Oleh :
Kelomok 3
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha
panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Stres di Tempat Kerja”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini .
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pesan-pesan
komunikator yang islami ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul ..................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Stres ................................................................................ 3
B. Jenis-Jenis Stres Kerja .................................................................. 4
C. Model Stres .................................................................................. 5
D. Faktor Pemoderasi Stres ............................................................... 9
E. Gejala dan Dampak Stres ............................................................. 11
F. Strategi Mengelola Stres Kerja .................................................... 13
G. Stress Kerja Dalam Perspektif Islam ............................................ 19
H. Implementasi Stress di Industri ..................................................... 29
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................. 23
Daftar Pustaka
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang
mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-
ekonominya saja tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit
serta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat menyebabkan sters dalam
bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut
dalam kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai
gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat
dilakukan dengan maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan
dalam bekerja. Apabila seseorang yang mengalami stres melakukan
pekerjaan itu malah akan mengganggu kestabilan dalam bekerja.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga
harus stabil agar terjadi singkronisasi yang harmonis antara faktor
kejiwaan serta kondisi yang terjadi. Jadi kita harus benar-benar
memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang dapat mempengaruhi
psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah.
Namun tidak dapt dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan
terjadi pada setiap karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena
pengaruh dari pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja.
Seseorang yang mengalami stres dalam bekerja tidak akan mampu
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.disinilah muncul peran dari
perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stres) yang
dialami oleh pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan
penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak mengurangi
kinerja karyawan tersebut.
Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana
penangannya yang baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar
1
2
3
4
B. Jenis-Jenis Stress
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
1) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,
dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan
individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan,
fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
orang membutuhkan sedikit stres dalam hidup mereka untuk terus menjadi
bahagia, termotivasi, menantang dan produktif. Karakteristik Eustress (Stres
Positif):jangka waktunya pendek , dianggap ada kemampuan kita mengatasi,
memotivasi dan memfokuskan energi, menarik, dan meningkatkan kinerja.
Contoh eustress: promosi jabatan, tugas pekerjaan yang menantang yang
dianggap tidak terlalu sulit atau terlalu mudah, semangat untuk
memenangkan perlombaan, kelahiran bayi, menghadapi pernikahan
2) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk
konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular
dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan
dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian. Bentuk stres dapat
menjadi kronis dan melemahkan individu. Hal ini dapat menyebabkan
kecemasan, depresi, dan penarikan yang semua gejala kekalahan dirasakan.
Gejala Fisiologis penderitaan termasuk peningkatan tekanan darah,
napas cepat dan ketegangan umum. Gejala perilaku meliputi makan
berlebihan, kehilangan nafsu makan, minum, merokok dan mekanisme
koping negatif. Karakteristik Distress (Stres negatif): dapat berlangsung
jangka pendek atau jangka panjang, dianggap di luar kemampuan kita
mengatasi, mengurangi motivasi dan menguras energi kita, sangat tidak
menyenangkan, menyebabkan masalah mental dan kesehatan, dan
mengurangi kinerja. Contoh: cedera pada saat latihan, kematian orang yang
dicintai, Kerawanan dalam pekerjaan, atau kehilangan pekerjaan. tidak bisa
bergaul dengan rekan tim dan pengawas, Kurangnya otoritas dan kurangnya
5
2005:354) yang antara lain meliputi : Level individual, Level kelompok , Level
organisasional, dan Level ekstra organisasional.
Stressor level individual yaitu yang secara langsung dikaitkan dengan tugas
pekerjaan seseorang (person-job interface). Contoh yang paling umum stressors
level individual ini adalah :
a. Role overload merupakan kondisi dimana pegawai memiliki terlalu
banyak pekerjaan yang harus dikerjakan atau di bawah tekanan jadwal
waktu yang ketat.
b. Role conflict. Terjadi ketika berbagai macam pegawai memiliki tugas dan
tanggung jawab yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
Konflik ini juga terjadi ketika pegawai diperintahkan untuk melakukan
sesuatu tugas/pekerjaan yang berlawanan dengan hati nurani atau moral
yang mereka anut.
c. Role ambiguity. Terjadi ketika pekerjaan itu sendiri tidak didefinisikan
secara jelas. Oleh karena pegawai tidak mampu untuk menentukan secara
tepat apa yang diminta organisasi dari mereka, maka mereka terus
menerus merasa cemas apakah kinerja mereka telah cukup atau belum.
d. Responsibility for other people. Hal ini berkaitan dengan kemajuan karir
pegawai. Kemajuan karir yang terlalu lambat, terlalu cepat, atau pada arah
yang tidak diinginkan akan menyebabkan para pegawai mengalami tingkat
stres yang tinggi. Apalagi jika mereka harus bertanggung jawab terhadap
karir seseorang yang lain akan menyebabkan level stress menjadi lebih
tinggi.
