunikasi sosial dengan orang
lain. Seperti yang ditegaskan pesan komunikasi terdiri dari pikiran sebagai isi pesan
dan lambang sebagai media primer sebagai sarana pembawa pikiran pada komunikan.
Pikiran ini dikemas oleh bahasa. Proses ini dinamakan ideasi (ideation).
Jadi, efektif tidaknya komunikasi bergantung pada pesan. Dan pesan
bergantung pada isi pesan, yaitu pikiran itu.Pada akhirnya bergantung pada
komunikator yang menyusun pikiran itu. Berikut ini adalah sistematika berpikir
berdasarkan karya Dr. Marseto Donoseputro.
1. Berpikir Deduktif
Reasoning yang deduktif berasal atau bersumber dari suatu pandangan umum
(general conclution). Sumber dari filsafat berpikir seperti ini berasal dari plato dan
aristoteles. Meskipun cara ini kurang sempurna, tetap bermanfaat kalau deduksi ini
didasarkan pada suatu perumusan yang betul. Dasar dari pelajaran ilmu pasti alam
adalah demikian pula halnya.Dari satu rumus umumdapat ditarik sebagai
kesimpulan.Metode berpikir ini dapat disebut berpikir analitik.
2. Berpikir induktif
Kebalikan dari berpikir deduktif adalah berpikir induktif, yakni menarik suatu
kesimpulan umum dari berbagaikejadian (data) yang ada di sekitarnya.Dasarnya
adalah observasi, proses berpikirnya adalah synthesis, tingkatan berpikirnya adalah
inductive.Jelas, bahwa pemikiran semacam ini mendekatkan manusia pada ilmu
pengetahuan.
3. Berpikir memecahkan masalah (problem solving thingking)
Manusia mulai berpikir pada waktu ia mencoba mengenal untuk kemudian
menguasai situasi (to control the situation). Tingkatan ini merupakan suatu kelanjutan

2
yang logis dari kedua tingkatan terdahulu. Dengan pengetahuan mengenai gejala
umum yang dikenalnya dari pengalaman yang lampau (deduksi) ditambah dengna
observasi terhadap situasi yang dihadapinya, yang memberikan suatu kesimpulan
(induksi), maka ia kemudian akan menyelesaikan persoalannya dalam situasi tersebut.
4. Berpikir Kausatif
Titik berat berpikir kausatif adalah membentuk peristiwa mendatang dan
prestasi dari pada menunggu nasib yang akan menimpa (G. Terry, principles of
mangement).
5. Berpikir Kreatif
Adalah suatu tingkatan berpikir yang tinggi, kesanggupan sesorang untuk
menciptakan ide baru yang berfaedah.Creative thingking berbeda dengan original
thingking yakni, bahwa yang pertama selalu berguna bagi usaha penciptanya,
sedangkan original thingking tidak perlu.
6. Berpikir Filsafat
Louis O. Kattsoff dalam bukunya “element of philosophy” menyatakan bahwa
kegiatan filsafat merupakan perenungan yaitu, suatu jenis pemikiran yang meliputi
kegiatan meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan
gagasan yang satu dengna yang lainnya.
Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak
mungkin, mengajukan kritik, menemukan hakikatnya serta mengatur semuanya
dalam bentuk yang sistematika.Fisafat membawa kita kepada pemahaman, dan
pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak.Filsafat adalah suatu
analisis secara hati-hati terhadap penalaran mengenai suatu masalah, serta
penyusunan secara sengaja dan sistematis suatu pandangan yang menjadi dasar suatu
tindakan.
B. Pertimbangan Nilai
Pertimbangan nilai dilakukan seorang komunikator disaat mengemas
pikirannya dalam bahasa dalam ideasi, sesaat sebelum suatu pesan ditransmisikan