Stressor level kelompok disebabkan oleh dinamika kelompok dan perilaku
manajerial. Para manager menciptakan stres pada para pegawai dengan :
1) Menunjukkan perilaku yang tidak konsisten;
2) Gagal memberikan dukungan yang memadai;
3) menunjukkan ketidakpedulian;
4) Memberikan arahan yang tidak memadai;
5) Menciptakan suatu lingkungan produktivitas yang tinggi;
7
mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan
organisasi.
a. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu,
latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu
yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa
adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan
kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang
berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan
kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stres
adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat
memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
b. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur
organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor
itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh
manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan
penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan
partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui
strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan
serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi
fisik dan mental.
Dalam mengatasi stres terdapat banyak teknik yang dapat dipergunakan untuk
pengurangan stress yang terjadi. Empat pendekatan yang paling sering digunakan
adalah relaksasi otot, biofeedback, meditasi dan restrukturisasi kognitif yang
semuanya membantu para karyawan mengatasi stress yang berkaitan dengan
pekerjaan.
1) Relaksasi Otot
15
Sebutan persamaan yang umum dari berbagai teknik relaksasi otot adalah
pernafasan yang lambat dan dalam suatu usaha yang sadar untuk memulihkan
ketegangan otot. Diantara berbagai teknik yang tersedia, relaksasi progresif
kontinjensi adalah yang paling sering digunakan. Tehnik ini terdiri atas
menenangkan dan mengendurkan otot secara berulang-ulang yang diawali dari
kaki dan terus meningkat ke muka. Relaksasi dicapai dengan berkonsentrasi pada
kehangatan dan ketenangan yang berkaitan dengan otot yang dirileksasikan.
2) Biofeedback
Dalam biofeedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak
di deteksi, di perkuat dan di tunjukkan kepada orang tersebut. Peran potensial dari
biofeedback sebagai teknik manajemen stress individu dapat di lihat dari fungsi
tubuh hingga tekanan tertentu yang di kendalikan secara sukarela atau sadar.
Potensi biofeedback adalah kemampuannya untuk membantu relaksasi dan
mempertahankan fungsi tubuh pada keadaan nonstress. Salah satu keunggulan
tehnik biofeedback di bandingkan dengan tehnik nonbiofeedback adalah bahwa
tehnik ini memberikan data yang tepat mengenai fungsi tubuh. Pelatihan
biofeedback telah bermanfaat dalam mengurangi kegelisahan, menurunkan
keasaman lambung, mengendalikan tekanan dan migren, dan secara umum
mengurangi manifestasi fisiologis negative dari stress.
3) Meditasi
Meditasi mengaktifkan suatu respons relaksasi dengan mengarahkan ulang
pemikiran seseorang jauh dari dirinya sendiri. Respon relaksasi adalah kebalikan
fisiologis dan psikologis dari respons stress berperang atau lari. Herbert benson
menganalisis banyak program meditasi dan mendapatkan suatu respons relaksasi
empat langkah. Keempat langkah tersebut adalah :
1. Menemukan suatu lingkungan yang tenang.
2. Menggunakan suatu perangkat mental seperti suatu kata tang penuh
dengan kesan yang menyenangkan untuk mengubah fikiran dari pikiran
yang berorientasi secara eksternal.
3. Mengabaikan pemikiran yang mengganggu dengan bersandar pada suatu
sikap yang pasif.
16
ت فَإِذَاِ ض َي ِ ُصالة ُ ق َّ ض فِي فَا ْنتَش ُِروا ال ْ ض ِل ِم ْن َوا ْبتَغُوا
ِ األر ِ َّ َوا ْذ ُك ُروا
ْ َّللا ف
َّ يرا
َّللا ً ( ت ُ ْف ِل ُحونَ لَ َعلَّ ُك ْم َك ِث١٠)
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya
kamu beruntung.”
Bekerja merupakan perintah langsung dari Allah kepada umat manusia
agar mereka mencari penghidupan di dunia sebagai bekalan di akhirat. Bekerja
menurut Islam bukan hanya sebatas untuk mendapatkan uang untuk tetap bertahan
hidup. Tapi lebih kepada bagaimana seorang Muslim mampu menempatkan diri di
lingkungan yang berbeda untuk menjalin habluminannas, selain juga upaya
mendekatkan diri kepada Allah. Tanpa bekerja, manusia hanya akan menjadi
makhluk yang lemah dan tidak mempunyai daya apapun untuk menolong dirinya
sendiri di dunia, apalagi menolong orang lain dalam hidup bermasyarakat.
20
Tuntutan pekerjaan saat ini, membuat sebagian orang merasa frustasi dan
stres karena beban dan tanggungjawab yang terlalu besar. Perasaan semacam ini
seringkali menghinggapi pikiran kita bahwa betapa dunia ini kejam membuat kita
harus selalu merasa lelah dan tidak berdaya menghadapi persaingan global yang
terjadi saat ini. Pada akhirnya stres karena tuntutan pekerjaan yang terlalu berat
menjadikan manusia berputus asa dari rahmat Allah Swt. Padahal Allah sudah
memperingatkan dalam Qs Yusuf ayat 87:
diri, atau manajemen terhadap gejala yang paling efektif diberikan kepada
pekerja.
a) Pelatihan atau dukungan manajerial selanjutnya dapat digunakan untuk
membantu para karyawan dan kemungkianan menghilangkan stressor
yang paling serius.
b) memberikan penyediaan fasilitas dengan psikolog untuk dapat mengatasi
dan mengetahui masalah yang dialami pekerja.
c) Memberikan dukungan baik itu dari teman maupun atasan
d) Memberikan jaminan asuransi dan tunjangan kesehatan kepada pekerja
agar dapat meningkatkan kerajinan dan tidak khawatir jika terjadi sesuatu
maka pekerja akan mendapatkan jaminan dari perusahaan tempatnya
bekerja.
e) Jam kerja yang fleksibel dimana seiap perusahaan memberikan waktu
kerja dan istirahat sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan yang dapat
mengurangi kelelahan sehingga berdampak pada stress kerja.
f) Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan perubahan
diperusahaan sehingga para karyawan menganggap dirinya bahwa dia
penting dalam perusahaan dan keberadaannya dianggap serta
mengikutsertakan segala karyawan dalam setiap ptogram yang
dilaksanakan perusahaan.
g) Memantau terus menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat
menjadi sumber stress dan dapat diindentifikasi agar dapat dihilangkan.
h) Memperluas komunikasi baik pekerja maupun atasan untuk menghindari
terjadinya konflik sesama pekerja.
Seorang yang berkepribadian shalih bukan yang tidak punya masalah dan
tidak menghadapi atau lari dari stres dan masalah, melainkan orang yang justru
mampu menghadapi masalah tanpa bermasalah baru dan mengatasi stres dengan
baik, sebab segala peristiwa hidup merupakan ujian iman untuk menempa
karakter manusia yang harus dihadapi sebagai bahan peningkatan kualitas diri dan
bukan untuk dihindar. Maka, untuk menghindari dan merileksasikan stress
ditempat kerja juga sebuah perusahaan bisa menanamkan nilai keagamaan kepada
22
karyawan maupun setiap atasan, karena ini juga salah satu obat untuk mengatasi
setiap permasalahan yang kita hadapi dan karyawan bisa bekerja sesuai dengan
syariat agama. Salah satu nilai keagamaan yang dapat diterapkan diperusahaan
yaitu :
a) Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya melakukan brifing salah satunya
berdoa sebelum melakun pekerjaan untuk merileksasikan diri agar tidak
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan serta dapat melancarkan setiap
kegiatan yang dilakukan dalam meningkatkan produktifitas kerja.
b) Sebelum bekerja setiap pekerja melaksanakan sholat dhuha’
c) Beribadah tepat waktu
d) Mengadakan pengajian bersama satu kali dalam seminggu.
e) Memberikan pencerahan atau motivasi kepada pekerja setelah sholat
dhuhur agar termotivasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
f) Setelah melakukan bisa melakukan evaluasi kerja untuk mengetahui
kendala dalam melakukan pekerjaan serta mecari masalahnya sehingga
menghindari konflik yang bisa terjadi.
g) Rekreasi kepada pekerja beserta anggota keluarga pekerja untuk menjalin
silaturahmi yang baik antar sesame anggota keluarga pekerja.
h) Mengucapkan salam jika saling bertemu antar pekerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal
tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga
terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt hal yaitu
tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional.
Keempat hal tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap
individu tergantung bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah
adanya respon barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang
tersebut.
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimana stress
itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Stress-
stres yang dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi dengan
banyak metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan
suatu perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat mengurangi
stress yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang
serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu
masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya
dalam bekerja.
B. Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik
pengurangan stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan
baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta
meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga
baik bagi perusahaan(lembaga).
23
DAFTAR PUSTAKA
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi, buku 1 dan 2,
Jakarta : Salemba Empat.
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_penge
nalan