3
kepada komunikan. Nilai adalah pandangan, cita-cita, adat, kebiasaan, dan lain-lain
yang menimbulkan tanggapan emosional pada seseorang atau masyarakat tertentu.
Hakikat nilai dipelajari oleh cabang filsafat yaitu aksiologi.Aksiologi terdiri
dari perkataan “axios” yang berarti nilai dan “logos” yang berarti ilmu.Jadi, secara
harfiah aksiologi berarti ilmu tentang nilai.Dalam filsafat terutama filsafat
komunikasi, nilai berkaitan dengan logika, etika dan estetika.
Penilaian bersifat kontekstual dan situasional seperti halnya komunikasi.Suatu
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan ditentukan oleh
konteksnya dan situasinya ketika komunikasi itu berlangsung.Itulah sifat nilai
manusiawi yang terpaut pada komunikasi antar manusia.
1. Pengertian Nilai

Nilai adalah pandangan, cita-cita, adat, kebiasaan, dan lain-lain yang


menimbulkan tanggapan emosional pada seseorang atau masyarakat tertentu.
Tingkatan nilai adalah sesuai dengan kemampuan dan pengalaman seseorang sebagai
subjek. Penilaian bersifat kontekstual dan situasional seperti halnya komunikasi.Suatu
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan ditentukan oleh
konteksnya dan situasinya ketika komunikasi itu berlangsung.Itulah sifat nilai
manusiawi yang terpaut pada komunikasi antar manusia.
2. Ciri Nilai
Beberapa ciri-ciri nilai di antaranya, sebagai berikut:
a. Nilai adalah amat umum dan abstrak.
b. Nilai adalah konseptual.
c. Nilai menunjukkan dimensi “keharusan”.
d. Nilai menunjukkan perbedaan antar social yang mempengaruhi dengan
nilai pribadi yang khas.
e. Nilai bersifat mapan.
3. Nilai Logika, Etika dan Estetika dalam Komunikasi
a. Logika

4
Logika berkaitan dengan penelaahan terhadap asas-asas dan
metode penalaran secara benar. Berpikir logis berarti mengadakan
seleksi antara fakta dan opini. Logika oleh Summer didefinisikan
sebagai “ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi untuk
melakukan pembimbingan menuju kebenaran”.
Suatu pemikiran yang sahih memerlukan dua syarat, yaitu
putusan-putusan itu sendiri harus benar dan harus ada hubungan antara
putusan yang satu dengan putusan yang lain yang memungkinkan
terjadinya bimbingan yang tepat menuju kesimpulan.
b. Etika
Andersen mendefinisikan logika sebagai studi tentang nilai-
nilai dan landasan bagi penerapannya. Etika komunikasi adalah norma,
nilai, atau ukuran tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di
suatu masyarakat. Hakikat dan peranan etika dalam komunikasi yaitu :
proses dalam menyampaikan pesan dari komunikator kepada
komunikan dengan mempunyai maksud dan makna. Artinya dalam
menyampaikan pesan tersebut perlu adanya etika atau aturan. Hal ini
agar pesan komunikasi yang ingin disampaikan memiliki kesamaan
makna baik dari komunikator maupun komunikan.
c. Estetika
Estetika berasal dari Bahasa lain “aestheticus” atau Bahasa
Yunani “aestheticos” yang bersumber dari kata “aisthe” yang berarti
merasa. Immanuel Kant mengatakan bahwa estetika adalah masalah
persepsi. Estetika dalam komunikasi, fungsi estetis dengan ilmu
filsafat komunikasi yang dihasilkan oleh perasaan yang bertujuan
kepada keindahan, dengan hasilnya adalah kesenian.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari isi diatas dapat pemakalah simpulkan:
1. Pentingnya sistematika berpikir bagi seorang komunikator adalah ketika
ia melakukan komunikasi intra sebelum melakukan komunikasi sosial
dengan orang lain. Sistematika berpikir berdasarkan karya Dr. Marseto
Donoseputro di antaranya berpikir deduktif, berpikir induktif, berpikir
memecahkan masalah, berpikir kausatif, berpikir kreatif, dan berpikir
filsafat.
2. Pertimbangan nilai dilakukan seorang komunikator disaat mengemas
pikirannya dalam bahasa dalam ideasi, sesaat sebelum suatu pesan
ditransmisikan kepada komunikan. Penilaian bersifat kontekstual dan
situasional seperti halnya komunikasi.Suatu pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan ditentukan oleh konteksnya dan
situasinya ketika komunikasi itu berlangsung.Itulah sifat nilai manusiawi
yang terpaut pada komunikasi antar manusia.

Anda mungkin juga menyukai